Dosen Pengampu:
Saya berharap makalah ini dapat memberikan banyak pengetahuan baru tentang “Jurnalisme
Perang” kepada pembaca makalah ini. Selain itu tujuan dibuatnya makalah ini untuk
menyelasaikan tugas dari dosen pengampu mata kuliah Dasar Jurnalistik dan menambah
wawasan mahasiswa.
Saya telah berusaha menyusun makalah ini dengan baik tetapi saya sadar bahwa makalah ini
masih jauh dengan kata sempurna. Oleh karena itu saya mohon maaf jika terdapat banyak
kesalahan di dalamnya baik itu isi, penulisan, dan cara penyampaiannya. Saya sangat
menerima masukan dan kritik dari pembaca serta dari dosen pengampuh untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3
Executive Summary .................................................................................................................... 4
BAB I ........................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 7
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................ 7
BAB II .......................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 9
2.1 Definisi jurnalisme perang dan perkembangannya ......................................................... 9
2.2 Faktor dan Karakteristik Jurnalisme Perang ................................................................... 11
2.3 Contoh Praktek Jurnalisme Perang serta Analisis Kritis ................................................. 12
BAB III ....................................................................................................................................... 14
PENUTUP .................................................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 15
Executive Summary
Jurnalisme perang adalah cabang jurnalisme yang berkaitan dengan peliputan konflik
bersenjata dan perang. Makalah ini menyelidiki bagaimana perang memengaruhi praktik
jurnalisme dan kebebasan pers. Dalam konteks perang, kebebasan pers sering kali dibatasi,
pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah dan otoritas militer. Hal ini melibatkan
sensor informasi, larangan publikasi, atau pembatasan akses jurnalis ke daerah konflik.
Perang juga membawa risiko dan ancaman yang tinggi bagi jurnalis. Mereka menghadapi
bahaya fisik seperti serangan langsung, penangkapan, penyanderaan, atau bahkan
pembunuhan. Ketakutan akan keselamatan mereka dapat mempengaruhi kemampuan
jurnalis dalam melaporkan secara objektif dan independen. Selama perang, pihak yang
terlibat sering kali menggunakan propaganda untuk mempengaruhi opini publik. Informasi
dapat dimanipulasi untuk menciptakan narasi yang mendukung agenda politik atau militer.
Jurnalis perang harus menjaga kewaspadaan terhadap propaganda dan berusaha menyajikan
fakta yang obyektif kepada masyarakat.
Akses ke daerah konflik juga menjadi tantangan bagi jurnalis. Pemerintah atau
kelompok bersenjata dapat menghambat akses jurnalis atau memberlakukan kontrol ketat
terhadap laporan yang keluar. Hal ini menyulitkan jurnalis untuk mendapatkan informasi yang
akurat dan menyeluruh. Peningkatan pengawasan dan pengintaian terhadap jurnalis juga
terjadi selama perang. Komunikasi mereka dapat dipantau oleh pemerintah, yang
mempengaruhi kerahasiaan sumber dan kebebasan jurnalis dalam melindungi informan atau
sumber rahasia. Penting untuk diakui bahwa jurnalis perang berhadapan dengan trauma dan
tekanan psikologis akibat paparan terhadap kekerasan dan penderitaan yang dialami selama
konflik. Dampak ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental mereka dan
kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas mereka dengan objektivitas.
Meskipun tantangan dan risiko yang dihadapi, jurnalis perang tetap berdedikasi untuk
menyampaikan laporan yang akurat dan obyektif kepada publik. Organisasi dan lembaga
internasional bekerja untuk mempromosikan perlindungan bagi jurnalis perang dan
memperjuangkan kebebasan pers dalam konteks konflik bersenjata. Dalam konteks ini,
pemahaman mendalam tentang peran dan tantangan jurnalisme perang penting untuk
memastikan penyebaran informasi yang akurat dan transparan. Dengan melindungi
kebebasan pers dan jurnalis perang, kita dapat menjaga kepentingan publik dan
mempromosikan perdamaian serta keadilan dalam situasi konflik.
BAB I
PENDAHULUAN=
1.1 Latar Belakang
Jurnalisme perang adalah jenis jurnalisme yang meliput peristiwa-peristiwa di medan
perang dan konflik bersenjata. Jurnalis perang bertugas untuk memberikan informasi
yang akurat dan obyektif tentang peristiwa-peristiwa tersebut kepada masyarakat, serta
mempengaruhi kebijakan pemerintah dan opini publik tentang konflik dan perang.
Jurnalis perang harus bekerja dalam kondisi yang sangat berbahaya dan menghadapi
risiko yang besar, sehingga memerlukan keterampilan dan keberanian yang khusus.
Selain itu, jurnalis perang juga harus mematuhi etika jurnalistik dan meminimalisir bias
dalam peliputannya. Perang dapat memengaruhi praktik jurnalisme dan kebebasan pers
dengan berbagai cara. Dalam situasi perang, pemerintah dan militer sering kali
mengontrol informasi yang dirilis ke publik dengan alasan keamanan nasional. Hal ini
dapat membatasi kebebasan pers dan menghambat jurnalis dalam melaksanakan
tugasnya. Selain itu, jurnalis perang juga berisiko mengalami kekerasan, penangkapan,
dan bahkan kematian, yang dapat memengaruhi praktik jurnalisme dan kebebasan pers.
Namun, meskipun terdapat risiko dan tantangan dalam meliput perang, jurnalisme
perang tetap penting untuk memberikan informasi yang akurat dan obyektif tentang
peristiwa-peristiwa di medan perang kepada masyarakat.
Jurnalis perang menghadapi berbagai tantangan dan risiko dalam melaksanakan tugas
mereka. Mereka berisiko mengalami kekerasan, penangkapan, dan bahkan kematian saat
meliput konflik bersenjata. Selain itu, jurnalis perang juga harus bekerja dalam kondisi
yang sangat sulit, seperti medan yang tidak stabil dan berbahaya, serta terbatasnya akses
ke sumber daya dan infrastruktur yang memadai. Namun, meskipun terdapat risiko dan
tantangan dalam meliput perang, jurnalisme perang tetap penting untuk memberikan
informasi yang akurat dan obyektif tentang peristiwa-peristiwa di medan perang kepada
masyarakat. Teknologi dan media sosial telah memengaruhi peliputan perang dan
penyebaran informasi dengan cara yang signifikan. Jurnalis perang dapat menggunakan
teknologi seperti drone dan kamera yang dipasang pada helm untuk merekam dan
mengirimkan gambar langsung dari medan perang. Selain itu, media sosial
memungkinkan jurnalis dan warga biasa untuk membagikan informasi dan gambar secara
cepat dan luas. Namun, teknologi dan media sosial juga dapat memicu penyebaran
informasi yang salah atau tidak akurat, serta mempercepat penyebaran propaganda dan
pesan yang merugikan. Oleh karena itu, penting bagi jurnalis perang untuk tetap berhati-
hati dan memastikan keakuratan informasi sebelum membagikannya kepada publik.
Jurnalisme perang dapat memiliki dampak moral dan etis yang signifikan. Sebagai
contoh, jurnalis perang harus mempertimbangkan keseimbangan antara kebebasan pers
dan tanggung jawab untuk tidak merugikan keamanan nasional atau membahayakan
nyawa orang lain. Selain itu, jurnalis perang juga harus mempertimbangkan dampak
psikologis dari liputan perang, baik pada dirinya sendiri maupun pada masyarakat yang
membaca atau menonton laporan tersebut. Oleh karena itu, jurnalis perang harus
mematuhi standar etika dan moral yang ketat dalam melaksanakan tugas mereka, seperti
memastikan keakuratan informasi, menghormati privasi dan martabat korban atau
keluarga korban, serta mempertimbangkan keamanan dan kesejahteraan pihak-pihak
yang terlibat dalam konflik bersenjata. Jurnalisme perang dapat memengaruhi hubungan
internasional dan persepsi internasional terhadap konflik dengan cara yang signifikan.
Laporan media tentang perang dapat mempengaruhi opini publik di seluruh dunia dan
memperkuat atau merusak dukungan internasional untuk suatu konflik. Selain itu, liputan
media juga dapat mempengaruhi cara pemerintah dan organisasi internasional
merespons konflik, serta mempengaruhi sikap dan tindakan negara-negara lain terhadap
konflik tersebut. Oleh karena itu, jurnalis perang harus memperhatikan dampak laporan
mereka pada hubungan internasional dan persepsi internasional terhadap konflik, serta
memastikan keakuratan dan ketepatan informasi yang mereka laporkan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan bagi
jurnalis perang antara lain adalah memberikan pelatihan dan peralatan yang memadai
sebelum mereka bertugas, memastikan bahwa jurnalis memiliki akses ke informasi dan
sumber daya yang mereka butuhkan untuk melaporkan konflik dengan aman, serta
memberikan dukungan dan perlindungan hukum bagi jurnalis yang mengalami ancaman
atau kekerasan. Selain itu, perlu ada kerjasama antara pemerintah, organisasi media, dan
kelompok masyarakat sipil untuk memastikan bahwa jurnalis dapat melaksanakan tugas
mereka dengan aman dan tanpa takut. Hal ini dapat mencakup upaya untuk memperkuat
hukum dan regulasi yang melindungi jurnalis, mempromosikan kebebasan pers, dan
memperkuat mekanisme penegakan hukum untuk menangani kekerasan terhadap
jurnalis. Pengalaman jurnalis perang dapat membentuk narasi dan laporan perang
dengan cara yang signifikan. Pengalaman langsung di medan perang dapat memberikan
wawasan dan pemahaman yang mendalam tentang konflik dan kondisi di lapangan, serta
membantu jurnalis untuk memahami kompleksitas dan dinamika konflik. Selain itu,
pengalaman jurnalis perang juga dapat mempengaruhi cara mereka memilih dan
melaporkan cerita, termasuk bagaimana mereka menekankan atau mengecilkan aspek-
aspek tertentu dari konflik. Hal ini dapat mempengaruhi cara publik memahami konflik,
serta mempengaruhi sikap dan tindakan pemerintah dan organisasi internasional
terhadap konflik tersebut. Oleh karena itu, penting bagi jurnalis perang untuk
mempertimbangkan pengalaman mereka dan dampaknya pada laporan mereka, serta
memastikan bahwa laporan mereka akurat, seimbang, dan mencerminkan realitas di
lapangan.
2. Memahami Prinsip-Prinsip dan Ketentuan dalam Jurnalisme Perang: Tujuan lain dari
makalah ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip, ketentuan, dan karakteristik
yang berlaku dalam aliran jurnalisme perang. Kami akan menjelaskan pentingnya
keakuratan, objektivitas, kemandirian, etika, dan tanggung jawab dalam melaporkan
informasi perang kepada pembaca atau penonton. Dengan memahami prinsip-
prinsip ini, pembaca akan dapat memahami nilai-nilai yang mendasari jurnalisme
perang.
3. Membahas Contoh Praktek Jurnalisme Perang: Makalah ini akan memberikan contoh-
contoh praktek jurnalisme perang yang relevan dan aktual.
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa jurnalisme perang merupakan bagian penting dari bidang
jurnalisme yang melibatkan peliputan konflik dan perang di seluruh dunia. Praktik
jurnalisme perang telah mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu dan
kemajuan teknologi. Jurnalisme perang memiliki dampak yang signifikan pada
pemahaman publik tentang konflik, peran negara, dan dampaknya terhadap warga sipil.
Pada dasarnya, jurnalisme perang diarahkan oleh prinsip-prinsip etika dan integritas
jurnalistik yang mencakup kebenaran, obyektivitas, dan penghormatan terhadap privasi
dan martabat korban. Jurnalisme perang juga diatur oleh ketentuan hukum dan norma-
norma kemanusiaan internasional.
Media massa dan platform digital memainkan peran penting dalam menyampaikan
laporan jurnalisme perang kepada publik. Melalui berbagai format seperti berita
langsung, foto, video, wawancara, dan analisis mendalam, media memberikan informasi
yang lebih komprehensif dan mendalam tentang konflik. Namun, jurnalisme perang juga
memiliki tantangan dan risiko yang harus diatasi. Keamanan wartawan menjadi isu
krusial, karena mereka beroperasi di medan perang yang berbahaya. Selain itu, ada juga
risiko terhadap integritas dan objektivitas laporan yang dapat dipengaruhi oleh
kepentingan politik atau tekanan dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
Dalam menjalankan tugas mereka, wartawan perang harus menjaga profesionalisme,
keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial. Mereka memiliki peran yang krusial dalam
membawa informasi, menyuarakan suara yang terpinggirkan, dan mempengaruhi opini
publik. Melalui jurnalisme perang yang berkualitas, diharapkan dapat tercipta
pemahaman yang lebih baik tentang konflik, upaya perdamaian, dan perlindungan hak
asasi manusia. Jurnalisme perang memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan
informasi dan pemahaman tentang konflik dan perang kepada publik. Dengan mematuhi
prinsip-prinsip etika, menjaga obyektivitas, dan mengedepankan kebenaran, wartawan
perang dapat berkontribusi secara signifikan dalam menjembatani kesenjangan informasi
dan membentuk opini publik yang bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Suryanto, B., & Adiwijaya, A. (2021). Perkembangan Jurnalisme Perang dalam Media
Digital di Indonesia. Jurnal Komunikasi Massa, 17(2), 135-148.
Setiawan, D. (2019). Jurnalisme Perang: Perspektif Global dan Konteks Indonesia. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.
Kusuma, H. (2019). Jurnalisme Perang di Era Digital. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Santoso, I. (2016). Perang Informasi dan Etika Jurnalisme di Indonesia. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 14(1), 1-12.