2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
Monavia Ayu Rizaty, 2023 data Indonesia ada 25.0050 kasus kekerasan
perempuan di Indonesia pada 2022
ABSTRAK
Based on data from the Malang District Office of Child Protection and Women's
Empowerment (DP3A), until August 2023, there were 59 cases of sexual violence against
children. According to the head of DP3A Malang District, this number has increased
compared to previous years (Dermaleksana, 2023). From January to September 2023,
data was obtained on 186 child and female patients who submitted requests for post
mortem to the Forensic Medicine Installation (IKF) of RSSA who experienced violence.
With details, domestic violence (domestic violence) as many as 32 cases, violence
against women 80 cases, violence against children 32 cases, moral acts as many as 42
cases. In an effort to collect evidence in court, it is necessary to carry out medical
examinations by doctors and other experts, the results of which are called Visum Et
Repertum. In addition to being carried out by doctors, the examination also involves
forensic nurses. The implementation of nursing care is carried out together with doctors in
the Emergency Room (IGD) or hospitalization. With the implementation of forensic
nursing care, it is hoped that the examination of child / female victims and families can be
carried out comprehensively, covering biological, psychological, social and spiritual
aspects. The methods used are the same as the implementation of nursing care in
general, starting from assessment, determining nursing diagnoses, developing nursing
plans, nursing interventions, implementation, and evaluation.By applying nursing care to
children and women who experience cases of violence, the data collected can be more
complete both physically and psychologically, collaboration between doctors and nurses
can be carried out properly, so that follow-up can be arranged according to the conditions
and needs of the victim / family.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. MANFAAT
LANDASAN TEORI
BAB III
a. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada tiap masing –
masing kasus berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI) sebagai berikut :
1. Penganiayaan oleh orang yang tidak dikenal
Nyeri akut
Gangguan itegritas kulit
Ansietas
Sindrom pasca trauma
Koping defensif
Koping tidak efektif
Resiko perdarahan
Resiko distress spiritual
2. Penganiayaan oleh orang terdekat
Nyeri akut
Gangguan itegritas kulit
Ansietas
Gangguan pola tidur
Distress spiritual
Koping tidak efektif
Sindrom pasca trauma
Resiko bunuh diri
Keputusasaan
Harga diri rendah situasional
Isolasi sosial
Koping tidak efektif
Penurunan koping keluarga
Resiko harga diri rendah situasional
Resiko perdarahan
Resiko difisit nutrisi
Resiko distress spiritual
3. Penganiayaan dalam rumah (KDRT)
Nyeri akut
Gangguan itegritas kulit
Ansietas
Gangguan pola tidur
Koping tidak efektif
Distress spiritual
Harga diri rendah situasional
Sindrom pasca trauma
Penurunan koping keluarga
Resiko perdarahan
Resiko difisit nutrisi
Resiko bunuh diri
Resiko distress spiritual
Resiko harga diri rendah situasional
4. Persetubuhan
Nyeri akut
Gangguan itegritas kulit
Ansietas
Gangguan pola tidur
Harga diri rendah situasional
Keputusasaan
Isolasi sosial
Distress spiritual
Koping tidak efektif
Sindrom pasca trauma
Kesiapan peningkatan koping keluraga
Ketidakmampuan koping keluarga
Penurunan koping keluarga
Gangguan proses keluarga
Gangguan interaksi sosial
Resiko difisit nutrisi
Resiko Harga diri rendah situasional
Resiko kehamilan yang tidak dikehendakisa
Resiko bunuh diri
Resiko distress spiritual
Resiko disfungsi seksual
Resiko proses pengasuhan tidak efektif
5. Perzinahan
Ansietas
Gangguan itegritas kulit
Gangguan pola tidur
Harga diri rendah situasional
Distress spiritual
Takut terhadap dampak dari kasus tersebut
Penurunan atau hilangnya dukungan keluarga
Penurunan koping keluarga
Gangguan proses keluarga
Resiko difisit nutrisi
Resiko harga diri rendah situasional
Resiko kehamilan yang tidak dikehendaki
Resiko bunuh diri
Resiko distress spiritual
Resiko disfungsi seksual
6. Pencabulan
Ansietas
Gangguan integritas kulit
Gangguan pola tidur
Harga diri rendah situasional
Keputusasaan
Isolasi sosial
Gangguan interaksi sosial
Distress spiritual
Kesiapan peningkatan koping keluraga
Ketidakmampuan koping keluarga
Penurunan koping keluarga
Gangguan proses keluarga
Gangguan interaksi social
Resiko difisit nutrisi
Resiko Harga diri rendah situasional
Resiko bunuh diri
Resiko distress spiritual
Resiko disfungsi seksual
Resiko proses pengasuhan tidak efektif
7. Pemerkosaan
Ansietas
Gangguan itegritas kulit
Resiko difisit nutrisi
Harga diri rendah situasional
Keputusasaan
Isolasi sosial
Gangguan interaksi sosial
Distress spiritual
Resiko distress spiritual
Resiko disfungsi seksual
Resiko harga diri rendah situasional
Resiko bunuh diri
8. Berduka
Berduka
Distress spiritual
Gangguan proses keluarga
Penurunan koping keluarga
Koping tidak efektif
Resiko distress spiritual
b. Luaran dan Intervensi Keperawatan
TIDAK BERHASIL
b. Aniaya Seksual ± 23 th 19 th -
c. Penolakan
Jelaskan :
Pada bulan Desember sampai Februari korban tidak haid, namun koban
berpikir bahwa hal itu karena gangguan hormon. Pada awal bulan
maret korban dan ibunya melakukan pemeriksaan ke dokter
kandungan, dan didapati jika korban telah hamil.
Jelaskan : korban mengatakan saat SMP menjadi korban bullying sehingga mengalami
depresi berat. Orang tua korban tidak mengantar korban untuk melakukan pemeriksaan
ke psikiater, sehingga korban diam-diam melakukan pemeriksaan sendiri ke psikiater
dan mendapatkan obat untuk depresinya.
5. Pernah mengalami penyakit fisik YA √ TIDAK
Jelaskan :
Sebutkan ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....
Skala Nyeri untuk Umur > 9 Tahun Skala Nyeri untuk Umur < 9 Tahun
NILAI SKALA NYERI:
0 (Tidak Nyeri)
1-3 (Ringan)
4-6 (Sedang)
Diagram
kode diagram
A : Abrasi
B: Bruise
Bu : Burn
E : eritema
L : laserasi
P : Ptekie
Pu : Pressure ulcer
R : Rash
S : Scar
ST: stoma
U : Ulcer
1. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Saat SMP menjadi korban bullying, sempat mencoba bunuh diri dengan
melukai pergelangan tangannya dan minum obat PCT dalam jumlah
banyak.
2. Konsep diri
3. Hubungan social
Orang yang berarti/terdekat : keluarga (ayah dan ibu)
Kelompok/masyarakat/ :
Hubungan social : menurut orang tua korban memiliki sedikit teman bermain
dan cenderung sering bermain di rumah sendirian
6. Spiritual
pembicaraan
Tremor
11. Afek : Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Sesuai
KETERANGAN YA TIDAK
Pemberi Pelayanan
ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis
2. Terapi yang diberikan
MASALAH KEPERAWATAN
1. 05/02/2023 Nyeri akut b.d luka akibat dari tindakan kekerasan yang
diterima
2. 05/02/2023
Gangguan proses keluarga b.d transisi situasional
(perpisahan)
IMPLEMENTASI
Menenangkan pasien
15.45 S :
RR : ……20……x/menit
BP : ……100/60 mmHG
N :…….80……x/menit
Tax : ………..36,2 ◦C
A :
Masalah teratasi
P :
Contoh Askep :
BAB V