Anda di halaman 1dari 10

PEMANTAUAN KESEHATAN JEMAAH HAJI

DEBARKASI HAJI KLOTER 16 SD 20 TAHUN 2022


ASRAMA HAJI SUKOLILO SURABAYA

Oleh :

Irwan Sugiharso, AMK, SKM, M.Kes

KKP KELAS II PROBOLINGGO


WILKER PANARUKAN
2022

1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masyarakat muslim Indonesia yang menunaikan ibadah haji mencapai 200 ribu
orang lebih setiap tahunnya, dengan risiko kesehatan yang masih cukup tinggi.
Debarkasi Haji adalah bandar udara tempat kedatangan jemaah haji dari
Arab Saudi, kondisi matra haji ( kondisi lingkungan yang berbeda saat di jumpai di
Tanah Suci dengan di Surabaya ) selama perjalanan ibadah haji, jemaah usia lanjut
dengan risiko kesehatan lain juga merupakan ancaman penularan penyakit di Arab
Saudi masih menjadi masalah kesehatan jemaah haji indonesia yang tentunya sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan ibadah haji. Penyakit Infeksi Emerging ( PIE )
mendapat perhatian khusus dan menjadi masalah kesehatan masyarakat serius.
Kekhawatiran akan Penyakit Infeksi Emerging tidak hanya karena dapat menimbulkan
kematian, tetapi juga karena dapat membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar
dalam era globalisasi, saat seluruh dunia saling terhubung.
Pada awal tahun 2020, COVID-19 menjadi perhatian dunia karena kasus yang
terjadi semakin meluas. Kasus banyak terjadi dilaporkan diluar China dan terjadinya
kasus kematian akibat COVID-19 ini. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan
COVID-19 sebagai PHEIC ( Public Health Emergency ofInternational Concern) /
KKMD ( Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia). Dan juga
menetapkan COVID-19 sebagai Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Indonesia telah
melaporkan adanya kasus COVID-19 ini pada tanggal 02 Maet 2020. Dalam
mengantisipasi penyakit Covid19 ini dilakukan pengawasan yang ketat di pintu masuk
Negara guna pencegahan penyebaran COVID-19 pada jemaah haji tahun ini.
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mempunyai tugas
melakukan pelayanan kesehatan kekarantinaan di Pintu Masuk Negara dan Wilayah
seperti Pelabuhan dan Bandara.( Permenkes No.033 Tahun 2021 ) Dalam melaksanakan
tupoksi tersebut maka diperlukan antisipasi pada saat situasi yaitu pengawasan orang
dan barang untuk dilakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian penyakit

2
B. DASAR HUKUM
1. International Health Regulation ( IHR 2005 )
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No.442 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia.

C. TUJUAN
1. Memberikan gambaran distribusi Jemaah Haji daerah asal .
2. Memberikan Informasi tentang penjadwalan Debarkasi Haji Surabaya
3. Memberikan gambaran distribusi Jemaah haji perkloter.
4. Memberikan gambaran / jenis pemeriksaan pada Jemaah haji.
5. Memberikan layanan vaksinasi pada Jemaah haji yang belum dosis 3 /booster.

D. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
1. Kegiatan analisis situasi kedatangan jemaah haji dilaksanakan melalui pendekatan
surveilans yaitu dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan data dan analisis
data.
2. Pengawasan Jemaah haji pada saat kedatangan dengan pemeriksaan suhu tubuh dan
pemeriksaan swab antigen juga bila perlu PCR kepada seluruh jemaah haji sebelum
di pulangkan.
3. Kegiatan penanganan kesehatan situasi debarkasi haji dengan membuka pelayanan
vaksinasi booster juga memberikan pelayanan kesehatan medis dasar dan rujukan
bagi jemaah haji yang membutuhkan.

3
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tanggal Kegiatan Debarkasi Haji :
Kloter 16 : 27 Juli 2022 pada pukul 05.11 WIB
Kloter 17 : 28 Juli 2022 pada pukul 07.38 WIB
Kloter 18 : 28 Juli 2022 pada pukul 21.53 WIB
Kloter 19 : 29 Juli 2022 pada pukul 11.25 WIB
Kloter 20 : 30 Juli 2022 pada pukul 00.58 WIB
2. Lokasi Kegiatan : Asrama Haji Sukolilo Surabaya
3. Tenaga Pelaksana :
a. Petugas Teknis Seksi PKSE ( Surveilans )
- Irwan Sugiharso, AMK, SKM, M.Kes
b. Petugas Teknis Seksi UKLW ( Swaber )
- Bhakti Arif Darmawan, SST
- Nurcholis, AmdKep
- Sigit Adiatmiko, AmdKep
- Mita Meirendra, AmdKep
- Tyas, AmdKep
- Ashar Rifai, AmdKep
c.Tenaga Sub Bagian TU ( sopir ambulance )
- Ajid Aminullah
- Reza

F. HASIL KEGIATAN
1. Domisili / Asal Jemaah Haji
Jemaah haji yang dilakukan pemantauan kesehatan berasal dari Propinsi Jawa Timur
dengan 11 Kabupaten / Kota antara lain :
 Kabupaten Gresik
 Kabupaten Pasuruan
 Kota Malang
 Kabupaten Nganjuk
 Kabupaten Lumajang
 Kabupaten Probolinggo
 Kabupaten Mojokerto

4
 Kota Probolinggo
 Kabupaten Sampang
 Kota Batu
 Kabupaten Malang

2. Jumlah Jemaah tiap kloter :


246 243 245
250 227223 227
215
201 203 203
200

150
Pria
Wanita
100

50

0
16 17 18 19 20

Grafik : Jemaah haji perkloter berdasarkan jenis kelamin


Melihat data di atas Jemaah Haji Wanita yang terbanyak yang datang dari Tanah
Suci sebanyak 1.143 orang dan laki-laki sebanyak 1.090 orang .
Dari kegiatan surveilans debarkasi haji yang telah dilakukan didapatkan sebagai
berikut :
Jemaah
No Kloter Keterangan
Pria Wanita
1 16 223 227 450 swab Neg
447 (swab Neg.445
2 17 246 201 Pos.2)
3 18 203 243 446 swab Neg
4 19 215 227 442 swab Neg
448 (swab Neg.447
5 20 203 245 Pos.1)
Total 1090 1143
Tabel : Jemaah Haji perkloter yang diswab

5
Melihat data di atas swab antigen dilakukan terhadap semua jemaah yang datang
dari Tanah Suci sejumlah 2.233 orang dan di dapati Jemaah haji yang ada gejala
batuk dan pilek dilakukan pemeriksaan Swab antigen maupun PCR. Setelah
dilakukan pemeriksaan tersebut di dapati hasil dengan rincian jemaah yang swab
antigen (+) sejumlah 3 orang dan dari 3 orang tersebut dilanjutkan pemeriksaan
PCR dan didapati yang PCR ( + ) sejumlah 2 orang sekitar 0,001 % yang bergejala
dan membutuhkan penanganan intensif.
3. Vaksinasi dosis 3 / Booster
Jemaah haji yang di lakukan vaksinasi dosis 3 / booster di asrama haji sejumlah 121
orang / 0,054 % dan yang ditunda karena sakit dan belum waktunya sejumlah 75
orang sekitar 0,033 %.

G. KESIMPULAN
 Peran KKP dalam hal cegah tangkal penyakit menular dan potensial wabah di pintu
masuk suatu Wilayah / Negara) sangat dibutuhkan dan selalu dituntut untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan pengamatan surveilans epidemologi yang aktif
demi memperkuat preven, detec dan respon.
 Memperketat Protokol Kesehatan khususnya pemakaian masker yang baik dan
benar pada setiap Jemaah haji baik itu di saat di Tanah Suci maupun saat dalam
pesawat waktu kepulangan di tanah air .

6
H. PENUTUP
Demikian pemantauan kesehatan Jemaah haji debarkasi haji ini kami buat. Untuk
kesempurnaan pelaksanaan kegiatan yang sejenis di masa yang akan datang, sangat
diharapkan masukan dari berbagai pihak.

I. DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan, 2021. Tata Kerja dan Organisasi Kantor Kesehatan
Pelabuhan
2. Kementrian Kesehatan, 2018. Undang – Undang Karantina Kesehatan
3. Kementrian Kesehatan, 1984. Undang – Undang Wabah Penyakit Menular
4. WHO, 2020. Penetapan Pandemi Covid19 sebagai PHEIC
5. Kementrian Perhubungan, 2012. Persyaratan dan Tata Cara penempatan
debarkasi haji

7
LAMPIRAN PEMANTAUAN KESEHATAN

Gambar 1. Brefing TIM Debarkasi Haji

Gambar 2. Penjelasan K3JH Oleh Perwira jaga KKP dr. Acub

8
Gambar 3. Jemaah Haji datang melewati Temperatur suhu badan

Gambar 4. Pengawasan kondisi jemaah haji secara fisik

9
Gambar 5 Pengawasan suhu tubuh jemaah haji

Gambar 6. TIM Swaber KKP Probolinggo

10

Anda mungkin juga menyukai