Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN DO DENGAN AMONIAK

Disusn Oleh:

Nama : Dara Suci Mardhatillah


Nim : 2011102010088
Kelompok : 1 shift 2
Asisten : M Isran Lazuardi

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Kemudian tidak lupa praktikan mengucap terima kasih kepada kedua orang tua
yang tidak bosannya memberikan semangat. Terima kasih juga praktikan ucapkan
kepada asisten laboratorium yang telah memberikan ilmu pengetahuannya. Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan bagi para
pembaca.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Penyusun bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu penyusun meminta kritik dan menyadari saran
yang bersifat membangun dari kakak atau abang laboratorium demi kesempurnaan
laporan ini. Sekian dan terima kasih.

Banda Aceh, November 2023

Praktikan

1
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 1
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2
BAB II: PEMBAHASAN 3
BAB III: PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 9
3.2 Saran……………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk
kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter kualitas air
yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, pH, DO, CO2, alkalinitas,
kesadahan, fosfat, nitrogen dan lainnya (Imam, 2010). Pengaruh kualitas air terhadap
kegiatan budidaya sangatlah penting, sehingga pengawasan terhadap parameter
kualitas air mutlak dilakukan oleh pembudidaya.
Amonia (NH3) merupakan salah satu parameter kualitas air yang merupakan
masalah besar bagi ikan dan dalam kegiatan budidaya ikan. Menurut Pillay (2004),
konsentrasi amonia yang toksik dalam periode waktu yang singkat berkisar antara
0,6-2,0 mg/l. Adanya amonia dalam perairan, selain menyebabkan toksisitas tinggi,
konsentrasi amonia juga membahayakan bagi ikan.
Pengaruh langsung dari kadar amonia tinggi yang belum mematikan adalah
rusaknya jaringan insang, yaitu lempeng insang membengkak sehingga fungsinya
sebagai alat pernafasan akan terganggu (Rully, 2011). Amonia yang ada di perairan
berasal dari sisa metabolisme ikan yang terlarut dalam air, feses ikan, serta dari
makanan ikan yang tidak termakan dan mengendap di dasar kolam budidaya. Ada
beberapa hal yang dapat menyebabkan konsentrasi amonia meningkat antara lain
membusuknya makanan ikan yang tidak termakan, menurunnya kadar DO pada
kolam yang apabila oksigen terlarut berkisar antara 1-5 ppm mengakibatkan
pertumbuhan ikan menjadi lambat sedangkan oksigen terlarut yang kurang dari 1 ppm
dapat bersifat toksik bagi sebagian besar spesies ikan (Rully, 2011). Selain dua faktor
tersebut, hal yang dapat meningkatkan konsentrasi amonia ialah filter yang tidak
bekerja dengan baik, serta pergantian air kolam yang tidak rutin. Presentase
pengurangan amonia menunjukkan seberapa besar amonia yang dikurangi oleh sistem
akuaponik, semakin tinggi presentase pengurangan amonia maka akan semakin
rendah konsentrasi amonia pada media budidaya ikan.

1.2 Tujuan
Tujuan pratikum ini dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang pengaruh do terhadap amoniak
b. Untuk memahami tentang tingkah laku ikan
BAB II
PEMBAHASAN

Amoniak merupakan senyawa anorganik penting diperairan. Keberadaan


amoniak merupakan senyawa yang bersifat racun bagiorganisme. namun bila
amoniak mengalami ionisasi maka keberadaannya penting dalam pros eskotosintesisi
dan mendukung produktifitas primer perairan. Amoniak secara umum berasal dari
hasil ekskresi organisme maupun timbunan bahan organik.
Beberapa faktor mengubah daya amonia dalam air. Sebagian faktor ini
mengubah konsentrasi amoniatak terionisasi dengan menggeser reaksi keseimbangan
amonia, sedang factor faktor lainnya mempengaruhi daya racun amonia itu sendiri.
factor faktor tersebut, selain suhu dan aklimasi,adalah konsentrasi oksigen terlarut,
konsentrasi karbon dioksida,salinitas dan keberadaan racun lainnya.
Faktor yang mempengaruhiamoniak di perairan yakni pertama oksigen
terlarut DO. Banyak peneliti mengamati bahwa daya racun amonia meningkat dengan
menurunnya konsentrasi DO dan bahwa toleransi terhadap amonia menurun dengan
menurunnya DO. pH Kedua pH air mempengaruhi daya racun amonia dengan
mengubah rasio distribusi bentuk amonia total. Peningkatan Ph menyebabkan
peningkatan fraksiamonia tak terionisasi. pH rendahdianggap tidak beracun, bahwa
efek racun disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi ionamonium DO.
Amonia sangat berperan penting pada Pencemaran air sehingga
pemanfaatannya dapat menggangu ekosistem yang berada di perairan. Dalam peranan
amonia di dalam pencemaran air menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial, karena
amonia merupakan salah satu zat zat beracun serta merupakan salah satu bahan
organik yang berbahaya bagi kelangsungan hidup organisme di perairan. Keadaan ini
akan menyebabkan oksigen terlarut dalam air pada kondisi yang kritis, atau merusak
kadar kimia air.
2.1 Proses pernafasan ikan
Setiap organisme memiliki organ respirasi yang berbeda-beda yang
berkembang untuk pertukaran gas. Repirasi merupakan proses pengikatan O 2 dan
pelepasan CO2. Ikan bernafas membutuhkan O2 untuk membuat energi dan
mengeluarkan CO2 sebagai proses ekspirasi. Pada praktikum tentang respirasi, metode
yang digunakan yaitu dengan menggunakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang
diamati dalam toples yang diberi perlakuan suhu yang berbeda kemudian toples
ditutup dan pengamatan yang dilakukan adalah dengan menghitung bukaan
operculum ikan serta jumlah DO. Berkurangnya jumlah DO menunjukkan bahwa
ikan mengkonsumsi O2 untuk berespirasi dan semakin sedikit Oksigen yang terlarut
maka sistem fisiologi berubah dan bukaan operculum melemah.
Dalam sistem pernapasan ikan, ada beberapa organ penting yang membantu
proses pernapasannya. Adapun organ pernapasan ikan adalah: Operkulum Berfungsi
melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air ketika ikan bernapas.
Operkulum opercle, preopercle, interopercle, dan subopercle. Bagian ini berfungsi
menjaga air dan oksigen agar tidak keluar kembali saat proses respirasi, serta
menjaga tekanan air. Membran brankiostega Adalah selaput tipis di perairan tepi
operkulum. Berfungsi sebagai klep atau katup saat air masuk dalam rongga mulut.
Lengkung insang (arkus brankialis) Berfungsi sebagai tempat tulang tapis insang
melekat. Pada bagian ini, ada banyak pembuluh darah dan pembuluh saraf. Tulang
tapis insang Berfungsi untuk menyaring supaya organisme makanan tidak masuk
dalam insang. Lembaran insang (holobrankialis) Berfungsi sebagai tempat terjadinya
pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Tapis insang Berfungsi menjaga supaya
tidak ada benda asing yang masuk dalam rongga insang. Pada lembaran insang ini juga,
terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Oksigen yang berhasil disaring pada
lembaran insang akan dikirimkan lewat pembuluh darah ke seluruh tubuh ikan. Sedangkan
karbon dioksida sisa dari proses pernapasan, akan diproses keluar dari tubuh lewat organ
operkulum.
Proses pernapasan pada ikan sangat berbeda dengan manusia. Ikan bernapas
menggunakan insang. Insang adalah organ yang biasanya terletak di samping badan
ikan. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan lembap.
Lembaran ini mengandung banyak filamen. Pada filamen inilah terdapat pembuluh
darah yang memiliki banyak kapiler dan menjadi tempat pertukaran oksigen dan
karbon dioksida. Terdapat sedikit perbedaan insang pada ikan, berdasarkan jenis
ikannya. Perbedaan ini terbagi menjadi tiga, pada ikan bertulang sejati (Osteichtyes),
ikan bertulang rawan (Chondrichtyes), dan kelompok ikan tanpa insang. Ikan
bertulang sejati memiliki insang yang dilengkapi dengan tutup insang. Tutup ini
disebut dengan operkulum. Sedangkan ikan bertulang rawan, insangnya tidak
memiliki tutup insang. Jenis terakhir adalah kelompok ikan tanpa insang. Jenis ini
bernapas dengan gelembung udara yang disebut pulmosis. Contohnya adalah ikan
paru-paru (Dipnoi).

2.2 Sistem Respirasi Pada Ikan


Ikan bernapas dengan menggunakan insang. Insang ikan berbentuk
lembaranlembaran tipis berwarna merah muda dan selalu dalam keadaan lembap.
Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam
berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Setiap lembaran insang ikan terdiri
dari sepasang filament dan tiap filament mengandung banyak lapisan tipis yang
disebut dengan lamela. Pada filament terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak
kapiler, sehingga O2 dapat berdifuusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.

2.3 Organ Pernapasan Pada Ikan


Insang merupakan organ terpenting dalam proses pernapasan, Organ opernapasan
pada ikan digolongkan kedalam organ pernapasan Akuatik dan Organ pernapasan
udara.
a. Organ Pernapasan Akuatik
Organ pernapasan ini merupakan organ pernapasan yang terdiri atas
insang dalam yaitu insang yang terletak di rongga dalam, dan insang luar
yaitu insang yang berada di rongga luar dan biasa di temukan pada stadia
embrio atau larva pada beberapa jenis ikan.
• Insang dalam, lebih sering dikatakan sebagai insang saja, insang ini dapat
dibedakan menjadi insang septal seperti yang terdapat pada Elasmobranchii
dan insang berpenutup yang terdapat pada Teleostei.
• Insang luar, terdapat pada embrio dan larva. Beberapa jenis ikan tidak hanya
bereran dalam proses pernapasan, namun juga berperan dalam proses
penyerapan bahan makanan secara osmotic dari lingkungan luarnya. Insang
luar ini terbagi atas dua kelompok yaitu, insang endodermik dan insang
ekodermik.
b. Organ Pernapasan Udara
Organ pernapasan udara yaitu organ yang dapat mengambil oksigen
langsung dari udara bebas. Beberapa jenis organ pernapasan yang bersifat
fakultatif pada ikan, dimana organ ini hanya sebagai tambahan apabila
diperlukan. Dan jenis lain bersifat keharusan, sehingga apabila tidak ada
akses ke permukaan air, maka akan mengakibatkan ikan ini merana.
Organ pernapasan udara yang berkaitan dengan bagian dari saluran
pencernaan, yaitu:
• Organ brankial
• Organ tekak
• Organ kerongkongan
• Organ intenstinal
• Kulit.
2.4 Mekanisme Pernapasan
a. Elasmobranchii
Mekanisme pernapasan pada ikan yang termasuk dalam golongan
Elasmobrachii:
• Tahap pertama (Inspirasi). Mulut terbuka, rongga mulut dan tekak
mengembang, rongga insang berkonsentrasi dan celah insang menutup.
Pada saat air dari luar masuk ke dalam rongga mulut. Kemudian mulut akan
menutup, rongga mulut akan berkonsentrasi (menyempit), dan rongga
insang akan mengembang, lalu cela insang akan menutup. Air akan
bergerak dari rongga mulut ke rongga insang. Pada saat tersebut oksigen
terlarut dalam air akan berdifusi masuk melalui membrane sel pada lamela
sekunder dan akan diikat oleh hemoglobin butir darah merah pada kapiler
darah.
• Tahap ke dua (Ekspirasi). Mulut tertutup, rongga mulut berkonsentrasi
(menyempit), dan celah insang akan terbuka. Pada saat ekpirasi air akan
bergerak dari rongga insang melalui cela insang.
b. Teleostei
Mekanisme pernapasan pada kelompok ikan yang bertulang sejati:
• Tahap pertama (Inspirasi), insang tertutup rapat, mulut membuka pada
saat beberapa otot berkonsentrasi. Otot yang berkonsentrasi adalah
Sternohioid dan elevator lengkung pelatin. Pada saat yang sama jari-jari
peyonkong keeping tutup insang mengembang dan merendah, rongga
bukofaring dan rongga insang mengembang.
• Tahap ke dua (Ekspirasi). Mulut menutup, kemudian rongga bukofaring
dan rongga insang mulai menyempit, sementara katup mulut mencegah
aliran air keluar melalui mulut. Rongga mulut mulai berubah fungsi dari
sebagai pompa pengisap menjadi sebagai pompa penekan.
c. Ikan yang berparu-paru (Dipnoi)
Pernapasan ikan yang berparu-paru menyerupai pernapasan pada
Amphibia. Selain mempunyai insang, ikan ber paru-paru mempunyai satu
atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru yang dapat digunakan
untuk membantu pernapasan yaitu pulmois. Pulmois banyak dikelilingi oleh
pembuluh darah dan dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus
pneumatikus. Saluran ini merupakan tempat atau jalur keluar masuknya
udara dari dalam mulut ke gelembung dan begitupun sebaliknya, sekaligus
memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler dara.
Ikan yang berparu-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai, ikan ini
mampu bertahan hidup walaupun airnya kering dan insangnya tidak
berfungsi, karena ia bernapas menggunakan gelembung udara. Ada
beberapa jenis ikan berparu-paru di dunia yaitu:
• Ikan paru-paru afrika
• Ikan paru-paru amerika selatan
• Ikan paru-paru queen sland (Australia)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ammonia berasal dari kandungan nitrogen yang bersumber dari limbah rumah
tangga, industri, sisa pakan dan sisa feses (sisa metabolisme protein oleh ikan) yang
dihasilkan ikan itu sendiri dan bahan organik lainnya. Ammonia di dalam air ada
dalam bentuk molekul (non disosiasi/unionisasi) ada dalam bentuk NH3 dan ada
dalam bentuk ion ammonia (disosiasi) dalam bentuk NH4+
Kedua bentuk ammonia tersebut sangat bergantung pada kondisi pH dan suhu
air. Sifat racun amoniak lebih besar pada saat suhu tInggi dan pH tinggi sehingga
berbahaya bagi ikan budidaya. • Tingkat racun dari ammonia selain karena faktor pH
dan ammonia juga dipengaruhi oleh kandungan oksigen di dalam air.
3.2 Saran
Semoga kedepannya tidak terjadi lagi kesalahan pada pratikum. Dan terimaksih
terhadap asisten telah memberikan ilmu pada pratikum fisiologi organisme akuatik
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Imam 2010. Kajian Kualitas Air dan Status Mutu Air Sungai Metro di Kecamatan
Sukun Kota Malang. Bumi Lestari. 13 (2): 265-274.

Pillay 2004. Parameter amoniak. USU Press: Medan.

Rully 2011. Pengaruh Limbah Cair Perawatan Candi Borobudur Terhadap Fisiologis
Ikan Mas. Jurnal Ilmu Kelautan. 2(4): 23-43.

Anda mungkin juga menyukai