Dosen Pengampuh:
Oleh :
Kelompok 5
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis ucapkan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena
rahmat dan ridho-Nya makalah ini bisa penulis selesaikan dengan baik. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad SAW.
Dalam rangkah memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran, Prodi PAI
STAI Ibnu Sina Batam. Penulis telah berhasil menyusun makalah dengan judul
“Kewajiban Mencari Ilmu”.
Kepada pihak yang telah membantu,penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada:
1. Dr. Hj. Nur'aini, S. Ag, M. Ag. Selaku dosen pengampu Mata kuliah Strategi
Pembelajaran STAI Ibnu Sina Batam.
2. Rekan-rekan kelompok mata kuliah Strategi Pembelajaran STAI Ibnu Sina
Batam.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini. Semoga Allah memberiakan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan,dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk itu segala
kritik dansaran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi
perbaika selanjutnya.semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas
materi pembelajaran Strategi Pembelajaran.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI--------------------------------------------------------------------------------------- iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang----------------------------------------------------------------------------- 1
B. Rumusan Masalah------------------------------------------------------------------------- 2
C. Tujuan Penulisan-------------------------------------------------------------------------- 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------18
B. Saran-------------------------------------------------------------------------------------- 18
Daftar Pustaka------------------------------------------------------------------------------------- 19
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi yang dimiliki manusia tidak ada artinya kalau bukan karena
bimbingan dan hidayah Allah yang terhidang di alam ini. Namun manusia tidak
pula begitu saja mampu menelan mentah-mentah apa yang dia lihat, kecuali belajar
dengan megerahkan segala tenaga yang dia miliki untuk dapat memahami tanda-
tanda yang ada dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah mengetahui
wajib mengajarkan ilmunya agar fungsi kekhalifahan manusia tidak terhenti pada
satu masa saja, Dan semua itu sudah diatur oleh Allah SWT.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang dapat
dibahas adalah :
1. Strategi apa yang cocok digunakan dalam pembelajaran kewajiban mencari
ilmu?
2. Langkah-langkah penerapan Strategi Pembelajaran Probing Promting?
3. Apa yang dimaksud dengan kewajiban mencari ilmu ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pembelajaran pembahasan kewajiban mencari ilmu
tersebut cocok digunakan dengan strategi tersebut.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah strategi Pembelajaran Probing
Promting
dalam proses pembelajaran.
3. Untuk mengetahui pemahaman tentang Pembelajaran kewajiban mencari
ilmu
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 72) mengemukakan langkah-langkah
dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: Guru merancang pembelajaran,
mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin
dicapai.
Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara
bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil. Guru mengarahkan dan
membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempersentasekan hasil kerjanya.
Prosedur atau langkah-langkah kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat
tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahap penyampaian pokok-
pokok materi pelajaran sebelaum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan
utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi
pelajaran.
2. Belajar Kelompok, tapan ini dilakakukan setelah guru memberikan
penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk
sebelumnya.
3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan
melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok.
Tes individu akan memberikan penilaian kemampuan individu,
sedangkan kelompok akan memberikan penilaian kepada kamampuan
kolompoknya, seperti dijelaskan Sanjaya (2006:247). “hasil akhir setiap
siswa adalah penggabungan keduannya dan dibagi dua. Nilai setiap
kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan
nilai kolompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang
merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya.”
4. Pengakuan tim, adalah penatapan tim yang dianggap paling menonjol
atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau
hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi
lebih baik lagi.
Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita,
terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan
indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di
kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan
Konfucius:
1. Apa yang saya dengar, saya lupa
2. Apa yang saya lihat, saya ingat
3. Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang
dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di
atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses
pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi
pembelajaran.
6
1. Apa yang saya dengar, saya lupa
2. Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
3. Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa
teman lain, saya mulai paham
4. Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan
5. Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.
Pembelajaran Berbasis proyek, guru atau instruktur tidak lebih aktif dan
melatih secara langsung, akan tetapi instruktur menjadi pendamping,
fasilitator, dan memahami pikiran pebelajar. Proyek belajar dapat disiapkan
dalam kolaborasi dengan instruktur tunggal atau instruktur ganda, sedangkan
pebelajar belajar di dalam kelompok kolaboratif antara 4-5 orang. Ketika
8
pebelajar bekerja di dalam tim,mereka menemukan keterampilan
merencanakan, mengorganisasi, negosiasi, dan membuat konsensus tentang
isu-isu tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggung jawab untuk
setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan.
9
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang
mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian proyek.
3) Create a Schedule
10
D. Kewajiban Menuntut Ilmu
1. Pengertian Mencari Ilmu
Mencari ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu
manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan
mampu merubah suatu peradaban. Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi lebih
baik. Karena menuntut ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting dan
merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dari urian tadi sudah menjadi
keseharusan dalam menuntut ilmu.
Mengingat hal diatas sangat tepat jika wahyu pertama turun kepada nabi
SAW mengisyaratkan tentang perintah membaca (menuntut ilmu). Yakni
Surat Al-Alaq ayat 1
Kata Iqra’ terambil dari kata kerja kara’a yang pada mulanya berarti
menghimpun. Apabila kita merangkai huruf kemudian mengucapkan
rangkaian tersebut maka kita sudah menghimpunnya yakni membacanya.
Dengan demikinan, realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan adanya
suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, tidak pula harus diucapkan
sehingga terdengar oleh orang lain. Karena dalam kamus-kamus ditemukan
aneka ragam arti dari kata tersebut adalah bisa menyampaikan, menela’ah,
membaca, meneliti, mendalami.
Bahwa Nabi Muhammad saw. mendatangi gua Hira’ untuk tujuan beribadah
beberapa hari, beliau kembali kepada istrinya (Siti Khadijah) untuk mengambil
bekal secukupnya. Hingga pada suatu hari di dalam gua, beliau dikejutkan oleh
malaikat pembawa wahyu Ilahi. Malaikat berkata kepadanya, “Bacalah!” beliau
menjawab “saya tidak bisa membaca”. Perawi mengatakan bahwa untuk kedua
kalinya malaikat memegang Nabi dan menekan-nekannya hingga Nabi
kepayahan dan setelah itu dilepaskan. Malaikat berkata lagi kepadanya,
“Bacalah!” kemudian Nabi menjawab dengan jawaban yang sama.
11
Kemudian Nabi kembali ke rumah Khadijah dengan keadaan gemetar seraya
mengatakan “Selimutilah aku, Selimutilah aku”. Khadijah menyelimuti beliau
hingga rasa takutnya hilang, lalu beliau berkata “Aku merasa khawatir terhadap
diriku”. Khadijah menjawab”Jangan, gembiralah! Demi Allah, Sesungguhnya
engkau adalah orang yang menyambungkan silaturahim, benar dalam berkata,
menanggung beban, gemar menyuguhi tamu dan gemar menolong orang yang
tertimpa bencana. Kemudian Khadijah mengajak Nabi untuk menemui Waraqh
ibnu Naufal ibnu ‘Abdill-‘Uzza (anak paman Khadijah) dan menceritakannya. 2
Kata iqra’ terambil dari kata kerja qara’a yang pada mulanya berarti
menghimpun. Iqra’ digunakan dalam arti membaca, menelaah, menyampaikan
dan sebagainya. Dan karena objeknya bersifat umum, objek kata tersebut
mencakup segala yang dapat terjangkau, baik itu merupakan bacaan suci yang
bersumber dari Tuhan maupun bukan, baik ia menyangkut ayat-ayat tertulis
maupun yang tidak tertulis. Perintah iqra’ mencakup telaah terhadap alam raya,
masyarakat dan diri sendiri, serta bacaan tertulis maupun tidak.3
2
Ghoffar, M. ͚Abdul,2008. Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam As-Syafi͛ i
3
Djamarah, Syaiful Bahri, 2008. Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: RT. Rineka: Cipta.
12
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan merupakan proses
pengubahan sikap dan tata kelakuan seseorang ataupun kelompok dalam upaya
mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan (Depdiknas, 2011).
Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi diri dengan aktif untuk kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Ilmu ialah pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang diperoleh melalui
metode penelitian, tentang perilaku sosial, budaya, maupun gejala alam yang
dapat diukur maupun diamati (Sarjuni, 2018). Karl Pearson merumuskan di
dalam bukunya Grammar of Science bahwasannya ilmu pengetahuan
merupakan lukisan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai fakta
pengalaman dengan istilah sederhana. Menuntut ilmu merupakan proses ke
arah yang positif.
Etika adalah suatu cabang ilmu filsafat yang membahas mengenai perilaku
manusia. Menurut Abdul Haq Anshari dalam bukunya yang berjudul Islamic
Ethics: Concepts and Prospects, ia meyakini bahwasannya Etika Islam
merupakan suatu disiplin ilmu yang mandiri tidak pernah ada pada hari ini.
Menurutnya kita tidak pernah mendapati karya-karya yang membahas
konsepnya, menggambarkan isu-isunya dan mendiskusikan permasalahannya.
Kebanyakan apa yang ditemukan justru hanya diskusi yang dilakukan oleh
berbagai kalangan penulis, dari kelompok filusuf, teolog, ahli hukum Islam,
dan ahli sufi di bidang mereka masing-masing mengenai berbagai isu, baik itu
bagian dari keilmuan mereka atau yang relevan dengan etika Islam.
Al-Zarnuji berpendapat bahwa akhlak baik dan buruk serta cara menjauhinya
harus dipelajari, agar ia bisa menjaga dan menghiasi dirinya dengan akhlak
yang mulia. Menuntut ilmu dan memahami kegunaannya dalam waktu tertentu
hukumnya adalah fardu kifayah. Jika sebagian penduduk telak melaksanakan
maka gugurlah kewajiban bagi yang lainnya. Akan tetapi jika seluruh
penduduk mengabaikannya dan tidak melakukannya, maka seluruh penduduk
itu menanggung dosa. Maka dapat dikatakan, bahwa ilmu yang bersifat fardu
kifayah ialah setiap umat Islam diharuskan untuk menguasainya, seperti ilmu
pengobatan, astronomi, dan lainnya.
15
baik dan ilmu yang dibutuhkan untuk kehidupan agamanya untuk masa yang
akan datang. Kita perlu mendahulukan ilmu tauhid dan ma’rifat beserta
dalilnya. Para penuntut ilmu juga harus bersabar dalam menuntut ilmu dan
tabah dalah menghadapi berbagai macam cobaan. AlZarnuji menganjurkan
kepada para penuntut ilmu agar selalu bermusyawarah dalam segala hal.
Karena ilmu merupakan perkara yang sanagt penting dan juga sulit. Maka
dengan bermusyawarah akan memudahkan pelaksanaannya.
Kelima, bertawakal kepada Allah. Dalam menuntut ilmu kita harus bertawakal
kepada Allah dan tidak tergoda dengan urusan dunia. Maka dengan itu,
hendaknya para penuntut ilmu berusaha untuk mengurangi kecintaan mereka
terhadap dunia. Para penuntut ilmu harus bersabar dalam menuntut ilmu, sebab
menuntut ilmu tidak terlepas dari kesulitan. Kebanyakan ulama berpendapat
bahwa menuntut ilmu lebih utama daripada berperang.
Keenam, memanfaatkan waktu belajar. Menuntut ilmu itu dari buaian hingga
liang lahat. Dan masa cermelang dalam menuntut ilmu ialah pada masa muda,
maka manfaatkan masa muda kita untuk menuntut ilmu.
16
etika peserta didik. Beliau menjelaskan tentang keutamaan ilmu dan beliau juga
mengatakan bahwa puncak ilmu itu berada pada pengalamnnya (al-Ghazali,
2014). Maka inilah beberapa tugas yang dimaksud dalam kitab Ihya
‘Ulumuddin:Pertama, peserta didik harus mensucikan jiwanya dari akhlak yang
tercela. Kedua, peserta didik seharusnya tidak banyak melibatkan diri terhadap
urusan duniawi, ia harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Ketiga,
sebaiknya peserta didik tidak menyombongkan dirinya dengan ilmu yang telah
ia miliki. Seorang peserta didik yang baik ialah yang bersikap rendah hati dan
tawadhu. Keempat, hendaknya para peserta didik tidak mendengar perselisihan
pendapat orang lain. Karena perselisihan itu menyebabkan kebingungan.
Kelima, tidak menolak cabang ilmu yang baik. Sebaiknya ia menyelami cabang
ilmu tersebut dan pahami tujuannya. Keenam, mementingkan ilmu yang paling
penting. Yakni ilmu tentang akhirat. Bahwa ilmu yang paling utama adalah
ilmu mengenal Allah. Ketujuh, selalu ingat akan tujuannya dalam menuntut
ilmu. Yakni untuk memperbaiki akhlak dan menghiasi diri dengan akhlak yang
mulia. Kedelapan, sebagai penuntut ilmu kita harus memahami hubungan ilmu
pengetahuan dengan tujuannya. Agar ilmu pengetahuan itu dapat mengantarkan
kepada tujuannya.
gantarkan kepada tujuannya. Dalam menuntut ilmu kita harus memiliki etika
dalam menuntutnya, terutama dalam hal niat, karena niat merupakan pokok dari
segala hal. Jika niat seorang penuntut ilmu hanya karean Allah, maka akan
mendapatkan pahala dan ketentraman dari Allah.
17
BAB III
A. Kesimpulan
umum tentang kewajiban menuntut ilmu diketahui bahwa menuntut ilmu adalah salah
satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia, tanpa adanya ilmu manusia tidak akan
bisa berkembang. Menuntut ilmu juga dianggap sebagai titik tolak dalam menumbuhkan
kesadaran dalam bersikap. Ilmu ialah pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang
diperoleh melalui metode penelitian, tentang perilaku sosial, budaya, maupun gejala
Menuntut ilmu dalam pandangan Islam bukan hanya ajakan saja, akan tetapi telah
menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Islam. Di dalam Alquran dan hadis telah
banyak membahas mengenai menuntut ilmu, yakni tentang pentingnya dalam menguasai
ilmu dan segala hal yang mengarah pada kewajiban menuntut ilmu
B. Saran
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi
yang membacanya.
18
DAFTAR PUSTAKA
20