Anda di halaman 1dari 15

PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM

PEMBELAJARAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Teori Belajar dan Pembelajaran

Prof. Dr. H. Rudi Susilana, M.Si.


dan
Prof. Dr. Deni Kurniawan M.Pd

Disusun oleh

(2217185) NURUL LAILY AL ARSYADHI


(2217286) RISA ANGEL HISKYA GINTING
(2307996) MUHAMAD IHSAN MULYAWAN

Program Studi Magister Pengembangan Kurikulum

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

2023

1
Daftar Isi
BAB I .................................................................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................................................3
A.LATAR BELAKANG ...........................................................................................................................................................................................3
B.RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................................................................................................3
C.TUJUAN ..............................................................................................................................................................................................................3
BAB II ................................................................................................................................................................................................4
KAJIAN TEORI................................................................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN INDIVIDU ..........................................................................................................................................................................4
B. PENGERTIAN PEMBELAJARAN...............................................................................................................................................................5
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERBEDAAN INDIVIDU .................................................................................................6
D. IMPLIKASI PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN .................................................................................... 10
E. PROGRAM-PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL ...................................................................................................................... 12
BAB III ........................................................................................................................................................................................... 14
KESIMPULAN .............................................................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan secara umum disebabkan
oleh dua faktor, yakni faktor bawaan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan merupakan faktor
biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik oleh orang tua. Faktor lingkungan yang
menyebabkan terjadinya perbedaan individual diantaranya status sosial ekonomi orangtua, pola
asuh orang tua, budaya, dan urutan kelahiran.Perbedaan-perbedaan individual yang nampak
diantaranya adalah perbedaan jenis kelamin dan gender, perbedaan kemampuan, perbedaan
kepribadian, serta perbedaan gaya belajar. Perbedaan tersebut sedikit banyak berpengaruh
terhadap proses-proses pembelajaran. Oleh sebab itu, makalah ini ditulis dengan judul Perbedaan
individu dan implikasi pada Pembelajaran" untuk menjelaskan hubungan antara perbedaan
individu dan proses pembelajaran serta program-program pembelajaran apa saja yang baik dan
tepat digunakan secara individual.

B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari individu?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu?
3. Bagaimana implikasi perbedaan individual dalam proses pembelajaran?
4. Apa saja program-program pembelajaran individual?

C.Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari individu
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu
3. Menjelaskan implikasi perbedaan individual dalam proses pembelajaran
4. Menjelaskan program-program pembelajaran individual

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Individu
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang .Sejak ratusan
tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi objek filsafat, baik objek formal yang
mempersoalkan hakikat manusia maupun objek material yang mempersoalkan manusia sebagai
apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya.
Dalam kamus Echols & Shadily {1975}, individu adalah kata benda dari individual yang
berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu
lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya
dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-
sikapnya. Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau
perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan
dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang
lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka perbedaan" dalam
“perbedaan individual" menurut Landgren (1980: 578) menyangkut variasi yang terjadi, baik
variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Individu disini, mempunyai pengertian yaitu suatu kesatuan yang masing masing memiliki
ciri khasnya , dan karena itu tidak ada dua individu sama, satu dengan yang lainnya
berbeda (Hamalik, 2004: 180). Individu sebagai manusia, merupakan orang-orang yang memiliki
pribadi atau jiwa sendiri (Rohani, 2004: 15).
Menurut Gibson dkk (1985:52) variabel yang melekat pada individu dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. Kemampuan dan keterampilan baik mental maupun fisik.
b. Demografis meliputi umur, asal-usul, jenis kelamin.
c. Latar belakang yaitu keluarga, tingkat sosial dan pengalaman serta
variabel psikologis individu yang meliputi persepsi, sikap dan kepribadian, belajar, dan motivasi.

4
Menurut Ardana dkk (2009:31) karakteristik individu meliputi sebagai berikut:
a. Minat.
b. Sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi pekerjaan.
c. Kebutuhan individual.
d. Kemampuan dan kompetensi.
e. Pengetahuan tentang pekerjaan.
f. Emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai.

B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidikan dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
komplek. Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga
merupakan aktivitas profesional yang menuntut guru dapat menggunakan keterampilan dasar
mengajar secara terpadu serta menciptakan situasi efisien (Mashudi, Toha dkk, (2007 : 3). Oleh
karena itu dalam pembelajaran guru perlu menciptakan suasana yang kondusif dan strategi belajar
yang menarik minat siswa.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi kreativitas pengajar,
pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi motivasi tinggi ditunjang dengan mengajar yang
mampu memfasilitasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target
belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain
pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang menandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan
membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
Trianto (2010:17) mengatakan ‟Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara simple dapat
diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman
hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

5
Hamalik (2011) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu kombinasi tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu kesatuan yang saling berhubungan
yang akan menjadi kurang lengkap dan memperlambat tercapainya tujuan pembelajaran apabila
salah satu unsur di dalamnya dikurangi atau dihilangkan.
Dalam sebuah pembelajaran di dalamnya pasti terdapat komunikasi timbal balik antara
pendidik dan peserta didik. Komunikasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan
yaitu sarana untuk menyampaikan materi. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sesuatu
pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku
menurut (Woolfolk, 2020). Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses
panjang yang di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara pihak-pihak yang terlibat
sehingga suatu saat pembelajaran dapat disebut sebagai sumber belajar dan sebaliknya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Individu


Perbedaan individu dapat dilihat dari dua segi, yakni: segi horizontal dan segi vertikal. Dari
segi horizontal, setiap individu berbeda dengan individu lainnya dalam aspek mental, seperti:
tingkat kecerdasan, kemampuan, minat, ingatan, emosi, kemauan dan sebagainya. Dari segi
vertikal, tidak ada dua individu yang sama dalam aspek jasmani seperti bentuk ukuran, kekuatan,
dan daya tahan tubuh.
Perbedaan itu masing-masing mempunyai keuntungan dan kelemahan. Ada dua faktor
yang menyebabkan terjadinya perbedaan individu, yaitu:
a. Faktor Warisan Keturunan
Keturunan merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam
hal ini keturunan diartikan sebagai “Totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua
kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki sejak masa konsepsi
(masa pembuahan ovum oleh sperma) sebagai warisan dari pihak orang tua melalui gen-gen”. E.
Z. Muttaqin, mengatakan bahwa anak harus diberikan pendidikan sedini mungkin, bahkan sejak
kedua orang tuanya memasuki jenjang perkawinan, harus sudah mengkalkulasikan bagaimana
anak-anak yang akan mereka lahirkan nanti. Ketika suami istri bergaul sudah diawali dengan do’a
agar dengan doa itu setan tidak ikut campur (ovum atau sperma) yang disimpan dalam rahim istri

6
bukan terdiri dari bahan-bahan jasmaniah semata, tetapi juga terkandung benih watak dan tabiat
calon anak. Makanan ibu yang mengandung vitamin untuk anak. Demikian juga kelakuan ibu dan
bapak akan menjadi vitamin juga untuk calon anak (Djamarah, 2002:54-55).
b. Faktor Pengaruh Lingkungan
Lingkungan adalah segala hal yang mempengaruhi individu, sehingga individu itu ikut
terlibat atau terpengaruh karenanya. Semenjak masa konsepsi dan masa-masa selanjutnya,
perkembangan individu dipengaruhi oleh mutu makanan yang diterimanya, temperatur udara
sekitarnya, suasana dalam lingkungan, sikap-sikap orang sekitar, hubungan dengan sekitarnya,
suasana pendidikannya (formal dan informal). Dengan kata lain, individu akan menerima pengaruh
dari lingkungan, memberi contoh kepada lingkungan, mencontoh atau belajar tentang berbagai hal
dari lingkungan.
Lingkungan terbagi menjadi tiga bagian, meliputi:
1) Lingkungan Keluarga
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pribadi anak.
Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang, dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik
agama maupun sosial budaya yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.
2) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan
program bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dalam membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional
maupun sosial. Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Elizabeth B.
Hurlock mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan
kepribadian (anak) siswa, baik dalam cara berpikir, bersikap maupun berperilaku. Sekolah
berperan sebagai substitusi keluarga, dengan substitusi orang tua. Ada beberapa alasan, mengapa
sekolah memainkan peranan yang berarti bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu: (a) Para
siswa harus hadir di sekolah. (b) Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini, seiring
dengan masa perkembangan ”konsep dirinya”. (c) Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di
sekolah daripada di tempat lain diluar rumah. (d) Sekolah memberikan kesempatan pada siswa
untuk meraih sukses. (e) Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai
dirinya, dan kemampuannya secara realistik.

7
3) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan sosial remaja, karena pada umumnya anak
bersosialisasi dengan teman sebayanya. Lingkungan ini mempunyai peranan yang cukup penting
bagi perkembangan kepribadiannya. Faktor utama yang menentukan daya tarik interpersonal
antara remaja adalah kesamaan dalam minat, nilai- nilai, pendapat, dan sifat-sifat kepribadian.
Sedangkan di sekolah meliputi: harapan atau aspirasi pendidikan, nilai (prestasi belajar), tugas dan
sebagainya. Salah satu perbedaan yang menonjol dalam kaitannya dengan dunia pendidikan adalah
kemampuan (intelegensi). Hal ini dikarenakan intelegensi adalah unsur yang ikut mempengaruhi
keberhasilan belajar anak didik.
Menurut ahli psikologi yakni William Sterns Intelegensi adalah daya untuk menyesuaikan
diri secara mudah dengan menggunakan bahan bahan pikiran yang ada menurut tujuannya
(Dimyati, 1999: 245).
Menurut David Wechsler intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman
kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan
lingkungan secara efisien (Mulyasa, 2005: 122). Menurut E. Mulyasa dalam bukunya “Menjadi
Guru Profesional” intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang bersifat umum untuk
membuat atau mengadakan analisa, memecahkan masalah, menyesuaikan diri, dan menarik
generalisasi, serta merupakan kesanggupan berpikir seseorang (Mulyasa, 2005: 123).
Selain hal di atas juga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi perbedaan individu di
antaranya:
a. Self Concept (Konsep Diri)
Pikiran atau persepsi seseorang tentang dirinya sendiri, merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi tingkah laku. Coopersmith menggolongkan menjadi dua yaitu
self esteem yang positif dan yang negatif. Disamping itu ada pula yang menambahkan
dengan golongan yang moderat. Ada hubungan antara konsep diri positif dengan prestasi
(Soemanto, 2006, 184-185).
b. Parental Acceptance of Children
Penerimaan orang tua adalah dimensi kehangatan orang tua dalam mengasuh dan
membesarkan anak yang berupa ikatan afeksi berkualitas antar orang tua dan anak (Rohner,
Khaleque, & Cournoyer, 2012). Johnson dan Medinnus (dalam Ningrum, 2007)
mendefinisikan penerimaan orang tua sebagai pemberian cinta tanpa syarat, yang tercermin

8
melalui adanya perhatian yang kuat, cinta kasih terhadap anak, serta sikap penuh
kebahagiaan mengasuh anak. Penerimaan orang tua adalah pemberian kehangatan atau
afeksi kepada anak secara fisik dan verbal. Secara fisik dapat berupa pelukan, ciuman,
rangkulan, dsb. Secara verbal dapat berupa pujian, penghargaan, dan menyatakan hal-hal
yang menyenangkan.
c. Locus of Control
Locus of control adalah bagaimana individu merasa/ melihat garis atau hubungan antara
tingkah lakunya dan akibatnya, apakah ia dapat menerima tanggung jawab atau tidak atas
tindakannya. Menurut Rotter, locus and control mempunyai dua fungsi, yaitu dimensi
eksternal dan internal. Dimensi eksternal akan menganggap bahwa tanggung jawab segala
perbuatan itu berada di luar diri pelaku. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa
tanggung jawab segala perbuatan itu pada diri pelaku. Orang tua yang sangat mendorong,
membantu, mengharap anak segera berdiri sendiri pada usia yang masih muda, maka
anaknya akan mempunyai locus of control dengan dimensi internal. Sebaliknya orang tua
yang dominan, selalu melarang, mengecam, mengakibatkan anaknya mempunyai locus of
control dengan dimensi eksternal.
d. Kecemasan yang dialami anak didik
Kecemasan menggambarkan keadaan emosional yang dikaitkan dengan ketakutan. Jenis
dan derajat kegelisahan berbeda-beda yaitu takut akan situasi sekolah secara menyeluruh.,
takut aspek khusus lingkungan sekolah guru, teman, mata pelajaran atau ulangan. School
phobia menyebabkan anak menolak untuk pergi ke sekolah. Kegelisahan terhadap ulangan
harus mendapat perhatian secara khusus oleh pendidik. Pengaruhnya sangat buruk terhadap
performansi siswa.
e. Motivasi Hasil Belajar
Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini diharapkan
siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang menjadi tujuan dalam
belajar. Disamping itu, keadaan siswa yang baik dalam belajar akan menyebabkan siswa
tersebut bersemangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik,
kebalikan dengan siswa yang sedang sakit, ia tidak mempunyai gairah dalam belajar
(Mudjiono, 2002:98).

9
D. Implikasi Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran
Perbedaan individu dalam pembelajaran menjelaskan perbedaan-perbedaan yang berkaitan
dengan perbedaan siswa dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak dalam satu kelas. Setiap orang,
apakah ia seorang anak atau orang dewasa, dan apakah ia berada di dalam satu kelompok atau
seorang diri, ia disebut individu. Perbedaan individu berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang
menjelaskan perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai persamaannya. Psikologi
perbedaan individu menguji dan menjelaskan bagaimana setiap orang berbeda dalam berfikir,
berperasaan, dan bertindak.
Sudjana (2007:116) setidaknya terdapat 6 perbedaan-perbedaan individual yang ada pada
peserta didik atau siswa, yaitu:
1) Perkembangan intelektual, kemampuan belajar terutama memahami dan menggali materi
dan informasi masing-masing peserta didik tentu tidak sama, ada siswa yang cepat belajar
dan mampu memahami materi ada juga siswa yang lambat dan perlu dibimbing secara
bertahap dalam belajar.
2) Kemampuan berbahasa, lebih tepatnya lagi komunikasi. Komunikasi atau berbahasa disini
bukan hanya hubungan interaksi antara guru dengan murid saja namun juga komunikasi
peserta didik dengan materi dan informasi pelajaran, bahan ajar, media pembelajaran serta
komponen-komponen pembelajaran yang terlibat lainnya.
3) Latar belakang pengalaman, siswa atau peserta didik yang pernah mendapatkan informasi
yang relevan terhadap suatu materi akan lebih cepat memahaminya, bukan hanya dalam
hal materi namun juga gaya belajar, metode pengajaran serta hal-hal lain yang diperlukan
dalam pembelajaran.
4) Gaya belajar, peserta didik satu tentu memiliki gaya dan kebiasaan belajar favorit dan
mampu mempercepat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Bukan hanya dalam
kebiasaan namun juga dalam kondisi tertentu misalnya seorang siswa lebih mampu belajar
dalam keadaan yang tenang dan hening sehingga mampu mempercepat pemahaman materi.
5) Bakat dan minat, bakat dan minat ini berasal dalam diri masing-masing siswa dan sangat
penting untuk digali dan ditemukan sehingga mampu dioptimalkan sebagai kemampuan
yang dapat dikembangkan. Misal seorang siswa lebih mampu untuk mempelajari pelajaran
matematika ina adalah bakat, atau siswa sangat menyukai pelajaran praktik fisika ini adalah
minat.

10
6) Kepribadian, merupakan reaksi atau tanggapan terhadap sikap dan cara-cara mengajar yang
dilakukan guru. Kepribadian ini juga sangat terkait dengan sifat dasar masing-masing
peserta didik, siswa yang pemalu misalnya biasanya akan lebih pasif untuk terlibat dalam
interaksi dengan komponen-komponen pembelajaran terutama dengan guru.

DePetter dan Hearchi (2003) menjelaskan tipe belajar merupakan gaya belajar yang
dimiliki oleh setiap individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan
mengolah informasi. Ada berbagai macam tipe orang dalam belajar. Setiap orang memiliki cara
dan metode belajarnya sendiri. Ada yang lebih senang belajar sendiri, belajar berkelompok, belajar
dengan melihat, mendengar atau mengerjakan sesuatu agar sesuatu yang ia pelajari dapat diingat
dan dipahami dengan baik. Untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita, tentu ada
baiknya kita terlebih dulu mengerti dan mengetahui bagaimana sebenarnya tipe belajar kita sendiri.
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum gaya belajar dibedakan dalam
tiga kelompok yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik.
● Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan
sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang
memiliki gaya ini, mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau
stimulus (rangsangan) belajar. Ciri-ciri siswa dengan gaya belajar visual yaitu mempunyai
nada suara yang tinggi, berbicara dengan cepat dan tidak suka mendengarkan orang lain,
lebih suka berbicara dengan bertatap muka, berpakaian rapi dan teratur, suka membaca dan
dapat membaca dengan cepat, teliti, sering melupakan sesuatu, saat marah cenderung diam,
dan sebagainya.
● Gaya belajar auditori atau aural learner
Ini adalah gaya belajar yang cenderung menerima informasi paling baik dan efektif dengan
menggunakan indra pendengaran (audio). Ciri-ciri siswa dengan gaya belajar auditorial
adalah mempunyai suara yang jelas dan kuat, lebih suka berbicara melalui perantara seperti
telepon, suka mendengarkan orang lain, sering berbicara sendiri atau menggumam, banyak
bicara, tidak suka membaca, saat marah mereka cenderung mengekspresikannya dengan
marah, suka mendengarkan musik, suka dengan diskusi kelompok, dan lain-lain.
● Gaya Belajar Kinestetik

11
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.
Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan indera perasa dan gerak-gerakan fisik.
Orang dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak,
meraba, atau mengambil tindakan. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik yaitu suaranya
cenderung berat, sering menggunakan bahasa tubuh atau gerakan, berbicara lambat, tidak
bisa duduk dalam waktu yang lama, saat belajar suka berjalan-jalan, menyukai permainan,
olahraga atau kegiatan yang melibatkan fisik, dan sebagainya.

E. Program-program Pembelajaran Individual


Pembelajaran individual lebih dikenal dengan istilah individualized learning atau self
instruction yaitu pembelajaran yang diselenggarakan sedemikian rupa sehingga tiap-tiap siswa
terlibat setiap saat dalam proses belajarnya itu dengan hal-hal yang paling berharga bagi dirinya
sebagai individu. Pengajaran individual merupakan usaha untuk menyajikan kondisi-kondisi
belajar yang optimum bagi masing-masing individu (Russel, 1974). Jadi, metode pembelajaran
individual bertolak dari keinginan untuk menciptakan suasana belajar siswa yang berjalan menurut
tempo kecepatan masing-masing dalam mencapai tujuan pembelajaran tanpa dihambat oleh
teman-temannya yang lamban (Atar Semi, 1993).
Pelaksanaan pembelajaran individual bukan dengan cara seorang seorang, tetapi
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan lebih memperhatikan perbedaan individual
siswa . Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan materi pelajaran kepada siswa
yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
Dasar pemikiran pembelajaran individual adalah adanya pengakuan terhadap perbedaan
individual pada masing-masing siswa. Jika pengajaran klasikal menekankan pada persamaannya,
pengajaran individual menekankan pada perbedaan individual siswa.
Jenis metode pembelajaran dalam pembelajaran individual ada empat (Winkel, 1996),
yaitu 1) pembelajaran berprogram, 2) pembelajaran dengan tutor, 3) belajar tuntas (mastery
learning, dan 4) pembelajaran dengan modul.

1. Pembelajaran Berprogram (Programmed Learning):


• Pembelajaran berprogram adalah metode pembelajaran yang mengatur materi
pembelajaran menjadi urutan langkah-langkah atau unit-unit kecil yang harus

12
dipelajari secara berurutan. Setiap unit biasanya disertai dengan pertanyaan atau
latihan yang harus dikerjakan sebelum siswa dapat melanjutkan ke unit
berikutnya.
2. Pembelajaran dengan Tutor (Tutoring):
• Pembelajaran dengan tutor melibatkan pengajaran satu lawan satu atau kelompok
kecil dengan seorang tutor atau instruktur. Tutor memberikan bimbingan pribadi
kepada siswa, membantu mereka memahami materi, menjawab pertanyaan, dan
memberikan umpan balik secara langsung.
3. Belajar Tuntas (Mastery Learning):
• Belajar tuntas adalah pendekatan di mana siswa diharapkan untuk mencapai
tingkat penguasaan tertentu dalam suatu materi sebelum mereka diizinkan untuk
melanjutkan ke materi berikutnya. Ini berarti siswa dapat mempelajari dengan
kecepatan mereka sendiri dan harus memahami sepenuhnya satu konsep sebelum
melanjutkan ke yang lain.
4. Pembelajaran dengan Modul (Module-Based Learning):
• Pembelajaran dengan modul melibatkan penggunaan modul pembelajaran mandiri
yang berisi materi pembelajaran, aktivitas, dan evaluasi. Siswa dapat belajar
secara mandiri dengan modul ini, mengikuti panduan yang telah disediakan.

13
BAB III

KESIMPULAN
Perbedaan individual (individualized differences) merupakan pengajaran yang
memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-perbedaan individual anak. Pembelajaran
individual (individualized instruction) bukanlah pengajaran harus berdasar atas jalannya satu
orang guru dengan satu orang murid, akan tetapi pengajaran dengan guru memberikan pelayanan
yang berbeda pada setiap anak sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual itu. Individualized
instruction merupakan usaha melengkapi kondisi belajar yang optimum bagi setiap individu murid.
Aspek-aspek perbedaan individual meliputi perbedaan fisik-motorik, perbedaan intelegensi,
perbedaan kecakapan bahasa, dan perbedaan psikologis.

14
DAFTAR PUSTAKA
Mularsih, Heni. 2007 Pembelajaran Individual Dengan Menggunakan Modul. Akademika Vol. 9.
No.1, JUNI 2007

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dkk,
Faizah. 2017. Psikologi Pendidikan Aplikasi Teori di Indonesia, Malang: UB Press.

Hadi, Imam Anasdi. 2017. Pentingnya Pengenalan Tentang Perbedaan Individu Anak dalam
Efektivitas Pendidikan. Jurnal Inspirasi Vol.1 No.1 Januari-Juni.

Hadi, Imam Anas. 2017. Jurnal Inspirasi Pentingnya Pengenalan Tentang Perbedaan Individu
Anak dalam Efektivitas Pendidikan. Undaris Semarang. Vol. 1.

Indrianto, Nino. 2020. Pendidikan Agama Islam Interdisipliner untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Deepublish.

Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.


Marbun, Stefanus M. 2008. Psikologis Pendidikan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Masduki, Yusron dan Karoma Barlian. Psikologi Pendidikan dan Pembelajaran. Bantul: UAD
Press, 2019.

Raharjo, Susilo dan Edris Zamroni. 2019. Teori dan Praktik Pemahaman Individu Teknik
Testing. Jakarta: Prenadamedia Grup.

Santrock, Jhon W. Psikologi pendidikan (University of Texas at Dallas).


Suralaga, Fadhilah dan Solicha. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah.
Turhusna, Dalila dan Saomi Solatun. 2020. Jurnal Pendidikan Perbedaan Individu dalam

Proses Pembelajaran. Universitas Muhammadiyah Tangerang. Vol. 2, No. 1.

Skinner, B. F. (1958). Teaching Machines. Science, 128(3330), 969-977

Bloom, B. S. (1984). The 2 sigma problem: The search for methods of group instruction as
effective as one-to-one tutoring. Educational researcher, 13(6), 4-16.

Bloom, B. S. (1968). Learning for Mastery. Evaluation Comment, 1(2), 1-12.


Moore, M. G. (1973). Towards a Theory of Independent Learning and Teaching. The Journal of
Higher Education, 44(9), 661-679.

15

Anda mungkin juga menyukai