Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI PEMESINAN
“PERHITUNGAN UMUR PAHAT”

Disusun Oleh :
Nama : Wafi Labib Al Razzak
NIM : 22508334095
Kelas : I1

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN (D4)


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas


limpahan rahmatnya serta kemudahannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah sesuai waktu yang ditentukan. Adapun
makalah ini membahas tentang “Perhitungan Umur Pahat”

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih


kepada dosen mata kuliah teori pemesinan bapak Dr. Ir. Drs.
Widarto, M.Pd. yang telah memberikan tugas ini, sehingga
dapat menjadi media belajar dasar pemesinan.

Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak yang


sudah membantu dan sumber-sumber yang dijadikan refrensi
sehingga makalah ini dapat disusun sesuai dengan tujuan
sebagai media pembelajaran . Harapnya makalah ini dapat
memberi wawasan kepada pembaca dan dapat digunakan
sesuai mestinya.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata,


semoga makalah ini dapat bermanfaat. Jika ada kesalahan
dalam penulisan saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Yogyakarta, 2 Desember 2022

Wafi Labib Al Razzak

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB 1 ..................................................................................................................................... 1
Pendahuluan......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................... 2
Pembahasan ......................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian .................................................................................................................. 2
2.2 Bentuk ........................................................................................................................ 2
2.3 Bahan ......................................................................................................................... 2
2.4 Penghitungan umur pahat............................................................................................ 4
BAB III ................................................................................................................................... 6
Penutup ................................................................................................................................ 6
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 6
3.2 Saran .......................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 7

ii
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Umumnya dalam proses pemesinan perkakas bubut menggunakan pisau pahat.


Pahat sendiri memiliki bentuk bermacam-macam dengan kegunaanya yang berbed-beda
. Bahan yang digunakan untuk pahat juga banyak jenisnya. Setiap bahan yang digunakan
untuk pisau pahat memiliki umur pakai, durability setiap bahan memiliki umur pakai yang
berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

Apa itu pisau pahat ?


Bagaimana bentuk pahat dan kegunaanya ?
Bahan apa saja yang digunakan untuk pahat ?
Bagaimana durability setiap bahan?

1.3 Tujuan Masalah

 Paham apa itu pisau pahat


 Mengerti bentuk pahat dan kegunaanya
 Mengetahui daya tahan serta usia pakai pahat

1
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian
Dalam pekerjaan perkakas bubut pasti menggunakan pisau pahat. Bentuk pisau
pahat juga memiliki banyak macam sesuai dengan kegunaannya. Pada dasarnya pisau
pahat memiliki umur yang berbeda-beda sesuai dengan bahan yang digunakan. Bahan
dari pisau pahat sangat berpengaruh dengan umur pakai pisau pahat.
Umur pisau pahat juga dapat dipengaruhi bahan apa yang akan dibubut serta cara
penggunaannya. Setiap proses bubut pasti akan ada dua benda yang saling bergesekan
yaitu pisau pahat dan benda kerja yang akan mengasilkan panas. Panas yang ditumbulkan
pada proses tersebut juga akan berpengaruh pada umur pakai pisau pahat.

2.2 Bentuk

Berikut bentuk pisau pahat yang sering digunakan pada proses


pemesinan bubut dari kiri ke kanan :

1. pahat sisi kanan


2. pahat pinggul/champer kanan
3. pahat sisi/permukaan kanan
4. pahat sisi/permukaan kanan(lebih besar)
5. pahat ulir segitiga kanan
6. pahat alur
7. pahat alur segitiga(kanan kiri)
8. paht ulir segitiga kiri
9. pahat sisi kiri
10. pahat pinggul kiri
11. pahat alur lebar

2.3 Bahan

Berdasarkan material yang digunakan, pahat bubut dikategorikan beberapa jenis yaitu

 Paduan cor nonferro (Cast Nonferrous Alloys)


 Keramik (Ceramics)
 Karbida (Cemented Carbides)

2
 CBN (Cubic Boron Nitrides)
 Intan (Sinterred Diamonds dan Natural Diamonds )
 Karbon HSS / Baja kecepatan tinggi

Paduan cor nonferro (Cast Nonferrous Alloys)


Pahat paduan cor nonferro (Stellite) merupakan jenis pahat paduan dan memiliki
sifat antara pahat HSS dan Carbida, umumnya digunakan pada kondisi khusus diantara
pilihan dimana pahat karbida terlalu rapuh dan pahat HSS mempunyai hot hardness dan
wear resistance yang terlalu rendah. Pahat jenis ini diproses dan dibentuk dengan cara
dituang menjadi bentuk yang tidak terlalu sulit seperti tool bit (sisipan) yang kemudian
diasah sesuai dengan dimensi yang dibutuhkan. Paduan nonferro terdiri atas empat
elemen utama :
a. Carbon (paduan 1% relatif lunak sedangkan 3% keras serta tahan aus).
b. Wolfram (10% - 25% berat ), sebagai pembentuk karbida dan menaikan kekerasan
secara menyeluruh
c. Chrome (10% - 35% berat), yang membentuk karbida..
d. Cobalt, sebagai pelarut bagi elemen lain.

Pahat Keramik (Ceramics)


Pahat jenis ini merupakan paduan metalik dan non-metalik menurut pengertian
sederhana sedangkan menurut definisi yang luas merupakan pahat dengan paduan semua
material kecuali metal dan material organik. Pahat keramik mempunyai sifat khusus yaitu
memiliki kekerasan yang cukup tinggi dan relatif rapuh sehingga kegunaannya cukup
terbatas. Salah satu cara untuk memperkecil sifat kerapuhan (getas) dari pahat keramik
yaitu dalam proses pembuatan menggunakan serbuk keramik yang cukup halus, murni,
dan homogen.

Pahat Karbida (Cemented Carbides)


Merupakan jenis pahat yang “disemen” (cemented carbides) dengan bahan padat
dan dibuat dengan cara sintering serbuk karbida (nitrida, oksida) dengan bahan pengikat
yang umumnya dari kobalt (Co). Cara carbuzing masing-masing berbahan dasar (serbuk).
Tungsten, Titanium, Tantalum yang dibuat menjadi karbida yang kemudian digiling dan
disaring. Salah satu atau campuran serbuk karbida tersebut kemudian dicampur dengan
bahan pengikat (Co) dan dicetak tekan dengan memakai bahan pelumas (Lilin). Setelah
itu dilakukan Presintering (1000º C pemanasan mula untuk menguapkan bahan pelumas)
dan kemudian dilakukan proses sintering (1600º C).
Hot hardness karbida yang disemen akan menurun apabila hanya terjadi
perlunakan pada elemen pengikat. Semakin besar tingkat persentase pengikat (Co) maka
kekerasannya akan menurun dan sebaliknya keuletannya meningkat. Modulus
elastisitasnya akan sangat tinggi demikian pula dengan berat jenisnya. Koefisien muainya
1/2 kali dari baja dan konduktivitas panasnya sekitar 2 sampai 3 kali dari konduktivitas
panas pahat HSS. Terdapat tiga jenis pahat karbida sisipan yaitu.
a. Karbida Tungsten Paduan (WC-TiC+Co; WC-TaC-TiC+Co; WC-TaC+Co; WC-TiC–
TiN+Co; TiC+Ni, Mo) merupakan jenis pahat karbida yang digunakan untuk memotong
baja (Steel cutting Grade).
b. Karbida Tungsten (WC+Co) yang merupakan jenis pahat karbida yang digunakan
untuk memotong besi tuang (Cast Iron Cutting Grade).
c. Karbida Lapis (Coated Cemented Carbides): merupakan jenis karbida tungsten yang
dilapis beberapa lapis karbida, nitrida oksida lain yang lebih rapuh tetapi hot hardness
tinggi.
3
Pahat CBN (Cubic Boron Nitrides)
CBN termasuk salah jenis keramik, dibuat dengan cara penekanan panas sehingga
serbuk grafit putih nitrida boron dengan struktur atom heksagonal akan berubah menjadi
struktur kubik. Pahat CBN dapat digunakan untuk proses permesinan pada berbagai jenis
baja dalam keadaan yang dikeraskan (hardenned steel) seperti HSS, besi tuang, maupun
karbida semen. Afinitas terhadap baja sangat kecil dan tahan terhadap baja sangat kecil
dan tahan terhadap perubahan reaksi kimia sampai dengan temperatur pemotongan
13000C (kecepatan potong tinggi).

Intan (Sinterred Diamonds dan Natural Diamonds )


Sintered Diamond merupakan hasil proses sintering pada serbuk intan tiruan dengan
bahan pengikat Cobalt 5% - 10%. Hot Hardness yang sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi
plastis. Sifat-sifat tersebut ditentukan oleh besarnya butir intan serta persentase dan komposisi
dari material pengikat. Karena intan pada temperatur tinggi akan mengalami perubahan menjadi
grafit dan akan mudah terdifusi menjadi atom besi, mata pahat intan tidak digunakan untuk
memotong material yang mengandung besi (ferrous). Cocok bagi Ultra highprecision dan mirror
finishing pada bebrapa benda kerja non fero seperti Al alloys, Cu alloys, Plastics, dan Rubber.

2.4 Penghitungan umur pahat

Keausan pahat akan tumbuh atau membesar dengan bertambahnya waktu pemotongan
pada saat tertentu pahat yang bersangkutan dianggap tidak dapat digunakan lagi. Semakin besar
keausan. yang di derita pahat maka kondisi pahat akan semakin kritis. Jika pahat tersebut masih
tetap digunakan maka pertumbuhan keausan akan semakin cepat dan pada suatu saat ujung pahat
akan rusak.
Harga batas keausan yang digunakan sebagai petunjuk umum dari percobaan dimana
harganya tergantung dari jenis pahat dan benda kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Pada dasarnya dimensi keausan menentukan batasan umur pahat, dengan demikian
percepatan pertumbuhan keausan menentukan laju saat berakhirnya masa guna pahat.
pertumbuhan keausan tepi terjadi mulai dengan pertumbuhan yang relatif cepat sesaat setelah
pahat digunakan diikuti dengan pertumbuhan yang linier setaraf dengan bertambahnya waktu
pemotongan dan kemudian pertumbuhan cepat terjadi lagi. Saat dimana pertumbuhan keausan
cepat mulai terjadi lagi di anggap sebagai batas umur pahat pada gambar dibawah

4
Di dalam proses pemesinan persamaan Taylor menyatakan hubungan antar
beberapa parameter yang terlibat. Rumus dasar umur pahat dapat ditulis

v = kecepatan potong ; m/menit


T = umur pahat ; menit
n = pangkat umur pahat
CT = konstanta Taylor
Konstanta Taylor dapat secara lebih umum ditulis seperti rumus empiris berikut

VB = Keausan tepi yang dianggap sebagai batas saat berakhirnya umur pahat ; mm.
Tergantung pada keuletan (toughnees) pahat, dan benda kerja serta ringannya kondisi
pemotongan, harga batas keausan tersebut dapat di pilih dari 0,3 s.d 1 mm, demi untuk
menghindari kerusakan fatal. Seminar Nasional Sains

m = Pangkat untuk batas keausan, tergantung pada kualitas pahat serta jenis dan
kondisi benda kerja. (m = 0.4 s/d 0.5 ; rata rata = 0.45)

h = Tebal geram sebelum terpotong, ditentukan berdasarkan kondisi pemotongan


optimum, yaitu sebesar mungkin bila merupakan proses pengkasaran, atau sesuai
dengan batas minimum bila merupakan proses penghalusan.

p = Pangkat untuk tebal geram sebelum terpotong, tergantung pada jenis dan kualitas
pahat (sesuai dengan pemakaian serta jenis dan kondisi benda kerja).

b= Lebar pemotongan ; mm, ditentukan berdasarkan dimensi awal dan akhir benda
kerja, menentukan jumlah langkah pemotongan untuk mencapai objektif yaitu dimensi
produk.

g = Pangkat dari lebar pemotongan, harga relatif kecil berkisar antara 0,05 – 0,13
kadangkala pengaruh lebar potongan diabaikan.

CTVB= Kecepatan potong extrapolatif (m/min), yang secara teoritik menghasilkan


umur pahat sebesar 1 menit, untuk

VB = 1 mm, h = 1 mm dan b = 1 mm, merupakan harga spesifik bagi kombinasi suatu


jenis pahat dan benda kerja.

Sehingga dari rumus yang ada di atas rumus perhitungan keausan pahat dapat ditulis

5
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan

Pisau pahat terbuat dari berbagai macan bahan dasar serta bentuk dan kegunaannya.
Setiap pisau pahat memiliki umur pakai yang berbeda beda. Ada beberapa yang
mempengaruhi umur pakai pisau pahat yaiyu Pengunaan coolant atau pendingin,
geometri pahat, jenis material pahat dan benda kerja, waktu pemakaian, suhu karena
gesekan, kecepatan potong, kedalaman potong, dan gerak makan

3.2 Saran

Jika dalam penulisan saya masih kurang lengkap dalam menjelaskan materi tentang
perhitungan umur pahat dapat gunakan sumber lain sebagai informasi tambahan. Semoga
tulisan tersebut dapat membantu proses belajar.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.belajarmesinbubut.com/2011/07/jenis-jenis-pahat-bubut.html
https://stellamariscollege.org/pahat-bubut/#:~:text=tirus%20dan%20champer.-
,Material%20Pahat%20Bubut,yaitu%20Sintered%20dan%20Natural%20diamon
d.
https://www.etsworlds.id/2018/11/jenis-material-pahat-mesin-bubut.html
Prayadi ,Randi . Mrihrenaningtyas. 2015. Analisa Umur Pahat Dengan Variasai Sudut Geram,
Kecepatan Dengan dan Tanpa Pendingin. Surabaya: Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Anda mungkin juga menyukai