Anda di halaman 1dari 2

Demontrasi di Masa Pandemi

Akhir-akhir ini demontrasi kerap terjadi hampir setiap waktu dan terjadi di beberapa
tempat.Bahkan,demontrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat
kita.Ribuan massa buruh dari berbagai wilayah di indonesia menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk
kekecewaan atas kondisi ekonomi di dalam negeri yang berbuntut pada pemutusan hubungan kerja
(PHK).

Presiden Konfederesi Serikat pekerja Indonesia (KSPI),Said Iqbal mengatakan,ada beberapa faktor yang
mendorong buruh sepakat untuk menggelar aksi unjuk rasa,puluhan buruh tetap melakukan aksi unjuk
rasa di depan Gedung DPRD Sumut,Jalan Imam Bonjol,Medan.Pada peringatan Hari Buruh Internasional
atau Mayday ,Jumat (1/5).Mereka menolak omnibus Law serta tindakan PHK dengan dalih terdampak
akibat pandemi covid 19.

Buruh berunjuk rasa tergabung dalam Badan Pekerja Daerah Sumatera Utara(Perstuan Peruangan
Rakyat(BPD Sumut KPR).Aksi itu dipimpin langsung ketuanya ,Martin Louis.berbeda dengan aksi-aksi
pada media sebelumnya pada demonstrasi ini massa buruh mengenakan masker,mereka juga mengatur
jarak dan saling berjauhan.

Dalam Omnibus Law Ini,RUU Cipta kerja yang paling disorot dan mendapat kritik "RUU ini hanya untuk
menarik investasi di tengah situasi krisis,logikanya penguasa masih membangun tata kelola ekonomi
ditopang investasi dan utang luar negeri. sehingga kebijakan yang lahir tentunya memuluskan
investasi ,bukan untuk kepentingan rakyat"kata martin.

Gelombang PHK belakangan ini juga menjadi sorotan buruh yang berunjuk rasa.menurut mereka ,covid
19 yang tidak bisa menjadi dalib pengusaha untuk melakukan PHK.sejauh ini kata martin sudah 2,8 juta
buruh yang di PHK.

"Kita menolak karena PHK itu adalah kejahatan kemanusiaan yang menghilangkan penghidupan orang
banyak.untuk karyawan yang dirumahkan ,perusahaan harus membayar hak-hak dari pekerjanya sesuai
dengan UU 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan" tutup martin.

Selain unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumut ,sejumlah pekerja dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta
juga melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI karena adanya kejadian pemutusan hubungan
kerja atau PHK yang dilakukan sepihak,pengurus Dinkes DKI Jakarta ,Abdul Aziz mengatakan PHK sepihak
ini tidak bisa diterima karena dilakukan di tengah merebaknya covid 19.Bahkan ada juga peserta aksi
yang menggunakan APD saat demo sebagai bentuk protes.

Aziz menjelaskan ,manajemen telah membuat sistem yang memungkinkan PHK terjadi secara
sepihak.Bahkan sudah ada 3 pegawai yang dipecat." kami menolak sistem manajemen yang secara
sepihak memecat pegawai Dinkes DKI",ujar Azis di lokasi Kamis (22/10). Aksi ini dilakukan di Jalan
Medan Merdeka Selatan depan kantor Anies Baswedan.
Dengan fakta-fakta tersebut nyatalah bahwa penyebab demonstrasi adalah karena banyaknya
karyawan yang di PHK, Padahal mereka butuh kerja untuk mencukupi kehidupannya .Mereka kemudian
melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutannya.

Anda mungkin juga menyukai