Anda di halaman 1dari 2

Tumpah Ruah Demo Omnibus Law Warnai Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf

Pernyataan umum :
Rangkaian demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU
Ciptaker) yang bertepatan dengan satu tahun pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin
terjadi di sejumlah daerah, Selasa (20/10) kemarin. Dilihat dari kejadian elemen buruh
dan mahasiswa yang bersatu turun ke jalan menuntut Jokowi membatalkan UU
Ciptaker dengan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang
(perppu).

Argumen :
Demontrasi dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung dalam
BEM SI yang berbaur dengan Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK).
Dalam aksi demo kemarin, GEBRAK menyerukan masyarakat untuk melakukan
pembangkangan sipil terhadap UU Cipta Kerja. Mereka juga mengajak masyarakat
turun ke jalan secara damai dan lantang untuk memberikan tekanan politik kepada
pemerintah. Dengan tekanan itu, diharapkan Jokowi mengeluarkan perppu
membatalkan UU yang disahkan oleh DPR pada 5 Oktober lalu. Sebanyak 10.587
pasukan gabungan TNI-Polri diterjunkan untuk mengawal demo yang bertepatan
dengan satu tahun Jokowi-Ma'ruf. Mahasiswa dan buruh pun berangsur bubar saat sore
hari. Aksi kali ini berjalan damai.
Mahasiswa akan kembali turun ke jalan pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober
mendatang. Aksi tetap membawa tuntutan agar Jokowi mencabut UU Ciptaker. Namun,
massa yang tak memakai almamater terlihat melakukan sejumlah provokasi selepas
mahasiswa dan buruh meninggalkan lokasi. Bahkan, mereka berupaya menembus
barikade polisi yang menyekat Jalan Medan Merdeka Barat. Lalu mereka juga
melempar botol air mineral hingga batu ke arah polisi. Namun insiden tersebut tak
berlangsung lama, hingga kemudian massa berhasil dibubarkan prajurit Marinir TNI AL
sekitar pukul 18.00 WIB.
Meskipun aksi berjalan aman, aparat kepolisian menangkap puluhan pemuda yang
hendak bergabung dalam demo kemarin. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana
Sudjana mengatakan sebanyak 33 orang diamankan. Nana tak mau pihaknya disebut
menangkap. "Sampai saat ini ada sekitar 33 orang yang kami amankan. Ini kami
amankan, bukan kami tangkap," kata Nana kepada wartawan di sekitar lokasi
demonstrasi di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta, Selasa (20/10).
Penegasan ulang beserta saran atau solusi :
Di bebarapa daerah kondusif. Aksi tolak Omnibus Law bertepatan dengan satu tahun
Jokowi-Ma'ruf juga terjadi di Kota Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, hingga
Surabaya. Keseluruhan aksi ini berjalan kondusif dan tak menimbulkan kericuhan. Dan
tak terjadi pula perusakan fasilitas umum seperti yang sempat terjadi pada demo (8/10)
lalu.
Seperti diketahui aksi demo ini terjadi disaat pandemic virus COVID-19. Seharusnya
pemerintahan Jokowi tidak membuat dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang
Cipta Kerja (RUU Ciptaker). Karna pada dasarnya pemerintah harusnya tahu, bahwa
hal itu bisa mengakibatkan demontrasi dari rakyat yang tidak menyetujuinya. Dan demo
ini bisa menjadi pemicu, lebih banyak warga yang bisa tertular virus COVID-19c. Jadi
sebaiknya untuk yang ikut demo tetap berusaha untuk menjaga kesehatan. Dan harus
lebih bijaksana dalam menyampaikan aspirasi sebagai masyarakat yang bertanggung
jawab agar tidak terjadi kerusuhan. Juga sebaiknya, untuk mengantisipasi penularan
COVID-19, demo dilakukan secara diam saja dan tidak teriak-teriak. Seperti cukup
untuk jalan saja, keliling sambil saling menjaga jarak dua meter untuk menunjukan
perlawanan dari kita yang menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU
Ciptaker).

Sumber berita : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201021070326-20-


560806/tumpah-ruah-demo-omnibus-law-warnai-satu-tahun-jokowi-maruf

Anda mungkin juga menyukai