Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN MENGENAI DEMO TOLAK KTT G20 DI BALI

Indonesia merupukan suatu negara yang menganut sistem demokrasi. Sistem demokrasi
ini sudah dianut Indonesia sejak awal kemerdekaannya. Ciri yang paling utama dari negara
Demokrasi adalah adanya penyampaian pendapat yang dilakukan oleh rakyat. Ada banyak cara
yang dapat dilakukan untuk mengemukakan pendapat, salah satunya adalah dengan demonstrasi.
Demonstrasi adalah tindakan massa yang mendukung, menolak, atau mengoreksi kebijakan
pemerintah pusat, daerah bahkan kebijakan internasional.Namun akhir-akhir ini tidak jarang kita
mendengar aksi demonstrasi yang radikal, anarkis, memiliki latar belakang dan tujuan yang tidak
jelas, dan lain sebagainya. Aksi demonstrasi sering kali disalah gunakan oleh oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab.

Salah satu aksi demonstrasi yang menimbulkan kontoversi adalah demo tolak KTT G20
di Bali. Dibalik kemewahan pelaksanaan KTT G20, ada aksi demonstrasi yang dilakukan oleh
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Denpasar Bali pada tanggal 16 September 2022. Aksi
demonstrasi itu dilakukan di tengah penyelenggaraan puncak KTT G20. Namun aksi
Demonstrasi itu mendapat penghadangan dari aparat bersenjata TNI-Polri, Pecalang dan juga
Bendesa Adat Renon. Adapun penghadangan demonstrasi itu terjadi karena beberapa hal pemicu,
yaitu :

Yang pertama demonstrasi itu dilakukan tanpa memberi pemberitahuan ke satuan Polri.
Karena sebelum melakukan aksi demonstrasi, perwakilan massa harus menyampaikan
pemberitahuan tertulis ke satuan Polri sesuai dengan tingkat kewenangannya. Dan
pemberitahuan paling lambat disampaikan 3x24 jam sebelum kegiatan dimulai. Dan menurut
UU no 9 tahun 1998 Pasal 15 mengatakan “Pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum
dibubarkan apabila tidak memenuhi ketentuan”.

Dan yang kedua aksi demonstrasi Tolak G20 juga dilakukan pada waktu yang kurang
tepat, Kepolisian Daerah Bali mengatakan tidak akan melarang masyarakat untuk menggelar aksi
demostrasi atau unjuk rasa G20, meskipun demikian, polisi meminta masyarakat yang ingin
menggelar aksi untuk mempertimbangkan kembali rencana mereka. Karena TNI dan Polri
sedang fokus pengamanan KTT G20 di Bali. Dan jika tetap ingin melakukan unjuk rasa,
demonstrasi harus dilakukan di lapangan renon, dan harus memberi pemberitahuan sebelumnya,
namun demonstrasi yang dilakukan oleh AMP ini tidak ada memberi pemberitahuan kepada
kepolisian. Dan dikaitkan dengan Surat Edaran Nomer 35425/SEKRET/2022 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat kecamatan Kuta Selatan, dan Denpasar Selatan
meliputi Pendidikan, perkantoran pemerintahan atau swasta, upacara adat, kegiatan keagamaan,
dalam Rangka Penyelenggaraan Presidensi G20 yang di tandatangani oleh Gubernur Bali, wajar
saja jika mahasiswa dihimbau untuk menunda terlebih dahulu aksi unjuk rasa itu.

Dan yang ketiga penyetopan aksi demonstrasi ini pada awalnya hanya ingin untuk
memediasai agar Aliansi Mahasiswa Papua tidak melakukan aksinya, karena warga takut nanti
jika melakukan aksi, pasti akan ada aksi-aksi tandingan yang lainnya, yang barang tentu akan
menjadi bentrok yang lebih luas lagi., tetapi karena satu hal, kericuhan pun tak dapat dihindarkan
sehingga pada akhirnya kericuhan pun pecah antar AMP dengan warga. (Suarta, 2022)

Dalam video amatir yang beredar, terdengar suara dari salah satu demontrans yang
memprovokasi untuk mengambil batu. Jelas perbuatan itu sudah melanggar hukum. Karena
menurut Pasal 23 huruf e Peraturan Kepala Kepolisian Nomor 7 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Pelayanan, Pengamanan, dan Penanganan Perkara Penyampaian Pendapat di
Muka Umum (“Perkapolri 7/2012”) menyatakan bahwa kegiatan penyampaian pendapat di muka
umum dinyatakan sebagai bentuk pelanggaran apabila berlangsung anarkis, yang disertai dengan
tindak pidana atau kejahatan terhadap ketertiban umum dan kejahatan yang membahayakan
keamanan umum bagi orang atau barang, dan kejahatan terhadap penguasa umum.

TINDAKAN YANG YANG HARUS DILAKUKAN OLEH GENERASI MUDA


MENGENAI AKSI DEMO ANARKIS

Menurut data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, jumlah pemuda Indonesia
berjumlah sekitar 64,92 juta jiwa atau seperempat dari jumlah penduduk Indonesia. Dengan
banyaknya jumlah pemuda Indonesia diharpakan dapat menjadi agent of change yang dapat
membawa perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik di masa depan. Dan aksi unjuk rasa atau
demonstrasi juga penting dilakukan, karena generasi muda perlu berpartisipasi untuk mengawal
jalannya pemerintahan, sehingga aksi unjuk rasa atau demo perlu dilakukan. Aksi unjuk rasa
memang boleh dan perlu dilakukan, tetapi kita tidak boleh melakukan aksi demonstrasi yang
bersifat anarkis, aksi penyampain pendapat ini harus dilakukan secara damai dan sesuai dengan
aturan. Dan menanggapi aksi demonstrasi tolak KTT G20 yang bersifat anarkis di Bali itu adalah
perbuatan yang salah, kita sebagai generasi muda, khususnya mahasiswa harus dapat berfikir
secara intelektual dan melakukan aksi secara tertib sesuai dengan aturan yang ada. Dan untuk
kedepannya kita sebagai generasi muda harus melakukan aksi demonstrasi dengan
memperhatikan beberapa hal,

Yang pertama, menyampaikan pendapat di muka umum harus dengan ketentuan hukum
yang ada, kedua, menyampaikan segala bentuk aspirasi dalam bentuk penyampaian pendapat di
muka umum dengan aman, tertib, dan damai, serta santun dan bertanggungjawab. ketiga,
menolak segala bentuk anarkisme dan kerusuhan dalam menyampaikan pendapat di muka
umum. kempat, tidak memberi ruang dan menolak segala bentuk intoleransi, kekerasan,
radikalisme, anarkisme, rasisme dan separatisme.dan terakhir, mendukung sepenuhnya langkah
dan tindakan Polri serta TNI untuk menindak secara tegas para pelaku kekerasan, kerusuhan dan
anarkisme.

Anda mungkin juga menyukai