Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

SUSU

Susu adalah cairan putih yang dikeluarkan oleh kelenjar susu mamalia betina
seperti sapi, kambing atau bahkan kerbau, dan diperoleh sebagai makanan dan
sumber makanan melalui pemerahan. Susu merupakan bahan makanan yang
sangat bergizi karena susu segar mengandung berbagai nutrisi lengkap seperti
protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.

Pada praktikum kali ini membahas tentang karakteristik fisik susu dengan
meninjau warna, kekentalan, aroma dan rasanya, juga akan membahas tentang
pengujian kualitas susu dengan meninjau pH, padatan terlarut, uji alkohol, uji
oksidase, dan uji reduktase.

Karakteristik Fisik Susu

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua sampel susu yaitu susu


kambing murni, susu sapi murni, susu kambing bubuk, dan susu sapi bubuk
mempunyai warna yang sama yaitu putih. Warna putih dari susu merupakan hasil
dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel koloidal dari casein
dan kalsium fosfat, atau dapat dikatakan air susu tidak tembus cahaya. Warna air
susu dapat berubah dari satu warna ke warna yang lain, tergantung dari sumber
ternaknya, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat, dan bahan pembentuk warna.
Warna air susu yang sehat berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan.

Kekentalan air susu (viskositas) banyak dipengaruhi oleh kasein, butiran


lemak dan derajat asam. Viskositas air susu berkurang pada suhu tinggi, tetapi
bertambah pada suhu rendah, demikian pula air susu yang mengalami goncangan,
viskositasnya akan berkurang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sampel
susu kambing bubuk mempunyai tingkat kekentalan yang paling cair, sedangkan
sampel yang mempunyai tingkat kekentalan yang paling kental adalah susu
kambing murni.

Aroma air susu dipengaruhi oleh pakan hewan tersebut. Aroma air susu juga
mudah berubah dari bau yang sedap menjadi bau yang tidak sedap. Hal ini
dipengaruhi oleh sifat lemak air susu yang mudah menyerap bau di sekitarnya.
Dari hasil pengamatan, sampel susu sapi bubuk mempunyai aroma khas yang
lebih kuat dibandingkan ketiga sampel yang lainnya.

Ditinjau dari rasanya hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua sampel


memiliki rasa gurih, rasa dari susu dipengaruhi oleh pakan yang diberikan, macam
bahan pakan yang diberikan, dan persiapan hewan yang akan diperah. Citarasa
susu juga dipengaruhi oleh kadar lemak, protein, dan mineral yang terdapat pada
susu. Pada akhir masa laktasi, kadar protein dan mineral sangat tinggi, sehingga
rasa susu yang dihasilkan sedikit gurih asin.

Karakteristik Kimia Susu

Selanjutnya pengamatan kualitas susu dengan meninjau pH. Berdasarkan SNI


01-3141-1998, rataan pH susu adalah sekitar 6-7. Dalam skala pH 1 sampai 14,
asam mempunyai skala yang lebih rendah antara 0 sampai 7 sedangkan basa
mempunyai skala yang lebih tinggi antara 7 sampai 14, maka dari itu pH 7
dianggap netral. Normalnya pH pada susu dapat disebabkan karena adanya kasein,
buffer, fosfat, dan sitrat. Dari hasil pengamatan, hanya sampel susu kambing
bubuk yang mempunyai rata-rata pH yang sangat tinggi yaitu 12 yang artinya pH
tersebut tidak termasuk ke dalam pH rata-rata susu yang semestinya yaitu sekitar
6-7.

Selanjutnya adalah pengamatan padatan terlarut dengan menggunakan


refraktrometer. Pengamatan padatan terlarut bertujuan untuk mengukur kadar atau
konsentrasi bahan terlarut yaitu gula. Dari hasil pengamatan, semua sampel
memiliki persenan padatan terlarut yang berbeda-beda. Susu sapi bubuk
mempunyai jumlah persen padatan terlarut paling besar diantara sampel susu yang
lain. Artinya, kadar bahan gula pada sampel susu sapi bubuk lebih banyak di
bandingkan dengan sampel susu yang lain.

Selanjutnya adalah pengujian kualitas susu dengan cara pengujian alkohol.


Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa hanya sampel susu kambing bubuk
yang tidak mengalami penggumpalan. Susu kambing murni, susu sapi murni dan
susu sapi bubuk menunjukkan terjadinya penggumpalan. Penggumpalan susu ini
disebabkan oleh berkembangbiaknya bakteri asam susu, dalam hal ini laktosa
diubah menjadi asam laktat. Terjadinya penggumpalan pada susu adalah salah
satu tanda kemungkinan kualitas susu rendah. Hal ini didukung oleh pendapat
Sutrisna et al. (2014) yang menyatakan bahwa pecahnya susu menyebabkan
kualitas susu rendah sehingga tidak layak dikonsumsi karena adanya
kemungkinan bahwa kadar asam yang terkandung dalam susu tinggi.

Pengamatan kualitas susu selanjutnya dilakukan dengan cara uji oksidase. Uji
oksidase dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim oksidase pada susu.
Hasil akhir mengamatan uji oksidase seharusnya adalah jika sampel merupakan
susu mentah atau belum melalui proses pemanasan, maka sampel susu akan
berubah warna menjadi ungu atau biru gelap dan jika warna campuran tidak
berubah maka susu telah melalui proses pemanasan. Namun, data menunjukkan
bahwa semua sampel tidak mengalami perubahan warna, kemungkinan yang
terjadi yaitu terdapat kerusakan pada larutan H 2O atau larutan resolsinolnya.

Selanjutnya adalah pengujian kualitas susu dengan cara uji reduktase. Uji
reduktase dilakukan dengan menggunakan zat warna methylen blue. Metode ini
menunjukkan tingkat kegiatan dari jenis-jenis bakteri tertentu dan dengan
demikian memungkinkan klasifikasi susu sebagai susu yang dapat diterima dan
tidak untuk tingkat atau kegunaan tertentu (Buckle et al., 1987). Berdasarkan hasil
pengamatan uji reduktase pada sampel susu, hanya sampel susu kambing murni
yang mengalami perubahan setelah 7 jam pengujian. Uji reduktase digunakan
untuk memprediksi jumlah bakteri didalam susu dengan menggunakan zat
Methylen Blue (MB) yang akan memberikan warna biru pada susu yang nantinya
akan direduksi oleh bakteri yang ada didalam susu, semakin cepat waktu
reduksinya maka semakin banyak jumlah bakteri yang ada didalam susu (Legowo
et al., 2009).

TELUR

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat,
mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan
pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur kaya
dengan protein yang sangat mudah dicerna. Beberapa hewan dapat menghasilkan
telur, tetapi hanya jenis telur tertentu yang biasa diperdagangkan dan dikonsumsi
manusia yaitu telur ayam, telur bebek, telur puyuh dan telur ikan. Telur
merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak-anak yang sedang tumbuh
dan memerlukan protein dalam jumlah cukup banyak. Telur juga sangat baik
dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil, ibu yang menyusui dan orang yang
sedang sakit. Sebutir telur terdiri atas kulit telur, lapisan kulit telur (kutikula),
membrane kulit telur, putih telur (albumen), kuning telur (yolk), bakal anak ayam
(germ spot) dan kantung udara.

Pada praktikum kali ini akan membahas tentang karakteristik fisik telur utuh
ditinjau dari karakteristik fisik (berat, bentuk, ukuran, warna dan tekstur); struktur
fisik (putih telur, blastoderm, membrane vitelina dan kalaza); isi telur (berat telur,
berat kuning telur, %kuning telur, berat putih telur dan % putih telur); kulit telur
(tebal kulit dan tebal membran kulit); serta kulit telur (gambar, gelembung CO 2,
warna dan tekstur).

Serta akan membahas tentang parameter mutu telur ditinjau dari pengamatan
telur utuh (kulit, ruang udara, putih telur dan kuning telur); kuning telur (warna,
kejernihan, kebersihan, ketegaran, berat utuh telur, tinggi kuning telur, diameter
kuning telur, IKT dan nilai z); putih telur (warna, kejernihan, kebersihan,
ketegaran, berat telur utuh, tinggi putih telur, diameter putih telur, IPT dan HU);
kulit telur (ketebalan dan porositas).

Dan juga akan membahasa tentang karakteristik kimia telur dengan meninjau
pH dan padatan terlarutnya.

Karakteristik Fisik Telur Utuh


Dari hasil pengamatan karakteristik fisik masing-masing sampel telur
mempuyai berat yang bervariatif, telur yang mempunyai berat yang paling besar
adalah telur ayam negri. Pada bentuk, semua sampel telur mempunyai bentuk
yang sama yaitu lonjong atau oval. Masing-masing sampel telur juga memliki
ukuran yang bervariatif, ukuran ini ditinjau dari tinggi dan diameter telur, telur
yang mempunyai ukuran paling besar adalah telur ayam negri. Pada warna, setiap
masing-masing sampel telur juga memiliki warna yang bervariatif, warna ini
ditinjau dari warna kulit atau cangkang telur, warna yang bervariatif ini
disebabkan karena jenis telur yang berbeda-beda. Pada tekstur, hampir semua
sampel mempunyai tekstur yang sama yaitu halus kecuali pada sampel telur puyuh
yang mempunyai tekstur kasar.

Pada pengamatan struktur fisik, setiap sampel telur diamati putih telurnya,
blastoderm, membrane vitelina, dan kalazanya. Setiap sampel telur mempunyai
putih telur, namun mempunyai sedikit perbedaan di warnanya. Blastoderm atau
sel benih disebut juga dengan sel embrio, berbentuk kecil, melingkar dan
berwarna putih sebesar 2-3mm yang berada di permukaan kuning telur merupaka
sperma ayam jantan yang memasuki sel telur, pada pengamatan blastoderm, ada
beberapa sampel telur yang blastodermnya tidak tidak terlihat yaitu pada telur
ayam negri dan telur ayam puyuh. Membran vitelina adalah bagian telur yang
membungkus kuning telur sehingga membuat kuning telur telah tercampur dengan
putih telur, masing-masing sampel telur mempunyai membran vitelina. Putih telur
tebal dekat kuning telur membentuk struktur seperti kabel yang disebut kalaza.
Kalaza akan membuat kuning telur tetap ditengah-tengah telur. Kalaza juga dapat
memberikan petunjuk tentang kesegaran telur, dimana pada telur yang bermutu
tinggi penampakan kalaza lebih jelas. Kuning telur tersimpan di bagian pusat
telur, berbentuk hampir seperti bola. Masing-masing sampel telur mempunyai
kalaza.

Selanjutnya adalah pengamatan isi telur dengan meninjau berat telur (g), berat
kuning telur (g), % kuning telur, berat putih telur (g) dan % putih telur. Masing-
masing sampel pada pengamatan berat telur mempunyai hasil yang berbeda-beda,
telur yang mempunyai berat paling besar adalah telur bebek. Berat kuning telur
diukur menggunakan timbangan digital, masing-masing sampel mempunyai berat
yang berbeda-beda. Dari semua sampel, telur ayam negri yang mempunyai berat
kuning telur yang paling besar dan juga memiliki persenan kuning telur yang
paling besar. Berat putih telur juga ditimbang menggunakan timbangan digital,
masing-masing sampel telur juga mempunyai berat putih telur yang berbeda-beda.
Dari semua sampel telur, telur bebek mempunyai berat puth telur yang paling
besar dan juga memiliki persenan putih telur yang paling besar.

Selanjutnya adalah pengamatan kulit telur di tinjau dari tebal kulit (mm), tebal
membrane kulit (mm), gelembung CO 2, warna dan teksturnya. Tebal kulit dan
tebal membran kulit diukur menggunakan mikrometer sekrup. Masing-masing
sampel memiliki tebal kulit dan tebal membrane kulit yang berbeda-beda, sampel
telur ayam kampung memiliki kulit yang lebih tebal dibandingkan sampel telur
lainnya, sedangkan membran kulit yang paling tebal dimiliki oleh sampel telur
ayam negri. Kulit telur selanjutnya direndam dengan larutan asam cuka selama 15
menit untuk di amati terbentuknya gelembung-gelembung gas CO 2 dan perubahan
warna kulitnya. Hasil pengamatan menunjukkan semua sampel telur
mengeluarkan gelembung, ini disebabkan karena kulit telur mengandung kalsium
karbonat CaCO3 yang bereaksi dengan asam membentuk kalsium asetat dan gas
karbondioksida, warna kulit setiap sampel juga memiliki perubahan warna setelah
direndam larutan asam cuka. Hal ini terjadi karena ada bagian kulit yang
teroksidasi dan menyebabkan perubahan warna kulit terjadi. Perendaman kulit
telur dengan larutan asam cuka juga mengubah tekstur telur menjadi lebih kasar,
penyebabnya juga karena adanya bagian kulit yang teroksidasi.

Parameter Mutu Telur

Pengamatan telur utuh masing-masing sampel diamati kulit, ruang udara,


putih telur dan kuning telurnya. Pengamatan ruang udara, putih telur dan kuning
telur dilakukan dengan cara candling. Hasil pengamatan kulit telur menunjukkan
semua sampel tidak ada retakan dan bersih kecuali pada sampel telur bebek.
Untuk pengamatan ruang udara, hanya sampel telur ayam negri yang ruang
udaranya tidak terlihat. Untuk pengamatan pada putih telur hanyan telur ayam
negri yang putih telurnya tidak terlihat. Dan untuk pengamatan kuning telur, telur
ayam negri dan telur puyuh saja yang tidak terlihat kuning telurnya.

Selanjutnya adalah pengamatan kuning telur. Pengamatan kuning telur di


tinjau dari warna, kejernihan, kebersihan, ketegaran, berat telur utuh (g), tinggi
kuning telur (mm), diameter kuning telur (mm), IKT dan Nilai Z. Sampel telur
ayam kampung dan telur puyuh memiliki warna kuning telur yang kuning,
sedangkan sampel telur ayam kampung dan telur bebek memiliki warna kuning
telur yang oranye, warna kuning telur dipengaruhi oleh biji-bijian yang menjadi
makanannya. Pigmen warna pada pakan ayam inilah yang membuat perbedaan
warna kuning telur tersebut. Pigmen ini disebut xanthophylls. Semua sampel
memiliki tingkat kejernihan kuning telur yang baik, kebersihan yang baik juga
memiliki ketegaran kuning telur yang baik. Kuning telur juga diukur IKT (Indeks
Kuning Telur) dan Nilai Z nya. Cara pengukurannya adalah:
Tinggi kuningtelur (mm)
Indeks Kuning Telur=
Diameter kuning telur
10 × Tinggi kuningtelur
N ilai Z=
3 × Berat telur utuh
Indeks Kuning Telur (IKT) merupakan perbandingan antara tinggi kuning telur
dengan diameter kuning telur. Menurut Badan Standarisasi Nasional (2008)
tentang SNI 3926 : 2008 menyatakan bahwa indeks kuning telur segar berkisar
antara 0,33-0,52. Data hasil pengamatan menunjukkan IKT semua sampel tidak
ada yang menyentuh angka 0,33 namun IKT paling tinggi dimiliki oleh telur
bebek. Sunarlim dan Soekato (1972) mengatakan bahwa nilai Z adalah merupakan
fungsi dari tinggi kuning telur dan berat telur, yang mempunyai kemungkinan
untuk digunakan sebagai kriteria penilaian mutu telur, pada data hasil pengamatan
diketahui sampel yang memiliki niali Z paling besar adalah telur ayam kampung.
Selanjutnya adalah pengamatan putih telur. Pengamatan putih telur
ditinjau dari warna, kejernihan, kebersihan, ketegaran, berat telur utuh (g), tinggi
putih telur (mm), diameter putih telur (mm), IPT dan HU. Kecuali telur ayam
negri, semua sampel memiliki warna putih telur yang putih bening. Semua sampel
memiliki kejernihan putih telur yang jernih, kebersihan putih telur yang bersih dan
ketegaran putih telur yang tegar. Putih telur juga diukur Indeks Putih Telur (IPT)
dan Haugh Unit (HU) nya. Cara pengukurannya adalah:
Tinggi putih telur tebal (mm)
Indeks Putih Telur=
Diameter putih telur tebal(mm)

HaughUnit ( HU ) =100 log ( H+ 7 ,57−1 , 7 W 0 ,37 )


Indeks Putih Telur (IPT) menurut Badan Standarisasi Nasional (2008) tentang
SNI 3926 : 2008 menyatakan bahwa merupakan perbandingan antara tinggi putih
telur dengan diameter rata-rata putih telur kental. Indeks putih telur segar berkisar
antara 0,050-0,174. Telur yang disimpan akan mengalami penurunan indeks putih
telur (IPT). Data hasil pengamatan menunjukkan hanya telur ayam kampung yang
termasuk kedalam nilai IPT yang segar yaitu 0,052. Nilai Haugh unit merupakan
nilai yang mencerminkan keadaan albumen telur yang berguna untuk menentukan
kualitas telur. Nilai Haugh Unit ditentukan berdasarkan keadaan putih telur, yaitu
korelasi antara bobot telur dan tinggi putih telur. Nilai Haugh unit lebih dari 72
dikategorikan sebagai telur berkualitas AA, nilai Haugh unit 60-72 sebagai telur
berkualitas A, nilai Haugh 10 unit 31-60 sebagai telur berkualitas B dan nilai
Haugh unit kurang dari 31 dikategorikan sebagai telur berkualitas C (Mountney,
1976). Data hasil pengamatan menujukkan telur ayam kampung dikategorikan
sebagai telur berkualitas AA, telur ayam negri dan telur bebek dikategorikan
sebagai telur berkualitas A dan teluh puyuh dikategorikan sebagai telur
berkualitas B.
Selanjutnya adalah pengamatan kulit telur ditinjau dari ketebalan dan
porositasnya, namun pengamatan porositas tidak dapat dilakusanakan karena
larutan biru metilen atau violet kristal yang tidak tersedia. Data hasil pengamatan
menunjukkan telur ayam kampung memiliki ketebalan 0,45 mm yang artinya
tidak termasuk ke dalam kulit telur yang tipis, telur ayam negri mempunyai
ketebalan kulit telur 0,9 mm, telur puyuh mempunyai ketebalan kulit telur 0,21
mm dan telur bebek mempunyai ketebalan kulit telur 0,45 mm.
Karakteristik Kimia Telur
Pengamatan karakteristik kimia telur dilakukan dengan meninjau pH dan
padatan terlarutnya. Pengamatan pada pH dilakukan dengan memisahkan bagian
kuning dan putih telur lalu dibagi 3, diukur pHnya menggunakan pH meter dan di
rata-ratakan hasilnya. Data hasil pengamatan menunjukkan pH yang berbeda-
beda pada masing-masing sampel. Nilai pH kuning telur dengan kualitas baik
adalah 6,0 (Barutu, 2016). pH kuning telur yang mendekati 6,0 dimiliki oleh telur
ayam negri. Sedangkan pH putih telur dengan kualitas yang baik nilainya sekitar
7,0. pH putih telur pada setiap sampel tidak ada yang mendekati 7,0.

Selanjutnya adalah pengamatan padatan terlarut dengan menggunakan


refraktrometer. Pengamatan padatan terlarut bertujuan untuk mengukur kadar atau
konsentrasi bahan terlarut yaitu gula. Pada data hasil pengamatan padatan terlarut,
kuning telur tidak bisa di hitung persen padatan terlarutnya karena tidak
mengandung air. Data hasil pengamatan menunjukkan semua sampel memiliki
persenan padatan terlarut putih telur yang berbeda-beda. Telur puyuh mempunyai
nilai persenan padatan terlarut yang paling tinggi diantara sampel putih telur yang
lainnya. Artinya, kadar bahan gula pada sampel telur puyuh lebih banyak di
bandingkan dengan sampel telur yang lain.
BAB V
PENUTUP
SIMPULAN

Susu adalah cairan putih yang dikeluarkan oleh kelenjar susu mamalia betina
seperti sapi, kambing atau bahkan kerbau, dan diperoleh sebagai makanan dan
sumber makanan melalui pemerahan. Susu merupakan bahan makanan yang
sangat bergizi karena susu segar mengandung berbagai nutrisi lengkap seperti
protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Pengamatan karakteristik fisik
susu dapat ditinjau dari warna, kekentalan, aroma dan rasa. Kualitas susu dapat
dilihat dari hasil pengamatan pH, padatan terlarut, uji alcohol, uji oksidase dan uji
reduktase.

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat,
mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan
pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur kaya
dengan protein yang sangat mudah dicerna. Beberapa hewan dapat menghasilkan
telur, tetapi hanya jenis telur tertentu yang biasa diperdagangkan dan dikonsumsi
manusia yaitu telur ayam, telur bebek, telur puyuh dan telur ikan. Telur
merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak-anak yang sedang tumbuh
dan memerlukan protein dalam jumlah cukup banyak. Telur juga sangat baik
dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil, ibu yang menyusui dan orang yang
sedang sakit. Sebutir telur terdiri atas kulit telur, lapisan kulit telur (kutikula),
membrane kulit telur, putih telur (albumen), kuning telur (yolk), bakal anak ayam
(germ spot) dan kantung udara. Pengamatan karakteristik fisik telur utuh ditinjau
dari karakteristik fisik (berat, bentuk, ukuran, warna dan tekstur); struktur fisik
(putih telur, blastoderm, membrane vitelina dan kalaza); isi telur (berat telur, berat
kuning telur, %kuning telur, berat putih telur dan % putih telur); kulit telur (tebal
kulit dan tebal membran kulit); serta kulit telur (gambar, gelembung CO 2, warna
dan tekstur). Parameter mutu telur dapat ditinjau dari pengamatan telur utuh
(kulit, ruang udara, putih telur dan kuning telur); kuning telur (warna, kejernihan,
kebersihan, ketegaran, berat utuh telur, tinggi kuning telur, diameter kuning telur,
IKT dan nilai z); putih telur (warna, kejernihan, kebersihan, ketegaran, berat telur
utuh, tinggi putih telur, diameter putih telur, IPT dan HU); kulit telur (ketebalan
dan porositas). Dan pengamatan karakteristik kimia telur dapat ditinjau dari pH
dan padatan terlarutnya.

SARAN

Sebaiknya laboran lebih teliti dan berhati-hati dalam pengerjaan yang dilakukan
agar hasil yang di dapatkan maksimal serta kondusif.
DAFTAR PUSTAKA

I Gusti Ayu Fitri, K. K. (2013). Uji Organoleptik dan Tingkat Keasaman Susu Sapi Kemasan
yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar. Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Udayana.

Lamin Arjadi, N. D. (2017). Evaluasi Cemaran Bakteri Susu yang Ditinjau Melalui Rantai
Distribusi Susu dan Peternakan Hingga KUD di Kabupaten Boyolali. Fakultas
Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro .

Maulina Nababan, I. K. (2015). Kualitas Susu Segar pada Penyimpanan Suhu Ruang
Ditinjau dari Uji Alkohol, Derajat Keasaman dan Angka Katalase. Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Udayana .

Sugiyono, S. S. (2020). Pengaruh Lama Penyimpanan Telur Ayam Terhadap Penurunan


Berat, Indeks Kuning Telur (IKT), Indeks Putih Telur dan Haugh Unit (HU).
Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman Guupi, Unggaran.

Sukmawati, N. M. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Susunan dan Keadaan Air


Susu. Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.

Triyantini, R. S. (1987). Nilai "Z" Sebagai Kriteria Penilaian Mutu Isi Telur Konsumsi di
Indonesia.

Widarta, I. W. (2017). Teknologi Telur. Ilmu dan Teknologi Pangan, Unud.

Reisha Anggieta (2202309)

Anda mungkin juga menyukai