Anda di halaman 1dari 11

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan hias merupakan bagian dari kumpulan ikan yang banyak diminati karena

keindahan warna, bentuk tubuh yang cantik dan tingkah laku yang menjadi ciri

khasnya. Kurang lebih 240 spesies ikan hias air tawar di produksi di Indonesia,

baik dari hasil penangkapan lagsung di alam maupun hasil budidaya. Diantaranya

sudah banyak mengisi pasar ekspor ke berbagai negara seperti : Asia, Jepang,

Amerika, Eropa, Australia, dan Timur Tengah (Lesmana dan Dermawan, 2001).

Ikan hias memliki bentuk dan ukuran yang unik, oleh sebab itu ikan hias

dapat dinilai dari penampilannya (Tang, 2017). Keberadaan ikan hias saat ini tidak

hanya dimanfaatkan sebagai hiburan atau hobi, melainkan dapat di gunakan dalam

bidang pendidikan, penelitian, medis maupun keperluan konservasi alam. Dengan

kelimpahan ikan hias yang ada di Indonesia dapat membuka peluang ekspor

keberbagai negara, sehingga budidaya ikan hias dapat ditingkatkan oleh

masyarakat Indonesia (Hendrik, 2013).

Ikan molly (Phocilia sphenops) merupakan salah satu ikan hias yang

memiliki warna cantik dan dapat dinikmati dari keunikan warnanya tersebut, ikan

molly termasuk ke dalam family Poecilidae yang berasal dari Meksiko, Florida,

Virginia. Ukuran maksimal ikan molly dapat mencapai 12-13 cm (Lingga dan

Susanto, 2003). Ikan molly (P. sphenops) sangat banyak dibudidayakan, karena

ikan molly memiliki keindahan bentuk, warna, bersifat omnivora, dan

berkembang biak secara melahirkan (Kuncoro, 2011).


2

Pemijahan ikan molly (Phocilia sphenops)

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum mengenai persilangan ikan molly agar praktikan dapat

memahami dan mengetahui cara menyilangkan indukan ikan molly. Kegunaan

dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui apa saja yang perlu di

lakukan untuk menyilangkan ikan molly dengan dua sifat beda (dihibrit).
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Molly

Menurut Goenarso (2005) klasifikasi ikan molly secara lengkap adalah

sebagai berikut : Phyllum : Chordata ; Class : Ostheichthyes ; Ordo :

Cyprinodontoidei ; Family : Poecilidae; Genus : Poecilia ; Species : Poecilia

sphenops.

Gambar 1. Ikan Molly (P. Latipinna)

Bentuk tubuh dari ikan molly terdiri dari sirip dada yang terletak lebih tinggi

dari pada jenis-jenis ikan Iainnya. Bentuk perut ikan molly betina membundar.

Sedangkan pada jantan bentuk perutnya lebih ramping (Lesueur, 1821 dalam

Rahmatika dan Wahyudewantoro, 2006).

2.2 Habitat Ikan Molly

Ikan Molly ditemukan pada daerah Amerika Selatan, yang merupakan salah

satu spesies ikan air tawar yang memiliki morfologis cukup menarik serta

mempunyai tingkat toleransi yang tinggi terhadap kondisi perairan yang kurang
4

baik. Ikan molly juga mampu hidup pada perairan payau dengan kadar salinitas

0,5 – 1 ppm dengan kisaran suhu 25 – 28 ͦ C dan dengan pH sekitar ± 7,0. Ikan

molly termasuk kedalam golongan omnivore dan memiliki panjang tubuh sekitar

5-6 cm (Nelson, 1984 dalam Pratama, 2018).

2.3 Kebiasaan Makan Ikan Molly

Pakan ikan molly terdiri atas dua jenis yaitu pakan alami dan pakan buatan.

Ikan molly merupakan ikan omnivora, tetapi pada umumnya lebih menyukai jenis

pakan yang bergerak (pakan alami) dibandingkan pakan buatan. Pemberian pakan

alami pada ikan molly seperti artemia, daphnia, jentik nyamuk dan cacing sutra.

Pakan buatan yang sering diberikan yaitu pellet (Lesmana dan Dermawan, 2001).

2.4 Croos Breeding

Proses pemijahan ikan molly dapat ditandai dengan saling kejar–kejaran

antara induk jantan terhadap induk betina sambil menyerempetkan badannya. Ini

berlangsung selama 4 – 7 hari. Setelah seminggu masa pemijahan, benih tampak

berkumpul diantara tanaman air atau berenang di pinggiran bak. Setelah itu, benih

akan dipisahkan dari induknya dan dipindahkan ke kolam pendederan. Dalam

melakukan pemijahan terdapat banyak cara yang harus di perhatikan seperti

parameter fisika, kimia dan biologi, persiapan wadah, bahan dan peralatan,

perawatan telur, larva dan benih, pembesaran benih hingga menjadi induk,

mengenal jenis penyakit yang sering menyerang dan cara penanggulanggannya,

dan mengetahui peluang usaha bisnis ikan molly yang dapat menguntungkan

(Gusto, 2009).
5

BAB 3. MATERI DAN METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dasar-dasar genetika ikan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober

sampai dengan 22 November 2019 di Laboratorium Akuakultur, Fakultas

Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Materi Praktikum

3.2.1 Organisme Uji

Organisme uji yang digunakan ialah induk ikan molly sebanyak 1 pasang

perkelompok.

3.2.2 Alat dan Bahan Praktikum

Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum seperti yang tertera pada

tabel 3-1 dan 3-2.

Tabel 3-1. Alat yang digunakan dalam praktikum


No Alat Kegunaan

1. Akuarium Wadah pemeliharaan induk ikan molly

2. Toples Wadah pemijahan

3. Baskom Wadah pemeliharaan larva dan benih ikan molly

4. Serokan ikan Mengambil indukan dan benih ikan molly dan pakan alami

5. Selang kecil Menyipon wadah pemeliharaan

6. Kamera Mendokumentasikan proses dan hasil penelitian


6

Table 3-2. Bahan yang digunakan dalam praktikum


No Bahan Kegunaan

1. Induk dan keturunan ikan molly Organisme Uji

2. Air Media pemeliharaan

3. Cacing Tubifex sp (komersil) Pakan induk ikan

4. Pakan buatan Pakan induk ikan

5. Kuning telur Pakan larva ikan molly

6. Jentik Nyamuk Pakan induk ikan molly

3.3 Metode Praktikum

3.3.1 Persiapan Media Pemeliharaan

1. Mencuci akuarium

2. Mengisi air ke dalam akuarium

3. Memasang aerator pada akuarium

3.3.2 Pemeliharaan Induk

1. Menyipon akuarium

2. Memberi pakan sebanyak 3x sehari

3.3.3 Perkawinan Silang

1. Menggabungkan induk jantan dan betina dalam satu wadah

2. Memberi pakan sebanyak 3x sehari

3. Menyipon akuarium
7

3.4 Desain Praktikum

Desain praktikum ini adalah persilangan antara jenis ikan molly, dimana

masing-masing kelompok berbeda perlakuannya yaitu :

1. Induk jantan orange x induk betina orange

2. Induk jantan orange x induk betina putih

3. Induk jantan putih bintik hitam x induk betina bintik hitam

4. Induk jantan hitam x induk betina hitam

5. Induk jantan hitam x induk betina putih

3.5 Variabel Pengamatan

3.5.1 Warna pada ikan keturunan

3.5.2 Tingkah laku induk saaat memijah

3.5.3 Survival benih

3.6 Analisis Data

Data dari hasil pengamatan fenotip warna dari keturunan pwertama hasil

persilangan antara jenis ikan molly sebagai berikut :

1. Kelompok 4 betina putih jantan orange

2. Kelompok 1 betina orange jantan putih

3. Kelompok 2 betina bintik hitam jantan hitam

4. Kelompok 3 betina bintik hitam jantan orange


8

BAB 4, HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum diatas tertera pada tabel 4-1

berikut:

Tabel 4-3. Hasil persilangan ikan molly


No. Perlakuan Rasio Rasio Fenotip Presentase
Genotip (%)
1. Jantan orange x betina AA : Aa : aa Jantan Jantan orange
orange 1:2:1 orange : = 75%
betina orange Betina orange
( 3 : 1) = 25%

2. Jantan orange x betina BB : Bb : bb Orange : putih Jantan orange


putih 1:2:1 ( 3 : 1) = 75%
Betina putih

3. Jantan putih bintik DD : Dd : dd Putih bintik Jantan putih


hitam x betina bintik 1:2:1 hitam : bintik bintik hitam =
hitam hitam ( 3 : 1) 75%
Betina bintik
hitam
4. Jantan hitam x betina EE : Ee : ee Jantan hitam : Jantan hitam
hitam 1:2:1 betina hitam = 75%
(3 : 1) Betina hitam
= 25%

5. Jantan hitam x betina GG : Gg : gg Hitam : putih Jantan hitam


putih 1:2:1 ( 3 : 1) = 75%
Betina putih
= 25%
9

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data hasil praktikum yang diperoleh seperti pada tabel 4-3 di atas

baha ikan mengalami kematian yang di akibatkan oleh kemunduran kualitas air

yang di sebabkan penumpukan feses ikan karena penyifonan yang dilakukan tidak

teratur sehingga berdampak pada kuualitas air akuariuum. Penanganan kualitas air

yang tidak baik dapat mengakibatkan peningkatan jumlah amoniak dan pH dalam

air yang bersumber dari feses ikan, sisa pakan, bakteri, jamur dan infusoria.

Terdapat variabel fisika, kimia dan biologi air sebagai persyaratan dari media

hidup ikan. Kualitas air yang mendukung pertumbuhan ikan perlu diukur secara

terprogram. Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit ikan adalah rendahnya

kualitas air sebagai media hidupnya, selain mutu benih yang diperhatikan dalam

pencegahan terhadap penyakit ikan kualitas air juga menjadi salah satu faktor

penyebab penyakit ikan (Nasir dan Munawar, 2016).


10

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Adapun simpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum diatas adalah

sebagai berikut:

5.2 Saran
11

DAFTAR PUSTAKA

Yunisari., Niken A.P.,Usman M.T, 2017. The effect of Addition of Carrot Flour
(Daucus Carrota L) In Feeding to Color Brighhtness, Growth and
Survival of Molly Fish (Poecilla sphenops) On Recirculation System.
Aquaculture Technology. Marine and Fishery Faculty of Fiheries and
marine Unversity of Riau.

Anda mungkin juga menyukai