Anda di halaman 1dari 5

Perkembangan Konsep Mahar dalam Hukum Keluarga Kontemporer

Uin Raden Fatah Palembang


Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikry No. 1 KM 3,5 Palembang 30126
Email: wilhimina19@gmail.com

Abstrak
Mahar adalah salah satu rukun pernikahan dalam Islam. Mahar merupakan
pemberian wajib yang diberikan oleh suami kepada istri pada saat akad nikah.
Mahar memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai simbol cinta dan kasih sayang,
sebagai tanda persetujuan, dan sebagai jaminan bagi istri. Mahar adalah sesuatu
pemberian yang wajib menurut mayoritas ulama, sehingga dalam pernikahan
diwajibkan seorang suami untuk memberikan mahar kepada istrinya. Mahar bukan
lambang jual-beli, tetapi sebagai penghormatan terhadap perempuan dan lambang
cinta kasih sayang. Sebagian kalangan berasumsi, dan sudah mengendap di alam
bawah sadar masyarakat bahwa mahar (maskawin) adalah harga yang harus
dibayar seorang suami untuk memperoleh hak-hak istimewa terhadap istrinya.
Tentu ini adalah sebuah fenomena keagamaan yang keliru. Asumsi ini berimplikasi
sangat negatif pada kelangsungan kehidupan keluarga. Istri seakan-akan adalah hak
milik seorang suami disebabkan harta yang telah ia berikan. Namun dalam tafsir
kontemporer sangat jelas bahwa mahar adalah harta yang wajib diserahkan seorang
suami kepada istri pada saat akad nikah. Karena itu ditetapkan bahwa mahar adalah
hak mutlak istri dan mahar bukan transaksi jual beli. Konsep mahar dalam Islam
telah mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman.
Perkembangan konsep mahar ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
perubahan sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam hukum keluarga kontemporer,
mahar memiliki beberapa implikasi terhadap posisi perempuan dalam keluarga.
Mahar dapat menjadi simbol kesetaraan gender dalam keluarga, jika mahar
diberikan dengan nilai yang wajar dan sesuai dengan kemampuan suami.
Kata kunci: konsep, perngertian mahar hukum keluarga kontemporer

Abstract
Dowry is one of the pillars of marriage in Islam. Mahar is a mandatory gift given
by a husband to his wife at the time of the marriage ceremony. The dowry has
several functions, namely as a symbol of love and affection, as a sign of approval,
and as a guarantee for the wife. A dowry is an obligatory gift according to the
majority of scholars, so that in marriage a husband is obliged to give a dowry to his
wife. The dowry is not a symbol of buying and selling, but a symbol of respect for
women and a symbol of love. Some people assume, and it has settled into people's
subconscious mind, that a dowry (dowry) is the price a husband must pay to obtain
special privileges for his wife. Of course this is a false religious phenomenon. This
assumption has very negative implications for the continuity of family life. It is as
if a wife is the property of a husband because of the assets he has given her.
However, in contemporary interpretation it is very clear that dowry is property that
a husband must hand over to his wife at the time of the marriage contract.
Therefore, it is stipulated that dowry is the absolute right of the wife and dowry is
not a sale and purchase transaction. The concept of dowry in Islam has evolved
over time. The development of the dowry concept is influenced by various factors,
such as social, economic and cultural changes. In contemporary family law, dowry
has several implications for women's position in the family. The dowry can be a
symbol of gender equality in the family, if the dowry is given at a reasonable value
and in accordance with the husband's abilities.
Keywords: concept, understanding of dowry in contemporary family law
A. PENDAHULUAN pembelian perempuan2. Sebagian ulama
Hanabilah mengartikan mahar sebagai imbalan
Di antara perlindungan yang baik dari
atas pernikahan, baik disebutkan dalam akad
Islam dan penghormatannya terhadap
ataupun diwajibkan setelahnya dengan
perempuan adalah bahwa Islam memberinya
kerelaan kedua belah pihak atau dengan
hak kepemilikan. Sebab, pada masa jahiliah,
keputusan hakim. Sayid Sabiq dalam Fikih
perempuan menjadi pihak yang tertindas
Sunnahnya mengatakan, mahar merupakan
haknya dan teraniaya dalam pergaulannya,
salah satu harta kepemilikan yang diberikan
bahkan walinya bisa menggunakan harta yang
kepada seorang istri. Dalam Mausu’ah al-fiqh
murni sebagai miliknya tanpa menyisakan
al-Islami mahar atau shadaq merupakan harta
baginya satu kesempatan pun untuk
yang diberikan suami kepada istrinya sebab
memilikinya, dan tidak memungkinkan
adanya pernikahan yang berupa harta atau
baginya untuk memanfaatkan harta yang
lainnya. Juga diartikan pengganti wajib dari
menjadi miliknya sendiri. Mahar (maskawin)
suami sebab akad nikah.
sudah dikenal pada masa jahiliyah, jauh
sebelum Islam datang. Akan tetapi, mahar Dalam konsep hukum Islam, mahar bukan
sebelum datangnya Islam bukan merupakan “harga” dari seorang perempuan
diperuntukkan bagi calon istri, melainkan yang dinikahi, sebab pernikahan bukanlah
untuk ayah atau kerabat dekat laki M-laki dari akad jual beli. Oleh karenanya, tidak ada
pihak istri. ukuran dan jumlah yang pasti dalam mahar.
Mahar bersifat relatif disesuaikan dengan
Konsep perkawinan menurut berbagai
kemampuan dan kepantasan dalam suatu
bentuk hukum adat ketika itu, sama dengan
masyarakat Islam tidak menetapkan batas
transaksi jual beli, yakni jual beli antara calon
minimal dan maksimal jumlah mahar yang
suami sebagai pembeli dan ayah atau keluarga
dibebankan kepada pihak mempelai pria.
dekat laki-laki dari calon istri sebagai pemilik
barang1. Ketika itu, wali yaitu ayah atau kakek B. KONSEP MAHAR DALAM
dan keluarga dekat yang menjaga perempuan ISLAM
menganggap mahar adalah hak mereka sebagai
imbalan atas tugas menjaga dan membesarkan Dalam Islam, mahar merupakan salah
perempuan tersebut. Karena apabila satu rukun pernikahan. Mahar wajib
perempuan tersebut dikawinkan, mahar yang diberikan oleh suami kepada istri pada saat
diberikan oleh mempelai laki-laki akan akad nikah. Mahar memiliki beberapa
menjadi milik wali atau penjaganya. Secara fungsi, yaitu sebagai berikut:
tidak langsung mahar digambarkan sebagai

2
Murtadha Muthahhari, The Right of Women in
1
Nasaruddin Umar, Ketika Fikih Membela Islam (Teheran: World Organization for Islamic
Perempuan (Jakarta: PT.Gramedia, 2014), 101 Services, 1980), 204
1. Simbol cinta dan kasih sayang Qur'an surat An-Nisa ayat 4 yang
2. Tanda persetujuan berbunyi:
3. Jaminan bagi istri
‫َو آُت وا الِّن َس اَء َص ُدَق اِتِه َّن ِنْح َل ًة َف ِإْن ِط ْب َن َلُك ْم َع ْن‬
Konsep mahar dalam Islam telah ‫َش ْي ٍء ِم ْن ُه َن ْف ًس ا َفُك ُلوُه َه ِنيًئ ا َم ِر يًئ ا‬

mengalami perkembangan seiring dengan


Artinya: Dan berikanlah kepada wanita
perkembangan zaman. Perkembangan (yang kamu nikahi) mahar mereka sebagai
konsep mahar ini dipengaruhi oleh pemberian wajib. Kemudian jika mereka
menyerahkan kepadamu sebagian dari
berbagai faktor, seperti perubahan sosial, mahar itu dengan senang hati, maka
ekonomi, dan budaya. Salah satu terimalah dan nikmatilah pemberian itu
dengan baik dan senang hati3.
perkembangan konsep mahar adalah
mengenai nilai mahar. Dalam Islam, nilai C. Implikasi mahar terhadap posisi
perempuan dalam keluarga
mahar tidak dibatasi. Mahar dapat berupa
barang, uang, atau jasa. Nilai mahar dapat Implikasi mahar terhadap posisi
ditentukan oleh kesepakatan antara suami perempuan dalam keluarga dapat dilihat
dari dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi
dan istri. negatif.

Pada zaman dahulu, nilai mahar Sisi positif


biasanya cukup tinggi. Hal ini disebabkan
1. Sebagai symbol penghargaan suami
oleh beberapa faktor, seperti status sosial,
kepada istri. Mahar merupakan
pendidikan, dan kecantikan calon istri. symbol penghargaan suami kepada
istri sebagai seorang wanita yang
Namun, pada zaman sekarang, nilai mahar
berharga. Mahar menunjukan bahwa
menjadi lebih beragam. Nilai mahar dapat suami mengakui dan menghormati
martabat dan nilai diri istri. Hal ini
disesuaikan dengan kemampuan suami dan
dapat meningkatkan rasa percaya
kebutuhan istri. Perkembangan konsep diri istri dan memperkuat posisi
dalam keluarga.
mahar lainnya adalah mengenai bentuk
2. Sebagai simbol ketulusan suami
mahar. Pada zaman dahulu, mahar dalam menikahi istri. Mahar juga
merupakan simbol ketulusan suami
biasanya berupa barang-barang berharga,
dalam menikahi istri. Mahar
seperti emas, perak, atau perhiasan. menunjukkan bahwa suami benar-
benar mencintai dan menyayangi
Namun, pada zaman sekarang, mahar
istri dan ingin memberikan yang
dapat berupa berbagai macam barang, terbaik untuknya. Hal ini dapat
memperkuat ikatan pernikahan dan
seperti rumah, mobil, atau tanah.
meningkatkan keharmonisan
keluarga.
Dasar hukum mahar dalam Islam
3
adalah firman Allah SWT dalam Al- https://www.radiorodja.com/51143-tafsir-ali-
imran-ayat-35-nadzar-ibundanya-maryam/
3. Sebagai jaminan bagi istri atas
kesetiaan suami. Mahar juga dapat
menjadi jaminan bagi istri atas
kesetiaan suami. Mahar
menunjukkan bahwa suami telah
berjanji untuk menjaga dan
melindungi istri.

Sisi Negatif

1. Menimbulkan anggapan bahwa


perempuan memiliki nilai jual.
Mahar yang tinggi terkadang dapat
menimbulkan anggapan bahwa
perempuan memiliki nilai jual. Hal
ini dapat merendahkan martabat
perempuan dan memperburuk
posisinya dalam keluarga.
2. Menjadi beban bagi perempuan.
Mahar yang tinggi juga dapat
menjadi beban bagi perempuan hal
ini dapat membuat perempuan
merasa tertekan dan tidak nyaman
dalam keluarga.
3. Menjadi sumber konflik bagi
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai