Anda di halaman 1dari 9

KEDUDUKAN DAN HIKMAH MAHAR

DALAM PERKAWINAN
Abd. Kohar
Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung
Jl Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung

Abstrak
Setiap akad pernikahan dari berbagai akad selama dilaksanakan dengan sempurna dan sah
dapat menimbulkan beberapa pengaruh. Beberapa pengaruh, diantaranya hak istri kepada
suami. Dan hak-hak istri yang wajib dilaksanakan suami adalah salah satunya adalah mahar.
Mahar sendiri memiliki makna yang cukup dalam, hikmah dari disyariatkannya mahar ini
menjadi pertanda tersendiri bahwa seorang wanita memang harus dihormati dan
dimuliakan.yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak karena
pemberian itu harus diberikan secara ikhlas.
Kata Kunci: Mahar, Pernikahan
Pemberian mahar kepada wanita bukanlah
A. Pendahuluan sebagai harga dari perempuan itu dan bukan
Pemberian mahar pada saat itu pula sebagai pembelian perempuan itu dari
ditujukan pada wali si wanita sebagai orang tuanya, pensyari’atan mahar juga
imbalan bagi para wali yang telah merupakan salah satu syarat yang dapat
membesarkannya dan juga sebagai resiko menghalalkan hubungan suami isteri, yaitu
kehilangan perannya dalam keluarga. Sehingga interaksi timbal balik yang disertai landasan
mahar sering ditafsiri sebagai harga beli kasih sayang dengan peletakan status
seorang perempuan dari walinya, sehingga kepemimpinan keluarga kepada suami dalam
wanita merupakan milik suami sepenuhnya. Ia kehidupan berumah tangga.
berhak memperlakukan istrinya dalam bentuk Kewajiban pemberian mahar oleh calon
apapun. suami juga merupakan satu gambaran dari
Di zaman pra-Islam, pembayaran sebuah kemauan dan tanggung jawab dari
mahar diharuskan kepada suku atau keluarga suami untuk memenuhi nafkah yang jelas
pengantin wanita sebagai imbalan atas diperlukan dalam kehidupan berumah
hilangnya kemampuan melahirkan keturunan tangga. Yang berkewajiban memberi
daripadanya dan sebagai sarana untuk nafkah (mahar dan kebutuhan hidup rumah
menciptakan kestabilan ikatan dan tangga) hanyalah laki-laki, karena memang
hubungan antara dua keluarga, telah jelas menjadi kodrat bagi laki-laki bahwa Ia
bahwa sebelum datangnya Islam pun mahar memiliki tanggung jawab dan kemampuan
sudah diakui di Arab sebagai milik sah untuk berusaha memenuhi kebutuhan dan
pengantin wanita sendiri. mencari rezeki, sedangkan tugas dari seorang
Mahar merupakan pemberian yang wanita dalam keluarga adalah menjaga
dilakukan oleh pihak mempelai laki-laki kepada rumah tangga, terutama mendidik anak.
mempelai wanita yang hukumnya wajib. Walau dalam kenyataannya tidak sedikit kaum
Dengan demikian, istilah shadaqah, nihlah, dan perempuan yang mampu memenuhi
mahar merupakan istilah yang terdapat kebutuhan rumah tangganya dengan bekerja
dalam al-Qur’an, tetapi istilah mahar lebih sendiri.
di kenal di masyarakat, terutama di Pemberian mahar saat ini kepada calon
Indonesia. istri dilakukan dengan berbagai macam cara
42
yang dianggap unik dan mengesankan. Di kalangan fuqaha, di samping perkataan
Salah satunya adalah membingkai mahar ”mahar”, juga digunakan istilah lainnya,
dalam bentuk mesjid, kapal dan lain-lain yakni shadaqah, nihlah, dan faridhah yang
dalam sebuah bingkai kaca. Pembuatan maksudnya adalah mahar. Dengan
mahar dalam bingkai kaca dengan berbagai pengertian etimologi tersebut, istilah mahar
bentuk lipatan origami sudah sangat marak merupakan pemberian yang dilakukan oleh
diminati oleh masyarakat Indonesia, mempelai laki-laki kepada mempelai
Bahkan saat ini usaha pembingkaian mahar perempuan yang hukumnya wajib, tetapi
semakin banyak peminatnya. Sungguh ironis, tidak ditentukan bentuk dari jenisnya, besar
uang senilai ratusan ribu bahkan ada yang dan kecilnya dalam al-Quran merupakan al-
nominalnya sampai jutaan dibingkai secara Hadits.
permanen dalam sebuah bingkai kaca dan Dalam bahasa Arab, terma mahar
nantinya akan dipajang di dinding rumah. jarang digunakan. Kalangan ahli fiqih lebih
Uang mahar sebagai pemberian awal suami sering menggunakan kata “shidaq” dalam
kepada istri tidak bisa digunakan lagi dan kitab-kitab fuqahanya. Sebaliknya, di
hanya bisa dipandang sebagai hiasan Indonesia terma yang sering digunakan
dinding saja. Pembingkaian ini bahkan bisa adalah terma mahar dan maskawin. Para
dimasukkan dalam kategori mubazir karena ulama menyatakan bahwa tidak ada
uang digunakan sebagai bahan origami dan perbedaan mendasar antara terma ash-
dijadikan hiasan dinding. Berdasarkan shidaq dan terma al-mahar. Ada pendapat
uraian di atas penulis merumuskan yang menegaskan bahwa shadaq merupakan
permasalahan yaitu bagaimana kedukduan sesuatu yang wajib karena nikah, seperti wathi’
mahar dan hikmah dalam perkawinan? seubhat, persusuan, dan menarik kesaksian.
Menurut ibnu Qayyim, istilah mahar
B. Pembahasan dengan shidaq tidak berbeda fungsi jika yang
1. Pengertian Mahar dimaksudkan merupakan pemberian sesuatu
Mahar secara etimologi artinya maskawin. dari mempelai laki-laki kepada mempelai
Secara terminologi, mahar ialah pemberian perempuan dalam sebuah perkawinan. Hanya
wajib dari calon suami kepada calon istri istilah mahar digunakan untuk perkawinan,
sebagai ketulusan hati calon suami untuk sedangkan iatilah shidaq dapat digunakan
menimbulkan rasa cinta kasih bagi seorang dalam hal selain perkawinan, karena
istri kepada calon suaminya. Atau suatu istilahnya bersifat umum sebagaimana
pemberian yang diwajibkan bagi calon suami shadaqah wajib dan shadaqah sunnah/
kepada calon istrinya, baik dalam bentuk shadaqah wajib adalah membayar zakat dan
benda maupun jasa (memerdekakakn, mengajar, membayar mahar.
dll). 1
Kata “mahar” berasal dari bahasa Arab 2. Syarat-syarat Mahar
yang termasuk katra benda bentuk abstrak Mahar yang diberikan kepada calon
atau masdar, yakni “Mahram” atau kata istri harus memenuhi syarat-syarat sebagai
kerja, yakni fi’il dari “mahara-yamaharu- berikut.
maharan”. Lalau, dibakukan dengan kata a. Harga berharga. Tidak sah mahar dengan
benda mufrad, yakni al-mahr, dan kini
yang tidak berharga walaupun tidak ada
sudah diindonesiakan dengan kata yang
sama, yakni mahar atau karena kebiasaan ketentuan banyak atau sedikitnya mahar,
pembayaran mahar dengan mas, mahar mahar sedikit, tapi bernilai tetap sah disebut
diidentikkan dengan maskawin. mahar.
b. Barangnya suci dan bisa diambil
manfaat. Tidak sah mahar dengan
1 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat,
memberikan khamar, babi, atau darah,
(kencana: Jakarta, 2010), h 84
43
karena semua itu haram dan tidak merupakan salah satu konsekuensi adanya
berharga. akad. Karena itu, akad nikah boleh
c. Barangnya bukan barang ghasab. Ghasab dilakukan tanpa (menyebut) mahar. Apabila
artinya mengambil barang milik orang terjadi percampuran, ditentukanlah mahar,
lain tanpa seizinnya namun tidak dan jika kemudian kemudian si istri ditalak
termasuk untuk memilikinya karena sebelum dicampuri maka dia tidak berhak
atas mahar, tetapi harus diberi mut'ah yaitu
berniat untuk mengembalikannya kelak.
pemberian sukarela dari suami berdasarkan
Memberikan mahar dengan barang
bentuk pakaian, cincin, dan sebagainya.21
hasilghasab tidak sah, tetapi akadnya Abdur Rahman alJaziri mengatakan mahar
tetap sah berfungsi sebagai pengganti (muqabalah)
d. Bukan barang yang tidak jelas istimta' dengan istrinya. Sedangkan sebagian
keadaannya. Tidak sah mahar dengan ulama Malikiyah mengatakan bahwa mahar
memberikan barang yang tidak jelas berfungsi sebagai imbalan jasa pelayanan
keadaannya, atau tidak disebutkan seksual dan Abu Hasan Ali memposisikan
jenisnya.2 mahar sebagai alat ganti yang wajib
dimiliki perempuan karena adanya akad
3. Fungsi-Fungsi Mahar nikah
Salah satu usaha Islam dalam memperhatikan
dan menghargai perempuan yaitu memberi 4. Macam-macam Mahar/maskawin
hak untuk memegang usahanya. Di zaman Semua ulama’ telah sepakat bahwa
Jahiliah hak perempuan dan dihilangkan membayar mahar itu adalah wajib.
dan disia-siakan, lalu Islam datang Sedangkan macam-macam mahar dapat
mengembalikan hak-hak itu. Kepadanya dibedakan menjadi dua yaitu: Mahar
diberi hak mahar dan kepada suami Musammadan Mahar Mitsil.3
diwajibkan memberi mahar. a. Mahar Musamma
kepadanya bukan kepada ayahnya dan Mahar musamma merupakan mahar
kepada orang yang paling dekat kepadanya. yang telah jelas dan ditetapkan bentuk dan
Mahar adalah bagian esensial pernikahan dalam jumlahnya dalam shighat akad. Jenis mahar
Islam. Tanpa mahar sebuah pernikahan ini dibedakan lagi menjadi dua yaitu:
tidak dapat dinyatakan telah dilaksanakan Pertama Mahar Musamma Mu’ajjal, yakni
dengan benar. Mahar harus ditetapkan sebelum mahar yang segera diberikan oleh calon
pelaksanaan akad nikah. Merupakan hak suami kepada calon isterinya.
mutlak seorang perempuan untuk menentukan Menyegerakan pembayaran mahar
besarnya mahar. termasuk perkara yang sunnat dalam Islam.
Apabila mahar sudah ditentukan bentuk Kedua Mahar Musamma Ghair Mu’ajjal, yakni
dan besar kecilnya, maka barang itulah mahar yang telah ditetapkan bentuk dan
yang wajib dibayarkan. Tetapi bila tidak jumlahnya, akan tetapi ditangguhkan
ada ketentuan sebelumnya dan tidak pembayarannya.
disebutkan bentuknya di waktu akad nikah, Berkenaan dengan pembayaran mahar,
maka bagi mempelai pria kepada calon maka wajib hukumnya apabila telah terjadi
mempelai perempuan, baik berupa uang, dukhul. Ulama’ sepakat bahwa membayar
barang atau jasa yang tidak bertentangan mahar menjadi wajib apabila telah berkhalwat
dengan hukum Islam. Para Imam mazhab (bersepi-sepian/berdua-duan) dan juga
(selain Imam Malik) sepakat bahwa mahar telah dukhul.
bukanlah salah satu rukun akad, tetapi

2 Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala Madzahib 3 Beni Ahmad Saebani, Fiqih Munakahat Bandung:
al-Arba’ah, juz 4, h. 103 CV Pustaka Setia, 2009,h. 275-279.
44
Membayar mahar apabila telah terjadi Tidak ada kewajiban membayar (mahar)
dukhul adalah wajib, sehingga jika belum atas kamu, jika kamu menceraikan isteri-
terbayarkan maka termasuk utang piutang. isterimu sebelum kamu bercampur dengan
Namun, jika sang isteri rela terhadap maharnya mereka dan sebelum kamu menetukan
yang belum dibayarkan oleh suaminya. maharnya. Dan hendaklah kamu berikan
Sementara suaminya telah meninggal, maka suatu mut’ah (pemberian) kepada mereka.orang
tidak wajib ahli warisnya membayarkan yang mampu menurut kemampuannya dan
maharnya. Jika isterinya tidak rela, maka orang yang miskin menurut kemampuannya
pembayaran mahar itu diambilkan dari (pula), yaitu pemberian menurut yang
harta warisannya oleh ahli warisnya. patut, yang demikian itu merupakan
Apabila terjadi talak sebelum ketentuan bagi orang-orang yag berbuat
terjadinya dukhul, sementara bentuk dan kebajikan.
jumlahnya telah ditentukan dalam akad, Imam Malik menjelaskan ayat tersebut
maka wajib membayar mahar separuhnya bahwa seorang laki-laki boleh memilih
salah satu dari ketiga kemungkinan ada.
saja dari yang telah ditentukan dalam
Kemungkinan pertama, seorang suami tidak
mahar.
perlu membayar mahar kepada isterinya.
Kemungkinan kedua, suami
!" #$ membayarkan mahar mitsilnya. Kemungkinan
ketiga, memilih membayar mahar
% & ' ( $ ) * + ,- ./$ mitsilnya adalah keputusan yang
-0$ ( ,- $ 1 $ dipandang lebih adil dan bijaksana karena
disesuaikan dengan kemampuan pihak
4 , - suami dan jumlah yang biasa diterima oleh
Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum pihak keluarga isteri.
kamu bercampur dengan mereka, padahal
sesungguhnya kamu telah menentukan 5. Kedudukan Mahar Dalam
maharnya, maka bayarlah seperdua dari Perkawinan
mahar yang telah kamu tentukan itu, Dalam Islam, disyari’atkannya
kecuali isteri-isterimu memaafkan atau membayar mahar hanyalah sebagai hadiah
dimaafkan oleh orang yang memegang yang diberikan seorang lelaki kepada
ikatan nikah, dan pemaafan kamu itu lebih seorang perempuan yang dipinangnya
dekat pada takwa. Dan janganlah kamu ketika lelaki itu ingin menjadi
melupakan keutamaan diantara kamu. pendampingnya, dan sebagai pengakuan
Sesungguhnya Allah maha Melihat apa dari seorang lelaki atas kemanusiaan,
yang kamu kerjakan. kemuliaan dan kehormatan perempuan.
b. Mahar Mitsil Karena itu, dalam al-Qur’an Allah telah
Mahar Mitsil adalah mahar menegaskan dalam surat an-Nisa ayat 4 :
yang jumlah dan bentuknya menurut EFG HIJKFL FEHMNO PNQFR STUFVHWNX YFENZN[\F]J^F_ F`aFbYNcLd efgJhfF`Fi
jumlah dan bentuk yang biasa j kTlmnNoYFp kTlmqNcFr JsgJVJKFR kTbHtFX JuHcYNp v`HwFx
diterima keluarga pihak isteri karena tidak “Berikanlah maskawin kepada perempuan
ditentukan sebelumnya dalam akad nikah. yang kamu nikahi sebagai pemberian yang
$ 23 4 (, * ' 5 penuh kerelaan”. (QS. an-Nisa’: 4)6
Pengertiannya adalah, bayarkanlah mahar
+6 78 $ * !" #$ kepada mereka sebagai pemberian yang
5 , 9 $ :* ;< $ - * +6 :* setulus hati. Pemberian itu adalah

6
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan
4 al-Quran, 2:234 Terjemahnya, Semarang: CV. asy-Syifa’, 1992, h.
5 al-Quran, 2:236 115.
45
maskawin yang besar kecilnya ditetapkan Hadits di atas menunjukkan bahwa
atas persetujuan kedua pihak, karena mahar itu boleh berupa sesuatu yang
pemberian itu harus dilakukan dengan bermanfaat. Di antara yang bermanfaat itu
ikhlas. Wajibnya mahar juga didasarkan adalah mengajarkan beberapa ayat dari al-
pada sabda Rasulullah SAW yz[Lf ) Qur’an. Selain mengajarkan ayat-ayat dari
({t[p sfi| uqV}Lf gLi Epkzhk~ ^n^• al-Qur’an, bentuk mahar dalam perbuatan
“Berikanlah (maharnya) sekalipun cincin jasa atau manfaat lainnya adalah yang
besi”. (HR Muttafaq ‘alaih)7. termasuk dalam kategori melayani
Mahar merupakan kewajiban yang harus (khidmad), mereka berargumen dengan
dipenuhi dalam sebuah pernikahan, karena mengacu kepada firman Allah yang
mahar sebagai pemberian yang dapat menceritakan perkawinan Nabi Musa a.s.
melanggengkan cinta kasih, yang mengikat dengan putri Nabi Syu’aib a.s. dengan
dan mengukuhkan hubungan antara suami mahar dalam bentuk jasa yang bermanfaat
istri. Mahar yang harus dibayarkan ketika yaitu bekerja selama delapan tahun, dalam
akad nikah hanyalah sebagai wasilah al-Qur’an surat al Qashas ayat 27:
(perantara), bukan sebagai ghayah (tujuan),
karena itu islam sangat menganjurkan agar
mahar atau mas kawin dalam perkawinan !" # $ %
dipermudah.8 # %& ' () * +, -
Islam tidak menetapkan jumlah besar . /, 0 1 2'/34 &
atau kecilnya mahar, karena adanya 5 3 6 78 9:;
perbedaan kaya dan miskin, lapang dan #<2=> ' ?@=0 0A&
sempitnya rezeki. Selain itu tiap masyarakat 6 B7: :' =C:0 3
mempunyai adat dan radisinya sendiri, karena D E
itu Islam menyerahkan masalah jumlah mahar itu F GHAI%J ' KLMN
berdasarkan kemampuan masingmasing orang O9 P Q
atau keadaan dan tradisi yang berlaku GR:E SD # MD BN
TUV( )* J, WX #
dalam keluarganya. Segala nash yang
Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya Aku
memberikan keterangan tidaklah dimaksudkan
bermaksud menikahkan kamu dengan salah
kecuali untuk menunjukkan pentingnya
seorang dari kedua anakku ini, atas dasar
nilai mahar tersebut, tanpa melihat besar
bahwa kamu bekerja denganku delapan
kecilnya jumlah. Jadi diperbolehkan
tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh
memberi mahar misalnya dengan sebuah
tahun Maka itu adalah (suatu kebaikan)
cincin besi atau hanya mengajarkan
dari kamu, Maka Aku tidak hendak
beberapa ayat al-Qur’an dan lain
memberati kamu. dan kamu insya Allah
sebagainya , dengan persyaratan sudah
akan mendapatiku termasuk orang- orang
saling disepakati oleh kedua belah pihak
yang baik". 10
yang melakukan akad.
Mahar adalah wajib dibayar suami
Seperti hadits di bawah ini:
kepada istrinya. Namun setelah pasti
“Dari Sahal bin Saad bahwa Nabi SAW
ketentuan pembayarannya, tidak tertutup
…….lalu Nabi bersabda “ sekarang kamu
kemungkinan bagi pasangan suami istri
berdua saya nikahkan dengan mahar ayat
yang saling mencintai dan meridhoi dan
al-Qur’an yang ada padamu”. (HR.
menjadi pasangan yang mesra dalam
Bukhari Muslim).9
sebuah rumah tangga untuk menghadiahkan
7 Syamsudin Ramadhan, Fikih Rumah Tangga,
kembali mahar itu kepada suaminya demi
kepentingan dan kesenangan bersama, sebab
Bogor: CV. Idea Pustaka Utama, 2004, Cet. I, h. 65
8 Ahmad Mudjab Mahalli, Wahai Pemuda

Menikahlah, Jogjakarta: Menara Kudus, 2002, h. Fiqh Sunnah 7, Bandung: PT. al-Ma’arif, 1983, h.
148 55-56
9 Sayyid Sabiq, alih bahasa Drs moh. Thalib, 10 Departemen Agama, Op.cit, h.613

46
harta itu telah menjadi hartanya. Tentang yang baik adalah yang tidak mempersulit
hukum memberikan mahar adalah wajib, atau mempermahal mas kawin. Kini, tidak
sesuai firman Allah SWT dalam Q.S. an- sedikit dari kaum muslimin yang telah
Nisa ayat 47. teracuni paham materialisme. Mereka
memandang mahar dengan pandangan materi
N•kF‚YNoVYNL SvƒH}F„ \…FVFG HIJKF†H}F„ ‡NuN„ JuYFVLd FˆYF†FR kFp efHgYFcFzF[Fh F‰Fi semata. Mahar mereka jadikan sebagai asas
efgJVlFHŠFi SFEHMFbF[H‹d kYFzYNp Œ•qNŽFX N`aFbYNcVNLFi •efgJMFbF[H‹d kYFzYNp Œ•qNŽFX dalam akad nikah. Padahal sebenarnya
kTzqNVFG •`HwFx YNˆJKN„ FPkF‹ FuYFVLd YFPN‘ Sm‡NuNVH†FR ENp FuYFVLd mahar hanyalah sebagai lambang
“Berikanlah maskawin kepada perempuan penghormatan terhadap kaum wanita.
yang kamu nikahi sebagai pemberian Namun ternyata sekarang menjadi tuntutan
dengan penuh kerelaan”. (QS. an-Nisa ayat yang paling utama. Pandangan seperti itu
47)11 sangat bertentangan dengan syari’at Islam
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah yang memerintahkan kepada pemeluknya
SWT telah memerintahkan kepada suami untuk untuk mempermudah masalah mahar.
membayar mahar kepada istrinya. Karena Mempermahal mas kawin adalah sesuatu
perintah itu tidak disertai dengan qarinah yang dibenci oleh Islam, karena akan
yang menunjukkan kepada sunnah ataupun mempersulit hubungan perkawinan di
mubah, maka ia menghendaki kepada antara sesama manusia. Islam tidak
makna wajib. Jadi mahar adalah wajib bagi menyukai mahar yang berlebih-lebihan
suami terhadap istrinya, karena tidak ada (wanita yang memasang mahar terlalu
qarinah yang memalingkannya dari makna mahal), bahkan sebaliknya mengatakan
wajib kepada makna yang lain.12 Pemberian bahwa setiap kali mahar itu lebih murah tentu
tersebut juga sebagai pertanda eratnya akan memberi berkah dalam kehidupan
hubungan dan cinta yang mendalam antara suami istri (berumah tangga).
calon suami-istri, di samping jalinan yang Dan mahar yang murah adalah
seharusnya menyelimuti rumah tangga yang menunjukkan kemurahan hati si perempuan,
mereka bangun. bukan berarti malah menjatuhkan harga
Di kalangan banyak orang telah dirinya. Dari ‘Aisyah ra. Ia berkata, bahwa
menjadi tradisi bahwa mereka tidak cukup Rasulullah Saw, bersabda:
hanya dengan pemberian mahar saja, tetapi ( )
diiringi dengan aneka ragam hantaran
(hadiah) lainnya, baik berupa makanan, . " # $% # &'
pakaian, peralatan rumah tangga, atau yang
lainnya, sebagai penghargaan dari calon (), " )+. +" ),-'. ) ." /01
suami kepada calon istri tercinta yang
nantinya akan mendampingi hidupnya.13
() " )+ /23" "45 ),-' 67#+
Besar dan bentuk mahar hendaknya
senantiasa berpedoman kepada sifat “Sesungguhnya perkawinan yang besar
kesederhanaan dan ajaran kemudahan yang barakahnya adalah yang paling murah
dianjurkan Islam, sehingga besar dan maharnya. Dan sabdanya pula: perempuan
bentuk mahar itu tidak sampai yang baik hati adalah yang murah maharnya,
memberatkan calon mempelai pria.14 memudahkan dalam urusan perkawinannya dan
Kalau mahar atau mas kawin itu adalah baik akhlaknya. Sedang perempuan yang celaka
hak seorang perempuan (istri) maka istri yaitu maharnya mahal, sulit perkawinannya
dan buruk akhlaknya”. (HR. Ahmad).15
11
Departemen Agama, op.cit, h.613 Masih banyak manusia yang tidak
12
Ibid
13 Nurjannah, Mahar Pernikahan, Jogjakarta:

Prisma Sophie Press, 2003, Cet. I, h. 27


14 Djamaan Nur, Fiqh Munakahat, Dina Utama 15 Sayyid Sabiq, alih bahasa Drs Moh. Thalib,
Semarang (DIMAS), 1993, Cet. I, h. 81 op. cit , h. 58-59
47
mengenal mahar atau maskawin ini, mereka Mahar dalam jumlah yang banyak,
berpegang dengan adat Jahiliyah. adalah sesuatu yang diperbolehkan. Seperti
Yaitu seorang ayah menyerahkan anak dalam QS. an-Nisa’ ayat 20:
gadisnya kepada laki-laki yang berani
memberikan jumlah mahar yang tinggi, YFEJZ\±F^H•N‘ HIJ[HqFhfF`Fi v²HiF³ FPkFKYFp v²HiF³ F•fF^HMN[HŠd JIYJh´F|F• HPN‘Fi
sebaliknya menolak menyerahkan anak ¦µ kTcqNMYJp kTzH¶N‘Fi kTc\F[HZJ„ ·JuFXiJ•J~H¸FhF• Skl–HqFx JuHcNp efiJ•J~H¸Fh F¹FR fT|kF˜cN]
gadisnya kepada laki-laki yang hanya “Dan kamu telah memberikan kepada salah
mampu memberikan mahar dengan jumlah seorang dari mereka (istri-istri) mahar yang
yang sedikit. Sehingga seakan-akan banyak”.17
perempuan itu merupakan barang dagangan Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa
yang dipasang tarif dalam etiket mahar itu dapat ditentukan (bentuk dan
perdagangan itu. Perbuatan semacam ini jumlahnya) atau juga bisa tidak ditetapkan.
menimbulkan banyak kegelisahan sehingga Mahar yang ditentukan baik bernilai besar
laki-laki maupun perempuan terlibat dalam ataupun kecil, merupakan jumlah yang
bahayanya, akan menimbulkan banyak disepakati kedua belah pihak pada saat
kejahatan dan kerusakan serta mengacaukan perkawinan ataupun sesudahnya, itulah
dunia perkawinan sehingga akhirnya yang yang sebaiknya, pemberian mahar ini dapat
halal itu lebih sulit untuk dicapai daripada di bayar secara tunai dan bisa juga
yang haram (zina). Masalah nominal mahar, ditangguhkan sesuai persetujuan istri.
Islam tidak mengatur tentang berapa Wahbah al-Zuhaily dalam bukunya alFiqh
banyak dan sedikitnya jumlah mahar al-Islamy wa Adillatuhu mengatakan bahwa
tersebut. Dalam hal ini jumlah mahar mahar yang disepakati oleh pengantin laki-
tergantung pada keadaan pihak suami serta laki dan perempuan yang disebutkan dalam
kedudukan si istri. Kewajiban seorang muslim redaksi akad sesudahnya. Berdasarkan definisi
agar memberikan mahar atau maskawin tersebut, dapat dimengerti bahwa penetapan
kepada wanita yang akan dipersunting jumlah mahar telah ditentukan ketika akad
menjadi istrinya terdapat dalam al-Qur’an nikah, akan tetapi diperbolehkan untuk
surat an-Nisa ayat 25, dan Ia pun membayar secara penuh sekaligus atau
mengingatkan kaum muslimin agar menikahi melakukan penundaan. Hal ini tentunya
wanita dengan seijin walinya dan membayarkan sangat didukung oleh kerelaan kedua belah
maskawinnya. pihak.18 Hal-hal yang termasuk dalam ke
N’\FcNpH“JzHLd N’\FcFŽHWJzHLd F”NKcFn PF• –‰HgFO HIJKcNp H—N˜F[HbFn HIYFL EFpFi dalam mahar musamma dalam akad adalah
SIJKNc\FznNQN„ JIFVHGF• JuYFVLdFi SN’\FcNpH“JzHLd JIJKN[\FqF[FR EYNp IJKJc\FzHnF• H’FKFVFp kYFp ENzFR apa saja yang diberikan oleh suami untuk
YFEJrgJhfF`Fi YFENZNVHrF• NPH™NQN„ YFEJrgJWNKXšFR SvƒH}F„ ›EYNp IJKJ†H}F„ istrinya menurut adat yang berlaku sebelum
Nœ\F•NžYF[Jp F‰Fi v’\FWNt\FbJp FoHqFŸ •’\FcFŽHWJp N iJoH}FzHLšN„ YFEJrF|gJ‚J• pesta pernikahan ataupun sesudahnya, seperti
…FVFG kFp J¡HŽNX YFENZHqFVF}FR vUF¢NW\FtN„ FEHqFhF• HPNQFR YFENŽH•J• £F™NQFR SvPfF^H~F• gaun pengantin atau pemberian yang
PF•Fi SHIJKcNp F’cF F}HLd FwN¢F~ HEFzNL F¤NL\F™ SN¥fF•F}HLd FENp N’\FcFŽHWJzHLd diberikan sebelum dukhul (bersetubuh) atau
¦§ ŒIqN•YF| Œ|gJtFŸ JuYFVLdFi ¨HIJKYFL ŒoHqF~ efiJoNMHŽFh sesudahnya. Karena yang ma’ruf (baik)
“Karena itu kawinilah mereka (wanita-wanita) dalam masyarakat seperti yang disyaratkan
dengan seijin keluarganya, dan berikanlah dalam akad adalah lafdziyah (yang
kepada mereka maskawinnya”. dilafalkan atau diucapkan).
Dalam kitab terjemahan Kifayatul Pemberian itu wajib disebutkan pada
Akhyar, Syaikh Abu Sujak berkata: saat akad, suami harus menyebutkan
yqLi ˆ]© ªf^ŽLf so«‹fi ^• •k]¬ -qx kecuali bila disyaratkan untuk tidak
®¯k°Šg„f “Mengenai paling sedikit dan
paling banyaknya maskawin tidak ada batas
tertentu”.16 K.H. Misbah Mustafa, Kifayatul Akhyar (Kelengkapan
Orang Saleh), Surabaya: Bina Insan, t. th, h. 135
17 Sayyid Sabiq, Op. cit., h. 59
16
Imam Taqiyudin Abubakar Bin Muhammad 18 Prof. Abdur Rahman I. Doi, Ph. D., Op.cit.,

Alhusaini, Penerjamah: K.H. Syarifudin Anwar dan h. 69-70


48
menyebutkan dalam akad.19 Sedangkan Adapun hikmah disyari’atkannya
mahar yang tak ditentukan adalah mahar adalah sebagai berikut.
merupakan mahar yang diberikan oleh calon a. Menunjukkan kemuliaan wanita,
suami kepada calon istrinya yang ketentuan karena wanita yang dicari laki-laki
besar kecilnya belum ditetapkan dan bentuknya bukan laki-laki yang dicari wanita.
juga tidak disebutkan. Akan tetapi mahar Laki-laki yang berusaha untuk
ini disesuaikan dengan kedudukan wanita mendapatkan wanita meskipun harus
dalam struktur kehidupan sosial dari segala mengorbankan hartanya.
aspek atau pertimbangan seperti keagamaan, b. Mengangkat derajat perempuan dan
kekayaan, kecantikan, kepandaian, kesopanan, memberikan hak kepemilikannya.
usia, kegadisan, kejandaan, negeri, keturunan, Sehingga diberi hak menerima mahar dari
dan kemuliaan leluhurnya. Mahar mitsil itu suaminya saat menikah, dan
diukur dari perempuan yang menyerupai menjadikan mahar sebagai kewajiban
istri dari seluruh kerabatnya, baik dari pihak bagi suami untuk menghormati
ayah maupun ibunya. perempuan dengan memberikan mahar
Seperti saudara kandung, bibi dari tersebut.
pihak ayah, anak paman dari pihak ayah, c. Menunjukkan cinta dan kasih sayang
bibi dari pihak ibu dan selain mereka dari seorang suami kepada isterinya,
kerabat yang ada. Jumlah mahar atau karena mahar itu sifatnya pemberian,
maskawin yang wajar itu akan tergantung hadiah, atau hibah yang oleh al-Qur`an
pada kedudukan seseorang dalam diistilahkan dengan nihlah (pemberian
kehidupannya, status sosial, pihak-pihak dengan penuh kerelaan), bukan
yang menikah itu, dan dapat berbeda dari sebagai pembayar harga wanita.
satu tempat dengan tempat yang lainnya, d. Menunjukkan kesungguhan diri
dari satu masa ke waktu yang lain dan dari karena menikah dan berumah tangga
satu negeri dengan negeri yang lain.20 Jenis bukanlah main-main dan perkara yang bisa
mahar yang dipakai masyarakat Indonesia dipermainkan.
secara umum adalah mahar musamma, e. Menunjukkan tanggung jawab suami
biasanya ditetapkan bersama atau dengan dalam kehidupan rumah tangga
musyawarah dari kedua belah pihak. dengan memberikan nafkah,
Berapa jumlahnya dan bagaimana karenanya laki-laki adalah pemimpin
bentuknya harus disepakati bersama, dan atas wanita dalam kehidupan rumah
sunnah tatkala mengucapkan ijab kabul tangganya. Dan untuk mendapatkan
pernikahan, agar para saksi dapat hak itu, wajar bila suami harus
mendengar secara langsung jumlah dan mengeluarkan hartanya sehingga ia
bentuk dari mahar tersebut. Penentuan harus lebih bertanggung jawab dan
mahar serta pemberiannya baik dengan cara tidak sewenang-wenang terhadap
memberi kontan atau menangguhkannya adalah isterinya.
suatu hal yang diperbolehkan, akan tetapi
ketentuan dari mahar musamma ini telah C. Kesimpulan
ditetapkan ketika ijab kabul pernikahan. Mahar merupakan pemberian wajib
Keputusan musyawarah antara kedua belah dari calon suami kepada calon istri sebagai
pihak dapat menjadi tolak ukur pemberian ketulusan hati calon suami untuk
mahar secara kontan ataupun penundaan.21 menimbulkan rasa cinta kasih bagi seorang
istri kepada calon suaminya. Atau suatu
6. Hikmah Mahar Perkawinan pemberian yang diwajibkan bagi calon suami
kepada calon istrinya, baik dalam bentuk
benda maupun jasa.Agama tidak
19 Ibid
20
menetapkan jumlah minimum dan begitu
Ibid
21 Nurjannah, Op. cit., h. 42-43. pula jumlah maksimum dari mahar. Hal ini
49
disebabkan oleh perbedaan tingkatan kemampuan Nurjannah, 2003,Mahar Pernikahan,
manusia dalam memberikannya. Mahar boleh Jogjakarta: Prisma Sophie Press, Cet.
dilaksanakan dan diberikan dengan kontan I
atau utang, apakah mau dibayar kontan
sebagian dan utang sebagian. Sayyid Sabiq, 1983, alih bahasa moh.
D. Daftar Pustaka Thalib, Fiqh Sunnah 7, Bandung: PT. al-
Abdur Rahman I. Doi,1996, Perkawinan dalam Ma’arif,
Syari’at Islam (Shari’ah The Islamic Syamsudin Ramadhan, 2004, Fikih Rumah
Law), Penerjemah: Drs. H. Basri Iba Tangga, Bogor: CV. Idea Pustaka
Asghary dan H. Wadi Masturi, S.E., Utama, Cet. I
Jakarta: PT Rineka Cipta, , Cet. II.

Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala Madzahib


al-Arba’ah, juz 4

Ahmad Mudjab Mahalli, 2002,Wahai


Pemuda Menikahlah, Jogjakarta:
Menara Kudus.

Beni Ahmad Saebani, 2009, Fiqih


Munakahat, Bandung: CV Pustaka
Setia.

Departemen Agama RI, 1992, Al Qur’an


dan Terjemahnya, Semarang: CV.
asy-Syifa’.

Djamaan Nur, 1993, Fiqh Munakahat, Dina


Utama Semarang (DIMAS).

Imam Taqiyudin Abubakar Bin Muhammad


Alhusaini, Penerjamah: K.H.
Syarifudin Anwar dan K.H. Misbah
Mustafa, Kifayatul Akhyar
(Kelengkapan Orang Saleh),
Surabaya: Bina Insan, t. th.

50

Anda mungkin juga menyukai