JUDUL PROGRAM
USAHA BAYAM CRISPY “BAYAMBITES”
BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN
DIUSULKAN OLEH :
Adinda Destrianisa (2021D1C011)
Lalu Onengan H. (2021D1C005)
Imam Muzahidin (2021D1C039)
Ahyar ( 2021D1C013)
FAKULTAS TEKNIK
2023
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara yang bercorak agraris sektor pertanian memegang peranan penting
dalam perekonomian Indonesia. Tingginya jumlah masyarakat Indonesia yang bermata
pencaharian sebagai petani didukung dengan keanekaragaman hasil pertanian dapat
meningkatkan peluang pengembangan sektor pertanian Indonesia. Keberagaman sektor
pertanian di Indonesia antara lain meliputi komoditas tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan kehutanan (BPS Indonesia, 2013). Tanaman hortikultura, seperti sayuran
dan buah-buahan, punya peluang baik di pasar dan bisa memberikan produksi besar di
Indonesia. Pengembangan tanaman hortikultura bisa membantu meningkatkan pendapatan
nasional.
Salah satu varietas tanaman hortikultura yang disukai oleh berbagai kalangan
masyarakat adalah bayam. Bayam (amaranthus spp.) termasuk dalam kelompok sayuran yang
memiliki kandungan gizi tinggi. Menurut Annisa (2023) Bayam merupakan salah satu
tumbuhan yang sering ditanam untuk dijadikan sayuran hijau. Daun bayam ini dikonsumsi
karena kandungan nutrisi yang bergizi. Dalam setiap 100 gram daun bayam, terdapat sekitar
2.3 gram protein, 3.2 gram karbohidrat, 3 gram besi, dan 81 gram kalsium. Selain itu, bayam
juga mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral, seperti vitamin A, vitamin C, niasin,
thiamin, fosfor, riboflavin, natrium, kalium, dan magnesium. Bayam merupakan sumber
nutrisi yang kaya dan bermanfaat bagi kesehatan. Bayam bisa digunakan untuk membuat
beragam hidangan, termasuk sayur bening, sayur bobor, mie, dan salad. (Ambarwati, 2019)
Bayam termasuk dalam kategori sayuran dengan harga jual yang relatif rendah. Oleh
karena itu, diperlukan suatu metode pengolahan untuk meningkatkan nilai ekonomisnya.
Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekonomis bayam adalah dengan mengolahnya
menjadi keripik bayam. Proses pembuatan keripik bayam merupakan metode yang relatif
baru jika dibandingkan dengan keripik singkong atau pisang, namun lebih mudah dalam
pelaksanaannya. Keripik bayam dibuat dari daun bayam yang dicampur dengan adonan
tepung yang kemudian diberi bumbu rempah-rempah khusus untuk memberikan cita rasa
gurih dan tekstur yang renyah. Penting dicatat bahwa jenis bayam yang digunakan dalam
pembuatan keripik bukanlah bayam biasa yang umumnya digunakan sebagai sayuran,
melainkan bayam yang sering disebut sebagai bayam raja.
Peluang bisnis bayam crispy menawarkan potensi yang cerah karena kebiasaan
konsumsi makanan ringan telah menjadi tren yang disukai oleh berbagai kalangan, mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi keripik selalu menjadi
bagian dari pengalaman makan setiap orang.
Berdasarkan observasi di lingkungan tempat tinggal kami, tampaknya belum ada yang
terlibat dalam usaha kuliner bayam crispy. Keadaan ini memberikan peluang yang baik,
terutama karena lokasi tempat tinggal kami berada dekat dengan keramaian, yang
memungkinkan bisnis bayam crispy berkembang dengan sukses jika dijalankan. (Murdiono,
2014)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi dan peluang pengembangan usaha bayam crispy ke depan?
2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menjalankan bisnis bayam crispy?
3. Bagaimana dampak keberadaan kompetitor yang menjalankan bisnis sejenis terhadap
usaha bayam crispy?
4. Apa strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kendala dan bersaing dengan
kompetitor sehingga dapat memajukan usaha bayam crispy?
5. Bagaimana memberikan sentuhan unik pada usaha bayam crispy agar dapat dibedakan
dari usaha sejenis lainnya dan meningkatkan daya tarik konsumen?