Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM 6

REAKSI KIMIA 1

PERCOBAAN 6
(Praktikum Mata Kuliah Kimia)

Kelompok 1

Eryana Fakhriyah Salsabila 2302301026


Sekar Fatayat Revalina 2302301028
Nazwa Amelda 2302301021
Putri Rahmila 2302301055
Radika 2302301013

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi (Syukri, 1999). Reaksi
kimia berjalan dengan kecepatan atau laju tertentu. Faktorfaktor yang mempengaruhi laju
reaksi perlu dikendalikan jika kita menginginkan membandingkan laju reaksi dari berbagai
macam reaksi (Masel, 2002). Faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi terdiri dari suhu,
konsentrasi pereaksi, sifat pereaksi dan katalis (Syukri, 1999). Penentuan laju reaksi dapat
dilakukan dengan jalan memvariasi salah satu faktor (misalnya konsentrasi reaktan) dan
mengendalikan faktor lainnya. Laju reaksi serta faktor yang mempengaruhi laju reaksi dapat
ditentukan dengan mempelajari kinetika kimianya (Syukri, 1999). Menurut Khairat dan
Herman (2004) informasi konstanta laju reaksi dan orde reaksi terhadap pereaksi dapat
digunakan untuk merancang alat pabrik maupun perancang reaktor dalam proses produksi.
Penentuan konstanta laju reaksi serta orde reaksi terhadap pereaksi perlu dilakukan agar
dapat merancang reaktor yang sesuai jika diinginkan mensintesis senyawa dalam skala
industri. Salah satu senyawa yang diharapkan dapat disintesis berskala industri adalah
gamavuton-0. Senyawa gamavuton-0 (GVT-0) [1,5-bis(4′-hidroksi-3′- metoksifenil)-1,4-
pentadien-3-on] merupakan salah satu senyawa analog kurkumin. Senyawa ini mempunyai
jembatan rantai karbon yang lebih pendek 1 2 (pentadienon) daripada kurkumin
(heptadiendion), memiliki satu gugus karbonil dan tidak mempunyai gugus metilen
(Margono dan Zendrato, 2006). Melalui pendekatan diskoneksi, senyawa GVT-0 dapat
disintesis dari aseton dan vanilin (Warren, 1995)
2 Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi (Syukri, 1999).
3 Reaksi kimia berjalan dengan kecepatan atau laju tertentu. Faktorfaktor yang
4 mempengaruhi laju reaksi perlu dikendalikan jika kita menginginkan membandingkan
5 laju reaksi dari berbagai macam reaksi (Masel, 2002). Faktorfaktor yang mempengaruhi
6 laju reaksi terdiri dari suhu, konsentrasi pereaksi, sifat pereaksi dan katalis (Syukri,
7 1999). Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan jalan memvariasi salah satu faktor
8 (misalnya konsentrasi reaktan) dan mengendalikan faktor lainnya. Laju reaksi serta faktor
9 yang mempengaruhi laju reaksi dapat ditentukan dengan mempelajari kinetika kimianya
10 (Syukri, 1999).
11
12 Menurut Khairat dan Herman (2004) informasi konstanta laju reaksi dan orde reaksi
13 terhadap pereaksi dapat digunakan untuk merancang alat pabrik maupun perancang
14 reaktor dalam proses produksi. Penentuan konstanta laju reaksi serta orde reaksi terhadap
15 pereaksi perlu dilakukan agar dapat merancang reaktor yang sesuai jika diinginkan
16 mensintesis senyawa dalam skala industri.
17
18 Salah satu senyawa yang diharapkan dapat disintesis berskala industri adalah gamavuton-
19 0. Senyawa gamavuton-0 (GVT-0) [1,5-bis(4′-hidroksi-3′- metoksifenil)-1,4-pentadien-3-
20 on] merupakan salah satu senyawa analog kurkumin. Senyawa ini mempunyai jembatan
21 rantai karbon yang lebih pendek 1 2 (pentadienon) daripada kurkumin (heptadiendion),
22 memiliki satu gugus karbonil dan tidak mempunyai gugus metilen (Margono dan
23 Zendrato, 2006). Melalui pendekatan diskoneksi, senyawa GVT-0 dapat disintesis dari
24 aseton dan vanilin (Warren, 1995).
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

35 BAB 1
36 PENDAHULUAN
37
38 1.1 Latar Belakang

39 1.2 Rumusan Masalah

40 Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi (Syukri, 1999).
41 Reaksi kimia berjalan dengan kecepatan atau laju tertentu. Faktorfaktor yang
42 mempengaruhi laju reaksi perlu dikendalikan jika kita menginginkan membandingkan
43 laju reaksi dari berbagai macam reaksi (Masel, 2002). Faktorfaktor yang mempengaruhi
44 laju reaksi terdiri dari suhu, konsentrasi pereaksi, sifat pereaksi dan katalis (Syukri,
45 1999). Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan jalan memvariasi salah satu faktor
46 (misalnya konsentrasi reaktan) dan mengendalikan faktor lainnya. Laju reaksi serta faktor
47 yang mempengaruhi laju reaksi dapat ditentukan dengan mempelajari kinetika kimianya
48 (Syukri, 1999).
49
50 Menurut Khairat dan Herman (2004) informasi konstanta laju reaksi dan orde reaksi
51 terhadap pereaksi dapat digunakan untuk merancang alat pabrik maupun perancang
52 reaktor dalam proses produksi. Penentuan konstanta laju reaksi serta orde reaksi terhadap
53 pereaksi perlu dilakukan agar dapat merancang reaktor yang sesuai jika diinginkan
54 mensintesis senyawa dalam skala industri.
55
56 Salah satu senyawa yang diharapkan dapat disintesis berskala industri adalah gamavuton-
57 0. Senyawa gamavuton-0 (GVT-0) [1,5-bis(4′-hidroksi-3′- metoksifenil)-1,4-pentadien-3-
58 on] merupakan salah satu senyawa analog kurkumin. Senyawa ini mempunyai jembatan
59 rantai karbon yang lebih pendek 1 2 (pentadienon) daripada kurkumin (heptadiendion),
60 memiliki satu gugus karbonil dan tidak mempunyai gugus metilen (Margono dan
61 Zendrato, 2006). Melalui pendekatan diskoneksi, senyawa GVT-0 dapat disintesis dari
62 aseton dan vanilin (Warren, 1995).
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73

1.2Tujuan
1. menentukan reaksi kimia yang terjadi apakah reaksi eksoterm dan endoterm
2. menganalisa reaksi eksoterm dan reaksi endoterm yang terjadi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Tinjauan Pustaka
Reaksi kimia dapat diartikan sebagai suatu proses di mana zat-zat baru (hasil reaksi), terbentuk
dari beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh
kejadian-kejadian fisis seperti perubahan warna, pembentukan endapan, pembentukan gas, serta
perubahan suhu. Kemudian perkembangan zaman yang maju, membuat analisis kimia melakukan
penelitian menggunakan peralatan canggih dengan tujuan untuk membuktikan bahwa reaksi
benar-benar terjadi (Petrucci, 1987).
Perubahan fisis yang dihasilkan pada suatu reaksi kimia dapat dijadikan indikasi untuk
mengidentifikasikan suatu reaksi. Berdasarkan proses terjadinya, reaksi kimia dibedakan menjadi
dua, yaitu : Reaksi kimia berlangsung secara spontan, reaksi kimia yang tidak memerlukan energi
untuk proses reaksinya. Contohnya : Pembentukan endapan dan Perubahan warna. Reaksi kimia
yang berlangsung secara tidak spontan, reaksi kimia ini memerlukan energi untuk proses
reaksinya. Contohnya : Pembentukan gas dan Perubahan suhu.Kemudian perubahan fisis yang
lain yaitu perubahan suhu, terdapat dua macam perubahan suhu yang terjadi yaitu endotermik
dan eksotermik. Reaksi endotermik merupakan reaksi yang menyerap kalor, nilai perubahan
entalpi berharga (+). Perubahan kalor pada reaksi endotermik berlangsung dari lingkungan ke
sistem. Sedangkan pada reaksi eksotermik merupakan reaksi yang melepaskan kalor, nilai
perubahan entalpi berharga (-). Perubahan kalor pada reaksi eksotermik berlangsung dari sistem
ke lingkungan (Ahmad, 2001).
Cara paling ringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu
persamaan kimia berimbang yang merupakan pernyataan kualitatif maupun kuantitatif mengenai
pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-
atom dari tiap macam dalam suatu satuan zat itu. Rumus molekulnya merupakan kelipatan
bilangan bulat rumus empiris zat itu yang menyatakan jumlah minimal yang mungkin dalam
perbandingan yang benar atom-atom dari tiap macamnya. Tiga kelas umum reaksi yang dijumpai
dengan meluas dalam kimia ialah reaksi kombinasi langsung, reaksi penukar-gantian sederhana
dan reaksi penukar-gantian rangkap. Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam
suatu persamaan kimia berimbang memberikan dasar stoikiometri. Perhitungan stoikiometri
mengharuskan penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul senyawa. Banyaknya suatu
hasil reaksi tertentu yang menurut perhitungan akan diperoleh dalam suatu reaksi kimia
rendemen teoretis untuk suatu reaksi kimia. Penting untuk mengetahui mana yang merupakan
pereaksi pembatas yakni pereaksi yang secara teoretis dapat bereaksi sampai habis, sedangkan
pereaksi-pereaksi lain berlebih (Keenan, 1984).
Jika terjadi reaksi kimia, dapat diamati tiga macam perubahan yaitu: a). Perubahan Sifat; b).
Perubahan Susunan; c). Perubahan Energi. Semua perubahan kimia tentu induk pada hukum
pelestarian hukum energi dan hukum pelestarian energi massa. Susunan senyawa kimia tertentu
oleh hukum susunan pasti dan hukum perbandingan berada. Asas fundamental yang mendasari
semua perubahan kimia merupakan daerah kimia teoretis, korelasi antara konsep unsur dan
senyawa dengan keempat hukum tersebut diatas diperoleh dalam Teori Asam Dalton, teori
modern pertama mengenai atom dan molekul sebagai partikel fundamental dari zat-zat yang
tumbuh dari teori ini antara lain adalah skala, bobot atom relatif unsur-unsur dilarutkan menurut
bertambahnya bobot atom, munculnya unsur-unsur secara teratur dengan sifat-sifat tertentu
mendorong Mendelev menyusun tabel berkala dari unsur-unsur dan meramalkan adanya
beberapa unsur yang belum diketahui. Banyaknya dan dari situ proporsi relatif sebagai atom
dalam satuan terkecil senyawa diberikan oleh rumus senyawa, dalam mana digunakan lambang
unsur kimia itu. (Keenan, 1984).
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi,terbentuk dari beberapa
zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian-kejadian
fisis, seperti perubahan warna,pembentukan endapan, atau timbulnya gas.Lambang-lambang
yang menyatakan suatu reaksi kimia disebut persamaan kimia.
BAB III
METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Oktober 2023, pukul 10.00 s/d. Bertempat di
laboratorium pengujian jurusan Teknik Industri Pertanian, program studi Agroindustri, Politeknik
Tanah Laut.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang pengaduk, beaker galss 100ml, botol
semprot, corong, gelas ukur, kaca arloji, labu takar,neraca analitik, spatula, tabung reaksi, dan
termometer
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah NaOH, aquades, dan KI
3.3 Prosedur kerja
1. Reaksi eksoterm
 Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml
 Ditimbanglah NaOH sebanyak 10 gram kedalam beaker glass 100 ml
 Segera dimasukkan termometer dan amati perubahan suhu yang terjadi, catat suhu aquades
sebelumnya.

2. Reaksi endoterm
 Ditimbanglah KI sebanyak 5 gram sedalam beaker glass 100 ml
 Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml
 Disegera dimasukkan termometer dan amati perubahan suhu yang terjadi, catat suhu aquades
sebelumnya

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Reaksi eksoterm
Suhu aquades awal (℃) Suhu setelah penambahan NaOH (℃)
28℃ 51℃

4.1.2 Reaksi endoterm


Suhu aquades awal (℃) Suhu setelah penambahan NaOH (℃)
28℃ 26℃
4.2 Pembahasan
1. Reaksi eksoterm
Berdasarkan praktikum yang dilakukan,suhu aquadest sebelum ditambahkan NaOH memiliki
suhu sebesar 28℃, namun setelah aquadest ditambahkan larutan NaOH mengalami peningkatan
suhu menjadi 51℃ .
2. Rekasi endoterm
Berdasarkan praktikum yang dilakukan,suhu aquadest sebelum ditambahkan larutan KI memiliki
suhu 28℃, namun setelah aquadest ditambahkan larutan KI suhunya mengalami penurunan
menjadi 26℃.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapat pada praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa
setelah melakukan percobaan diatas dapat kami simpulkan bahwa suhu awal aquades
28°C setelah dilakukan penambahan NaOH suhunya berubah menjadi 51°C, ini karena
reaksi eksoterm ditandai dengan kenaikan suhu ( keadaan tabung menjadi panas ).
Sedangkan KI suhu awal aquadesnya 28°C setelah ditambahkannya KI suhunya menjadi
26°C ( endoterm ) keadaan tabung menjadi dingin.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka disarankan untuk lebih berhati-hati lagi
dalam menggunakan alat dan bahan yang digunakan, selalu menggunakan APD yang telah
di terapkan dan selalu mencuci alat setelah praktikum agar alat bisa digunakan untuk
praktikum berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
SUPRIADI, Supriadi; IBNU, Suhadi; YAHMIN, Yahmin. Analisis model mental mahasiswa
pendidikan kimia dalam memahami berbagai jenis reaksi kimia. Jurnal Pijar MIPA, 2018,
13.1: 1-5.
Sastrohamidjojo, H. (2018). Kimia dasar. Ugm Press.
SUTRESNA, Nana. Kimia. PT Grafindo Media Pratama, 2008

Anda mungkin juga menyukai