Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS

Disusun oleh:

ARIA RIZKI

NIM.2124201018

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MOJOPAHIT
MOJOKERTO
2022/2023
1. KonsepMedis
A. Pengertian
MenurutIrmanSumantri (2009), Kor pulmonal adalahterjadinyapembesarandarijantungkanan
(denganatautanpagagaljantungkiri) sebagaiakibatdaripenyakit yang
mempengaruhistrukturataufungsidariparu-paruatauvaskularisasinya.

Pulmonary heart disease adalahpembesaranventrikelkanan (hipertrofi dan/ataudilatasi) yang


terjadiakibatkelainanparu, kelainandinding dada, ataukelainan pada kontrolpernafasan.
Penyebab pulmonary heart disease akutterseringadalah emboli parumasif, sedangkan
pulmonary heart disease kronikseringdisebabkan oleh penyakitparuobstruktifkronik (PPOK).
Pada pulmonary heart disease kronikumumnyaterjadihipertrofiventrikelkanan, sedangkan
pada pulmonary heart disease akutterjadidilatasiventrikelkanan.

Tidaksemuapasien PPOK akanmengalami pulmonary heart disease,


karenabanyakusahapengobatan yang
dilakukanuntukmempertahankankadaroksigendaraharterimendekati normal
sehinggadapatmencegahterjadinyaHipertensi Pulmonal. Pada umumnya,
makinberatgangguankeseimbanganventilasiperfusi,
akansemakinmudahterjadiganguananalisis gas
darahsehinggaakansemakinbesarterjadinyaHipertensi Pulmonal dan pulmonary heart disease.
Penyakit yang hanyamengenaisebagiankecilparutidakakanbegitumempengaruhipertukaran
gas antara alveoli dan kapilersehinggajarangmenyebabkanterjadinyaHipertensi Pulmonal dan
pulmonary heart disease. Tuberculosis yang
mengenaikedualobusparusecaraluasakanmenyebabkanterjadinya fibrosis
disertaigangguanfungsiparusehinggamenyebabkanterjadinya pulmonary heart disease.
Hipoventilasi alveoli sekunderakibat sleep apnea syndrome
tidakjarangdisertaidenganHipertensi Pulmonal dan pulmonary heart disease Kronik.
B. Etiologi
Terdapat 3 jenispenyebab bronchitis yaitu:
1) Infeksi :stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus influenzae.
2) Alergi
3) Rangsang :misal asap pabrik, asap mobil, asap rokokdll
C. Manifestasiklinis
1) Peningkatanukuran dan jumlahkelenjarmukus pada bronchi besar, yang mana
akanmeningkatkanproduksimukus.
2) Mukuslebihkental
3) Kerusakanfungsicilliarysehinggamenurunkanmekanismepembersihanmukus. Oleh
karenaitu, "mucocilliarydefence" dariparumengalamikerusakan dan
meningkatkankecenderunganuntukterseranginfeksi. Ketika infeksitimbul,
kelenjarmukusakanmenjadihipertropi dan
hiperplasiasehinggaproduksimukusakanmeningkat.
4) Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkalisampai dua kali ketebalan normal)
dan mengganggualiranudara. Mukuskentalinibersama-samadenganproduksimukus yang
banyakakanmenghambatbeberapaaliranudarakecil dan mempersempitsaluranudarabesar.
Bronchitis kronismula-mulamempengaruhihanya pada bronchus besar,
tetapibiasanyaseluruhsalurannafasakanterkena.
5) Mukus yang kental dan pembesaran bronchus akanmengobstruksijalannafas,
terutamaselamaekspirasi. Jalan nafasmengalamikollaps, dan udaraterperangkap pada
bagian distal dariparu-paru. Obstruksiinimenyebabkanpenurunanventilasi alveolar,
hypoxia dan asidosis.
6) Klienmengalamikekuranganoksigenjaringan ; ratio ventilasiperfusi abnormal timbul,
dimanaterjadipenurunan PaO2. Kerusakanventilasidapat juga meningkatkannilai PaCO2.
7) Klienterlihat cyanosis. Sebagaikompensasidarihipoxemia, makaterjadipolisitemia
(overproduksieritrosit). Pada saatpenyakitmemberat, diproduksisejumlah sputum yang
hitam, biasanyakarenainfeksi pulmonary.
8) Selamainfeksiklienmengalamireduksi pada FEV denganpeningkatan pada RV dan FRC.
Jika masalahtersebuttidakditanggulangi, hypoxemia akantimbul yang
akhirnyamenujupenyakitcor pulmonal dan CHF

Secarakeseluruhanpenyebabterjadinya PPOK tergantungdarijumlahpartikel gas yang


dihirup olehseorangindividuselamahidupnya. Partikel gas initermasuk :

1. asap rokok
a. perokokaktif
b. perokokpasif
2. polusiudara
a. polusi di dalamruangan- asap rokok - asap kompor
b. polusi di luarruangan- gas buangkendaraanbermotor- debujalanan
3. polusi di tempatkerja (bahankimia, zatiritasi, gas beracun)
a. infeksisalurannafasbawahberulang
D. PATOFISIOLOGI

Saluran napas dan paruberfungsiuntuk proses


respirasiyaitupengambilanoksigenuntukkeperluanmetabolisme dan
pengeluarankarbondioksida dan air sebagaihasilmetabolisme. Proses initerdiridaritigatahap,
yaituventilasi, difusi dan perfusi. Ventilasiadalah proses masuk dan
keluarnyaudaradaridalamparu. Difusiadalahperistiwapertukaran gas antara alveolus dan
pembuluhdarah, sedangkanperfusiadalahdistribusidarah yang sudahteroksigenasi.
Gangguanventilasiterdiridarigangguanrestriksiyaitugangguanpengembanganparusertaganggua
nobstruksiberupaperlambatanaliranudara di saluran napas. Parameter yang
seringdipakaiuntukmelihatgangguanrestriksiadalahkapasitas vital (KV),
sedangkanuntukgangguanobstruksidigunakan parameter volume ekspirasipaksadetikpertama
(VEP1), dan rasio volume ekspirasipaksadetikpertamaterhadapkapasitas vital paksa
(VEP1/KVP) (Sherwood, 2001).
Faktorrisikoutamadari PPOK adalahmerokok. Komponen-komponen asap
rokokmerangsangperubahan pada sel-selpenghasilmukusbronkus. Selainitu, silia yang
melapisibronkusmengalamikelumpuhanataudisfungsionalserta metaplasia. Perubahan-
perubahanpada sel-selpenghasilmukus dan siliainimengganggusistemeskalatormukosiliaris
dan menyebabkanpenumpukanmukuskentaldalamjumlahbesar dan
sulitdikeluarkandarisaluran napas.
Mukusberfungsisebagaitempatpersemaianmikroorganismepenyebabinfeksi dan menjadi
sangat purulen. Timbulperadangan yang menyebabkan edema jaringan. Proses
ventilasiterutamaekspirasiterhambat. Timbulhiperkapniaakibatdariekspirasi yang memanjang
dan sulitdilakukanakibatmukus yang kental dan adanyaperadangan (GOLD, 2009).
Komponen-komponen asap rokok juga merangsangterjadinyaperadangankronik pada
paru.Mediator-mediator peradangansecaraprogresifmerusakstruktur-strukturpenunjang di
paru. Akibathilangnyaelastisitassaluranudara dan kolapsnya alveolus,
makaventilasiberkurang. Saluranudarakolapsterutama pada ekspirasikarenaekspirasi normal
terjadiakibatpengempisan (recoil) parusecarapasifsetelahinspirasi. Dengandemikian,
apabilatidakterjadi recoil pasif, makaudaraakanterperangkap di dalamparu dan
saluranudarakolaps (GOLD, 2009).
Berbedadenganasma yang memilikiselinflamasipredominanberupaeosinofil, komposisiseluler
pada inflamasisaluran napas pada PPOK predominandimediasi oleh neutrofil. Asap
rokokmenginduksimakrofaguntukmelepaskan Neutrophil Chemotactic Factors dan elastase,
yang tidakdiimbangidengan antiprotease, sehinggaterjadikerusakanjaringan (Kamangar,
2010). Selamaeksaserbasiakut, terjadiperburukanpertukaran gas
denganadanyaketidakseimbanganventilasiperfusi.
Kelainanventilasiberhubungandenganadanyainflamasijalan napas, edema, bronkokonstriksi,
dan hipersekresimukus.Kelainanperfusiberhubungandengankonstriksihipoksik pada arteriol
(Chojnowski, 2003).
E. MANIFESTASI KLINIS

Batukmerupakankeluhanpertama yang biasanyaterjadi pada pasien PPOK.


Batukbersifatproduktif, yang pada awalnyahilangtimbullalukemudianberlangsung lama dan
sepanjanghari. Batukdisertaidenganproduksi sputum yang pada awalnyasedikit dan
mukoidkemudianberubahmenjadibanyak dan
purulenseiringdengansemakinbertambahnyaparahnyabatukpenderita.
Penderita PPOK juga akanmengeluhkansesak yang berlangsung lama, sepanjanghari,
tidakhanya pada malamhari, dan tidakpernahhilangsamasekali,
halinimenunjukkanadanyaobstruksijalannafas yang menetap. Keluhansesakinilah yang
biasanyamembawapenderita PPOK berobatkerumahsakit.
Sesakdirasakanmemberatsaatmelakukanaktifitas dan pada saatmengalamieksaserbasiakut.

Gejala-gejala PPOK eksaserbasiakutmeliputi:

1) Batukbertambahberat

2) Produksi sputum bertambah

3) Sputum berubahwarna

4) Sesaknafasbertambahberat

5) Bertambahnyaketerbatasanaktifitas

6) Terdapatgagalnafasakut pada gagalnafaskronis

7) Penurunankesadaran

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaanpenunjang yang diperlukanadalahsebagaiberikut:


1. Pemeriksaanradiologi
a. Pada bronchitis kroniksecararadiologisadabeberapahal yang perludiperhatikan:
1) Tubular shadows atau farm lines terlihatbayangan garis-garis yang parallel, keluardari
hilus menujuapeksparu. Bayangantersebutadalahbayanganbronkus yang menebal.
2) Corakparu yang bertambah
b. Pada emfisemaparuterdapat 2 bentukkelainanfoto dada yaitu:
1) Gambaran defisiensiarteri, terjadioverinflasi, pulmonary oligoemia dan bula.
Keadaaninilebihseringterdapat pada emfisemapanlobular dan pink puffer.
2) Corakan paru yang bertambah.
3) Pemeriksaanfaalparu
Pada bronchitis kronikterdapat VEP1 dan KV yang menurun, VR yang bertambah dan KTP
yang normal. Pada emfisemaparuterdapatpenurunan VEP1, KV, dan KAEM (kecepatan arum
ekspirasimaksimal) atau MEFR (maximal expiratory flow rate), kenaikan KRF dan VR,
sedangkan KTP bertambahatau normal. Keadaandiataslebihjelas pada stadium lanjut, sedang
pada stadium diniperubahanhanya pada saluran napas kecil (small airways). Pada
emfisemakapasitasdifusimenurunkarenapermukaan alveoli untukdifusiberkurang.
2. Analisis gas darah
Pada bronchitis PaCO2 naik, saturasi hemoglobin menurun, timbulsianosis,
terjadivasokonstriksivaskulerparu dan penambahaneritropoesis. Hipoksia yang
kronikmerangsangpembentukaneritropoetinsehinggamenimbulkanpolisitemia. Pada
kondisiumur 55-60 tahunpolisitemiamenyebabkanjantungkananharusbekerjalebihberat dan
merupakan salah satupenyebabpayahjantungkanan.
3. Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling diniadalahrotasi clock wise jantung. Bila sudahterdapatkor pulmonal
terdapatdeviasiaksiskekanan dan P pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF. Voltase QRS
rendah Di V1 rasio R/S lebihdari 1 dan V6 rasio R/S kurangdari 1. Seringterdapat RBBB
inkomplet.
4. Kultur sputum, untukmengetahuipetogenpenyebabinfeksi.
5. Laboratoriumdarahlengkap
G. KOMPLIKASI

1. Hipoxemia
Hipoxemiadidefinisikansebagaipenurunannilai PaO2 kurangdari 55 mmHg,
dengannilaisaturasiOksigen<85%. Pada awalnyaklienakanmengalamiperubahan mood,
penurunankonsentrasi dan pelupa. Pada tahaplanjuttimbul cyanosis.
2. Asidosis Respiratory
Timbulakibatdaripeningkatannilai PaCO2 (hiperkapnia). Tanda yang
munculantaralain :nyerikepala, fatique, lethargi, dizzines, tachipnea.
3. Infeksi Respiratory
Infeksipernafasanakutdisebabkankarenapeningkatanproduksimukus,
peningkatanrangsanganotot polos bronchial dan edema mukosa.
Terbatasnyaaliranudaraakanmeningkatkankerjanafas dan timbulnya dyspnea.
4. Gagaljantung
Terutamakor-pulmonal (gagaljantungkananakibatpenyakitparu), harusdiobservasiterutama
pada kliendengan dyspnea berat. Komplikasiinisering kali berhubungandengan bronchitis
kronis, tetapikliendenganemfisemaberat juga dapatmengalamimasalahini.
5. Cardiac Disritmia
Timbulakibatdarihipoxemia, penyakitjantunglain, efekobatatauasidosis respiratory.
6. Status Asmatikus
Merupakankomplikasi mayor yang berhubungandengan asthma bronchial. Penyakitini sangat
berat, potensialmengancamkehidupan dan seringkalitidakberesponterhadaptherapi yang
biasadiberikan.Penggunaanototbantupernafasan dan distensi vena leherseringkaliterlihat.

H. PENATALAKSANAAN

Tujuanpenatalaksanaan PPOK adalah:


1. Memeperbaikikemampuanpenderitamengatasigejalatidakhanya pada faseakut, tetapi juga
fasekronik.
2. Memperbaikikemampuanpenderitadalammelaksanakanaktivitasharian.
3. Mengurangilajuprogresivitaspenyakitapabilapenyakitnyadapatdideteksilebihawal.
Penatalaksanaan PPOK pada usialanjutadalahsebagaiberikut:
1. Meniadakanfaktoretiologi/presipitasi, misalnyasegeramenghentikanmerokok,
menghindaripolusiudara.
2. Membersihkansekresibronkusdenganpertolonganberbagaicara.
3. Memberantasinfeksidenganantimikroba.
Apabilatidakadainfeksiantimikrobatidakperludiberikan.
Pemberianantimikrobaharustepatsesuaidengankumanpenyebabinfeksiyaitusesuaihasil uji
sensitivitasataupengobatanempirik.
4. Mengatasibronkospasmedenganobat-obatbronkodilator.
Penggunaankortikosteroiduntukmengatasi proses inflamasi (bronkospasme)
masihkontroversial.
5. Pengobatansimtomatik.
6. Penangananterhadapkomplikasi-komplikasi yang timbul.
7. Pengobatanoksigen, bagi yang memerlukan. Oksigenharusdiberikandenganaliranlambat 1
- 2 liter/menit.
Tindakan rehabilitasi yang meliputi:
1. Fisioterapi, terutamabertujuanuntukmembantupengeluaran secret bronkus.
2. Latihan pernapasan, untukmelatihpenderita agar bisamelakukanpernapasan yang paling
efektif.
3. Latihan denganbebanoalh raga tertentu, dengantujuanuntukmemulihkankesegaranjasmani.
4. Vocational guidance, yaituusaha yang
dilakukanterhadappenderitadapatkembalimengerjakanpekerjaansemula
Pathogenesis Penatalaksanaan (Medis)
1. Pencegahan :Mencegahkebiasaanmerokok, infeksi, dan polusiudara
2. Terapieksaserbasiakut di lakukandengan :
a. Antibiotik,
karenaeksaserbasiakutbiasanyadisertaiinfeksiInfeksiiniumumnyadisebabkan oleh H.
Influenza dan S. Pneumonia, makadigunakanampisilin 4 x
0.25-0.56/hariataueritromisin 4×0.56/hari Augmentin (amoksilin dan asamklavulanat)
dapatdiberikanjikakumanpenyebabinfeksinyaadalah H. Influenza dan B. Cacarhalis
yang memproduksi B. LaktamasePemberiamantibiotiksepertikotrimaksasol,
amoksisilin, ataudoksisiklin pada pasien yang
mengalamieksaserbasiakutterbuktimempercepatpenyembuhan dan
membantumempercepatkenaikan peak flow rate. Namunhanyadalam 7-10
hariselamaperiodeeksaserbasi. Bila terdapatinfeksisekunderatautanda-tanda
pneumonia, makadianjurkanantibiotik yang kuat.
b. Terapioksigendiberikanjikaterdapatkegagalanpernapasankarenahiperkapnia dan
berkurangnyasensitivitasterhadap CO2
c. Fisioterapimembantupasienuntukmengelurakan sputum denganbaik.
d. Bronkodilator, untukmengatasiobstruksijalan napas, termasuk di
dalamnyagolonganadrenergik b dan anti kolinergik. Pada pasiendapatdiberikan
salbutamol 5 mg dan atauipratopiumbromida 250 mg diberikantiap 6 jam dengan
nebulizer atauaminofilin 0,25 - 0,56 IV secaraperlahan.
3. Terapijangkapanjang di lakukan :
a. Antibiotikuntukkemoterapipreventifjangkapanjang, ampisilin
4×0,25-0,5/haridapatmenurunkankejadianeksaserbasiakut.
b. Bronkodilator, tergantungtingkatreversibilitasobstruksisaluran napas
tiappasienmakasebelumpemberianobatinidibutuhkanpemeriksaanobyektifdarifungsifa
alparu.
c. Fisioterapi
4. Latihan fisikuntukmeningkatkantoleransiaktivitasfisik
5. Mukolitik dan ekspektoran
6. Terapioksigenjangkapanjangbagipasien yang mengalamigagal napas tipe II dengan PaO2
(7,3Pa (55 MMHg)
Rehabilitasi, pasiencenderungmenemuikesulitanbekerja, merasasendiri dan terisolasi,
untukituperlukegiatansosialisasi agar terhindardaridepresi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihanjalan napas tidakefektifberhubungandenganbronkokontriksi, peningkatanproduksi


sputum, batuktidakefektif, kelelahan/berkurangnyatenaga dan infeksibronkopulmonal.

2. Pola napas tidakefektifberhubungandengan napas pendek, mukus, bronkokontriksi dan


iritanjalan napas.

3. Gangguanpertukaran gas berhubungandenganketidaksamaanventilasiperfusi

4.
Intoleransiaktivitasberhubungandenganketidakseimbanganantarasuplaidengankebutuhanok
sigen.

5. Perubahannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandengandispnea, kelamahan,
efeksampingobat, produksi sputum dan anoreksia, mualmuntah.

6. Kurang
perawatandiriberhubungandengankeletihansekunderakibatpeningkatanupayapernapasan
dan insufisiensiventilasi dan oksigenasi.

C. RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

Bersihanjalan napas NOC : 1. Beri pasien 6 sampai 8


tidakefektif b.dbronkokontriksi, gelascairan/harikecualiterdapatkor
peningkatanproduksi sputum, v Respiratory status : pulmonal.
batuktidakefektif, Ventilation
kelelahan/berkurangnyatenaga 2. Ajarkan dan
v Respiratory status : berikandoronganpenggunaanteknik
dan infeksibronkopulmonal. Airway patency pernapasandiafragmatik dan batuk.
v Aspiration Control 3. Bantu
Kriteria Hasil : dalampemberiantindakannebuliser,
inhaler dosisterukur
v
Mendemonstrasikanbatuk 4. Lakukan drainage postural
denganperkusi dan vibrasi pada
efektif dan suaranafas pagihari dan malamharisesuai yang
yang bersih, diharuskan.
tidakadasianosis dan
dyspneu 5.
(mampumengeluarkan Instruksikanpasienuntukmenghinda
sputum, riiritanseperti asap rokok, aerosol,
mampubernafasdenganmu suhu yang ekstrim, dan asap.
dah, tidakada pursed lips)6. Ajarkantentangtanda-
v Menunjukkanjalannafas tandadiniinfeksi yang
yang paten harusdilaporkan pada
(klientidakmerasatercekik dokterdengansegera: peningkatan
, iramanafas, sputum, perubahanwarna sputum,
frekuensipernafasandalam kekentalan sputum, peningkatan
rentang normal, napas pendek, rasa sesakdidada,
tidakadasuaranafas keletihan.
abnormal) 7. Berikanantibiotiksesuai yang
v Mampu diharuskan.
mengidentifikasikan dan 8. Berikandorongan pada
mencegah factor yang pasienuntukmelakukanimunisasiter
dapatmenghambatjalannaf hadap influenzae dan streptococcus
as pneumoniae.

Pola napas NOC : 1.


tidakefektifberhubungandengan Ajarkanklienlatihanbernapasdiafra
napas pendek, mukus, v Respiratory status : gmatik dan
bronkokontriksi dan iritanjalan Ventilation pernapasanbibirdirapatkan.
napas NOC 2.
v Respiratory status : Berikandoronganuntukmenyelingia
Airway patency ktivitasdenganperiodeistirahat.

v Vital sign Status 3.


Biarkanpasienmembuatkeputusante
Kriteria Hasil : ntangperawatannyaberdasarkanting
kattoleransipasien.
v
Mendemonstrasikanbatuk 4.
efektif dan suaranafas Berikandoronganpenggunaanlatiha
yang bersih, notot-
tidakadasianosis dan ototpernapasanjikadiharuskan.
dyspneu
(mampumengeluarkan
sputum,
mampubernafasdenganmu
dah, tidakada pursed lips)

v Menunjukkanjalannafas
yang paten
(klientidakmerasatercekik
, iramanafas,
frekuensipernafasandalam
rentang normal,
tidakadasuaranafas
abnormal)

v Tanda Tanda vital


dalamrentang normal
(tekanandarah (sistole
110-130mmHg dan
diastole 70-90mmHg),
nad (60-100x/menit)i,
pernafasan
(18-24x/menit))

Gangguanpertukarangasberhubun v Respiratory status : 1.


gandenganketidaksamaanventilasi Ventilation Deteksibronkospasmesaatauskultas
perfusi i.
Kriteria Hasil :
2. Pantauklienterhadapdispnea
v Frkuensinafas normal dan hipoksia.
(16-24x/menit)
3. Berikanobat-
v Itmia obatanbronkodialtor dan
v Tidakterdapatdisritmia kortikosteroiddengantepat dan
waspadakemungkinanefeksamping
v nya.
Melaporkanpenurunandis
pnea 4. Berikanterapi aerosol
sebelumwaktumakan,
v untukmembantumengencerkansekr
Menunjukkanperbaikanda esisehinggaventilasiparumengalam
lamlajualiranekspirasi iperbaikan.

5. Pantaupemberianoksigen

Intoleransiaktivitasberhubungande NOC : 1.
nganketidakseimbanganantarasupl Kajiresponindividuterhadapaktivita
aidengankebutuhanoksigen v Energy conservation s; nadi, tekanandarah, pernapasan
v Self Care : ADLs 2. Ukurtanda-tanda vital
segerasetelahaktivitas,
Kriteria Hasil : istirahatkanklienselama 3
menitkemudianukurlagitanda-tanda
v vital.
Berpartisipasidalamaktivit
asfisiktanpadisertaipening 3.
katantekanandarah, nadi Dukungpasiendalammenegakkanla
dan RR tihanteraturdenganmenggunakan
treadmill dan exercycle,
v Mampu berjalanataulatihanlainnya yang
melakukanaktivitassehari sesuai, sepertiberjalanperlahan.
hari (ADLs)
secaramandiri 4. Kajitingkatfungsipasien yang
terakhir dan
kembangkanrencanalatihanberdasa
rkan pada status fungsidasar.

5.
Sarankankonsultasidenganahliterap
ifisikuntukmenentukan program
latihanspesifikterhadapkemampuan
pasien.

6.
Sediakanoksigensebagaimandiperl
ukansebelum dan
selamamenjalankanaktivitasuntukb
erjaga-jaga.

7.
Tingkatkanaktivitassecarabertahap;
klien yang sedangatautirah baring
lama
mulaimelakukanrentanggeraksedik
itnya 2 kali sehari.

8.
Tingkatkantoleransiterhadapaktivit
asdenganmendorongklienmelakuka
naktivitaslebihlambat, atauwaktu
yang lebihsingkat, denganistirahat
yang
lebihbanyakataudenganbanyakbant
uan.

9.
Secarabertahaptingkatkantoleransil
atihandenganmeningkatkanwaktudi
luartempattidursampai 15
menittiapharisebanyak 3 kali
sehari.

Perubahannutrisikurangdarikebutu NOC : 1. Kajikebiasaan diet,


hantubuhberhubungandengandisp masukanmakanansaatini.
nea, kelamahan, efeksampingobat, v Nutritional Status : Catatderajatkesulitanmakan.
produksi sputum dan anoreksia, food and Fluid Intake Evaluasiberat badan dan
mualmuntah. Kriteria Hasil : ukurantubuh.

v 2. Auskultasibunyi usus
Adanyapeningkatanberat 3. Berikanperawatan oral
badan sesuaidengantujuan sering, buangsekret.
v Berat badan ideal 4. Dorongperiodeistirahat I jam
sesuaidengantinggi badan sebelum dan sesudahmakan.
v Mampu 5. Pesankan diet lunak,
mengidentifikasikebutuha porsikecilsering,
nnutrisi tidakperludikunyah lama.
v 6. Hindarimakanan yang
Tidakadatandatandamalnu diperkirakandapatmenghasilkan
trisi gas.
Tidakterjadipenurunanber 7. Timbangberat badan
at badan yang berarti tiapharisesuaiindikasi.

Kurang NOC : 1.
perawatandiriberhubungandengan Ajarkanmengkoordinasikanpernap
keletihansekunderakibatpeningkat v Self care : Activity of asandiafragmatikdenganaktivitasse
anupayapernapasan dan Daily Living (ADLs) pertiberjalan, mandi,
insufisiensiventilasi dan Kriteria Hasil : membungkuk, ataumenaikitangga
oksigenasi
v Klienterbebasdaribau 2. Dorongklienuntuk mandi,
badan berpakaian, dan
berjalandalamjarakdekat,
v istirahatsesuaikebutuhanuntukmen
Menyatakankenyamanant ghindarikeletihan dan
erhadapkemampuanuntuk dispneaberlebihan. Bahas
melakukan ADLs tindakanpenghematanenergi.

v Dapatmelakukan 3. Ajarkantentang postural


ADLS denganbantuan drainage bilamemungkinkan.
DAFTAR PUSTAKA

Irman, Sumantri. 2009. AsuhanKeperawatan Pada


PasienDenganGangguanSistemPernafasan. Jakarta :SalembaMedika
Nuzurul . 2012. AsuhanKeperawatan Cor Pulmonal. DiaksesTanggal 29 November
2012 Jam 20.00 Wib Http://Nuzulul-Fkp09.Web.Unair.Ac.Id/Artikel_Detail-
35530-Kep%20Respirasi-Askep%20Cor%20Pulmonal.Html
Pubmed. 2012. Jounal Cor Pulmonal. DiaksesTgl 2 Desember 2012 Jam 22.00
WibHttp://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pubmed/23199841
Syarifudin. 2006. AnatomiFisiologiUntukMahasiswaKeperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai