Makalah B.indo Candra Junika Baru
Makalah B.indo Candra Junika Baru
NIM : 233211092
KELAS : 1C
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Lelly Sepniwati, S.Pd.,M.Hum sebagai
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan saya. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
3.2 Saran...................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembelajaranbukanlah pekerjaan yang mudah atau gampangan.Namun
sebaliknya,melaksanakan evaluasi pembelajaran adalah keharusan dan
memerlukanperhatian serta penanganan yang serius.
2
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi dalam pembelajaran pendidikan
agama kristen
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
masa kini. Sehingga asumsi penting untuk dimensiwaktu ini adalah kita ingin dan
hendak mencapai masa depan yang berguna.Oleh karena itu, proses pendidikan
yang kita lakukan merupakan hal yangvital dan perlu dilakukan dalam aktivitas
pendidikan, yakni transformasi ataupembaharuan dari masa lampau ke masa kini
menuju masa depan.
yang dapat dibuat dan mencakup isi yang umum yang dapat di sepakati
semuapihak yang disebut sebagai agama.Namun kita dapat mendefinisikan agama
sebagai upaya pencarianterhadap yang transenden, dimana hubungan seorang
dengan suatu dasarkeberadaan yang mutlak dibawa ke dalam kesadaran sehingga
agama di beriekspresi (perwujudan). Pada hakikatnya, setiap orang mempunyai
kesadaran
5
Agama dapat dibicarakan secara umum, namun dalam kenyataannya,agama
mendapatkan ekspresi/perwujudan pada manivestasi histori yangbersifat khusus
karena secara harafiah tidak ada agama secara umum. Jikapendidikan agama
dilakukan oleh dan dari tradisi agama tertentu, tradisiagama itulah yang
sebetulnya menamai dan mencirikan pendidikan agamatersebut. Dengan demikian
jika pendidikan agama dilakukan oleh persekutuanagama Kristen dan dari
perspektif agama Kristen, istilah yang tepat untukmenyebutnya adalah pendidikan
agama kristiani. Jadi makna kata Kristendalam istilah Pendidikan Agama Kristen
(PAK) adalah pendidikan agamatersebut dilakukan oleh persekutuan iman Kristen
dan dari perspektifkristiani.956
1
Ruwi Hastuti, “Pendidikan Agama Kristen Dalam Keluarga Sebagai Pusat Bermisi,” Jurnal
Antusias 2, no. 4 (2013): 48–59.
6
Pendapat dan keputusan tentu akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dansistem nilai
yang ada pada sipembuat keputusan (Suryabrata, 1983).
Dari beberapa pendapat para ahli tentang evaluasi dapat dipahamibahwa evaluasi
adalah merupakan kegiatan mengukur dan menilai suatuaktivitas yang dilakukan
secara terencana agar dapat terukur tujuan yangtelah ditetapkan. Evaluasi dalam
halbisa bermakna kualitatif dan bisa
7
kemampuan belajar.Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
evaluasidalam pembelajaran adalah:
7.Evaluasi adalah bagian yang sangat penting dalam suatu sistem, yaitusistem
pembelajaran untuk mengetahui apakah sistem itu baik atau tidak.
2.3 Pengertian kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang terintegrasi, yaitu sebuah
kurikulum yang mengintegrasikan Skill, Theme, Concepts, And Topic baik dalam
bentuk Within Sigle disciplines, Acrous several disciplines and Within and
Acrous Learners. dengan kata lain bahwa kurikulum 2013 ialah kurikulum yang
terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem atau
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk
memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik.
8
Dalam sejarah, kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan
yang dilakukan pengembangan, revisi dan penyempurnaan. Kurikulum 2013 telah
berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, seperti
yang disampaikan oleh Mulyasa (2014:55) yang mengatakan bahwa ada tiga
konsep tentang perkembangan Kurikulum 2013, yaitu :
2
Hairunisa Jeflin and Hade Afriansyah, “Pengertian Kurikulum, Proses Administrasi Kurikulum
Dan Peran Guru Dalam Administrasi Kurikulum” (2020).
9
2.4 Evaluasi pendidikan agama Kristen pada kurikulum 2013
Berikut ini ringkasan penjelasan PAK dalam Kurikulum 2013 yang
dikeluarkanoleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2013.19
Dijelaskan bahwa tiapruang lingkup PAK, yaitu PAK di gereja, PAK dalam
keluarga dan PAK di sekolah danperguruan tinggi memiliki ciri khas masing-
masing. Adapun PAK di sekolah lebihterfokus pada pemahaman akan nilai-nilai
kristiani dan perwujudannya dalamkehidupan Allah Tritunggal dan karya-karya-
Nya serta nilai-nilai. Hal ini pentingmengingat PAK merupakan bagian integral
sistem pendidikan Indonesia dengansendirinya membawa sejumlah konsekuensi
antara lain harus bersinggungan denganpergumulan bangsa dan negara. Oleh
karena itu, melalui pendekatan nilai-nilai imandiharapkan anak-anak Kristen
bertumbuh sebagai anak Kristen Indonesia yang sadarakan tugas dan
kewajibannya sebagai warga gereja dan warga masyarakat yangbertanggung
jawab.
10
merupakan pendidikan nilai, sehingga diharapkanmelaluinya terjadi perubahan
dan pembaruan baik pemahaman maupun sikap danperilaku. Baik pendidikan
agama maupun pengajaran agama yang bersifat dogmatis-etissesungguhnya
merupakan tanggung jawab keluarga dan gereja. Transformasi daninternalisasi
nilai-nilai kristiani bagi para peserta didik juga dapat difasilitasi oleh parapendidik
PAK. Dengan kata lain PAK merupakan pendidikan nilai, sehingga
diharapkanmelaluinya terjadi perubahan dan pembaruan, baik tentang pemahaman
maupun sikap
11
konteks sosial di mana anak didik/siswa hidup,yaitu lingkungan kelas, sekolah,
keluarga, dan masyarakat. Melalui pendekatan inidiharapkan dapat menunjang
capaian kompetensi anak didik secara optimal. 4) Penilaianuntuk mengukur
kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan hidup siswa yangdiarahkan
untuk menunjang dan memperkuat pencapaian kompetensi yang dibutuhkanoleh
anak didik di abad ke-21. Dengan demikian, penilaian yang dilakukan
sebagaibagian dari proses pembelajaran adalah penunjang pembelajaran itu
sendiri. Denganproses pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka sudah
seharusnya penilaian jugadapat dikreasi sedemikian rupa hingga menarik,
menyenangkan, tidak menegangkan,dapat membangun rasa percaya diri dan
keberanian siswa dalam berpendapat, sertamembangun daya kritis dan kreativitas.
12
dengan motto kurikulum 2013yang berbasis "science", dan jika dicermati buku-
buku yang diproduksi secara sentralistik, tidak sesuai dengan perbedaan
kemampuan, keahlian, dan perbedaan karakteristikmasing-masing sekolah. 2)
Secara konseptual muatan kurikulum, sosialisasi, danimplementasinya, terdapat
muatan yang tidak seimbang antara penguasaan keilmuandengan tuntutan untuk
membangun sikap dan karakter peserta didik. Kurikulumdirancang dengan
mengaitkan seluruh bidang keilmuan dengan keagamaan, danditambah lagi
dengan penguasaan pendidikan moral dan karakter. Hal ini, tentuberdampak pada
kurangnya penguasaan kemampuan keilmuan dan terjadinya beberapapersoalan
tentang perbedaan penjelasan secara keilmuan dengan religi. Kondisi ini
13
Poin penting berikutnya yang perlu diperhatikan oleh seorang guru PAK
dalammengimplementasikan evaluasi PAK dalam Kurikulum 2013 adalah
memahami denganbaik penggunaan instrumen evaluasi dalam proses
pembelajaran PAK. Instrumenevaluasi merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur penilaian hasil belajar pesertadidik. Menurut teori Benjamin S. Bloom,
hasil belajar terdiri atas tiga bagian, yaitu ranahkognitif, afektik, dan
psikomotorik.23
Instrumen evaluasi tes dan non-tes hasil belajar peserta didik terdapat
berbagaijenis. Jenis instrumen tes terdiri atas tes bentuk uraian dan tes bentuk
objektif.27 Tesbentuk uraian mencakup: uraian terbatas dan uraian bebas. Uraian
terbatas merupakanupaya peserta didik mengemukakan hal-hal tertentu sebagai
batas-batasnya. Walaupunkalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap
harus ada pokok-pokok pentingyang terdapat dalam sistematika jawabannya
sesuai dengan batas-batas yang telahditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
Sedangkan uraian bebas ialah peserta didikbebas untuk menjawab soal dengan
cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas
Jenis instrumen non-tes terdiri atas: observasi, wawancara, skala sikap, daftar
cek,skala penilaian, angket, dan studi kasus.28 Jenis observasi adalah suatu
prosespengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional
14
mengenaiberbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatanuntuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam
melakukan observasidisebut pedoman observasi. Dalam evaluasi pembelajaran,
observasi dapat dapatdigunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta
didik, seperti tingkah lakupeserta didik pada waktu belajar, berdiskusi,
mengerjakan tugas, dan lain-lain.
Jenis non-tes wawancara adalah salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes
yangdilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak
langsungdengan peserta didik.Wawancara langsung adalah wawancara yang
dilakukan secaralangsung antara pewawancara atau guru dengan orang yang
diwawancarai atau pesertadidik tanpa melalui perantara. Wawancara tidak
langsung adalah pewawancara atauguru menanyakan sesuatu kepada kepada
peserta didik melalui perantaraan orang lainatau media, tidak menemui langsung
kepada sumbernya.
Jenis non-tes skala sikap yaitu suatu kecenderungan tingkah laku untuk
berbuatsesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia
sekitarnya, baikberupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu. Jenis
non-tes daftar cek adalahsuatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang
akan diamati. Daftar cek dapatmemungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-
tiap kejadian yang betapun kecilnya,tetapi dianggap penting. Manfaat daftar cek
bagi guru antara lain: membantu guru untukmengingat-ingat apa yang harus
diamati, dan dapat memberikan informasi kepadastakeholder.
3
Rinto Hasiholan Hutapea and S PAK, “Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Pada
Kurikulum 2013” (2019).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
. Pembahasan dalam tulisan ini mengungkapkan bahwa ada dua aspek utama
yangdisoroti dalam hal tahapan pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada
Kurikulum 2013. Aspektersebut adalah aspek teoritis dan praktis. Dalam
tahapan awal yaitu aspek teoritis guruguru PAK diharapkan memahami dengan
baik hakikat dari evaluasi pembelajaran danhakikat Kurikulum 2013.
Pemahaman ini penting, karena pemahaman yang baik dan tepatakan hakikat
evaluasi pembelajaran dan Kurikulum 2013 akan menolong dan
memudahkanguru PAK dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dalam
proses pembelajaran di kelas.Namun sebaliknya, jika guru PAK tidak
memahami dengan baik hakikat evaluasipembelajaran dan hakikat Kurikulum
2013 dapat dipastikan guru PAK akan mengalamikesulitan dalam merancang
dan melaksanakan evaluasi pembelajaran di kelas. Dengandemikian, secara
praktis, guru PAK yang memahami hakikat evaluasi pembelajara danhakikat
Kurikulum 2013 akan memudahkan guru PAK dalam merancang dan
melaksanakan.evaluasi pembelajaran di kelas.
16
dicermati oleh seorang guru PAK dalammelaksanakan evaluasi pembelajaran
PAK.
B. Saran
(Saran berisikan masukan terkait hal yang diteliti dengan realitas sekarang
dan hal apa saja yang menurut Anda dapat menjadi langkah selanjutnya dari
penelitian atau penulisan yang telah dilakukan.)
17
DAFTAR PUSTAKA
18