Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH BEBAN KERJA DAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PERTANAHAN


KABUPATEN DOMPU

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu
organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara
dan dikembangkan. Oleh karna itu organisasi harus memikirkan cara yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan kinerja pegawai agar dapat mendorong kemajuan
organisasinya dalam rangka bersama-sama mencapai tujuan organisasi Rohman dan
Ichsan, (2021).
Menurut Hamizar, (2020) untuk menilai kemajuan sebuah perusahaan bisa dinilai
dari pencapaian kinerja pegawai, jika perusahaan memiliki pegawai yang berkinerja baik
maka akan berdampak pada tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Djaelani dan
Darmawan, (2022) kinerja pegawai adalah hasil pencapaian yang diperoleh individu atau
kelompok atas pekerjaannya berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya guna
mewujudkan tujuan organisasi, dengan mengikuti segala aturan, etika dan moral yang
berlaku. Kinerja pegawai akan optimal apabila individu atau kelompok tersebut
mengerjakan pekerjaannya dengan baik, untuk itu perlu diberikan apresiasi terhadap
kinerja pegawai dengan memberikan beban kerja yang sesuai dengan kemampuan
pegawai Maghfirah et al, (2023).
Menurut Parashakti dan Putriawati, (2020) beban kerja yaitu semua bentuk
pekerjaan yang harus dikerjakan pegawai dan diselesaikan sesuai target dan waktu yang
telah ditentukan. Beban kerja yaitu teknik analisis terhadap waktu yang digunakan oleh
sumber daya manusia dalam menyelesaikan suatu pekerjaan pada unit kerja yang
dijalankan dalam kondisi normal Edison, (2016). Selain faktor beban kerja, dalam upaya
mencapai kinerja yang optimal perusahaan harus memperhatikan kesehatan
keselamatan kerja (K3) pegawai. Kesehatan keselamatan kerja (K3) menjadi program
yang dibentuk guna menjamin keselamatan para tenaga kerjadari aktivitas di tempat kerja
supaya tidak terjadi kecelakaan maupun mengakibatkan penyakit dengan mematuhi
peraturan yang berlaku dan melaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur.
Keselamatan kerja yaitu kegiatan perlindungan terhadap tenaga kerja. Hal tersebut
menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga keselamatan kerja agar pegawai
tidak mengalami kecelakaan kerja akibat beban kerja yang overload atau kelalaian pada
saat menjalankan aktivitas di tempat kerja. Adapun kesehatan kerja yaitu usaha
perusahaan untuk menjaga kesehatan para pegawai selama bekerja. Hal ini dilakukan
agar kesehatan pegawai tetap terjamin, sehingga tidak mempengaruhi kegiatannya
selama bekerja Kholilah et al, (2022).
Badan Pertanahan Nasional (BPN) yaitu lembaga Pemerintah Non Departemen
yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan bertanggung jawab
kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala (sesuai dengan Perpres No. 63 Tahun 2013).
Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan
dibidang pertanahan secara nasional,regional dan sektoral sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Badan pertanahan nasional mempunyai peranan
penting dalam peruntukan tanah, pengurusan hak milik tanah pemerintah dan individual,
penertiban surat-surat yang bersangkutan dengan kepemilikan tanah yang merupakan
kunci penghubung antara rakyat dengan pemerintah serta pelayanan pemerintah kepada
rakyatnya. Badan Pertanahan Nasional (BPN) memiliki unit kerja, yaitu kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional di tiap-tiap Provinsi, kabupaten dan kota. Salah satu unit
kerjanya adalah kantor Pertanahan Kabupaten Dompu.
Berdasarkan hasil obervasi awal yang telah dilakukan diketahui bahwa adanya
penambahan pekerjaan yang di terima oleh pegawai diluar dari standar pekerjaan yang
dimiliki oleh pegawai dapat dilihat dan dirasakan oleh para pegawai begitu berat, yaitu
ketika perusahaan menambah pekerjaan yang lebih akan tetapi tidak disesuaikan dengan
kemampuan dan sumber daya pegawai yang ada. Selanjutnya beberapa pegawai yang
belum sepenuhnya melakukan prosedur kesehatan keselamatan kerja (K3), penerapan
serta kesadaran akan betapa pentingnya Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) masih
belum maksimal. Selanjutnya masih kurangnya kinerja pegawai dalam melakukan
pekerjaan dapat dilihat dari pegawai kurang mampu menyelesaikan pekerjaan tepat pada
waktunya.
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik ingin meneliti tentang Pengaruh
Beban Kerja, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka di tarik kesimpulan identifikasi masalah
adalah sebagai berikut :
1. Adanya penambahan pekerjaan yang di terima oleh pegawai diluar dari standard
pekerjaan yang dimiliki oleh pegawai.
2. Kurangnya penerapan dan kesadaran akan betapa pentingnya memahami Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3).
3. Masih kurangnya kinerja pegawai dalam melakukan pekerjaan dapat dilihat dari
pegawai kurang mampu menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.

C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yang diajukan oleh peneliti sebagai
berikut:
1. Apakah Beban Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu ?
2. Apakah Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
pada Kantor Badan Pertahanan Nasional Kabupaten Dompu ?
3. Apakah Beban Kerja dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) berpengaruh secara
simultan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Dompu ?

D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Pegawai
pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)
terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Beban Kerja dan Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3) secara simultan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.
TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
1. Beban Kerja
Beban kerja mengacu pada semua aktivitas yang melibatkan pegawai, waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan baik secara langsung maupun tidak
langsung Jannah, (2021). Beban kerja adalah sejumlah proses atau kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi secara sistematis dalam jangka waktu tertentu
untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektifitas kerja suatu unit organisasi
Diningsih et al, (2020). Menurut Hasibuan, (2016) beban kerja adalah tugas-tugas yang
harus diselesaikan oleh pegawai dalam waktu tertentu dengan memanfaatkan potensi
dan keterampilan yang dimiliki.
Mengacu pada definisi, dapat disimpulkan bahwa beban kerja adalah persepsi dari
pekerja mengenai kegiatan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu serta
upaya dalam menghadapi permasalahan dalam pekerjaan.
Menurut Hasibuan, (2016) indikator beban kerja yang adalah sebagai berikut :
a. Target yang harus dicapai
Pandangan individu mengenai besarnya target kerja yang diberikan untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Pandangan mengenai hasil kerja yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
b. Kondisi Pekerjaan
Mencakup tentang bagaimana pandangan yang dimiliki oleh individu mengenai
kondisi pekerjaannya, misalnya mengambil keputusan dengan cepat pada saat
waktu kerja, serta mengatasi kejadian yang tak terduga seperti melakukan
pekerjaan ekstra diluar waktu yang telah ditentukan.
c. Standar Pekerjaan
Kesan yang dimiliki oleh individu mengenai pekerjaannya, misalnya perasaan yang
timbul mengenai beban kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

2. Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


Menurut Sasanti dan Irbayuni, (2022) Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)
merupakan salah satu cara untuk melindungi para pegawai dari bahaya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja selama bekerja. Wibowo dan Utomo, (2016) menyatakan
bahwa Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) pegawai adalah psikologis fisik maupun
psikologis tenaga kerja karena lingkungan kerja, jika perusahaan melaksanakan aktivitas
keselamatan dan kesehatan dengan efektif, maka pegawai yang terluka atau pegawai
yangterkena penyakit akan semakin menurun.
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
menunjukan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan, atau
kerugian di tempat kerja Mangkunegara, (2016).
Dari beberapa pengertian terkait Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) yang telah
dikemukakan para ahli diatas maka dapat disimpulkan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)
adalah upaya yang dilakukan dari suatu perusahaan dalam menciptakan suasana kerja
yang aman, nyaman bagi para pegawai saat menjalankan tugas-tugasnya diperusahaan
tersebut, serta upaya yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadinya bahaya yang
dapat mengancam Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) pegawainya pada saat bekerja.
Menurut Mangkunegara, (2016) Indikator Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)
adalah :
a. Keadaan tempat lingkungan kerja
Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang di
perhitungkan keamanannya. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
b. Pengaturan Udara
Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu, dan
berbau tidak enak) dan suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
c. Pengaturan penerangan
Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat. Ruang kerja yang
kurang cahaya atau remang-remang.
d. Pemakaian peralatan kerja
Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak. Penggunaan mesin, alat
elektronik tanpa pengamanan yang baik.
e. Kondisi fisik dan mental pegawai
Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak stabil. Emosi pegawai yang tidak
stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berfikir dan kemampuan persepsi yang
lemah, motivasi kerja yang rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang pengetahuan
dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko
bahaya.

3. Kinerja Pegawai
Menurut Wibowo dan Widiyanto, (2019) kinerja berasal dari pengertian performance,
yaitu sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan
dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Menurut Sofya, (2017) mengungkapkan
bahwa kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja seorang
pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana
hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya secara konkrit dan dapat di ukur
(dibandingkan dengan standar yang telah di tentukan).
Sedangkan menurut Mangkunegara, (2016) kinerja pegawai adalah penilaian yang
dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan pegawai dan kinerja
organisasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan perbandingan
antara hasil kerja yang telah dilaksanakan atau yang telah diperoleh dengan tugas-tugas
yang diberikan oleh perusahaan. Tugas-tugas yang dilaksanakan itu mengacu pada
tugas yang diperintahkan atau yang dinyatakan sebagai tanggung jawab yang
dipercayakan dalam jabatan seseorang. Oleh karena itu kinerja seorang pegawai akan
menentukan mengenai keberhasilan atau kegagalan seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Indikator kinerja menurut Hasibuan, (2016) adalah sebagai berikut :
a. Kesetiaan seorang pegawai, yaitu pegawai melakukan tugasnya secara sungguh-
sungguh dan penuh tanggung jawab terhadap Amanah yang diberikan kepadanya.
b. Prestasi kerja, yaitu hasil yang dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya.
c. Kedisiplinan, yaitu sejauh mana pegawai dapat mematuhi peraturan-peraturan yang
ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya.
d. Kreatifitas, yaitu kemampuan pegawai dalam mengembangkan ide-ide dan
mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga
pegawai dapat bekerja dengan lebih berdaya guna dan berhasil guna.
e. Kerjasama, yaitu kemampuan pegawai untuk bekerja sama dengan pegawai lain
dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga hasil pekerjaannya
akan semakin baik.
f. Kecakapan, yaitu tingkat pendidikan pegawai yang disesuaikan dengan pekerjaan
yang menjadi tugasnya.
g. Tanggung jawab, yaitu kesanggupan seorang pegawai menyelesaikan pekerjaan
yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta
berani menerima resiko pekerjaan yang dilakukan.

4. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai


Menurut Dalena, et al, (2022) beban kerja adalah proses dalam penetapan jumlah
jam kerja sumber daya manusia yang bekerja, digunakan dan dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan dalam kurun waktu tertentu, pegawai yang mempunyai
kemampuan yang sesuai dengan beban kerja yang akan menjadi tanggung jawabnya
dalam perusahaan. Hal ini dapat dimaksudkan agar pegawai dapat bekerja secara efektif.
Selain itu, keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu
pegawainya. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mutiara, (2021) yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh beban kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas
Ketenagakerjaan Pemerintah Provinsi Riau.

5. Pengaruh Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Pegawai


Menurut Wibowo dan Widiyanto, (2019) Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) adalah
keadaan dimana tenaga kerja merasa aman dan nyaman, dengan perlakuan yang
didapat dari lingkungan dan berpengaruh pada kualitas bekerja. Apabila perusahaan
menjamin perlindungan keselamatan kerja bagi pegawainya, maka pegawai senantiasa
akan bekerja secara optimal sebab dalam dirinya timbul perasaan tenang, aman dan
nyaman. Dari definisi diatas yang telah dikemukakan dapat diketahui bahwa kinerja tidak
akan bisa tercapai apabila setiap pekerja mengalami kecelakaan yang mana akan
menghambat proses kerja dan akan menurunkan hasil atau capaian yang harus di penuhi
oleh karyawan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sofyan, (2017) yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh beban kerja terhadap kinerja pegawai pada PT.
Bekaert Indonesia Plant Karawang.

6. Pengaruh Beban Kerja Dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja
Pegawai
Menurut Djaelani dan Darmawan, (2022) beban kerja adalah tuntutan pekerjaan
tradisional yang dicirikan oleh kebutuhan untuk bekerja lebih cepat, untuk memberikan
tanggapan yang lebih cepat, untuk melakukan banyak tugas, dan untuk menyelesaikan
beberapa proyek pada saat yang bersamaan. Sedangkan Kesehatan Keselamatan Kerja
(K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan
manusia yang bekerja disebuah institusi maupun lokasi proyek. Ketika pegawai diberikan
beban kerja yang sesui dengan kemampuan kerja serta pemberian jaminanan terhadap
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) yang baik kepada pegawai maka pekerjaan akan
terselesaikan dengan baik sehingga mendorong pegawai akan memiliki kinerja yang baik
dalam suatu organisasi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maghfira, et al (2023)
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh beban kerja dan Kesehatan Keselamatan
Kerja (K3) terhadap kinerja pegawai pada PT. Hokkan Deltapack Industri Branch Kampar.
B. HIPOTESIS PENELITIAN

Beban Kerja (X1)

H1
Kinerja Pegawai (Y)

Kesehatan Keselamatan H2
Kerja (X2)

H3

Keterangan :
= Pengaruh secara parsial

= Pengaruh secara simultan

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Dari kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
H1 : Beban Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Dompu.
H2 : Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.
H3 : Beban Kerja dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) berpengaruh secara simultan
terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Dompu.

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian Asosiatif. Penelitian Asosiatif
merupakan suatu pernyataan yang menunjukan tentang hubungan antara dua variable
atau lebih Sugiyono, (2016). Dalam hal ini, yang dilihat adalah Pengaruh Beban Kerja dan
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu baik secara parsial dan simultan.

B. INSTRUMEN PENELITIAN
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur
yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi
instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun social yang diamati Sugiyono, (2016). Adapun Instrumen penelitian yang
digunakan yaitu kuesioner dengan skala likert. Dimana skala 1 (Sangat Tidak Setuju), 2
(Tidak Setuju), 3 (Netral), 4 (Setuju), 5 (Sangat Setuju)

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


Populasi yang digunakan yaitu seluruh pegawai pada kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Dompu sebanyak 53 orang dengan rincian pegawai PNS sejumlah
32 orang dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai (PPNP) sejumlah 21 orang, sampel
dalam penelitian ini sebanyak 32 orang PNS. Teknik sampling yang digunakan adalah
porposive sampling dimana penelitian menentukan ciri-ciri khusus yang mengenai tujuan
penelitian sehingga dapat menjawab permasalahan yang diteliti.
D. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.
Jalan Kakatua No. 5 Kandai 2 Dompu.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1. Observasi
Observasi merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang sifatnya akurat
karena dilakukan melalui suatu pengamatan langsung terhadap peristiwa atau objek
kajian penelitian. yang disertai dengan adanya berbagai pencatatan terhadap keadaan
atau perilaku objek sasaran.

2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk mengemukakan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit atau kecil Sugiyono, (2016).
3. Kuesioner
Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data dengan cara peneliti memberikan daftar
pertanyaan atau peryataan yang tertulis untuk dijawab oleh reponden. Dalam penelitian
ini peneliti melakukan pembagian kuesioner berskala likert secara langsung.

4. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan salah satu teknik yang dilakukan dengan menghimpun,
mempelajari, mengumpulkan dan mencatat informasi yang relevan yang berhubungan
dengan penelitian. Sehingga bisa mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang
diteliti.

F. TEKNIK ANALISIS DATA


1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono, (2016) menunjukkan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk
mencari validitas sebuah item, Suatu variabel dikatakan valid jika memiliki nilai r hitung >
0, 300.Pengujian validitas ini dihitung dengan menggunakan bantuan dari Program
SPSS.

2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali, (2016) Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan
masyarakat.Reabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu daftar pertanyaan koisioner
yang merupakan indikator dari variabel-variabel yang diteliti.Suatu variabel dikatakan
reliable (handal) jika memiliki nilai Cronbach Alpha >0,600. Pengujian relibilitas ini
dihitung dengan menggunakan bantuan dari Program SPSS.

3. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali, (2018) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah di dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Pengambilan keputusan normalitas yaitu dengan melihat tabel
kolmogrov Smirnov. Jika nilai sig lebih besar daro 0,05 maka data penelitian
berdistribusi normal. Sebaliknya jika kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal normal atau tidak.
b. Uji multikolinearitas
Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji ini dilakukan dengan melihat
nilai Tolerance dan Variance Inflation Factors (VIF). Dikatakan bebas multikolinieritas
apabalia nilai Tolerance> 0,10 dan nilai VIF < 10 Ghozali, (2018).

c. Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara
mendeteksi heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel dependen dengan residualnya dan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola-
pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heterokedastisitas Ghozali, (2018).

d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengkaji apakah suatu model regresi linier
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode sebelumnya (t-1). Kriteria yang diberlakukan untuk menjadi patokan
yaitu (1) Bila d<dL berarti ada korelasi yang positif; (2) Bila dL≤d≤dU berarti tidak
dapat diambil kesimpulan apa-apa; (3) Bila dU≤d≤4-dU berarti ada korelasi yang
positif maupun negatif; (4) Bila 4-dU≤d≤4-dL berarti tidak dapat diambil kesimpulan
apa-apa; dan (5) Bila d>4-dL berarti ada korelasi yang negatif (Ghozali, 2016).

4. Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi linear berganda, Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu beban kerja
(X1) Kesehatan Keselamatan Kerja (X2) terhadap variabel dependen atau terikat yaitu
kinerja pegawai (Y). Persamaan umum regresi berganda adalah:

Y = a + bX1 + bX2
Keterangan:

Y = Kinerja pegawai
a = konstanta
X1 = Beban Kerja
X2 = Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)
B = Koefisien

5. Analisis Korelasi

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan


hubungan antara variabel bebas secara keseluruhan dengan variabel terikat.

Tabel 1. Tabel Kriteria Korelasi


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2016
6. Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, (2016). Maksudnya
adalah daya mengukur koefisien determinasi, maka akan diketahui seberapa besar
pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y.

7. Uji parsial (Uji T)


Uji signifikasi digunakan untuk menguji antara variabel bebas terhadap variabel
terikat. Hasil dari uji t sendiri didapatkan dengan membandingkann t hitung dan t tabel
yang dimana jika t hitung lebih besar dari t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% atau
(p-value < 0,05), maka Ha diterima, yang artinya variable independen secara parsial
mempengaruhi variable dependent. Menurut Ghozali, (2016) berikut kriteria dalam
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Jika t hitung > t tabel dan nilai sig. < 0,05, maka H1 atau H2 diterima
b. Jika atau t hitung < t tabel dan nilai sig. > 0,05, maka H1 atau H2 ditolak

8. Uji simultan (Uji F)


Uji F bertujuan untuk mengetahui kelayakan model regresi linear berganda yang
bertujuan mengetahuipengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen. Hasil dari uji F didapatkan dari membandingkan F hitung dengan F tabel
dengan tingkat kepercayaan 95% atau (p-value < 0,05), maka hipotesis diterima, yang
artinya variable independen yang diuji secara bersama – sama (Simultan) memiliki
pengaruh terhadap variable dependen. Menurut Ghozali (2016) menggunakan kriteria
sebagai berikut:
a. Jika dan F hitung > F tabel dan nilai sig. < 0,05,maka H3 diterima.

b. Jika dan F hitung < F tabel nilai sig. > 0,05 maka H3 ditolak.

HASIL PENELITIAN

A. PEMBAHASAN HASIL ANALISA DATA


1. Uji Validitas
Adapun hasil analisis uji validitas menggunakan SPSS V.20 adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Uji Validitas
Variable Item Nilai Standar Ket
Validitas Validitas
Pernyataan
1 0,491 0,300 Valid
2 0,540 0,300 Valid
Beban Kerja 3 0,791 0,300 Valid
( X1) 4 0,694 0,300 Valid
5 0, 739 0,300 Valid
6 0,690 0,300 Valid
1 0,791 0,300 Valid
2 0,816 0,300 Valid
3 0,779 0,300 Valid
Kesehatan 4 0,785 0,300 Valid
Keselamatan 5 0,519 0,300 Valid
Kerja 6 0,818 0,300 Valid
(X2) 7 0,758 0,300 Valid
8 0,737 0,300 Valid
9 0,734 0,300 Valid
10 0,486 0,300 Valid
1 0,693 0,300 Valid
2 0,623 0,300 Valid
3 0,642 0,300 Valid
4 0,673 0,300 Valid
5 0,759 0,300 Valid
6 0,730 0,300 Valid
7 0,697 0,300 Valid
Kinerja Pegawai 8 0,794 0,300 Valid
(Y) 9 0,703 0,300 Valid
10 0,685 0,300 Valid
11 0,684 0,300 Valid
12 0,546 0,300 Valid
13 0,416 0,300 Valid
14 0,386 0,300 Valid
Sumber Data: Data Primer Diolah, 2023

Tabel 2 di atas merupakan hasil pengujian validitas terhadap setiap butir


pernyataan instrumen penelitian pada variabel Beban Kerja (X1), Kesehatan
Keselamatan Kerja (X2) dan Kinerja Pegawai (Y) dapat dikatakan semua item
pernyataan yang diajukan dalam penelitian ini adalah valid karena berada diatas standar
validitas yaitu ≥ 0,300.

2. Uji Reliabilitas
Adapun hasil analisis uji Reliabilitas menggunakan SPSS V.20 adalah sebagai
berikut :
Tabel 3. Hasil Uji Reabilitas
Variabel Jumlah Item Nilai Cronbach’s Standar Ket
Beban Kerja 6 0,737 0,600 Reliabel
Kesehatan 10 0,893 0,600 Reliabel
Keselamatan
Kerja
Kinerja 14 0,882 0,600 Reliabel
Pegawai
Sumber :Data Primer Diolah, 2023

Pada tabel 3 diatas yaitu hasil uji reliabilitas terhadap item pernyataan pada variabel
Beban Kerja (X1), Kesehatan Keselamatan Kerja (X2) dan Kinerja Pegawai (Y) dengan
nilai cronbach’s alpha sudah mencapai atau lebih dari standar yang ditetapkan yaitu
0,600 artinya semua item pernyataan dari kuisioner dinyatakan reliabel atau akurat untuk
digunakan dalam perhitungan penelitian.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Adapun hasil analisis uji Normalitas menggunakan SPSS V.20 adalah sebagai
berikut :

Gambar 2. Uji Normalitas


Sumber Data: Data primer diolah Spss v20 2023

Gambar diatas menunjukkan bahwa grafik Normal P-P of Regression Standardized


Residual menggambarkan penyebaran data di sekitar garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal grafik tersebut, maka model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
Untuk menegaskan hasil uji normalitas di atas, maka peneliti melakukan uji
kolmogorov-smirnov dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 32
Mean 0E-7
Normal Parameters a,b
Std. Deviation 5,05612363
Absolute ,199
Most Extreme Differences Positive ,100
Negative -,199
Kolmogorov-Smirnov Z 1,124
Asymp. Sig. (2-tailed) ,160
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data primer diolah Spss v20 2023

Berdasarkan hasil uji Kolmogorof-Smirnov di atas, terlihat nilai Asymp.Sig


memiliki nilai > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi
secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi variabel
dependen yaitu Kinerja Pegawai berdasarkan masukan variabel independen yaitu Beban
Kerja dan Kesehatan Keselamatan Kerja maka data penelitian layak digunakan sebagai
penelitian.
b. Uji Multikolinearitas
Adapun hasil analisis uji Multikolinearitas menggunakan SPSS V.20 adalah sebagai
berikut :
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Beban Kerja ,725 1,379
1
Keselamatan Kerja ,725 1,379
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Data primer diolah Spss v20 2023

Berdasarkan nilai Collinearity Statistic dari output di atas, di peroleh nilai Tolerance
untuk variable Beban Kerja (X1) dan Kesehatan Keselamatan Kerja (X2) sebesar 0,725
nilai Tolerance varibel tersebut sudah lebih dari 0,10 (> 0,10). Sementara nilai VIF untuk
variable Beban Kerja (X1) dan Kesehatan Keselamatan Kerja (X2) adalah sebesar
1,379 kurang dari 10,00 (< 10.00). Maka dapat di di simpulkan bahwa tidak terjadi
gejala multikolineritas dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas
Adapun hasil analisis uji Heteroskedastisitas menggunakan SPSS V.20 adalah
sebagai berikut :

Gambar 3. Uji Heterokedastisistas


Sumber : Data primer diolah Spss v20 2023

Grafik Scatterplot yang ditampilkan untuk uji heterokesdastisitas menampakkan


titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak ada pola yang jelas terbentuk serta dalam
penyebaran titik-titik tersebut menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y. Hal
tersebut mengidentifikasikan tidak terjadinya heterokesdastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel Kinerja Pegawai (Y).

d. Uji Autokorelasi
Adapun hasil analisis uji Heteroskedastisitas menggunakan SPSS V.20 adalah
sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 ,583a
,339 ,294 5,228 1,791
a. Predictors: (Constant), Keselamatan Kerja, Beban Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Data primer diolah Spss v20 2023

Hasil uji autokolerasi diatas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson sebesar
1,791 dengan nilai DU sebesar 1,5736 maka DU<DW<4-DU, sehingga 1,6505 < 1,791 <
2,3495 maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokolerasi.

4. Regresi Linear Berganda


Adapun hasil analisis uji Regresi Linear Berganda menggunakan SPSS V.20
adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 23,960 10,665 2,247 ,032
1 Beban Kerja ,447 ,443 ,179 1,009 ,321
Keselamatan
,597 ,226 ,469 2,644 ,013
Kerja
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber :Data Primer Diolah SPSS v20, 2023

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
Y = 23,960 + 0,447 X1 + 0,597 X2 + e

Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Nilai konstanta sebesar 23,960 dapat diartikan apabila variabel Beban Kerja dan
Kesehatan Keselamatan Kerja dianggap nol, maka Kinerja Pegawai adalah
sebesar 23,960.
b. Nilai koefisien beta pada Beban Kerja sebesar 0,447 artinya setiap perubahan
variabel Beban Kerja (X1) sebesar satu satuan maka akan mengakibatkan
perubahan Kinerja Pegawai sebesar 0,447 satuan, dengan asumsi-asumsi yang lain
adalah tetap. Peningkatan satu satuan pada variabel Beban Kerja akan
meningkatkan Kinerja Pegawai sebesar 0,447.
c. Nilai koefisien beta pada variabel Kesehatan Keselamatan Kerja sebesar 0,597
artinya setiap perubahan variabel Kesehatan Keselamatan Kerja (X2) sebesar satu
satuan, maka akan mengakibatkan perubahan Kinerja Pegawai sebesar 0,597
satuan, dengan asumsi-asumsi yang lain adalah tetap. Peningkatan satu satuan
pada Kesehatan Keselamatan Kerja akan meningkatkan Kinerja Pegawai sebesar
0,597.

5. Koefisein Kolerasi dan Uji Determinasi


a. Koefisien Korelasi
Adapun hasil analisis uji Koefisien Korelasi menggunakan SPSS V.20 adalah
sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Kolerasi dan Uji Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,583a ,339 ,294 5,228
a. Predictors: (Constant), Keselamatan Kerja, Beban Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber :Data Primer Diolah SPSS v20, 2023
Dari hasil tersebut dapat diperoleh nilai R square adalah sebesar 0,583. Hasil
tersebut menjelaskan bahwa terdapat pengaruh antara Beban Kerja dan Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Pegawai yang berada pada interval 0,40 –
0,599 dengan tingkat hubungan sedang.
b. Uji Determinasi
Adapun hasil analisis uji Determinasi menggunakan SPSS V.20 adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara Beban
Kerja dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Pegawai yang besarnya
pengaruh ini dapat dinyatakan secara kuantitatif dengan pengujian koefisien
determinasi lalu diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0,339 atau
33,9%, sedangkan sisanya 66,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini seperti kedisiplinan, konslik kerja dan variabel-variabel lain.

6. Hasil Uji T
Adapun hasil analisis uji T menggunakan SPSS V.20 adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 23,960 10,665 2,247 ,032
1 Beban Kerja ,447 ,443 ,179 1,009 ,321
Keselamatan
,597 ,226 ,469 2,644 ,013
Kerja
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber :Data Primer Diolah SPSS v20, 2023

H1 : Beban Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Dompu.
Hasil statistik uji t untuk variabel Beban Kerja diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,009
dengan nilai t-tabel sebesar 2,045 (1,009 < 2,045 ) dengan nilai signifikansi sebesar
0,321 lebih besar dari 0,05 (0,321 > 0,05), sehingga H1 Ditolak dengan begitu
menyatakan bahwa “Beban Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu”.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jannah, (2021). yang
menyatakan Beban Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Pada Perumda
Air Minum Tirta Dhaha Kota Kediri.

H2 : Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada


Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.
Hasil statistik uji t untuk variabel Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) diperoleh nilai
t-hitung sebesar 2,664 dengan nilai t-tabel sebesar 2,045 (2,664 > 2,045 ) dengan
nilai signifikansi sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05 (0,013 < 0,05), sehingga H2
diterima dengan begitu membuktikan hipotesis kedua yang menyatakan “Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3) berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu”.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sofyan,
(2017) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)
terhadap kinerja pegawai pada PT. Bekaert Indonesia Plant Karawang.
7. Hasil Uji F
Adapun hasil analisis uji F menggunakan SPSS V.20 adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 407,004 2 203,502 7,447 ,002b
1 Residual 792,496 29 27,327
Total 1199,500 31
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
b. Predictors: (Constant), Keselamatan Kerja, Beban Kerja
Sumber :Data Primer Diolah SPSS v20, 2023

H3 : Beban Kerja dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) berpengaruh secara simultan
terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F-hitung sebesar 7,447 dengan nilai F-tabel
sebesar 3,33 (7,447 > 3,33) dengan signifikansi sebesar 0,002 (0,002 < 0,05). Oleh
karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga H3 diterima
dengan begitu membuktikan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa “Beban Kerja
dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja
Pegawai pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu”. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maghfira, et al (2023) yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh beban kerja dan kesehatan keselamatan kerja
(K3) terhadap kinerja pegawai pada PT. Hokkan Deltapack Industri Branch Kampar.

B. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka peneliti
menarik kesimpulan sebagai berikut:
a). Beban Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.
b). Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.
c). Beban Kerja dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) berpengaruh secara simultan
terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu.

2. Saran

Berdasarkan pembahasan dari hasil analisa yang telah dilakukan, Saran yang dapat
peneliti berikan dalam penelitian ini yaitu:
a). Sebaiknya Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dompu untuk terus
menigkatkan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) pegawai ketika bekerja, sehingga akan
mampu mendorong kinerja pegawai agar lebih maksimal lagi sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai.
b). Salain itu penulis juga menyarankan agar penelitian selanjutnya mempertimbangkan
variabel lain taupun objek penelitian lain yang tidak termasuk adalam penelitian ini
seperti konflik kerja, stres kerja dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Dalena, M. N. R., Ali, S., Ediwarman. 2022. “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Beban Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Wisma Sehati BSD Tangerang Selatan.” Studi
Ilmu Manajemen dan Organisasi (SIMO) 2(3): 115–136.
Diningsih, I. P., Khairani, L., Khair, H. 2020. “Pengaruh Program Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja , Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Yang Dimediasi Oleh *
Stress-Kerja Pada Mitra Pengguna Jasa Layanan Balai Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Medan Effect of Occupational Safety and Health Program , Wor.” Jurnal AKMAL
2(2): 247–257.
Djaelani, M., Darmawan, D. 2022. “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta
Beban Kerja Terhadap Kinerja Pekerja Proyek Konstruksi.” Jurnal Penelitian Rumpun
Ilmu Teknik 1(4): 15–27.
Edison, A. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. ed. Alfabeta:Bandung.
Ghozali, I. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8).”
Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro 96.
Hamizar, A. 2020. “Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada
BPS Maluku).” Jurnal Of Islamic Economic And Business 2(1): 52–63.
Hasibuan, M. S. P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Jannah, R. F. 2021. “Pengaruh Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pada Perumda Air Minum Tirta Dhaha Kota Kediri).” Jurnal Ekonomi
dan Bisnis 9(2): 1–10.
Kholilah, Karomah, S., Liswani, E., Fitantina. 2022. “Pengaruh Pengembangan Karir, Stres
Kerja Dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Musi
Banyuasin Indah-Pom Sei Selabu (Wilmar Plantation).” Motivasi: Jurnal Bisnis &
Manajemen 7(2): 88–97.
Maghfira, A., Joesyiana, K., Harahap, A. R. 2023. “Pengaruh Beban Kerja Dan Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Hokkan Deltapack Industri
Branch Kampar.” Jurnal Pajak dan Bisnis 4(1): 13–19.
Mangkunegara, A. P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mutiara, V. 2021. “Pengaruh Beban Kerja , Lingkungan Kerja , Dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Pada Pegawai Dinas Ketenagakerjaan Pemerintah Provinsi Riau.”
ECOUNTBIS: Economics, Accounting and Business Journal 1(1): 250–260.
Parashakti, R. D., Putriawati. 2020. “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3),
Lingkungan Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.” Jurnal Ilmu
Manajemen Terapan 1(3): 290–304.
Rohman, M. A., Ichsan, R. M. 2021. “Pengaruh Beban Kerja Dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pt Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang Sukabumi Malik.” Jurnal
Mahasiswa Manajemen 2(1): 1–22.
Sasanti, M. A., Irbayuni, S. 2022. “Pengaruh Beban Kerja Dan K3 Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Bagian Produksi.” Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi 3(3):
556–561.
Sofyan, A. 2017. “Pengaruh Kesehtan Dan Keselamatan Kerja(K3) Terhadap Kinerja
Kariyawan Pt.Bekaert Indobesia Plant Karawang.” Jurnal Manajemen & Bisnis Kreatif
2(1): 22–45.
Sugiyono. 2016. Bandung: Alfabeta Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Wibowo, E., Utomo, H. 2016. “Pengaruh Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja Terhadap
Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada
Karyawan Bagian Produksi Unit Serbuk Effervescent PT Sido Muncul Semarang).”
Among Makarti 9(1): 38–59.
Wibowo, F. X. P., Widiyanto, G. 2019. “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada Perusahaan
Tom’s Silver Yogyakarta.” Primanomics : Jurnal Ekonomi & Bisnis 17(2): 142–156.

Anda mungkin juga menyukai