Dosen pengampu :
Disusun oleh :
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul “
Perbedaan individu dalam belajar “. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan.
Makalah ini akan membahas mengenai transfer dalam belajar yang meliputi gaya
belajar, siswa beresiko, anak berkebutuhan khusus dan pendekatan pembelajaran
berdasarkan keragaman peserta didik. semoga makalah ini dapat memberikan
pemahaman lebih dalam terhhadap materi mengenai perbedaan individu dalam belajar
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masi terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan maupun bahasa yang digunakan untuk menyampaikan makalah ini . oleh karena
itu dengan kerendahan hati kami ssebagai penulis menerima kritikan maupun saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan makalah-makalah berikutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
A. Kesimpulan .................................................................................................13
B. Saran ..........................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
4
C. Tujuan pembelajaran
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. James and Gardner (1995) berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara yang
kompleks di mana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien
dalam memproses, menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka
pelajari
2. Merriam dan Caffarella (1991) mendefinisikan gaya belajar yang populer di dalam
pendidikan orang dewasa, yaitu karakteristik individu mengenai caradalam
memproses informasi, merasa, dan bertindak di dalam situasi-situasi belajar.
5. Kolb (dalam Riding dan Rayner, 2002) mengatakan bahwa gaya belajar merupakan
metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi, sehingga pada
prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral dalam siklus belajar aktif.
6
1. Visual (Grafis), Individu yang memiliki gaya belajar visual lebih suka
memproses informasi dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik. Mereka
cenderung memahami dan mengingat materi dengan lebih baik ketika disajikan
secara visual.
2. Auditif (Lisan), Siswa dengan gaya belajar auditif lebih suka informasi
disampaikan secara lisan atau dalam bentuk audio. Mereka mungkin lebih
mudah memahami materi melalui ceramah, diskusi, atau rekaman audio.
B. Siswa beresiko
Siswa berisiko adalah siswa yang berpotensi mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran akibat dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari
dalam diri siswa, lingkungan, maupun faktor pendidikan. . Siswa berisiko memerlukan
perhatian khusus dan pendekatan yang berbeda dalam proses pembelajaran agar mereka
dapat mencapai potensi mereka secara maksimal. Beberapa contoh faktor risiko
tersebut antara :
Ketidakstabilan ekonomi dalam keluarga dapat menjadi faktor risiko serius. Hal ini
dapat memengaruhi akses terhadap sumber daya pendidikan yang diperlukan,
seperti buku-buku, teknologi, atau bantuan tambahan untuk pendidikan di luar
sekolah. Selain itu, tekanan ekonomi dapat menyebabkan siswa harus bekerja paruh
7
waktu atau bahkan meninggalkan sekolah demi membantu ekonomi keluarga.
3. Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan fisik atau mental bisa menjadi faktor risiko. Hal ini dapat
mengganggu ketersediaan siswa untuk fokus, hadir secara konsisten di sekolah, atau
bahkan mengikuti kurikulum yang normal. Gangguan kesehatan tertentu juga dapat
memengaruhi kemampuan kognitif, mempersulit siswa dalam memahami materi
pelajaran.
4. Kurangnya Motivasi
Motivasi yang rendah bisa menjadi hambatan besar dalam proses belajar. Siswa
yang kehilangan minat pada pendidikan atau merasa tidak termotivasi untuk belajar
mungkin memiliki kinerja yang menurun. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk kurangnya dukungan atau penghargaan atas usaha belajar mereka, atau
kurangnya rasa relevansi materi pelajaran dengan kehidupan mereka.
8
disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik mereka.
9
a. Fleksibilitas dalam Pemilihan Topik
Lembar kerja dapat dirancang dengan beragam topik yang relevan dengan
kepentingan dan latar belakang siswa. Hal ini memungkinkan setiap siswa
untuk menemukan topik yang mereka minati atau yang terkait dengan
pengalaman mereka.
Dalam lembar kerja, bisa disertakan berbagai sumber daya seperti teks,
gambar, video, atau tautan online yang dapat mengakomodasi beragam cara
siswa dalam memahami materi.
Lembar kerja juga dapat meminta siswa untuk berbagi pengalaman pribadi
mereka yang terkait dengan materi pembelajaran. Hal ini dapat menjadi titik
awal untuk membangun hubungan antara materi yang dipelajari dengan
dunia nyata siswa.
e. Dukungan Diferensiasi
10
dapat dicapai, relevan, dan terbatas pada waktu tertentu (SMART). RPP harus
merinci rencana pembelajaran secara terperinci. Ini meliputi deskripsi mengenai
topik atau materi yang akan diajarkan, metode atau strategi yang akan digunakan,
serta alat atau sumber daya yang akan dimanfaatkan (misalnya, platform daring,
aplikasi, materi ajar, dll.). Penyusunan RPP juga memerlukan pemikiran khusus
mengenai teknologi yang akan digunakan dalam pembelajaran daring. RPP harus
mencakup beragam aktivitas pembelajaran, seperti diskusi online, tugas individu,
proyek kelompok, video pembelajaran, kuis online, dan sebagainya. Penyusunan
RPP dalam pembelajaran daring memerlukan pemikiran dan perencanaan yang
matang agar dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif, menarik,
dan mendukung perkembangan siswa secara optimal.
a. Langkah awal adalah memahami dengan jelas tujuan dari kampanye tersebut.
Apakah ingin menyampaikan pesan tertentu, mempromosikan suatu ide, atau
menggalang dukungan terhadap suatu isu sosial atau politik. Ini akan menjadi
dasar dalam merancang media visual.
b. Identifikasi Audiens Target, Mengetahui siapa yang akan menjadi target dari
kampanye sangat penting. Ini termasuk pemahaman akan demografi, kebiasaan,
preferensi, dan kebutuhan audiens.
c. Memilih jenis media visual yang tepat sesuai dengan audiens dan pesan yang
ingin disampaikan. Ini bisa berupa poster, infografis, video pendek, animasi,
atau kampanye visual lainnya.
d. penciptaan konten visual yang kuat dan menarik, Desain harus menonjolkan
pesan inti kampanye dengan jelas dan memikat audiens.
e. Pemilihan narasi visual, Narasi atau cerita visual yang kuat akan membantu
dalam menyampaikan pesan secara lebih efektif
11
f. Setelah kampanye diluncurkan, penting untuk terus memantau dan mengukur
kinerjanya. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat analytics, feedback dari
audiens, atau indikator keberhasilan lainnya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Siswa berisiko adalah siswa yang berpotensi mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran akibat dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari
dalam diri siswa, lingkungan, maupun faktor pendidikan. Beberapa contoh faktor risiko
tersebut yaitu, kurangnya dukungan keluarga, kondisi ekonomi yang sulit, gangguan
Kesehatan,kurangnya motivasi, dan kurangnya keterampilan akademik.
13
B. Saran
Makalah yang Penulis buat masih jauh dari kata sempurna, sangat diharapkan bagi
setiap pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran agar untuk kedepannya 10
Penulis dapat membenahi apa yang kurang dari makalah ini dan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan sedikit ilmu tentang motivasi dalam belajar
14
DAFTAR PUSTAKA
Turhusna, D., & Solatun, S. (2020). Perbedaan individu dalam proses pembelajaran.
As-Sabiqun, 2(1), 18-42.
Isnawati, M., & Khosianah, F. (2022). Penyuluhan Hukum: Bagi siswa SMA
Muhammadiyah 7 Surabaya dalam Pencegahan Perlindungan terhadap
Pelecehan dan Kekerasan Seksual pada Remaja. Borobudur Journal on Legal
Services.
Sitohang, R., Simanjuntak, S.B., & Haliza, Y. (2023). Inovasi Lembar Kerja Peserta
Didik Berbasis Discovery Learning Untuk Kelas IV Sekolah
Dasar. ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED.
15