Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK 13

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“PERBEDAAN INDIVIDU DALAM BELAJAR”

Dosen pengampu :

Soeci Izzati Adlya,S.Pd ,M.Pd

Disusun oleh :

Siti Mutmainah (22045082)

Khairul fikri (22076011)

MATA KULIAH UMUM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul “
Perbedaan individu dalam belajar “. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan.

Makalah ini akan membahas mengenai transfer dalam belajar yang meliputi gaya
belajar, siswa beresiko, anak berkebutuhan khusus dan pendekatan pembelajaran
berdasarkan keragaman peserta didik. semoga makalah ini dapat memberikan
pemahaman lebih dalam terhhadap materi mengenai perbedaan individu dalam belajar

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masi terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan maupun bahasa yang digunakan untuk menyampaikan makalah ini . oleh karena
itu dengan kerendahan hati kami ssebagai penulis menerima kritikan maupun saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan makalah-makalah berikutnya.

Padang, 05 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4

A. Latar belakang .............................................................................................4

B. Rumusan masalah .......................................................................................4

C. Tujuan penulisan .........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................6

A. Gaya belajar ................................................................................................6

B. Siswa beresiko ............................................................................................7

C. Anak berkebutuhan khusus (ABK) .............................................................8

D. Pendekatan pembelajaran berdasarkan keberagaman peserta didik ...........9

BAB III PENUTUPAN ..........................................................................................13

A. Kesimpulan .................................................................................................13

B. Saran ..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap individu memiliki karakteristik unik yang memengaruhi cara mereka


belajar dan menguasai informasi. Ini bisa meliputi gaya belajar, kecepatan pemahaman,
minat, dan kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Memahami keragaman ini adalah
kunci untuk menciptakan pendekatan pendidikan yang inklusif dan efektif. Gaya
belajar memainkan peran penting dalam proses pendidikan. Beberapa siswa mungkin
lebih efektif dalam memahami materi melalui pengalaman visual, sementara yang
lainnya lebih responsif terhadap metode auditori atau praktik langsung. Memahami
gaya belajar individu membantu pendidik untuk menyesuaikan strategi pembelajaran
yang lebih efektif. Siswa bisa menghadapi tantangan yang berbeda saat belajar.
Beberapa mungkin memiliki kesulitan dalam memproses informasi atau memahami
konsep tertentu, sementara yang lainnya mungkin memerlukan tingkat stimulus yang
berbeda untuk tetap terlibat. Pengenalan perbedaan ini penting untuk memberikan
pendekatan yang sesuai.

Dalam lingkungan pendidikan yang inklusif, perhatian terhadap siswa dengan


kebutuhan khusus sangat penting. Ini mencakup anak-anak dengan gangguan belajar,
kebutuhan medis, atau kebutuhan pendukung lainnya. Memahami kebutuhan mereka
adalah bagian integral dari memastikan bahwa tidak ada siswa yang ditinggalkan atau
diabaikan dalam proses belajar. Memahami perbedaan individu dalam belajar memiliki
implikasi langsung pada strategi dan metode pembelajaran yang digunakan oleh
pendidik. Pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan untuk menjangkau dan
mendukung setiap siswa secara maksimal.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari gaya belajar?

2. Apa yang dimaksud dari siswa beresiko?

3. Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan Khusus (ABK)?

4. Apa saja pendekatan pembelajaran berdasarkan keragaman peserta didik?

4
C. Tujuan pembelajaran

1. Mengetahui apa itu gaya belajar

2. Mengetahui apa itu siswa beresiko

3. Mengetahui apa itu anak berkebutuhan khusus

4. Mengetahui pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran

berdasarkan keragaman peserta didik

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian gaya belajar

Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana


individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk
berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui
persepsi yang berbeda. Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan untuk
membedakan orang yang satu dengan orang lain. Dengan demikian, secara umum gaya
belajar diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan-
kepercayaan, pilihan-pilihan, dan perilaku-perilaku yang digunakan oleh individu
untuk membantu dalam belajar mereka dalam suatu situasi yang telah dikondisi Brown
(1998), memberi beberapa definisi yang digunakan beberapa peneliti sebagai berikut:

1. James and Gardner (1995) berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara yang
kompleks di mana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien
dalam memproses, menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka
pelajari

2. Merriam dan Caffarella (1991) mendefinisikan gaya belajar yang populer di dalam
pendidikan orang dewasa, yaitu karakteristik individu mengenai caradalam
memproses informasi, merasa, dan bertindak di dalam situasi-situasi belajar.

3. Reichmann mengacu pada gaya belajar sebagai himpunan dari perilaku-perilaku


dan sikap- sikap tertentu yang berhubungan dengan situasi belajar.

4. Keefe (1979) mendefinisikan gaya belajar adalah faktor-faktor kognitif, afektif,


dan fisiologis yang menyajikan beberapa indikator yang relatif stabil tentang
bagaimana para siswa merasa, berhubungan dengan lainnya dan bereaksi terhadap
lingkungan belajar.

5. Kolb (dalam Riding dan Rayner, 2002) mengatakan bahwa gaya belajar merupakan
metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi, sehingga pada
prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral dalam siklus belajar aktif.

Ada beberapa teori yang mengidentifikasi gaya belajar:

6
1. Visual (Grafis), Individu yang memiliki gaya belajar visual lebih suka
memproses informasi dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik. Mereka
cenderung memahami dan mengingat materi dengan lebih baik ketika disajikan
secara visual.

2. Auditif (Lisan), Siswa dengan gaya belajar auditif lebih suka informasi
disampaikan secara lisan atau dalam bentuk audio. Mereka mungkin lebih
mudah memahami materi melalui ceramah, diskusi, atau rekaman audio.

3. Kinestetik (Praktik), Individu dengan gaya belajar kinestetik belajar melalui


pengalaman langsung, praktik, atau tindakan fisik. Mereka lebih suka belajar
dengan melakukan sesuatu, seperti eksperimen atau simulasi.

B. Siswa beresiko

Siswa berisiko adalah siswa yang berpotensi mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran akibat dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari
dalam diri siswa, lingkungan, maupun faktor pendidikan. . Siswa berisiko memerlukan
perhatian khusus dan pendekatan yang berbeda dalam proses pembelajaran agar mereka
dapat mencapai potensi mereka secara maksimal. Beberapa contoh faktor risiko
tersebut antara :

1. Kurangnya Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga memainkan peran penting dalam pendidikan. Kurangnya


dukungan bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari kurangnya keterlibatan
orang tua dalam pendidikan anak, hingga lingkungan rumah yang tidak mendukung
pembelajaran, seperti kurangnya tempat yang tenang untuk belajar atau kurangnya
bahan bacaan yang relevan.

2. Kondisi Ekonomi yang Sulit

Ketidakstabilan ekonomi dalam keluarga dapat menjadi faktor risiko serius. Hal ini
dapat memengaruhi akses terhadap sumber daya pendidikan yang diperlukan,
seperti buku-buku, teknologi, atau bantuan tambahan untuk pendidikan di luar
sekolah. Selain itu, tekanan ekonomi dapat menyebabkan siswa harus bekerja paruh

7
waktu atau bahkan meninggalkan sekolah demi membantu ekonomi keluarga.

3. Gangguan Kesehatan

Gangguan kesehatan fisik atau mental bisa menjadi faktor risiko. Hal ini dapat
mengganggu ketersediaan siswa untuk fokus, hadir secara konsisten di sekolah, atau
bahkan mengikuti kurikulum yang normal. Gangguan kesehatan tertentu juga dapat
memengaruhi kemampuan kognitif, mempersulit siswa dalam memahami materi
pelajaran.

4. Kurangnya Motivasi

Motivasi yang rendah bisa menjadi hambatan besar dalam proses belajar. Siswa
yang kehilangan minat pada pendidikan atau merasa tidak termotivasi untuk belajar
mungkin memiliki kinerja yang menurun. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk kurangnya dukungan atau penghargaan atas usaha belajar mereka, atau
kurangnya rasa relevansi materi pelajaran dengan kehidupan mereka.

5. Kurangnya Keterampilan Akademik

Siswa yang memiliki kesenjangan dalam keterampilan akademik mungkin


menghadapi kesulitan dalam mengikuti kurikulum yang diatur. Keterampilan dasar
seperti membaca, menulis, atau pemahaman matematika yang kurang dapat
menjadi faktor risiko yang signifikan dalam kemajuan akademis mereka.

C. Anak berkebutuhan khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus


karena adanya gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Anak
berkebutuhan khusus memiliki perbedaan yang terjadi dalam beberapa hal, seperti
proses pertumbuhan dan perkembangannya yang mengalami kelainan atau
penyimpangan baik secara fisik, mental intelektual, sosial maupun emosional. Dalam
konteks pendidikan khusus di Indonesia, anak-anak dengan kebutuhan khusus
dikategorikan dalam hal anak-anak tunanetra, anak-anak tuna rungu, anak-anak dengan
kecacatan intelektual, anak-anak penyandang cacat motorik, anak-anak dengan
gangguan emosi sosial, dan anak-anak dengan bakat cerdas dan khusus. Setiap anak
dengan kebutuhan khusus memiliki karakteristik berbeda dari satu ke yang lain. Selain
itu, setiap anak dengan kebutuhan khusus juga membutuhkan layanan khusus yang

8
disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik mereka.

Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (student with special needs)


membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing–masing.
Dalam penyusunan program pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru
kelas sudah memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Data pribadi yakni berkaitan
dengan karateristik spesifik, kemampuan dan kelemahanya, kompetensi yang dimiliki,
dan tingkat perkembanganya. Karakteristik spesifik student with special needs pada
umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional.

Model pembelajaran terhadap peserta didik berkebutuhan khusus yang di


persiapkan oleh guru di sekolah, ditujukan agar peserta didik mampu berinteraksi
terhadap lingkungan sosial. Pembelajaran tersebut disusun secara khusus melalui
penggalian kemampuan diri peserta didik yang didasarkan pada kurikulum berbasis
kompetensi. Kompetensi ini terdiri atas empat ranah yang perlu diukur meliputi
kompetensi fisik, kompetensi afektif, kompetensi sehari- hari dan kompetensi
akademik.

D. Pendekatan pembelajaran berdasarkan keberagaman peserta didik

Pendekatan pembelajaran berdasarkan keberagaman peserta didik dapat dilakukan


dengan berbagai cara, tergantung pada konteks dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Beberapa contoh pendekatan pembelajaran yang dapat dilakukan adalah

1. menggunakan lembar kerja peserta didik berbasis discovery learning

pendekatan pembelajaran yang menggunakan lembar kerja berbasis discovery


learning merupakan salah satu cara yang dapat mendukung keberagaman peserta
didik. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk secara aktif menemukan dan
memahami konsep-konsep baru melalui eksplorasi mandiri. Lembar kerja berbasis
discovery learning dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman
siswa. Penting untuk memperhatikan bahwa penggunaan lembar kerja discovery
learning sebaiknya tidak hanya berfokus pada pemecahan masalah, tetapi juga pada
refleksi dan penerapan konsep yang dipelajari ke dalam konteks kehidupan nyata.
Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam
dan relevan terhadap materi pembelajaran. Beberapa contoh penerapan pendekatan
ini dalam konteks keberagaman peserta didik meliputi:

9
a. Fleksibilitas dalam Pemilihan Topik

Lembar kerja dapat dirancang dengan beragam topik yang relevan dengan
kepentingan dan latar belakang siswa. Hal ini memungkinkan setiap siswa
untuk menemukan topik yang mereka minati atau yang terkait dengan
pengalaman mereka.

b. Penekanan pada Proses Belajar

Lembar kerja dapat merangsang siswa untuk melakukan eksplorasi dan


pemecahan masalah secara mandiri atau dalam kelompok. Ini
memungkinkan mereka untuk menggunakan berbagai pendekatan dan
strategi yang sesuai dengan gaya belajar individu mereka.

c. Beragam Sumber Daya

Dalam lembar kerja, bisa disertakan berbagai sumber daya seperti teks,
gambar, video, atau tautan online yang dapat mengakomodasi beragam cara
siswa dalam memahami materi.

d. Pendekatan Berbasis Pengalaman

Lembar kerja juga dapat meminta siswa untuk berbagi pengalaman pribadi
mereka yang terkait dengan materi pembelajaran. Hal ini dapat menjadi titik
awal untuk membangun hubungan antara materi yang dipelajari dengan
dunia nyata siswa.

e. Dukungan Diferensiasi

Lembar kerja bisa disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda,


memungkinkan siswa dengan kecepatan belajar yang berbeda untuk tetap
terlibat dan berkembang sesuai dengan kemampuan mereka.

2. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam pembelajaran daring

Pada pembelajaran daring, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)


menjadi kunci utama untuk memastikan efektivitasnya. RPP adalah panduan yang
merinci semua langkah dan strategi yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. RPP harus memuat tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur,

10
dapat dicapai, relevan, dan terbatas pada waktu tertentu (SMART). RPP harus
merinci rencana pembelajaran secara terperinci. Ini meliputi deskripsi mengenai
topik atau materi yang akan diajarkan, metode atau strategi yang akan digunakan,
serta alat atau sumber daya yang akan dimanfaatkan (misalnya, platform daring,
aplikasi, materi ajar, dll.). Penyusunan RPP juga memerlukan pemikiran khusus
mengenai teknologi yang akan digunakan dalam pembelajaran daring. RPP harus
mencakup beragam aktivitas pembelajaran, seperti diskusi online, tugas individu,
proyek kelompok, video pembelajaran, kuis online, dan sebagainya. Penyusunan
RPP dalam pembelajaran daring memerlukan pemikiran dan perencanaan yang
matang agar dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif, menarik,
dan mendukung perkembangan siswa secara optimal.

3. skema perancangan media visual kampanye

Skema perancangan media visual untuk kampanye memerlukan pemikiran strategis


untuk memastikan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
audiens. Berikut adalah langkah-langkah dan penjelasan detail terkait skema
perancangan media visual untuk kampanye:

a. Langkah awal adalah memahami dengan jelas tujuan dari kampanye tersebut.
Apakah ingin menyampaikan pesan tertentu, mempromosikan suatu ide, atau
menggalang dukungan terhadap suatu isu sosial atau politik. Ini akan menjadi
dasar dalam merancang media visual.

b. Identifikasi Audiens Target, Mengetahui siapa yang akan menjadi target dari
kampanye sangat penting. Ini termasuk pemahaman akan demografi, kebiasaan,
preferensi, dan kebutuhan audiens.

c. Memilih jenis media visual yang tepat sesuai dengan audiens dan pesan yang
ingin disampaikan. Ini bisa berupa poster, infografis, video pendek, animasi,
atau kampanye visual lainnya.

d. penciptaan konten visual yang kuat dan menarik, Desain harus menonjolkan
pesan inti kampanye dengan jelas dan memikat audiens.

e. Pemilihan narasi visual, Narasi atau cerita visual yang kuat akan membantu
dalam menyampaikan pesan secara lebih efektif

11
f. Setelah kampanye diluncurkan, penting untuk terus memantau dan mengukur
kinerjanya. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat analytics, feedback dari
audiens, atau indikator keberhasilan lainnya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai


bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk
berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui
persepsi yang berbeda. Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan untuk
membedakan orang yang satu dengan orang lain. Ada beberapa teori yang
mengidentifikasi gaya belajar yaitu, visual, auditif dan kinestetik.

Siswa berisiko adalah siswa yang berpotensi mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran akibat dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari
dalam diri siswa, lingkungan, maupun faktor pendidikan. Beberapa contoh faktor risiko
tersebut yaitu, kurangnya dukungan keluarga, kondisi ekonomi yang sulit, gangguan
Kesehatan,kurangnya motivasi, dan kurangnya keterampilan akademik.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus


karena adanya gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Anak
berkebutuhan khusus memiliki perbedaan yang terjadi dalam beberapa hal, seperti
proses pertumbuhan dan perkembangannya yang mengalami kelainan atau
penyimpangan baik secara fisik, mental intelektual, sosial maupun emosional.
Model pembelajaran terhadap peserta didik berkebutuhan khusus yang di persiapkan
oleh guru di sekolah, ditujukan agar peserta didik mampu berinteraksi terhadap
lingkungan sosial. Pembelajaran tersebut disusun secara khusus melalui penggalian
kemampuan diri peserta didik yang didasarkan pada kurikulum berbasis kompetensi.

Pendekatan pembelajaran berdasarkan keberagaman peserta didik dapat dilakukan


dengan berbagai cara, tergantung pada konteks dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Beberapa contoh pendekatan pembelajaran yang dapat dilakukan adalah
menggunakan lembar kerja peserta didik berbasis discovery learning, penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran dalam pembelajaran daring dan skema perancangan
skema visual kampanye.

13
B. Saran

Makalah yang Penulis buat masih jauh dari kata sempurna, sangat diharapkan bagi
setiap pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran agar untuk kedepannya 10
Penulis dapat membenahi apa yang kurang dari makalah ini dan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan sedikit ilmu tentang motivasi dalam belajar

14
DAFTAR PUSTAKA

Turhusna, D., & Solatun, S. (2020). Perbedaan individu dalam proses pembelajaran.
As-Sabiqun, 2(1), 18-42.

Isnawati, M., & Khosianah, F. (2022). Penyuluhan Hukum: Bagi siswa SMA
Muhammadiyah 7 Surabaya dalam Pencegahan Perlindungan terhadap
Pelecehan dan Kekerasan Seksual pada Remaja. Borobudur Journal on Legal
Services.

Dermawan, O. (2013). Strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di slb.


Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(2), 886-897.

Sitohang, R., Simanjuntak, S.B., & Haliza, Y. (2023). Inovasi Lembar Kerja Peserta
Didik Berbasis Discovery Learning Untuk Kelas IV Sekolah
Dasar. ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED.

Ghufron, M. N., & Suminta, R. R. (2012). Gaya belajar: Kajian teoritik.

15

Anda mungkin juga menyukai