Pada bulan mei 2022 pasien mengeluh mual dan nyeri pinggang. diajak berobat ke
dokter dan disarankan ke rumah sakit untuk cek darah dan usg abdomen. Pada saat di
rumah sakit Pasien mengatakan belum memiliki penyakit ginjal, . Pasien mengatakan
tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti Hepatitis, HIV, TBC, dll
Riwayat Operasi :
Pasien mengatakan belum pernah melakukan operasi.
Riwayat Penyakit keluarga :
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit ginjal seperti
yang dialami dirinya. Pasien juga mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit menular dan penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, dll
Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman maupun obat-
obatan
Riwayat Obat-obatan :
Pasien mengatakan rutin mengonsumsi obat ginjal seperti Bicnat, Caco3, Asam Folat.
Kondisi Psikologi
Gangguan tidur : Ya, os jika ada sesak dan batuk mengalami susah tidur
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil radiologi :
Efusi pleura kanan
Polykistik ginjal kanan dan multiple nefrolithiasis kiri Usg tamapk ascites dan efusi
pleura kanan
4. Therapi
Selama di lakukan tindakan :
Heparin
Hemapo 3000 UI/1 ml
Catrofile 25 gr
5. Pathofisiologi
Ascites adalah penimbunan cairan yang abnormal di rongga perut.
Rendahnya tingkat albumin dalam darah menyebabkan perubahan dalam tekanan
yangdi perlukan untuk mencegah pertukaran cairan. Perubahan tekanan
memungkinkan cairan merembes keluar dari pembuluh darah.aktivitaas tiroid tertekan
kadang menyebabkan asites.
Gejala asites pada gagal ginjal kronis,sejumlah kecil cairan diperut tidak
menimbulkan gejala,akumulasi besar dapat menyebabkan: kenaikan berat badan yang
cepat, ketidak nyamanan perut, sesak nafas, pergelangan kaki bengkak
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
2. Pola nafas tidak efektif b.d penumpukan cairan
3. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
D. Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
Edukasi
Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
6. INTRA
HEMODIALISA Lama
Dialisis : 3 jam
Conductivity : 14
Suhu Mesin : 37 oC
Aliran Dialisat: 300 mL/
min
Antikoaugulan: Heparine 3 mL/
jam Sirkulasi : 5000 U
Kontinyu : 1500 U/
jam Jenis Acces :
simino Ukuran Jarum
Fistula : 16 G UF Goal
: 1000 L
UF Rate : 800 L/ jam
Jam Qb Ufg Uf Nadi Suhu RR TD
r
(ml/ (ml/ (ml/mnt) (x/ (˚C) (x/ Mmhg
mnt) mnt) mnt mnt
) )
S : sesak
O : k.u sedang
A: kelebihan volume cairan P :
hd 2x seminggu
FORMAT UJIAN KLINIK KMB (RESUME)
Pekerjaan : - Lama : -
Bekerja
Alamat : Cikarang
B. PENGKAJIAN PRE HEMODIALISA
1. Keluhan utama.
Pasien.mengatakan Kakinya Bengkak, BAK hanya sedikit pasien mengatakan makan dan
minumnya sangat dibatasi
Pada bulan tanggal 25 bulan desember 2022 pasien mengeluh pusing lemes, BAK nya
tidak lancar, mual dan muntah. Setelah itu pasien dibawa ke Rumah Sakit, setelah di
rumah sakit pasien di diagnogsa DM dan Cek HD, diagnogsa di tetapkan dari
pemeriksaan foto torak, pemeriksaan gula darah dan urium kreatinin semenjak itu
pasien dilakukan Hemodialisa.
Riwayat Operasi :
Pasien mengatakan riwayat operasi debridemen absespedis tiga yang bilan yang lalu.
Riwayat Penyakit keluarga :
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit ginjal seperti
yang dialami dirinya. Pasien juga mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit menular dan penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, dll
Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman maupun obat-
obatan
Riwayat Obat-obatan :
Pasien mengatakan rutin mengonsumsi obat ginjal seperti Bicnat, Caco3, Asam Folat.
Kondisi Psikologi
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil radiologi :
Suspechardiomegali
Pulmopleuropneumonia kiri tampak sedl dengan tipdista setinggi T9
4. Therapi
Selama di lakukan tindakan :
Heparin
Hemapo 3000 UI/1 ml
Catrofile 25 gr
5. Pathofisiologi
Diabetes Melitus adalah kumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia akibat kerusakan sekresi insulin, kinerja insulin, atau keduanya. DM
dibagi menjadi 4 tipe, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lainnya, serta DM
gestasional (LeMone et al., 2016). Diabetes Tipe 1 terjadi akibat kerusakan sel β
(proses autoimun) yang ditandai dengan hiperglikemia, pemecahan lemak dan protein
tubuh, dan pembentukan ketosis. Ketika sel β rusak maka insulin tidak dapat
berproduksi. Menurut Ernawati (2013), normalnya insulin dapat mengendalikan
glikogenolisis dan glukoneogenesis, tapi pada DM tipe 1 terjadi resistensi insulin,
kedua proses tersebut terjadi terus menerus sehingga dapat menimbulkan
hiperglikemia. Sedangkan Diabetes tipe 2 merupakan kondisi hiperglikemia puasa yang
terjadi meskipun tersedia insulin. Kadar insulin yang dihasilkan dirusak oleh resistensi
insulin di jaringan perifer.
C. Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
b. Perubahan Nutrisi Kurang dari kelebihan tubuh, b.d pembatasan diit
c. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahn status cairan
D. Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
S : sesak
O : k.u sedang
A: kelebihan volume cairan
P : hd 2x seminggu
FORMAT UJIAN KLINIK KMB (RESUME)
Pada bulan februari 2022 pasien mengeluh mual dan nyeri pinggang. diajak berobat ke dokter dan
disarankan ke rumah sakit untuk cek darah rmpoto thorax, dan usg abdomen. Pada saat di rumah sakit
Pasien mengatakan ada riwayat hipertensi.rutin mengkonsumsi amlodipin dan captopril.
Riwayat Operasi :
Pasien mengatakan belum pernah melakukan operasi.
Riwayat Penyakit keluarga :
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit ginjal seperti yang dialami
dirinya. Pasien juga mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular dan
penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, dll
Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman maupun obat-obatan
Riwayat Obat-obatan :
Pasien mengatakan rutin mengonsumsi obat penurun tensi yaitu Amlodipine 5 mg 1 tablet sehari.
Kondisi Psikologi
2. Pemeriksaan fisik
Hasil radiologi :
Efusi pleura sinistra
Polykistik ginjal kanan dan multiple nefrolithiasis kiri Usg tamapk tanda neprhopathy
ginjal bilateral.menunjukkan ukuran yang lebih kecil
4. Therapi
Selama di lakukan tindakan :
Heparin
Hemapo 3000 UI/1 ml
Catrofile 25 gr
5. Pathofisiologi
Hipertensi menyebabkan rangsangan barotrauma pada kapilerglomerolus dan
meningkatkan tekanan kapiler glomerolus terebut, yang lama kelamaan akan
menyebabkan glomerolusclerosis. Glomerulusclerosis dapat merangsang terjadinya
hipoksia kronis yang menyebabkan kerusakan ginjal. Hipoksia yang terjadi
menyebabkan meningkatnya kebutuhan metabolisme oksigen pada tempat tersebut,
yang menyebakan keluarnya substansi vasoaktif (endotelin, angiotensin dan
norephineprine) pada sel endotelial pembuluh darah lokal tersebut yang menyebabkan
meningkatnya vasokonstriksi. Aktivasi RAS (Renin Angiotensin Sistem) disamping
menyebabkan vasokontriksi, juga menyebakan terjadinya stres oksidatif yang
meningkatkan kebutuhan oksigen dan memperberat terjadinya hipoksia. Stres oksidatif
juga menyebabkan penurunan efesiensi transport natrium dan kerusakan pada DNA,
lipid & protein, sehingga pada akhirnya akan menyebakan terjadinya tubulointertitial
fibrosis yang memperparah
C. Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
b. Pola nafas tidak efektif b.d penumpukan cairan
c. Intoleransi aktivitas b.d proses.penyakit.
D. Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
Sediakan lingkungan
stimulus.
Lakukan latihan
dan/atau aktiv.
Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan.
berjalan.
- Edukasi
Anjurkan melakukan
S : sesak
O : k.u sedang
A: kelebihan volume cairan
P : hd 2x seminggu rabu sabtu
FORMAT UJIAN KLINIK KMB (RESUME)
Pada bulan novemberi 2021 pasien mengeluh mual dan nyeri pinggang. diajak berobat ke dokter dan
disarankan ke rumah sakit untuk cek darah rmpoto thorax, dan usg abdomen. Pada saat di rumah sakit.
Riwayat Operasi :
Pasien mengatakan belum pernah melakukan operasi.
Riwayat Penyakit keluarga :
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit ginjal seperti yang dialami
dirinya. Pasien juga mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular dan
penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, dll
Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman maupun obat-obatan
Riwayat Obat-obatan :
Pasien mengatakan rutin mengonsumsi obat penurun tensi yaitu Amlodipine 5 mg 1 tablet sehari.
Kondisi Psikologi
2. Pemeriksaan fisik
Hasil radiologi :
Efusi pleura kanan
Polykistik ginjal kanan dan multiple nefrolithiasis kiri.l
4. Therapi
Selama di lakukan tindakan :
Heparin
Hemapo 3000 UI/1 ml
5. Pathofisiologi.
Efusi pleura didasari ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi cairan di cavum
pleura, sehingga menyebabkan akumulasi cairan pleura, baik berupa transudat maupun
eksudat. Keduanya terbentuk melalui mekanisme yang berbeda, meskipun tidak jarang
cairan pleura ditemukan memiliki karakteristik transudat dan eksudat bersamaan.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
b. Pola nafas tidak efektif b.d penumpukan cairan
c. Kerusakan imtegritas kulit b.d perubahan satus cairan
C. Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
S : sesak
O : k.u sedang
A: kelebihan volume cairan
P : hd 2x seminggu rabu sabtu
FORMAT UJIAN KLINIK KMB (RESUME)
Pada bulan januari 2020 pasien mengeluh pingsan setelah itu dibawa kerumah sakit dan pasien
dilakukan pemeriksaan darah dan fototorak dari hasilnya pasien mengatakan terkena gagal ginjal.
Semenjak itu pasien dianjurkan untuk melakukan cuci darah. Pasien mengatakan riwayat penyakit gula
tapi tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti Hepatitis, HIV, TBC, dll
Riwayat Operasi :
Pasien mengatakan pernah melakukan operasi usus buntu dan pasien lupa tahunnya kapan.
Riwayat Penyakit keluarga :
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit ginjal seperti yang dialami
dirinya. Pasien juga mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular dan
penyakit keturunan seperti Hipertensi, dll
Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman maupun obat-obatan
Riwayat Obat-obatan :
Pasien mengatakan rutin mengonsumsi obat penurun tensi yaitu Amlodipine 5 mg 1 tablet sehari.
Kondisi Psikologi
Gangguan tidur : Ya, pasien sering terbangun dan susah mengawali tidur.
2. Pemeriksaan fisik
HBs-Ag Negatif
Anti HCV
Negatif
Anti HIV
Negatif
Hasil radiologi :
Tampak kargiomegali
Polykistik ginjal kanan dan multiple nefrolithiasis kiri
4. Therapi
Selama di lakukan tindakan :
Heparin
Hemapo 3000 UI/1 ml
Catrofile 25 gr
5. Pathofisiologi
Diabetes Melitus adalah kumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia akibat kerusakan sekresi insulin, kinerja insulin, atau keduanya. DM
dibagi menjadi 4 tipe, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lainnya, serta DM
gestasional (LeMone et al., 2016). Diabetes Tipe 1 terjadi akibat kerusakan sel β
(proses autoimun) yang ditandai dengan hiperglikemia, pemecahan lemak dan protein
tubuh, dan pembentukan ketosis. Ketika sel β rusak maka insulin tidak dapat
berproduksi. Menurut Ernawati (2013), normalnya insulin dapat mengendalikan
glikogenolisis dan glukoneogenesis, tapi pada DM tipe 1 terjadi resistensi insulin,
kedua proses tersebut terjadi terus menerus sehingga dapat menimbulkan
hiperglikemia. Sedangkan Diabetes tipe 2 merupakan kondisi hiperglikemia puasa yang
terjadi meskipun tersedia insulin. Kadar insulin yang dihasilkan dirusak oleh resistensi
insulin di jaringan perifer.
C. Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
b. Perubahan Nutrisi Kurang dari kelebihan tubuh, b.d pembatasan diit
c. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
D. Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
Ds : pasien mengatakan
sering lemes, mual, tidak
dapat beraktivitas seperti
biasa
Do : pasien tampak lemes
dan lesu
Td : 130/82
Nadi :108 x/ menit
Rr 20
6. INTRA HEMODIALISA
Lama Dialisis : 4 jam
Conductivity : 14
Suhu Mesin : 37 oC
Aliran Dialisat: 300 mL/
min
Antikoaugulan: Heparine 3 mL/
jam Sirkulasi : 5000 U
Kontinyu : 1500 U/
jam Jenis Acces :
simino Ukuran Jarum
Fistula : 16 G UF Goal
: 2000 L
UF Rate : 600 L/ jam
Jam Qb Ufg Ufr Nadi Suhu RR TD
(ml/ (ml/ (ml/mnt) (x/ (˚C) (x/ Mmhg
mnt) mnt) mnt mnt
) )
S : sesak
O : k.u sedang
A: kelebihan volume cairan P :
hd 2x seminggu