Anda di halaman 1dari 16

TAFSIR QS.

AL-FURQON (25) : 63-75


TENTANG ‘IBADURRAHMAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir

Dosen Pengampu :
Dr. H. Syamsuddin, M.Ag

Disusun Oleh:
1. Fitrika Ayuningdini (06020122046)
2. M Ghulam S AF (06040122117)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul TAFSIR QS. AL-
FURQON (25) : 63-75 TENTANG ‘IBADURRAHMAN ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada bidang studi S1 Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. H. Syamsuddin, M.Ag
selaku dosen mata kuliah Tafsir yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga makalah ini terselesaikan dengan
baik.
Kami menyadari, makalah masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Surabaya, 15 November 2023

Penulis,

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 6
A. Teks Ayat dan Terjemahan Tafsir QS. Al-Furqon (25) :
63-75 Tentang ‘Ibadurrahman ....................................................................6
B. Makna Kosa Kata QS. Al-Furqon (25) : 63-75 ............................................ 7
C. Sabab Nuzul QS. Al-Furqon (25) : 63-75 .................................................... 7
D. Tafsir Ayat Hubungannya dengan Ayat dan Hadis Nabi Terkait ................. 8
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 16
A. Kesimpulan .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Furqan (25): 63-75 yang membahas tentang 'Ibadurrahman, sangat penting
untuk memahami konteks dan makna ayat-ayat tersebut. Surat Al-Furqan sendiri
merupakan surat ke-25 dalam Al-Qur'an dan terdiri dari 77 ayat. Salah satu
pokok pembahasan dalam surat ini adalah karakteristik 'Ibadurrahman atau
hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih. Dalam konteks ini, penekanan pada
'Ibadurrahman mungkin dimaksudkan untuk menegaskan keteguhan dan
kesetiaan para pengikut Allah di tengah-tengah ujian dan tantangan.
Ayat-ayat 63-75 dari surat Al-Furqan secara khusus menyajikan karakteristik
'Ibadurrahman. Ini adalah hamba-hamba Allah yang menggambarkan sifat-sifat
positif seperti rendah hati, tawadhu', dan kesabaran. Mereka adalah orang-orang
yang tidak terpancing oleh provokasi atau pelecehan, melainkan menjawab
dengan ucapan yang baik. Mereka juga adalah orang-orang yang melewati
malam dengan beribadah dan berdoa kepada Allah.
Ayat-ayat ini juga mungkin dimaksudkan untuk menekankan pentingnya
mengenal dan menjadi 'Ibadurrahman sebagai langkah menuju keberhasilan
akhirat. Dengan memahami sifat-sifat yang dicontohkan oleh 'Ibadurrahman,
umat Muslim diharapkan dapat membentuk karakter yang sesuai dengan ajaran
Islam dan mendapatkan keridhaan Allah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teks ayat dan terjemahan QS. Al-Furqon (25) : 63-75 Tentang
‘Ibadurrahman?
2. Bagaimana makna kosa kata QS. Al-Furqon (25) : 63-75?
3. Bagaimana sabab nuzul QS. Al-Furqon (25) : 63-75?
4. Bagaimana tafsir ayat hubungannya dengan ayat dan hadis nabi terkait?

C. Tujuan Makalah

4
1. Untuk mengetahui teks ayat dan terjemahan QS. Al-Furqon (25) : 63-75
Tentang ‘Ibadurrahman
2. Untuk mengetahui makna kosa kata QS. Al-Furqon (25) : 63-75
3. Untuk mengetahui sabab nuzul QS. Al-Furqon (25) : 63-75
4. Untuk mengetahui tafsir ayat hubungannya dengan ayat dan hadis nabi terkait

5
‫‪BAB II‬‬
‫‪PEMBAHASAN‬‬

‫‪A. Teks Ayat dan Terjemahan Tafsir QS. Al-Furqon (25) : 63-75 Tentang‬‬
‫‪‘Ibadurrahman‬‬
‫طبَ ُه ُم ْال َجا ِهلُونَ قَالُوا َ‬
‫س ََل ًما ﴿ ‪﴾٦٣‬‬ ‫ض ه َْونًا َو ِإذَا خَا َ‬ ‫الر ْح َٰ َم ِن الَّذِينَ يَ ْمشُونَ َ‬
‫علَى ْاْل َ ْر ِ‬ ‫َو ِعبَاد ُ َّ‬
‫َوا َّلذِينَ َي ِبيتُونَ ل َِر ِب ِه ْم سُ َّجدًا َوقِ َيا ًما ﴿ ‪﴾٦٤‬‬
‫عذَا َب َها َكانَ غ ََرا ًما ﴿ ‪﴾٦٥‬‬ ‫اب َج َهنَّ َم ۖ ِإ َّن َ‬‫عذ َ َ‬ ‫ع َّنا َ‬
‫ف َ‬ ‫َوالَّذِينَ َيقُولُونَ َربَّنَا اص ِْر ْ‬
‫ت ُم ْستَقَ ًّرا َو ُمقَا ًما ﴿ ‪﴾٦٦‬‬ ‫إِنَّ َها َ‬
‫سا َء ْ‬
‫َوالَّذِينَ إِذَا أ َ ْنفَقُوا لَ ْم يُس ِْرفُوا َولَ ْم يَ ْقت ُ ُروا َو َكانَ بَيْنَ َٰذَلِكَ قَ َوا ًما ﴿ ‪﴾٦٧‬‬
‫ق َو ََل يَ ْزنُونَ ۚ َو َم ْن يَ ْفعَ ْل َٰذَلِكَ‬ ‫َٰ‬
‫َّللاُ إِ ََّل بِ ْال َح ِ‬
‫س ا َّلتِي َح َّر َم َّ‬‫َوالَّذِينَ ََل يَدْعُونَ َم َع َّللاَّ ِ إِ َل ًها آخ ََر َو ََل يَ ْقتُلُونَ ال َّن ْف َ‬
‫يَ ْلقَ أَثَا ًما ﴿ ‪﴾٦٨‬‬
‫اب َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َو َي ْخلُدْ فِي ِه ُم َهانًا ﴿ ‪﴾٦٩‬‬
‫ف لَهُ ْال َعذَ ُ‬
‫ضا َع ْ‬‫يُ َ‬
‫غفُ ً‬
‫ورا َرحِ ي ًما ﴿ ‪﴾٧٠‬‬ ‫ت ۗ َو َكانَ َّللاَّ ُ َ‬
‫سنَا ٍ‬
‫س ِيئ َا ِت ِه ْم َح َ‬ ‫صا ِل ًحا فَأُو َٰلَئِكَ يُ َب ِد ُل َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫ع َم ًَل َ‬
‫ع ِم َل َ‬ ‫َاب َوآ َمنَ َو َ‬‫ِإ ََّل َم ْن ت َ‬
‫وب إِلَى َّ ِ‬
‫َّللا َمت َابًا ﴿ ‪﴾٧١‬‬ ‫صا ِل ًحا َفإِنَّهُ يَت ُ ُ‬
‫ع ِم َل َ‬ ‫َو َم ْن ت َ‬
‫َاب َو َ‬
‫ور َوإِذَا َم ُّروا بِاللَّ ْغ ِو َم ُّروا ك َِرا ًما ﴿ ‪﴾٧٢‬‬ ‫َوالَّذِينَ ََل يَ ْش َهد ُونَ ُّ‬
‫الز َ‬
‫علَ ْي َها ُ‬
‫ص ًّما َوعُ ْميَا ًنا ﴿ ‪﴾٧٣‬‬ ‫ت َربِ ِه ْم لَ ْم يَخِ ُّروا َ‬‫َوالَّذِينَ إِذَا ذُك ُِروا بِآيَا ِ‬
‫اجنَا َوذ ُ ِريَّاتِنَا قُ َّرة َ أ َ ْعي ٍُن َوا ْج َع ْلنَا ل ِْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما ﴿ ‪﴾٧٤‬‬
‫َوالَّذِينَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا م ِْن أ َ ْز َو ِ‬
‫َٰ‬
‫س ََل ًما ﴿ ‪﴾٧٥‬‬ ‫ص َب ُروا َويُ َل َّق ْونَ فِي َها تَحِ يَّ ًة َو َ‬ ‫أُولَئِكَ يُجْزَ ْونَ ْالغُ ْرفَةَ ِب َما َ‬
‫‪Artinya :1‬‬
‫‪63. Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang‬‬
‫‪yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil‬‬
‫‪menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.‬‬
‫‪64. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk‬‬
‫‪Tuhan mereka.‬‬
‫‪65. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam‬‬
‫“‪dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.‬‬
‫‪66. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat‬‬
‫‪kediaman.‬‬

‫‪1‬‬
‫‪https://thenafi.wordpress.com/2008/06/13/kajian-tafsir-surah-al-furqan-25-63-77/‬‬

‫‪6‬‬
67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian.
68. Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan
tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan
demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya).
69. (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan
kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.
70. kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh;
maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang .
71. Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya
dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
72. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila
mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-
perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga
kehormatan dirinya.
73. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan
mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan
buta .
74. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada
kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),
dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa .
75. Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam
surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan
dan ucapan selamat di dalamnya,
B. Makna Kosa Kata QS. Al-Furqon (25) : 63-75
Ayat 63
َ ُ َّ ُ
َ‫َي ْمشون‬ ََ ‫ٱل ِذ‬
َ‫ين‬ ََ‫ٱلر ْح َم ََٰٰن‬
َّ َ ‫َو ِع َب‬
َ‫اد‬
(mereka) orang- Maha dan
berjalan orang Pengasih hamba-
yang hamba

7
َ ً َ َْ َ
‫َوِإذا‬ َ‫ه ْونا‬ ََ‫ٱْل ْرض‬ َ ‫َع‬
َ‫ل‬
dan apabila rendah bumi di atas
hati
َ ُ َ َ ُ ْ َ َ
‫َسل َٰ ًَٰما‬ ََ‫قالوا‬ َ ‫ٱل َج َٰ َِٰهل‬
َ‫ون‬ َ ُ ‫خاط َب ُه‬
َ‫م‬
keselamatan mereka orang- mengajak
berkata orang omong-
jahil/bodoh omong
mereka

Ayat 64
ً َ ُ َّ
‫َو ِق َي َٰ ًَٰما‬ َ‫ُس َّجدا‬ َ ْ ‫ِل َر ِّب َٰ ِه‬
َ‫م‬ َ ‫َي ِبيت‬
َ‫ون‬ ََ ‫َوٱل ِذ‬
َ‫ين‬
kepada
(mereka) dan orang-
dan berdiri bersujud Tuhan
bermalam orang yang
mereka

Ayat 65
ْ ‫ٱْص‬ َ َ ُ ُ َّ
َ‫ف‬ ْ َ‫َرَّبنا‬ َ ‫َيقول‬
َ‫ون‬ ََ ‫َوٱل ِذ‬
َ‫ين‬
palingkanlah/ja ya Tuhan (mereka) dan orang-
uhkanlah kami berkata orang yang
َّ َّ َ َّ
َ ‫ِإ‬
‫ن‬ َ َ ‫َج َهن‬
َ‫م‬ َ َ ‫َعذ‬
َ‫اب‬ َ‫َعنا‬

sesungguhnya Jahannam azab dari kami


َ َ َ َ
‫غ َر ًاما‬ َ‫ان‬
َ ‫ك‬ َ‫َعذ َاب َها‬
َ kebinasaan
adalah azabnya
yang kekal

Ayat 66
َ ََ ْ ٓ َّ
‫َو ُمق ًاما‬ َ‫ُم ْستق ًّرا‬ َ ‫َسا َء‬
َ‫ت‬ َ‫ِإن َها‬
dan tempat tempat sesungguhnya
sejelek-jelek
kediaman menetap ia

Ayat 67
َ ُ َ َ َٓ َّ
َ‫ل ْم‬ ََ‫أنفقوا‬ َ‫ِإذَا‬ ََ ‫َوٱل ِذ‬
َ‫ين‬
mereka mereka dan orang-
tatkala
tidak membelanjakan orang yang
َ َ ُْ َ ُ
َ ‫َوك‬
‫ان‬ ََ‫َيق ُتوا‬ َ ْ ‫َول‬
َ‫م‬ ََ‫ُي ْْسفوا‬
berlebih-
dan adalah mereka kikir dan tidak
lebihan

8
َ َ َ
‫ق َو ًاما‬ َ‫ك‬
َ ‫ذ ِل‬ َ َْ ْ ‫َب‬
َ‫ي‬
َ berdiri demikian antara

Ayat 68
َّ َ ْ َ َّ
َِ
‫ٱّلل‬ َ‫َم ََع‬ َ ‫َيد ُع‬
َ‫ون‬ َ‫ل‬
َ ََ ‫َوٱل ِذ‬
َ‫ين‬
dan orang-
Allah beserta menyembah (mereka) tidak
orang yang
ْ َّ َ ُُ ْ َ َ َ
َ َ ‫ٱلنف‬
‫س‬ َ ‫َيقتل‬
َ‫ون‬ َ ‫َو‬
َ‫ل‬ َ‫َءاخ َ َر‬ َ‫ِإل َٰ ًَٰها‬
mereka
jiwa/seseorang dan tidak lain Tuhan
membunuh
ْ َّ َّ َّ
َِّ ‫ِبٱل َح‬
‫ق‬ َ‫ل‬
َ ‫ِإ‬ َُ
َ‫ٱّلل‬ َ‫َح َّر ََم‬ َ‫ت‬َ ُ ِ ‫ٱل‬
dengan baik kecuali Allah mengharamkan yang
َ َ ْ َ ُ َ ُ َ
َ ‫ذ ِل‬
‫ك‬ َْ ‫َيف َع‬
َ‫ل‬ َ ‫َي ْزن‬
َ‫ون‬ َ ‫َي ْزن‬
َ‫ون‬ َ‫ل‬َ ‫َو‬
dan
demikian berbuat mereka berzina dan tidak
barangsiapa
ََ ْ
‫أث ًاما‬ ََ ‫َيل‬
َ‫ق‬
َ dia
dosa
mendapat

Ayat 69
َ ْ ُ َ َ
َ‫َي ْو َم‬ َ ُ ‫ٱل َعذ‬
َ‫اب‬ َ‫ل َه‬ َ ْ ‫ُيضَٰ ََٰع‬
َ‫ف‬
akan
hari azab untuknya
dilipatgandakan
ً ُْ ْ ْ
‫ُم َهانا‬ َ‫يهۦ‬
ِ ‫ِف‬ َ‫َو َيخل َد‬ َ‫ٱل ِق َي َٰ ََٰم َِة‬
didalamnya/dalam dan dia
terhina kiamat
azab kekal

Ayat 70
َ َّ
َ‫َو َع ِم َل‬ ََ ‫َو َء َام‬
َ‫ن‬ ََ ‫ت‬
َ‫اب‬ َ‫َمن‬ َ‫ل‬
َ ‫ِإ‬

dan dan
bertaubat orang kecuali
mengerjakan beriman
ُ َّ ِّ َ َ َُ ً
َ‫ٱّلل‬ َُ ‫ُي َبد‬
َ‫ل‬ َ ‫فأ ۟ولَٰٓ َٰ ِئ‬
َ‫ك‬ َ‫َصَٰ َِٰل ًحا‬ َ ‫َع َم‬
َ‫ل‬
maka
akan
Allah mereka kebajikan/saleh pekerjaan/amal
mengganti
itu
ً ‫َغ ُف‬
‫ورا‬ َُ
َّ
َ‫ٱّلل‬
َ َ
َ ‫َوك‬
َ‫ان‬
َ
ََ‫َح َسن ََٰٰت‬ َ ْ ‫َس ِّي َٔـ ِات ِه‬
َ‫م‬

9
kejahatan-
Maha dan
Allah kebaikan kejahatan
Pengampun adalah
mereka
ً ‫َّرح‬
‫يما‬ ِ

َ Maha
Penyayang

Ayat 71
ُ َّ َ َ
‫ف ِإنهۥ‬ َ‫َصَٰ َِٰل ًحا‬ ََ ‫َو َع ِم‬
َ‫ل‬ ََ ‫ت‬
َ‫اب‬ َ‫َو َمن‬
maka
dan dan
sesungguhnya kebajikan/saleh bertaubat
beramal barangsiapa
dia
َ َّ َ ُ
‫َمت ًابا‬ َ‫ٱّلل‬
َِ َ‫ل‬
َ ‫ِإ‬ َ ُ ‫َيت‬
َ‫وب‬
َ sebenar-benar dia
Allah kepada
taubat bertaubat

Ayat 72
َ ُّ َ ُ ْ َ َّ
‫َوِإذا‬ َ َ ‫ٱلز‬
َ‫ور‬ َ ‫َيش َهد‬
َ‫ون‬ َ‫ل‬
َ ََ ‫َوٱل ِذ‬
َ‫ين‬
dan
dan memberikan (mereka) orang-
palsu
apabila kesaksian tidak orang
yang
ْ َّ
‫ِك َر ًاما‬ ََ‫َم ُّروا‬ ََ‫ِبٱللغو‬ ََ‫َم ُّروا‬
dengan
َ mereka mereka
kemuliaan/kehormatan perkara
melalui melalui
sia-sia

Ayat 73
ِّ ُ َ َّ
َ ْ ‫َرِّب َٰ ِه‬
‫م‬ َ ِ َٰ ‫ِب َٔـ َاي‬
َ‫َٰت‬ ََ‫ذك ُروا‬ َ‫ِإذا‬ ََ ‫َوٱل ِذ‬
َ‫ين‬
dan
Tuhan dengan mereka diberi orang-
apabila
mereka ayat-ayat peringatan orang
yang
ً َ َ
‫َو ُع ْم َيانا‬ َ‫ُص ًّما‬ َ‫َعل ْي َها‬ ََ‫َي ِخ ُّروا‬ َْ ‫ل‬
َ‫م‬
dan
orang- orang- mereka
atasnya/kepadanya tidak
orang orang tuli tunduk
buta

Ayat 74
ََ َ َ َ ُ ُ َّ
‫لنا‬ َْ ‫ه‬
َ‫ب‬ َ‫َرَّبنا‬ َ ‫َيقول‬
َ‫ون‬ ََ ‫َوٱل ِذ‬
َ‫ين‬

10
dan
bagi (mereka) orang-
ahugerahkan ya Tuhan kami
kami berkata orang
yang
َ َ ُ َ ُ َ َْ
ْ ُ ‫أ ْع‬
َ‫ي‬ َ‫ق َّرَة‬ َ‫َوذ ِّرَّي َٰ ِتنا‬
َ‫أز َو ِجنا‬ َْ ‫ِم‬
َ‫ن‬
‫ن‬
dan keturunan istri-istri
mata pentejuk dari
kami kami
َّ ْ َْ ْ َ
‫ِإ َم ًاما‬َ َْ ‫ِلل ُمت ِق‬
َ‫ي‬ َ‫ٱج َعلنا‬‫و‬
bagi
orang- dan
َ pemuka/pemimpin orang jadikanlah
yang kami
bertakwa

Ayat 75
ََ ُْ َ َ َ ُ
َ ‫َص ََ ُت‬
‫وا‬ َ‫ِب َما‬ َ‫ٱلغ ْرف َة‬ َ ‫ُي ْج َز ْو‬
َ‫ن‬ َ ‫أ ۟ولَٰٓ َٰ ِئ‬
َ‫ك‬
mereka dengan martabat yang akan diberi mereka
bersabar apa/sebab tinggi balasan itu
ً‫َو َس َل ََٰٰما‬ ً َ َ ْ َّ َ ُ َ
َ‫ت ِح َّي َة‬ َ‫ِف َيها‬ َ‫ن‬
َ ‫ويلقو‬
dan
dan
َ didalamnya mereka
ucapan penghormatan
(surga) akan
selamat
disambut

C. Sabab Nuzul QS. Al-Furqon (25) : 63-75 & Tafsir Ayat Hubungannya
dengan Ayat dan Hadis Nabi Terkait

Turunnnya ayat ini sebagai perintah bagi orang-orang beriman, agar berjalan di
bumi dengan rendah hati dan tidak di buat-buat, dan barang siapa dapat bersabar
maka allah akan memberi balasan tempat tinggi di surga. Dalam konteks cara
berjalan, Nabi Muhammad s.a.w mengingatkan agar seseorang tidak berjalan
angkuh dan membusungkan dada, karena berjalannya manusia dan juga segala
gerakan tubuh kita tiada lain adalah ungkapan dari kepribadian, dan perasaan-
perasaan yang ada di dalam dirinya. 2

Pada Surah Al-Furqan ayat 63-77 menggambarkan, bahwa ada sebelas sifat
yang dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Menurut Allah, orang-orang beriman
yang memiliki sebelas sifat tersebut memperoleh gelar ibadurrahman, yaitu
hamba-hamba Allah yang akan mendapatkan rahmat yang paling besar di sisi Allah
SWT, ada juga yang menyimpulkan sebagai sifat-sifat orang yang menyediakan
dirinya untuk mengabdi kepada Allah, yang notabene merupakan tujuan hidup

2
Sayyid Quthb, Fi Zhilal Alquran (Beirut: Dar asy-Syuruq, 1993), cet. 21, h. 2577

11
manusia.3Rahmat-rahmat Allah yang paling besar tersebut yaitu kedudukan atau
derajat-derajat yang paling tinggi yang diperoleh oleh mereka di surga kelak.

Orang-orang yang beriman itu harus melaksanakan seluruh kewajiban yang


diwajibkan oleh Allah kepada mereka. Apabila mereka melalaikan kewajiban-
kewajiban tersebut, maka mereka akan mendapatkan siksaan yang amat pedih dari
Allah SWT. Sebaliknya, apabila mereka menunaikan kewajiban-kewajiban yang
diberikan tersebut, maka mereka akan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT.

sebelas sifat yang dimaksud tersebut adalah:


Pertama, sifat tawadhu’.
Tawadhu’ adalah lawan dari sifat takabbur. Tawadhu’ adalah sifat yang
selalu merendah, merupakan sifat yang sangat disukai oleh Allah. Jika orang yang
memiliki sifat ini adalah orang yang sangat disukai oleh Allah, maka orang yang
memiliki sifat takabbur adalah orang yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Di
dalam suatu hadits disebutkan, jika ada seseorang yang di dalam dirinya terdapat
sifat sombong walaupun hanya sebesar biji zarrah (biji sawi), maka Allah akan
mengharamkan surga baginya. Firman Allah pada Surah Al-Furqaan ayat 63:
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. (Q.S. Al-Furqaan: 63)

Kedua, selalu mengucapkan ucapan-ucapan yang baik (al-kalamuth


thayyib).
Maksudnya adalah, bahwa orang tersebut senantiasa mengucapkan kalimat-
kalimat yang baik, walaupun orang lain selalu mengejeknya dengan kalimat-
kalimat yang tidak mengenakkan. Artinya, bahwa ‘ibaadurrahman adalah orang-
orang yang senantiasa mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik, senantiasa bersikap
dengan sikap yang baik, senantiasa menimbulkan kebajikan-kebajiikan walaupun
di tengah orang-orang yang tidak mau berbuat kebajikan kepadanya.
Ketiga, yaitu orang beriman yang suka tahajjud di malam hari.
Firman Allah pada Al-Furqaan ayat 64:
Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan
mereka. (Q.S. Al-Furqaan: 64)

Menurut pandangan para ulama, shalat tahajjud merupakan shalat sunnat muakkad,
yaitu shalat sunnat yang senantiasa dilakukan oleh Rasulullah. Shalat sunnat
tahajjud biasa dilakukan paling tidak dua raka’at, umumnya dilakukan delapan
raka’at, ditambah dengan witir tiga raka’at. Begitu besar pahala yang didapatkan
oleh orang-orang yang senantiasa melaksanakan shalat tahajjud, karena tidak
banyak orang yang mampu melakukan shalat tahajjud itu pada setiap malamnya.

3
Hamka, Tafsir al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, tt), Juz XVIII, h. 245

12
Keempat, yaitu merasa takut akan siksa Allah SWT.

Firman Allah pada Al-Furqan ayat 65-66:


(65) Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam
dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.“
(66) Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat
kediaman. (Q.S. Al-Furqaan: 65-66)
Orang yang senantiasa takut terhadap azab Allah, maka akan
menyebabkannya selalu mematuhi dan mentaati perintah-perintah Allah dan
senantiasa meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah SWT. Di dalam Al-
Qur’an digambarkan, bahwa di saat menghadapi sakaratul maut, maka bagi mereka
yang belum memiliki persiapan menghadapi alam kubur dan alam akhirat itu lalu
meminta kepada Allah untuk menunda kematiannya, karena mereka belum banyak
melakukan ibadah kepada Allah. Lalu Allah menjawab, “Apabila ajal mendatangi
seseorang, maka ajal tersebut tak bisa diundur dan tidak juga bisa dipercepat.”

Kelima, yaitu sederhana (moderat) di dalam berinfaq.


Firman Allah pada Al-Furqan ayat 67:
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-
lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah
antara yang demikian. (Q.S. Al-Furqan: 67)
Jadi, tidak boleh ada sikap boros, dan tidak boleh juga kikir, melainkan berada
di tengah-tengah (moderat). Kalau kita berbelanja, maka belanjalah sesuai dengan
keperluan. Kalau bersedekah, jangan sampai memberikan sedekah terlalu banyak.
Hanya karena bangga dengan pahala bersedekah sehingga kita bersedekah terlalu
banyak, sedangkan kita lupa akan kebutuhan kita sendiri.
Allah juga mengingatkan, bahwa orang-orang yang bersifat boros itu adalah
saudara-saudaranya syaitan,

Keenam, menjauhkan diri dari sifat syirik.


(68) Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan
tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu,
niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya).
(69) (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan
kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.
(70) kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh;
maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
(71) Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya
dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
(Q.S. Al-Furqan: 68-71)

Syirik itu pada hakikatnya adalah sifat yang senantiasa menyekutukan Allah.
Seseorang yang menganggap bahwa selain Allah itu ada tuhan yang lain lagi, maka
dapat dikategorikan sebagai syirik. Kalau seseorang melakukan penyembahan
terhadap Allah, tapi dalam suasana yang lain dia juga melakukan penyembahan

13
terhadap yang selain Allah, maka itu juga dapat disebut sebagai syirik. Menurut
ulama, syirik yang seperti ini dinamakan syirik akbar (syirik besar). Syirik
akbar adalah syirik yang berupa menyekutukan Allah SWT dengan sembahan atau
penyembahan yang selain dari Allah.
Kemudian ada juga yang dinamakan syirik asghar (syirik kecil). Menurut
para ulama, syirik asghar salah satunya adalah riya’. Mengapa? Karena ketika
beribadah, yang ia harapkan bukanlah keridhaan Allah, tetapi karena sesuatu yang
selain dari Allah. Ibadah yang dilakukannya bukanlah diniatkan untuk Allah, tetapi
karena yang selain Allah. Kalau ada seseorang yang melakukan shalat bukan karena
Allah, tetapi karena yang lain, maka inilah yang disebut sebagai syirik asghar.

Ketujuh, menjauhkan diri dari melakukan perbuatan membunuh yang


diharamkan oleh Allah SWT.
Seperti yang termaktub pada Surah Al-Furqan ayat 68, bahwa selain syirik,
melakukan pembunuhan terhadap orang lain juga merupakan perbuatan dosa besar.
Berkaitan dengan ini, ada juga orang yang melakukan pembunuhan, tetapi
pembunuhan itu atas perintah hukum. Pembunuhan jenis ini tidak dikategorikan
sebagai pembunuhan yang dilarang oleh Allah. Misalnya, ada seseorang yang
melakukan pembunuhan terhadap orang lain, lalu dia itu diadili oleh hakim, dan
hakim memutuskan bahwa dia akan juga dibunuh dengan hukum qishash. Maka
mereka yang melakukan eksekusi hukuman mati terhadap orang yang dikenai
hukum qishash tersebut tidaklah dikategorikan dalam rangka membunuh sesuatu
yang diharamkan oleh Allah SWT, karena eksekusi hukuman mati tersebut
berdasarkan perintah hukum.

Kedelapan, menjauhkan diri dari perbuatan berzina.

Seperti yang termaktub pada Surah Al-Furqan ayat 68, bahwa selain syirik
dan membunuh, melakukan perzinahan juga merupakan perbuatan dosa besar.
Karena itu, bagi pelakunya akan diberikan siksaan yang berlipat ganda oleh Allah
di akhirat nanti, seperti yang termaktub pada Surah Al-Furqaan ayat 69: (yakni)
akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam
azab itu, dalam keadaan terhina.
Tetapi pada Surah Al-Furqaan ayat 70 dan 71 memberikan kabar gembira
kepada kita: [70] kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan
amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [71] Dan orang yang bertaubat
dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah
dengan taubat yang sebenar-benarnya. (Q.S. Al-Furqan: 70-71)
Yang dimaksud pada ayat tersebut, jika sudah pernah terjadi hal-hal yang
seperti itu (syirik, pembunuhan, dan zina), maka Allah membukakan pintu taubat,
lalu bertaubatlah kepada Allah.

Kesembilan, menjauhkan diri dari bersaksi palsu.

Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka
bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak

14
berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (Q.S. Al-
Furqaan: 72)
Saksi palsu bisa muncul kapan saja. Hal ini biasanya terjadi apabila dengan
menjadi saksi palsu itu maka akan mendapatkan keuntungan. Sekarang ini banyak
sekali terjadi orang yang memberikan kesaksian palsu. Misalkan: sebenarnya kasus
tersebut seharusnya dimenangkan oleh pihak A, tapi hakim kemudian memberikan
kemenangan kepada pihak B, karena semua saksi memberatkan pihak A. Dalam hal
ini, mereka yang menjadi saksi palsu itu sudah melakukan dosa besar. Menjadi
saksi palsu itu membahayakan kemaslahatan di dalam masyarakat.

Kesepuluh, senang menerima nasehat yang baik.

Dikatakan oleh Al-Qur’an:


Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka,
mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. (Q.S. Al-
Furqaan: 73)
Jadi, orang yang termasuk kategori orang beriman yang mendapat
gelar ‘ibaadurrahman itu adalah orang yang senantiasa menerima nasehat-nasehat
yang baik yang diberikan oleh orang lain, orang yang senantiasa mendapatkan
pengajaran dan pelajaran dari orang-orang yang memberikan pelajaran-pelajaran
yang baik. Termasuk di dalam hal ini adalah orang yang senang mencari ilmu
adalah orang yang senang menerima nasehat.

Kesebelas, senantiasa berdo’a dan bermunajjat kepada Allah.


Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al-Furqaan: 74)
Bukan hanya berdoa untuk dirinya, juga berdoa untuk keluarganya, untuk
anak cucunya agar menjadi orang-orang yang baik dan orang-orang yang shaleh di
belakang hari. Orang-orang yang seperti ini dikatakan oleh Al-Qur’an adalah orang-
orang yang akan mendapatkan ganjaran yang paling tinggi di surga nanti yang akan
diberikan oleh Allah SWT, dan di tutup dengan ayat 75 yaitu : Mereka itulah orang
yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran
mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di
dalamnya,

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sifat kepribadian ibad al arrahman terhadap sesama yang melekat antara lain :
a.rendah hati, tidak berlebih-lebihan dan sabar
b.berbicara baik, pemaaf, dan lapang dada
c.memiliki hati yang terbuka.
Sedangkan sifat yang harus di hindari adalah :
a.Tidak berlebih-lebihan, boros, kikir dalam mengeluarkan harta
b.Tidak melakukan perbuatan syirik
c.Tidak melakukan perbuatan tercela ( membunuh & zina )
d.Tidak melakukan sumpah palsu
Dan sifat ibad al rahman terhadap allah swt yaitu :
a.Melaksanakan sholat malam dengan hati yang ikhlas
b.Memiliki hati yang selalu diliputi rasa takut pada allah

DAFTAR PUSTAKA
https://thenafi.wordpress.com/2008/06/13/kajian-tafsir-surah-al-furqan-25-63-77/
Sayyid Quthb, Fi Zhilal Alquran (Beirut: Dar asy-Syuruq, 1993), cet. 21, h. 2577
Hamka, Tafsir al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, tt), Juz XVIII, h. 2

16

Anda mungkin juga menyukai