DISUSUN OLEH:
Muh. Arief Wahyu Adama
111 2020 2153
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
kehilangan kalium melalui gangguan saluran cerna atau kulit, atau akibat
paralisis otot pada PPH dapat bertahan berjam-jam hingga berhari-hari yang
akut terjadi berulang kali pada interval harian, mingguan atau bulanan dan
dapat terjadi secara spontan, tetapi juga sebagai respons dari pemicu seperti
Serangan pertama biasanya terjadi antara usia 5 tahun dan 35 tahun, tetapi
frekuensi serangan paling tinggi antara usia 15 dan 35 tahun dan selanjutnya
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. X
Usia : 15 tahun
Suku Bangsa :-
Alamat :-
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
pada kaki, sewaktu ke toilet pada tengah malam. Keluhan ini disertai rasa
kesemutan. BAB dan BAK kesan normal. Pasien sudah pernah dirawat
obat selama kurang lebih 10 hari karena kehabisan obat dan tidak kontrol ke
poli. Demam, batuk, pilek, dan sesak napas disangkal. Riwayat penyakit dah
nyakit keluarga:Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan yang sama den
gan pasien.
Pasien saat ini sekolah kelas 1 SMK, aktif belajar dan memiliki banyak teman
Status generalis
Suhu : 36,8º C
Pemeriksaan Antropometri
Status Internus
dan inguinal
Kepala : normocephal
Thoraks :
Perkusi : timpani
Status Neurologikus
GCS: 15 (E4M5V6)
Kaku kuduk : -
Brudzinski I : -
Brudzinski II : -
Tanda Kernig : -
N.1 (Olfactorius)
N. II (Optikus)
N. III (Okulomotorius)
Kanan Kiri
Bola mata Ortho Ortho
Ptosis - -
Gerak bulbus Bebas ke Bebas ke segala
segala arah arah
Strabismus - -
Nistagmus - -
Ekso/endopthalmus - -
Pupil
O Bentuk Bulat Bulat
O Reflek cahaya + +
o Reflek akomodasi + +
o Reflek konvergensi + +
N.IV (Trochlearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke bawah + +
Sikap bulbus Ortho Ortho
Diplopia - -
N.V (Trigeminus)
Kanan Kiri
Motorik
Membuka mulut + +
Menggerakkan rahang + +
Menggigit + +
Mengunyah + +
Sensorik
Divisi oftalmika
o Reflek kornea + +
o Sensibilitas Baik Baik
Divisi maksila
o Reflek masseter + +
o Sensibilitas Baik Baik
Divisi mandibular
o Sensibilitas Baik Baik
N.VI (Abdusen)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke medial bawah + +
Sikap bulbus Ortho Ortho
Diplopia - -
N.VII (Facialis)
Kanan Kiri
Raut wajah Simetris Simetris
Sekresi air mata + +
Fisura palpebral Normal Normal
Menggerakkan dahi + +
Menutup mata + +
Mencibir/ bersiul + +
Memperlihatkan gigi + +
Sensasi lidah 2/3 belakang + +
Hiperakusis - -
Plika nasolabialis Normal Normal
N. VIII (Vestibularis)
Kanan Kiri
Suara berbisik + +
Detik arloji + +
Rinne test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Weber test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Scwabach test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Memanjang
Memendek
Nistagmus
Pendular - -
Vertikal - -
Siklikal - -
Pengaruh posisi kepala - -
N. IX (Glossopharyngeus)
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 belakang + +
Reflek muntah (Gag reflek) + +
N.X (Vagus)
N.XI (Asecorius)
Kanan Kiri
Menoleh ke kanan +
Menoleh ke kiri +
Mengangkat bahu kanan +
Mengangkat bahu kiri +
N. XII (Hipoglossus)
Kanan Kiri
Kedudukan lidah dalam Normal Normal
Kedudukan lidah dijulurkan Normal Normal
Tremor - -
Fasikulasi - -
Atrofi - -
4. Pemeriksaan Koordinasi
Cara berjalan
Romberg test - -
Ataksia - -
Rebound phenomen - -
Test tumit lutut - -
6. Pemeriksaan Sensibilitas
Sensibilitas taktil +
Sensibilitas nyeri +
Sensibilitas termis +
Sensibilitas kortikal +
A. Fisiologis Kanan Kiri Kanan Kiri
Kornea + + Biseps + +
7. Sistem
Barbangkis Triseps + +
Laring KPR + +
Refleks
Masseter APR + +
Dinding perut Bulkokaver
nosus
Atas Cremaster
Tengah Sfingter
Bawah
B. Patologis Kanan Kiri Kanan Kiri
Lengan Tungkai - -
Hofmann Tromner - - Babinski - -
Chaddoks - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Scaeffer - -
Klonus
paha
Klonus
kaki
8. Fungsi Otonom
Miksi : baik
Defekasi : baik
Sekresi keringat : baik
9. Fungsi Luhur
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Hematokrit : 34%
Leukosit : 8.10/mm3
Trombosit : 239.10/mm3
Ureum : 25 mg/dl
Kreatinin : 0,70 mg/dl
Pemeriksaan Tambahan
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
KSR : 3 x 600 mg
Ca Laktat : 5 x 500 mg
PROGNOSIS
PEMBAHASAN
3.1 Definisi
3.2 Epidemiologi
orang, pria lebih sering dari wanita dan biasanya lebih berat. Usia terjadinya
3.3 Etiologi
banyak mungkin merupakan salah satu faktor pendorong serangan, selain itu
Tanda awal serangan dapat berupa nyeri otot, sangat haus sebelum
terjadi kelemahan. Rasa lemah dimulai dari ektremitas bawah, diikuti dengan
anggota atas, badan dan leher. Otot respirasi jarang terlibat, jika ada maka
3.5 Diagnosis
keluarga karena erat kaitannya dengan genetik serta gejala klinis seperti
polifasik meningkat jumlahnya serta kecepatan hantar saraf tepi dalam batas
normal.2,5
d. Muntah.
periodik, leukemia).6,7
3.8 Terapi
Monitor kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari hiperkalemia terutama
pada pemberian secara intravena. Hindari diuretika golongan benzotiazida,
3.9 Komplikasi
· Arrhytmia.
3.10 Prognosa
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan literatur, pasien yang telah dilaporkan merupakan pasien
laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain bila ada indikasi. Tata laksana
DAFTAR PUSTAKA
1. Cannon SC. Channelopathies of skeletal muscle excitability. Compr Physiol.
2016;5(2):761−90
paralysis: role of the potassium exercise test. Neurology 2016; 42: 2158-62.
4. Ismy, J., 2020. Periodik paralisis hipokalemia pada anak usia 15. Jurnal