Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI KANDUNGAN BAHAN


MAKANAN
O
L
E
H

Nama :Sandhi Yudha Ramadhan


NISN :0096440358
Kelas :8A
NO.Urut :28
Semester :Ganjil

Hari/Tgl :Minggu, 5 November 2023


Hari/Tgl dikumpul :Senin, 6 November 2023

DINAS PENDIDKAN KAB. GOWA


SMPN 1 BAJENG 2023-2024
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LNPD) Sistem Pencernaan pada Manusia
"UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN"
Uji Amilum dan Lemak, Glukosa dan Protein

KELAS VII SEMESTER 1

ANGGOTA KELOMPOK:
1. Imam Mujahid
2. Sandhi Yudha Ramadhan
3. Andi Nur Fadilah Akbar
4. Nabila Khumairah
5. Aini Reskita
6. Nurul Wahdania
7. Sitti Aprillia Nur Syam
Mengetahui makanan yang mengandung amilum, lemak, glukosa dan protein

Alat dan Bahan

Nasi, ubi, singkong, tahu, tempe, ikan, minyak, telur, iodium obat merah, biuret,
benedict, lugol, korek api, limping, alu, pelat tetes, tabung weaksi, penjepit tabung reaksi, sikat
tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas kimia, pembakar spiritus, kaca, kaki tiga,
kawat kasa, air
Cara Ketja Semua bahan makanan harus dalam bentuk cair Makanan yang padat
digerus terlebih dahulu dengan menggunakan lumping dan ala, satu demi satu sambil diberi air.
Simpan semua bahan makanan dalam tempat wadah yang terpisah, dan beri nomor 1 sampai 6

Landasan Teori

Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam bahan makanan, maka diperlukan
uj makanan. Uji zat-zat makanan terhadap berbagai bahan makanan dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi zat-zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak dan vitamin
dengan mengelompokannya sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalamnya. Pada
percobaan ini, terdapat 3 uji yang dilakukan yaitu uji amilum, uji glukosa, dan uji protein. Uji
amilum bertujuan untuk mengetahui adanya amilum atau pati pada makanan.Amilum dikenal
sebagai karbohidrat kompleks. Pada uji amilum ditambahkan larutan kalium iodida (KI) pada
makanan untuk mengetahui adanya amilum dengan perubahan warna yang ditunjukkan yaitu
biru kehitaman.
Uji glukosa bertujuan untuk mengetahui adanya gula pada makanan. Gula termasuk
dalam karbohidrat dan dikenal sebagai karbohidrat sederhana. Pada uji glukosa, ditambahkan
larutan Fehling A+B pada makanan dengan perubahan warna menjadi merah, hijau hingga
merah bata.
Uji protein bertujuan untuk mengetahui adanya protein pada makanan. Protein tersusun
dari rantai panjang asam amino. Protein dibagi menjadi dua, yaitu protein nabati yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan dan protein hewani yang berasal dari hewan. Pada uji protein,
ditambahkan larutan biuret pada makanan akan menghasilkan perubahan warna menjadi ungu.

Uji Amilum

1. Ambil 5 buah pelat, beri nomor 1 sampai dengan 6


2. Dengan menggunakan pipet ambil bahan makanan nomor 1 dan teteskan ke dalam pelat
tetes nomor 1
3. Bersihkan pipet dengan air sebelum mengambil bahan makanan nomor 2, setelah bersih
baru dilakukan pengambilan dan penetesan bahan makanan nomor 2. Begitu seterusnya
sampai bahan makanan nomor 6
4. Bahan makanan yang tersisa, simpan untuk uji makanan lainnya
5. Tetesi bahan makanan tersebut masing-masing dengan 5 tetes lugol. Aduk dan catat
perubahan warna yang terjadi. Masukkan dalam tabel

Uji Glukosa

1. Ambil 6 buah tabung reaksi yang sudah bersih, beri label 1 sampai 6, isi dengan bahan
makanan I sampai dengan 6, masing-masing setinggi 2 cm, setiap mengambil jenis
makanan yang berbeda pastikan pipet dalam keadaan bersih!
2. Teteskan 5 tetes Benedict ke setiap tabung reaksi. Kocok setiap tabung reaksi sampai
larutan tercampur rata!
3. Didihkan air dalam gelas kimia, dan masukkan ke-6 tabung reaksi tersebut secara bersama-
sama ke dalam air yang mendidih. Biarkan beberapa saat Catat perubahan warna yang
terjadi. Masukkan dalam tabel
Uji Protein:

1. Cuci ke-6 tabung reaksi tadi sampai bersih, kemudian masing-masing isi dengan bahan
makanan yang masih tersisa tadi, masing-masing setinggi 2 cm dengan bahan makanan
yang berbeda!
1. 2 Teteskan 5 tetes Biuret ke setiap tabung reaksi. Kocok setiap tabung reaksi sampai
larutan tercampur rata!
2. Catat perubahan warna yang terjadi. Masukkan dalam tabel!

Uji Lemak:

1. Buat garis berbentuk kotak di dalam kertas HVS, sebanyak 6 kotak Beri nomor 1 sampai
6
2. Teteskan bahan makanan nomor 1 sampai dengan 6 sesuai dengan nomor kotak yang
tersedia

Bahan Perubahan Warna Noda


Makanan Benedict + Pehlin A Kertas
Lugol Biuret
dan Pehlin B
1. Tahu ✓
2. Alpukat ✓
3. Ubi ✓
4. Singkong ✓
5. Ikan ✓ ✓
6. Minyak ✓
7. Telur ✓ ✓
8. Nasi ✓
9. Tebu ✓ ✓

Pertanyaan
➢ Bahan makanan manakah yang mengandung
a. Karbohidrat :Ubi, Singkong, Nasi
b. Protein :Ikan, Telur, Tebu
c. Glukosa :Alpukat, Tebu
d. Lemak :Tahu, Ikan, Minyak, Telur
➢ Bahan makanan manakah yang mengandung lebih dari satu macam zat makanan?
Jawab:Tebu, telur, dan ikan

➢ Apakah persamaan dan perbedaan antara amilum dan glukosa?


Jawab:
Amilum Adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk
putih, tawar dan tidak berbau.

Glukosa adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Amilum Adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.

➢ Zat-zat manakah yang dapat memberikan energi?


Jawab:Karbohidrat

➢ Kita sering mendengar adanya gangguan kekurangan gizi, hal-hal apakah yang
menjadi penyebabnya?
Jawab:
✓ Picky Eating

Masalah picky eating (suka pilih-pilih makan) cukup umum terjadi pada usia anak-anak.
Namun, apabila setiap hari ia hanya mau mengonsumsi jenis makanan yang sama dan
kebiasaan ini tidak segera dibenahi, lama- kelamaan anak dapat mengalami kurang gizi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak picky eater mengalami kekurangan asupan
kalori, lemak, dan protein harian sehingga menyebabkan pertumbuhan berat dan badannya
terhambat. Bahkan, anak usia di bawah 3 tahun yang picky eater terancam mengalami
underweight.

Nah, ada banyak penyebab anak menjadi picky eater, salah satunya adalah orang tua tidak
membiasakan anak untuk mencoba makanan dengan berbagai variasi rasa dan tekstur sejak
dini.

Atau orang tua langsung menghentikan proses pengenalan makanan baru ketika si Kecil
menolak. Padahal umumnya si Kecil baru bisa menerima dan menikmati makanan baru
ketika sudah mencobanya sebanyak 10 hingga 15 kali.

✓ Kebiasaan Mengemut Makanan

"Ayo, dong, dikunyah makanannya, jangan diemut terus." Mungkin Mama sering sekali
mendengar orang tua lain mengeluhkan hal ini. Atau mungkin Mama juga mengalaminya?
Kebiasaan mengemut makanan termasuk ke dalam salah satu perilaku sulit makan anak.
Apabila terjadi dalam waktu yang berkepanjangan dapat mengakibatkan penurunan asupan
kalori yang dibutuhkan tubuh.
✓ Kehilangan Nafsu Makan
Nafsu makan yang rendah dapat membuat si Kecil tidak mau makan dan kadang melakukan
GTM (gerakan tutup mulut).

Hal ini dapat menyebabkan asupan nutrisi harian si Kecil kurang. Defisit nutrisi yang
berkepanjangan dan tidak mendapatkan penanganan serius tentu dapat menyebabkan status
gizi si Kecil buruk.

Penyebab anak kehilangan nafsu makan ada bermacam-macam, Ma. Namun, penyebab
utama si Kecil kehilangan nafsu makan biasanya adalah jadwal makan yang tidak
konsisten.

Padahal perut si Kecil memiliki waktu pengosongan lambung yang teratur. Waktu
pengosongan lambung inilah yang akan mempengaruhi timbulnya rasa lapar dan kenyang.

Ketika waktu makan si Kecil terlalu dekat, ia tidak akan merasa lapar dan tidak akan mau
membuka mulut ketika disodori makanan.

Misalkan Mama atau pengasuh memberikan makanan utama hanya 10 menit setelah anak
minum susu. Tentu saja ia tidak bernafsu untuk makan.

Kemudian satu jam kemudian si Kecil sudah merasa lapar, namun makanan utama belum
siap dan ia kembali minum susu agar merasa kenyang. Kebiasaan ini nantinya akan
membuat nafsu anak semakin berkurang. Batasi pemberian susu 500-600 ml dalam sehari.

✓ Interaksi yang Kurang Harmonis

Tahukah Mama bahwa makan bukan hanya tentang menyuapkan nasi dan lauk ke mulut
anak. Makan adalah sebuah proses belajar dan pemberian kasih sayang.

Sayangnya terkadang Mama atau pengasuh kurang memperhatikan hal ini. Akibatnya
pemberian makan hanya bertujuan untuk membuat perut si Kecil kenyang.

Hal ini dapat menurunkan motivasi anak untuk makan dan jika semakin ekstrim dapat
menyebabkan terjadinya kurang gizi.
✓ Jatuh Sakit

Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan tubuh anak kesulitan dalam menyerap nutrisi
dari makanan yang dikonsumsi. Contohnya adalah penyakit Crohn dan yang menyebabkan
sebagian saluran pencernaan si Kecil mengalami peradangan.

✓ Infeksi Berkepanjangan

Terkadang si Kecil mengalami infeksi berkepanjangan atau kondisi kesehatan lain yang
membuat tubuh membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk proses penyembuhan.

Namun, seperti yang Mama ketahui, anak yang sedang sakit umumnya kehilangan nafsu
makan sehingga asupan nutrisi hariannya justru menurun.

Kondisi ini perlu segera mendapatkan perhatian sebab dapat menyebabkan anak kurang
gizi. Dan ketika tubuhnya dalam kondisi lemah dan kekurangan nutrisi, ia juga rentan
terserang infeksi baru.

Kesimpulan:
Kesimpulan dari praktek ini adalah bahwa dengan melakukan uji kandungan bahan
makanan, kita dapat mengetahui zat-zat yang terkandung di dalamnya seperti karbohidrat,
protein, lemak, dan glukosa. Uji amilum digunakan untuk mendeteksiadanya amilum atau pati
dalam makanan. Uji glukosa digunakan untuk mendeteksi adanya glukosa. Uji protein
digunakan untuk mendeteksi adanya protein. Dalam praktek ini, bahan makanan seperti ubi,
singkong, nasi, ikan, tahu, minyak, telur, dan tebu mengandung berbagai zat makanan seperti
karbohidrat, protein, lemak, dan glukosa. Selain itu, praktek ini juga dapat membantu dalam
mengidentifikasi masalah gizi yang mungkin terjadi pada bahan makanan tersebut.
Contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi, ubi, dan singkong. Contoh
makanan yang mengandung protein adalah ikan, telur, dan tahu. Contoh makanan yang
mengandung glukosa adalah alpukat dan tebu. Contoh makanan yang mengandung lemak
adalah tahu, ikan, minyak, dan telur.

Masalah kekurangan gizi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti picky eating (suka
pilih-pilih makan) yang dapat mengakibatkan kekurangan asupan kalori, lemak, dan protein.
Interaksi yang kurang harmonis saat memberi makan juga dapat menyebabkan kurang gizi.
Kondisi medis seperti penyakit Crohn atau infeksi berkepanjangan juga dapat mengganggu
penyerapan nutrisi dan menyebabkan kurang gizi. Kebiasaan mengemut makanan dan
kehilangan nafsu makan juga dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi yang dibutuhkan
tubuh.

Anda mungkin juga menyukai