Anda di halaman 1dari 14

Aspek-aspek psikologi dalam pembelajaran PAI

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Belajar PAI,
pada Program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam
(PAI) Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam
Negeri (UIN) Datokarama Palu

Dosen Pengampu :
Jusmiana, S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 6 (PAI 2) :


1. Mira / 211010049
2. Febriani / 211010042
3. Afina Rosa / 211010039
4. Mutmainnah Djahidin / 211010060
5. Salahudin Abi Waqqas / 211010057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
DATOKARAMA PALU
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh


Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT


karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah kami, sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah “Aspek-aspek Psikologi dalam
Pembelajaran PAI” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi


Belajar PAI ”. Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, penulis
ucapkan terima kasih kepada Ibu Jusmiana, S.Pd.I., M. Pd. selaku dosen
pengampu pada mata kuliah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. penulis


menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan. Maka dari itu penulis sebagai penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkaan terima kasih.


Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Palu, 13 Oktober2023

kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.)


Tetapi, manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah
psikologi. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu
St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern
karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang
fenomena psikologi. Descartes (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan
adalah mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga
memperkenalkan konsep kerja refleks.
Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan
belas Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume memberikan sumbangan
dalam bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana
belum menjadi ilmu pengetahuan.Sedangkan Psikologi berasal dari bahasa
yunani kuno yaitu psyche = jiwa dan logos = kata dalam arti bebas psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak
mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak,
tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental
tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga
Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku dan proses mental.
Aspek-aspek psikologi pembelajaran adalah studi tentang faktor-
faktor psikologis yang berperan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
yang efektif melibatkan pemahaman tentang bagaimana orang belajar,
bagaimana mereka dapat memotivasi diri sendiri, dan bagaimana mereka
memproses informasi. Memahami aspek-aspek psikologi pembelajaran
dapat membantu guru, pengajar, dan praktisi pendidikan dalam merancang
strategi pembelajaran yang lebih efektif.
B. Rumusan masalah

1. Apa yang di maksud Psikologi Belajar PAI ?

2. Bagaimana Aspek-aspek Psikologi dalam Pembelajaran PAI ?

3. Bagaimana Aspek-aspek Kejiwaan Peserta Didik dalam Kejiwaan ?

C. Tujuan
1. Mampu memahami Psikologi Belajar PAI

2. Mampu memahami Aspek-aspek Psikologi dalam Pembelajaran PAI

3. Mampu memahami Aspek-aspek Kejiwaan Peserta didik dalam


Kejiwaan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Psikologi Belajar PAI

Secara bahasa, kata Psikologi berasal dari Bahasa Inggris psychology.


Kata ini diadopsi dari Bahasa Yunani yang berakar dari dua kata yaitu
psyche yang berarti jiwa atau roh, dan logos berarti ilmu. Jadi secara
harfiah psikologi dapat diartikan sebagai ilmu jiwaatau ilmu yang
mempelajari tentang gejalagejala kejiwaan.
Ngalim Purwanto juga menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia. Tingkah laku disini meliputi segala
kegiatan yang tampak maupun yang tidak tampak, yang dilakukan secara
sadar atau tidak sadar. Sedang Sarwono mendefinisikan psikologi dalam
tiga definisi. Pertama, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia dan hewan. Kedua, psikologi adalah ilmu yang mempelajari
hakikat manusia. Ketiga, psikologi adalah ilmu yang mempelajari respon
yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.1
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu dalam
interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), secara etimologis belajar memiliki arti "berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu berlatih, berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman". Definisi ini memiliki
pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu.2

B. Aspek-aspek Psikologi dalam Pembelajaran PAI


1
S.A. Sarwono, PengantarPsikologi Umum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 8-9.
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 163.
Dalam melihat psikologi dalam pendidikan Islam, ada 3 aspek dasar
yang menjadi pembentuk dari diri seseorang. Hal ini diungkapkan oleh
Zakiah Darajat,3 bahwa aspek tersebut adalah aspek Jasmaniah, Nasfsiah
dan Rohaniah. Ketiga aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Aspek Jasmaniah adalah aspek keseluruhan fisik-biologis manusia,


manusia memiliki tubuh yang saling berhubungan antara bagian-
bagiannya, dimana keseluruhan tubuh tersebut saling mempengaruhi
hingga seseorang mampu menjalankan kehidupan sebagaimana
makhluk hidup.Pada aspek jasmaniah (jism) merupakan aspek diri
manusia dalam bentuk fisik serta telah diciptakan sempurna oleh Allah
SWT melalui material tanah, api, air dan udara.

b) Aspek Nafsiah adalah keseluruhan kualitas manusia yang terdiri dari


nafsu, akal, dan hati. Dimana nafsu memiliki keinginan, akal menjadi
tempat berpikir dan hati yang memberikan emosi, seperti kasih sayang
dan ketenangan. Ketiga saling terhubung dan memberikan respons
terhadap berbagai hal yang terjadi terhadap aspek Jasmaniah.

c) Aspek Rohaniah adalah Ruh bersifat dasar, yang sudah ditetapkan oleh
Allah SWT. Dimana aspek ini menunjukkan potensi batin seseorang
sudah bawaan yang diberikan oleh Allah SWT. Walaupun manusia
mati, ruh tersebut tetap ada dan menjadi bagian dari manusia itu
sendiri.

Dimana ketiga aspek dasar psikologi pendidikan Islam menjadi


pengetahuan dasar yang diterapkan dalam pembentukan seseorang,
sehingga manusia mampu mengakui semua hal dalam kehidupannya,
baik itu aspek biologis, lingkungan dan Tuhan. Hal ini diungkapkan
oleh Mansir yang mengungkapkan bahwa psikologi dan pendidikan
Islam tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berhubungan.
Dengan pengakuan atas ketiga aspek tersebut, seseorang akan

3
Mahdhar, Muhammad, and M. Nazarullah. "Peran Psikologi dalam Pendidikan
Islam." Jurnal Ilmiah Guru Madrasah 1.1 (2022): 31-44.
menempuh jalan awal pengenalan diri dengan baik.

C. Aspek-aspek Kejiwaan Peserta Didik dalam Kejiwaan


Aspek-aspek kejiwaan tersebut menjadi focus dari setiap kegiatan
pembelajaran. Bila hal tersebut tidak dilakukan atau diperhatikan maka
pembelajaran dianggap tidak berlangsung dan berjalan sukses. Aspek-
aspek kejiwaan tersebut dapat diklasifikasi sebagai berikut:

a) Aspek kognitif merupakan bagian dari perkembangan kognitif


seseorang yang melibatkan proses berpikir, memahami, mengingat,
dan menggunakan informasi. Aspek ini berkaitan dengan kemampuan
seseorang dalam memproses informasi, membentuk pemahaman baru,
memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Beberapa hal yang
termasuk dalam aspek kognitif antara lain:

 Bahasa dan komunikasi: Kemampuan seseorang dalam


menggunakan bahasa dan berkomunikasi dengan baik, termasuk
dalam hal mengerti dan memahami pesan dari orang lain serta
menyampaikan pesan dengan jelas.

 Memori: Kemampuan untuk mengingat dan menyimpan informasi,


termasuk dalam hal mengingat fakta, wajah, peristiwa, dan belajar
dari pengalaman sebelumnya.

 Perhatian: Kemampuan untuk fokus pada suatu aktivitas atau


informasi tertentu, serta melakukan pemisahan antara informasi
yang relevan dan tidak relevan.

 Logika dan pemecahan masalah: Kemampuan untuk berpikir logis,


membuat hubungan sebab-akibat, dan menyelesaikan masalah
dengan strategi atau pendekatan yang tepat.

 Kreativitas: Kemampuan dalam menghasilkan ide-ide baru,


menghubungkan konsep-konsep yang berbeda, dan melakukan
pemikiran kreatif.

b) Aspek emosi, Emosi pada dasarnya adalah cinta, kegembiraan,


keinginan, benci sedih dan kagum.4 Dalam pandangan lain emosi
adalah hasil “persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap ransangan-ransangan yang
datang dari luar”.5 Emosi dapat mempengaruhi perilaku peserta didik
berupa;

 Memperkuat semangat apabila seseorang merasa senang atau puas


terhadap hasil yang telah dicapai.

 melemahkan semangat apabila timbul rasa kecewa karena


kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini adalah timbulnya
rasa frustasi.

 menghambat dan mengganggu konsentrasi belajar apabila sedang


mengalami ketegangan emosi yang bisa menimbulkan sikap gugup
dan gagap dalam berbicara.

 terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri


hati.

 suasana emosi yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya


akan mempengaruhi sikap dikemudian hari baik terhadap dirinya
sendiri maupun terhjadap orang lain.

c) Aspek motivasi

d) Aspek pengembangan diri berkaitan dengan kemampuan seseorang


untuk mengenal, menerima, dan mengembangkan dirinya sendiri.
Aspek ini melibatkan pemahaman diri, kepercayaan diri, pengaturan
emosi, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Beberapa hal

4
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Cet II; Bandung: Pustaka Setia, 1999, h. 55
5
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, h. 55
yang termasuk dalam aspek pengembangan diri antara lain:

 Pemahaman diri: Kemampuan untuk mengenali diri sendiri,


termasuk kepribadian, minat, dan nilai-nilai yang dimiliki, serta
memiliki kesadaran akan kelebihan dan kekurangannya.

 Kepercayaan diri: Keyakinan seseorang terhadap kemampuannya


sendiri untuk mencapai tujuan, mengatasi tantangan, dan
menghadapi situasi yang sulit.

 Emosi: Kemampuan untuk mengenali dan mengatur emosi, seperti


mengatasi stres, mengelola kemarahan, dan memiliki rasa empati
terhadap orang lain.

 Hubungan sosial: Kemampuan untuk menjalin hubungan yang


sehat dan harmonis dengan orang lain, seperti komunikasi yang
efektif, kerja tim, dan empati.

 Pengambilan keputusan: Kemampuan untuk mempertimbangkan


berbagai faktor, mengidentifikasi tujuan, dan memutuskan
tindakan yang tepat.

e) Aspek sosial. Perkembangan sosial dapat dimaknai sebagai pencapaian


kematangan dalam hubungan sosial. Dapat pula diartikan sebagai
“proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma kelompok,
moral dan tradisi meleburkan diri menjadi sesuatu kesatuan yang
saling berkemunikasi dan bekerjasama”.6

Pada prinsipnya setiap orang dilahirkan memiliki potensi dan


naluri sosial yang memungkinkan dirinya dapat bergaul dan
berinteraksi dengan manusia lain baik secara individu maupun
kelompok. Interaksi dengan orang lain dan kelompok memberikan
pengaruh atau ciri dan pengalaman seorang peserta didik. Karenanya
peserta didik secara pribadi dipentingkan untuk melakukan komunikasi
dan hubungan sosial dengan sesama yang juga dapat mendukung
6
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. h. 122
pencapaian proses
pembelajaran yang lebih baik.

f) Aspek kepribadian, Kepribadian artinya organisasi sistem jiwa raga


yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian diri
yang unik terhadap lingkungan”.7 Organisasi dinamis artinya bahwa
dalam diri seseorang terdapat sejumlah aspek atau unsur yang terus
berubah secara simultan. Organisme-organisme tersebut dapat
mengalami perubahan dari perlakuan dan keadaan lingkungan
disekitarnya.
Adapun kepribadian yang baik pada diri seseorang atau
peserta didik yaitu;

 mampu menilai dirinya secara realistik Artinya peserta didik dapat


menilai diri sebagaimana apa adanya, baik kelebihan maupun
kekurangannya baik yang berhubungan dengan fisik maupun dengan
psikisnya,

 mampu menilai situasi secara realistik,

 mampu menilai prestasi secara realistik,

 menerima tanggung jawab,

 kemandirian,

 dapat mengontrol emosi,

 beraktivitas yang selalu berorientasi tujuan,

 penerimaan sosial,

 dapat merasakan kebahagiaan

g) Aspek moral, Moral berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-


nilai atau tatacara kehidupan. Nilai-nilai moral dapat pula berupa
seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban

7
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, 119
dan keamanan, memelihara kebersihan dan hak orang lain. Makna lain
yang dikandung dari nilai-nilai moral juga berupa dilarang mencuri,
berzina, membunuh, minum-minuman keras dan berjudi.
Moral bagi peserta didik dapat berkembang melalui;

 pendidikan langsung yaitu melalui penanaman pengertian tingkah


laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua dan
guru atau orang dewasa yang lain.

 identifikasi yaitu dengan mengidentifikasi dan meniru penampilan


atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idola seperti
orang tua, guru, kiyai artis dan orang dewasa lainnya.

 proses coba-coba yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku


moral dengan coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian
atau penghargaan akan terus dikembangkan sedangkan tingkah
laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai