Tugas
Tugas
Pada saat ini perusahaan akan mempertimbangkan peremajaan mesin agar lebih efesien
dalam pengoperasiannya. Alat baru ditawarkan oleh PT. Rahayu Dianasari Perwira (PT.
RDP), perusahaan ternama di Indonesia dengan penawaran harga Rp. 100 Juta dengan
masa pakai diperkirakan 5 tahun. Nilai sisa alat Rp. 25 Juta dan biaya operasionalnya Rp.
4 Juta pertahun. PT. RDP juga menawarkan kesempatan apbabila PT. VOC yang dihargai
Rp. 80 juta dengan standard perhitungan MARR 15%.
PT. VOC memprediksi pendapatan mesin awal yang dipakai selama 5 tahun memberikan
cashflow pendapatan sebelum pajak pertahunnya sebesar Rp.80 Juta, depresiasi asset
peralatan menggunakan metode garis lurus (Straigh line) untuk menghitung pajak.
Pada kasus ini beban pajak hanya diberikan untuk nilai buku (Book Value) asset saja
sebesar 8% sedangkan pendapatan bersih hasil produksi tidak dikenakan pajak. PT.VOC
menetapkan MARR 12% minimal untuk disimpulkan bahwa produksinya memperoleh
keuntungan.
Pertanyaan :
1.
PT. VOC
Tahun B C S B-C
0 250.000.000 - 250.000.000
1 250.000.000 30.000.000 230.000.000
2 230.000.000 30.000.000 200.000.000
3 200.000.000 30.000.000 170.000.000
4 170.000.000 30.000.000 140.000.000
5 140.000.000 30.000.000 30.000.000 140.000.000
PT. RDP
Tahun B C S B-C
0 80.000.000 - 80.000.000
1 80.000.000 4.000.000 76.000.000
2 76.000.000 4.000.000 72.000.000
3 72.000.000 4.000.000 68.000.000
4 68.000.000 4.000.000 64.000.000
5 60.000.000 4.000.000 25.000.000 81.000.000
Jika umur masing-masing alternatif sudah sama, analisis pemilihan alternatif dapat
langsung dilakukan dengan membandingkan masing-masing NPV perusahaan.
Artinya, PT.RDP > PT.VOC maka menurut saya PT.VOC sebaiknya menerima tawaran
peremajaan mesin dari PT. RDP dikarenakan nilai NPV dari PT. RDP lebih unggul
dibandingkan NPV dari PT. VOC. Alasan untuk memilih tawaran peremajaan mesin dari
PT. RDP dapat berkaitan dengan efisiensi biaya operasional yang lebih rendah, harga
yang lebih murah, nilai sisa yang lebih tinggi, dan NPV yang lebih menguntungkan jika
mempertimbangkan aliran kas masa depan dari mesin baru. NPV mesin baru lebih tinggi
dari mesin lama, ini menunjukkan bahwa peremajaan mesin akan menghasilkan nilai
lebih besar untuk perusahaan.
Pendapatan 80 juta
MARR 12%
Jawab :
Jika i = 3%
Jika i = 5%
Maka, i = 4%
Pendapatan 80 juta
Jawab :
Maka, tingkat pengembalian (ROR) pendapatan PT.VOC jika tetap menggunakan mesin
lama tanpa memperhitungkan depresiasi asset maupun pajak adalah:
Rp . 80 Juta
ROR= x 100 %=32%
Rp . 250 Juta
Jadi, tingkat pengembalian pendapatan PT.VOC jika tetap menggunakan mesin lama
tanpa memperhitungkan depresiasi asset maupun pajak adalah 32%.
4. PT. VOC memprediksi pendapatan mesin awal yang dipakai selama 5 tahun
memberikan cashflow pendapatan sebelum pajak pertahunnya sebesar Rp.80 Juta,
depresiasi asset peralatan menggunakan metode garis lurus (Straigh line) untuk
menghitung pajak.
S 30 juta
Nilai Buku Aset=I − =250 juta− =Rp . 244 juta
n 5
Beban Pajak = Nilai Buku Aset * Tarif Pajak = Rp. 244 juta * 8% = Rp. 19,52 juta
Jadi, nilai pendapatan PT. VOC setelah pajak sebesar Rp. 60,48 Juta per tahun.
Untuk menentukan apakah PT. VOC layak beroperasi atau tidak berdasarkan tingkat
pengembalian internal (IRR) yang dihasilkan, kita perlu membandingkan tingkat
pengembalian internal (IRR) dari proyek dengan tingkat pengembalian minimal (MARR)
yang telah ditetapkan.
Tahun 2 -5 = 80 Juta
Kita akan gunakan rumus IRR untuk mencari tingkat pengembalian internal dari
arus kas bersih tersebut:
Jadi, tingkat pengembalian internal (IRR) dari arus kas bersih setelah pajak
Nilai IRR 9,08% < MARR 12% maka dapat disimpulkan PT. VOC tidak layak
beroperasi karena tidak memperoleh keuntungan yang memenuhi atau melebihi batas
MARR.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Analisa struktur dengan metode matrik dikenal dua cara, yakni metode
kekakuan (stiffness method) dan metode fleksibilitas (flexibility method). Bila
metode kekakuan selalu mengambil lendutan pada titik bebas dari suatu
konstruksi sebagai besaran yang harus dicari, maka metode fleksibilitas
sebaliknya mengambil gaya sebagai besaran yang harus dicari (hal ini akan jelas
terlihat pada penggunaan metode fleksibilitas untuk analisa konstruksi statis tidak
tertentu). Metode fleksibilitas sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1886, dan
dikenal sebagai metode gaya (force method), sesuai dengan besaran yang akan
dicari dalam proses analisa. Dengan dikembangkannya komputer, maka metode
ini menjadi berkembang pesat sesuai dengan kebutuhan.
REFERENSI
http://e-journal.uajy.ac.id/2038/3/2TS12791.pdf
https://www-studysmarter-co-uk.translate.goog/explanations/engineering/solid-mechanics/
flexibility/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-TSP106-Statika-TSP-106-P10-11-12.pdf
https://www-sciencedirect-com.translate.goog/topics/engineering/
flexibility-method?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
buku Analisa struktur dengan metode matrix, Ir. F.X Supartono dan Ir.
Teddy Boen, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1980
http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2017/02/2-Kekakuan-dan-
Fleksibilitas.pdf
BAB III
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL 1
Diketahui balok statis tertentu seperti gambar.
Pada ujung balok, menerima beban gaya
vertikal (W1) dan momen (W2). Akibat beban
tersebut, ujung balok akan mengalami defleksi
Δ1 akibat beban vertikal dan defleksi Δ2 akibat
moment. Hitunglah deformasi yang terjadi pada
balok tersebut dengan Metode Flexibilitas !
Jawab :
a. Bentuk deformasi yang terjadi
b. Menghitung Flexibilitas
CONTOH SOAL 2
Balok kantilever terbuat dari beton bertulang,ukuran penampang balok 35 / 40 cm
dan panjang balok 2 m. Mutu beton = Fc’ 25 Mpa & Modulus elastisitas beton =
4700 √ Fc ' Mpa. Pada ujung balok tersebut terdapat gaya terpusat 2 ton dan
momen sebesar 3 tm. Berapakah besar defleksi dan putaran sudut diujung balok
tersebut ?
Jawab :
CONTOH SOAL 3
Diketahui statis tertentu seperti gambar.
Hitunglah deformasi yang terjadi pada
balok tersebut dengan metode
flexibilitas!
Jawab :
Bentuk umum :
CONTOH SOAL 4
BAB IV
APLIKASI PENERAPAN DI BANGUNAN INFRASTRUKTUR
Desain jembatan gantung Golden Gate terbuat dari baja yang memiliki
keunggulan berupa kekuatan Tarik dan fleksibilitas yang tinggi. Ketika kendaraan
berat melintasi jembatan, kabel utama meregang sedikit karenan beban
tambahan, menyebabkan dek jembatan sedikit tenggelam. Saat kendaraan/
orang bergerak, beban berkurang memungkinkan kabel mendapatkan kembali
posisi semula dan dek naik kembali. Ini adalah demonstrasi yang sangat baik
mengenai peran fleksibilitas yang baik. Fleksibilitas biasanya mengacu pada
kemampuan suatu material untuk berubah bentuk akibat beban atau tekanan. Ini
mengacu pada kapasitas material untuk kembali ke bentuk aslinya setelah beban
dihilangkan. Memahami fleksibilitas tidak hanya berkontribusi pada daya tahan
dan umur Panjang struktur dan produk tetapi juga menentukan keterbatasannya
BAB V
KESIMPULAN
Ir. F. X Supartono, Ir. Teddy Boen, 1980, Analisa Struktur dengan Metode Matrix,
Penerbit : Universitas Indonesia, Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 UMUM
Analisa struktur dengan metode matrik dikenal dua cara, yakni metode
kekakuan (stiffness method) dan metode fleksibilitas (flexibility method). Bila
metode kekakuan selalu mengambil lendutan pada titik bebas dari suatu
konstruksi sebagai besaran yang harus dicari, maka metode fleksibilitas
sebaliknya mengambil gaya sebagai besaran yang harus dicari (hal ini akan jelas
terlihat pada penggunaan metode fleksibilitas untuk analisa konstruksi statis tidak
tertentu). Metode fleksibilitas sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1886, dan
dikenal sebagai metode gaya (force method), sesuai dengan besaran yang akan
dicari dalam proses analisa. Dengan dikembangkannya komputer, maka metode
ini menjadi berkembang pesat sesuai dengan kebutuhan.
REFERENSI
http://e-journal.uajy.ac.id/2038/3/2TS12791.pdf
https://www-studysmarter-co-uk.translate.goog/explanations/engineering/solid-mechanics/
flexibility/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-TSP106-Statika-TSP-106-P10-11-12.pdf
https://www-sciencedirect-com.translate.goog/topics/engineering/
flexibility-method?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
buku Analisa struktur dengan metode matrix, Ir. F.X Supartono dan Ir.
Teddy Boen, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1980
http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2017/02/2-Kekakuan-dan-
Fleksibilitas.pdf
BAB III
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL 1
Diketahui balok statis tertentu seperti gambar.
Pada ujung balok, menerima beban gaya
vertikal (W1) dan momen (W2). Akibat beban
tersebut, ujung balok akan mengalami defleksi
Δ1 akibat beban vertikal dan defleksi Δ2 akibat
moment. Hitunglah deformasi yang terjadi pada
balok tersebut dengan Metode Flexibilitas !
Jawab :
c. Bentuk deformasi yang terjadi
d. Menghitung Flexibilitas
CONTOH SOAL 2
Balok kantilever terbuat dari beton bertulang,ukuran penampang balok 35 / 40 cm dan
panjang balok 2 m. Mutu beton = Fc’ 25 Mpa & Modulus elastisitas beton = 4700 √ Fc '
Mpa. Pada ujung balok tersebut terdapat gaya terpusat 2 ton dan momen sebesar 3 tm.
Berapakah besar defleksi dan putaran sudut diujung balok tersebut ?
Jawab :
CONTOH SOAL 3
Diketahui statis tertentu seperti gambar.
Hitunglah deformasi yang terjadi pada
balok tersebut dengan metode
flexibilitas!
Jawab :
Bentuk umum :
CONTOH SOAL 4
BAB IV
APLIKASI PENERAPAN DI BANGUNAN INFRASTRUKTUR
Desain jembatan gantung Golden Gate terbuat dari baja yang memiliki
keunggulan berupa kekuatan Tarik dan fleksibilitas yang tinggi. Ketika kendaraan berat
melintasi jembatan, kabel utama meregang sedikit karenan beban tambahan,
menyebabkan dek jembatan sedikit tenggelam. Saat kendaraan/ orang bergerak, beban
berkurang memungkinkan kabel mendapatkan kembali posisi semula dan dek naik
kembali. Ini adalah demonstrasi yang sangat baik mengenai peran fleksibilitas yang
baik. Fleksibilitas biasanya mengacu pada kemampuan suatu material untuk berubah
bentuk akibat beban atau tekanan. Ini mengacu pada kapasitas material untuk kembali
ke bentuk aslinya setelah beban dihilangkan. Memahami fleksibilitas tidak hanya
berkontribusi pada daya tahan dan umur Panjang struktur dan produk tetapi juga
menentukan keterbatasannya
BAB V
KESIMPULAN
Ir. F. X Supartono, Ir. Teddy Boen, 1980, Analisa Struktur dengan Metode Matrix,
Penerbit : Universitas Indonesia, Jakarta