Anda di halaman 1dari 44

Pada tanggal 10 Juni 218 telah berdiri sebuah perusahaan yang bergerak dibidang

manufaktur peralatan kesehatan, perusahaan ini berdiri sejalan dengan kebutuhan


pemerintah dalam menangani masalah kesehatan Rakyat Indonesia. Perusahaan yang
diberi nama PT. Vasination Of Coronavirus (PT. VOC) awal berdirinya menggunakan
peralatan mesin dengan nilai investasi seharga Rp. 250 Juta dengan umur ekonomisnya 5
tahun dan nilai sisa Rp. 30 Juta, diketahui ongkos operasionalnya Rp. 30 Juta Pertahun.

Pada saat ini perusahaan akan mempertimbangkan peremajaan mesin agar lebih efesien
dalam pengoperasiannya. Alat baru ditawarkan oleh PT. Rahayu Dianasari Perwira (PT.
RDP), perusahaan ternama di Indonesia dengan penawaran harga Rp. 100 Juta dengan
masa pakai diperkirakan 5 tahun. Nilai sisa alat Rp. 25 Juta dan biaya operasionalnya Rp.
4 Juta pertahun. PT. RDP juga menawarkan kesempatan apbabila PT. VOC yang dihargai
Rp. 80 juta dengan standard perhitungan MARR 15%.

PT. VOC memprediksi pendapatan mesin awal yang dipakai selama 5 tahun memberikan
cashflow pendapatan sebelum pajak pertahunnya sebesar Rp.80 Juta, depresiasi asset
peralatan menggunakan metode garis lurus (Straigh line) untuk menghitung pajak.

Pada kasus ini beban pajak hanya diberikan untuk nilai buku (Book Value) asset saja
sebesar 8% sedangkan pendapatan bersih hasil produksi tidak dikenakan pajak. PT.VOC
menetapkan MARR 12% minimal untuk disimpulkan bahwa produksinya memperoleh
keuntungan.

Pertanyaan :

1. Apakah menurut saudara PT.VOC sebaiknya menerima tawaran peremajaan


mesin dari PT. RDP jika asumsinya depresiasi asset tidak diperhitungkan? Apa
yang menjadi alasan saudara?
2. Apakah PT. VOC dapat meraih keuntungan jika tetap menggunakan mesin lama
denan asumsi depresiasi asset maupun pajak tidak diperhitungkan?
3. Berapakah tingkat pengembalian (Rate of Return/ROR) pendapatan PT.VOC. jika
tetap menggunakan mesin lama dan depresiasi asset maupun pajak tidak
diperhitungkan?
4. Jika pendapatan PT. VOC yang diperhitungkan untuk menghitung laba adalah
pendapatan setelah kena pajak maka menurut saudara apakah PT.VOC masih
layak beroperasi? Berikan alasan pendapat saudara?
Jawab :

1.

PT. VOC

Tahun B C S B-C
0 250.000.000 - 250.000.000
1 250.000.000 30.000.000 230.000.000
2 230.000.000 30.000.000 200.000.000
3 200.000.000 30.000.000 170.000.000
4 170.000.000 30.000.000 140.000.000
5 140.000.000 30.000.000 30.000.000 140.000.000

PT. RDP

Tahun B C S B-C
0 80.000.000 - 80.000.000
1 80.000.000 4.000.000 76.000.000
2 76.000.000 4.000.000 72.000.000
3 72.000.000 4.000.000 68.000.000
4 68.000.000 4.000.000 64.000.000
5 60.000.000 4.000.000 25.000.000 81.000.000

Diketahui : PT. VOC PT. RDP


Investasi Rp. 250 Juta Rp. 80 Juta
Biaya Tahunan Rp. 30 Juta Rp. 4 Juta
Nilai Sisa Rp. 30 Juta Rp. 25 Juta
Umur Ekonomis 5 Tahun 5 Tahun
Asumsi (i) 10% 10%
Alternatif A (PT. VOC)

NPV = -I + S(P/F, i, n) – Ac(P/A, i, n)

NPV = -250 + 30(P/F, i, 5) – 30 (P/A, i, 5)


NPV = -250 + 30(P/F, i, 5) – 30 (P/A, i, 5)

NPV = -250 + 30(P/F, 10, 5) – 30 (P/A, 10, 5)

NPV = -250 + 30(0,621) – 30 (3,179)

NPV = -250 +18,63 -95,37 = -326,74

Alternatif B (PT. RDP)

NPV = -80 + 25(P/F, i, 5) – 4 (P/A, i, 5)

NPV = -80+25(P/F, 10, 5) – 4 (P/A, 10, 5)

NPV = -80+25(0,621) – 4(3,179)

NPV = -80 +15,525-12,716 = -77,191

Jika umur masing-masing alternatif sudah sama, analisis pemilihan alternatif dapat
langsung dilakukan dengan membandingkan masing-masing NPV perusahaan.

PT. VOC = -326,74

PT. RDP = -77,191

Artinya, PT.RDP > PT.VOC maka menurut saya PT.VOC sebaiknya menerima tawaran
peremajaan mesin dari PT. RDP dikarenakan nilai NPV dari PT. RDP lebih unggul
dibandingkan NPV dari PT. VOC. Alasan untuk memilih tawaran peremajaan mesin dari
PT. RDP dapat berkaitan dengan efisiensi biaya operasional yang lebih rendah, harga
yang lebih murah, nilai sisa yang lebih tinggi, dan NPV yang lebih menguntungkan jika
mempertimbangkan aliran kas masa depan dari mesin baru. NPV mesin baru lebih tinggi
dari mesin lama, ini menunjukkan bahwa peremajaan mesin akan menghasilkan nilai
lebih besar untuk perusahaan.

2. Dik : Investasi PT. VOC = Rp. 250 Juta

Umur ekonomis = 5 Tahun

Nilai Sisa = 30 Juta


Ongkos Operasional = Rp, 30 Juta/Tahun

Pendapatan 80 juta

MARR 12%

Jawab :

Jika i = 3%

NPV = -250 + 80 (P/A, i, 5) + 30(P/F, i, 5) – 30 (P/A, i, 5)

NPV = -250 + 80 (P/A, 3, 5) + 30(P/F, 3, 5) – 30 (P/A, 3, 5)

NPV = -250 + 80 (4,580) + 30(0,8626) – 30 (4,580)

NPV = -250 +366,4+25,878 -137,4 = + 4,878

Jika i = 5%

NPV = -250 + 80 (P/A, i, 5) + 30(P/F, i, 5) – 30 (P/A, i, 5)

NPV = -250 + 80 (P/A, 5, 5) + 30(P/F, 5, 5) – 30 (P/A, 5, 5)

NPV = -250 + 80 (4,329) + 30(0,7835) – 30 (4,329)

NPV = -250 +346,32+23,505-129,87 = -10,045

Ternyata NPV= 0 berada antara i=3% dengan i=5%,

Maka, i = 4%

NPV = -I +Ab(P/A,i,n) + S(P/F, i, n) – Ac(P/A, i, n)

NPV = -250 + 80 (P/A, i, 5) + 30(P/F, i, 5) – 30 (P/A, i, 5)

NPV = -250 + 80 (P/A, 4, 5) + 30(P/F, 4, 5) – 30 (P/A, 4, 5)

NPV = -250 + 80 (4,452) + 30 (0,8219) – 30 (4,452)

NPV = -250+356,16+24,657-133,56= -358,903

Menurut perhitungan nilai NPV mendapatkan nilai (-) artinya mengalami


kerugian sehingga kesimpulannya adalah PT. VOC belum dapat meraih keuntungan jika
tetap menggunakan mesin lama dengan asumsi depresiasi asset maupun pajak tidak
diperhitungkan.

3. Dik : Investasi PT. VOC = Rp. 250 Juta

Umur ekonomis = 5 Tahun

Nilai Sisa = 30 Juta

Ongkos Operasional = Rp, 30 Juta/Tahun

Pendapatan 80 juta

Jawab :

Untuk menghitung tingkat pengembalian (Rate of Return/ROR) pendapatan PT.VOC jika


tetap menggunakan mesin lama tanpa memperhitungkan depresiasi asset maupun pajak,
kita gunakan rumus:

Cashflow pendapatan sebelum pajak


ROR= x 100 %
Nilai Investasi Awal

Dalam kasus ini:

Cash Flow Pendapatan Sebelum Pajak=80 Juta


Nilai Investasi Awal=250 Juta

Maka, tingkat pengembalian (ROR) pendapatan PT.VOC jika tetap menggunakan mesin
lama tanpa memperhitungkan depresiasi asset maupun pajak adalah:

Rp . 80 Juta
ROR= x 100 %=32%
Rp . 250 Juta

Jadi, tingkat pengembalian pendapatan PT.VOC jika tetap menggunakan mesin lama
tanpa memperhitungkan depresiasi asset maupun pajak adalah 32%.

4. PT. VOC memprediksi pendapatan mesin awal yang dipakai selama 5 tahun
memberikan cashflow pendapatan sebelum pajak pertahunnya sebesar Rp.80 Juta,
depresiasi asset peralatan menggunakan metode garis lurus (Straigh line) untuk
menghitung pajak.

S 30 juta
Nilai Buku Aset=I − =250 juta− =Rp . 244 juta
n 5

Beban Pajak = Nilai Buku Aset * Tarif Pajak = Rp. 244 juta * 8% = Rp. 19,52 juta

Pendapatan setelah pajak :

= Pendapatan sebelum pajak – Beban Pajak

= Rp. 80 juta – Rp. 19,52 juta = Rp.60,48 juta

Jadi, nilai pendapatan PT. VOC setelah pajak sebesar Rp. 60,48 Juta per tahun.

Untuk menentukan apakah PT. VOC layak beroperasi atau tidak berdasarkan tingkat
pengembalian internal (IRR) yang dihasilkan, kita perlu membandingkan tingkat
pengembalian internal (IRR) dari proyek dengan tingkat pengembalian minimal (MARR)
yang telah ditetapkan.

Untuk menghitung tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return/IRR) dari


pendapatan PT.VOC setelah pajak, kita bisa menggunakan metode uang kas bersih (Net
Cash Flows). Dalam kasus ini, IRR adalah tingkat diskonto di mana nilai sekarang dari
arus kas bersih adalah nol.Arus kas bersih setiap tahun:

 Tahun 1: Pendapatan sebelum pajak - (Pendapatan sebelum pajak * Tingkat


pajak)
 Tahun 2-5: Pendapatan sebelum pajak

Tahun 1 = 80 juta – (80 juta*18%) = 73,6 juta

Tahun 2 -5 = 80 Juta

Kita akan gunakan rumus IRR untuk mencari tingkat pengembalian internal dari
arus kas bersih tersebut:
Jadi, tingkat pengembalian internal (IRR) dari arus kas bersih setelah pajak

PT.VOC adalah sekitar 9.08%

Nilai IRR 9,08% < MARR 12% maka dapat disimpulkan PT. VOC tidak layak

beroperasi karena tidak memperoleh keuntungan yang memenuhi atau melebihi batas

MARR.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 UMUM

Analisa struktur dengan metode matrik dikenal dua cara, yakni metode
kekakuan (stiffness method) dan metode fleksibilitas (flexibility method). Bila
metode kekakuan selalu mengambil lendutan pada titik bebas dari suatu
konstruksi sebagai besaran yang harus dicari, maka metode fleksibilitas
sebaliknya mengambil gaya sebagai besaran yang harus dicari (hal ini akan jelas
terlihat pada penggunaan metode fleksibilitas untuk analisa konstruksi statis tidak
tertentu). Metode fleksibilitas sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1886, dan
dikenal sebagai metode gaya (force method), sesuai dengan besaran yang akan
dicari dalam proses analisa. Dengan dikembangkannya komputer, maka metode
ini menjadi berkembang pesat sesuai dengan kebutuhan.

Metode matrix telah memberikan kemungkinan-


kemungkinan bagi proses idealisasi ini. Seperti diketahui, suatu
hal yang utama yang berhubungan dengan proses dari
perencanaan struktur ialah menganalisa apa akibat dari
pembebanan gaya-gaya pada konstruksi yang ditinjau. Tingkah laku
dari konstruksi ini pada umumnya berhubungan sangat erat dengan
perubahan stress dan strain yang terjadi padanya. Resultante stress
ini bisa dalam bentuk gaya dalam, yaitu momen lentur, gaya lintang,
gaya normal, & momen torsi. se dangkan strain bisa menyatakan
deformasi yang terjadi pada konstruksi. Dalam menganalisa
perubahan bentuk ini perhatian akan lebih baik dipusatkan pada
lendutan linier atau anguler yang terjadi pada titik titik diskrit (
titik-titik putus ) dari konstruksi. Dengan demikian yang perlu
untuk dianalisa mula pertama ialah sifat dan tingkah laku dari
elemen-elemennya bila dibebani oleh gaya-gaya. Di sini bisa
didapat kan keuntungan bahwa hasil analisa satu elemen, dapat
dipakai untuk elemen-elemen lain yang sejenis

Berhubung dengan hakekat dari metode fleksibilitas ini, maka analisa


akan dimulai dengan kesetimbangan gaya. Oleh karenanya struktur dasar dari
cara analisa ini ialah suatu konstruksi yang statis tertentu. Tahapan-tahapan
yang mendasari cara analisa ialah :

1. Kesetimbangan gaya luar dan gaya dalam.

2. Hubungan antara gaya dalam dan deformasi elemen struktur.

3. Kontinuitas dari deformasi atau kompatibiliti (Supartono dan Boen, 1981).

1.2 PRINSIP FLEKSIBILITAS


Fleksibilitas atau “Flexibility” adalah displacemen yang dihasilkan
oleh unit gaya. Dengan metode ini dicari hubungan lendutan dan gaya,
atau dinyatakan secara matematis :
{ D } = [ F ]. { Q } 1.1
{D} menyatakan kendutan dititik diskrit yang koresponding dengan gaya
{Q}. [F] menyatakan fleksibilitas dari struktur metode fleksibilitas ini juga
disebut sebagai metode gaya (foce method) karena analisa dimulai
dengan gaya yaitu gaya-gaya dititik diskrit. Sehingga urutan kerja Analisa
secara garis besar adalah sebagai berikut :
a) Kesetimbangan yaitu berdasarkan prinsip kesetimbangan menghitung
gaya dalam yang timbul pada elemen – elemen struktur akibat
bekerjanya gaya-gaya luar dititk-titik diskrit, atau dengan kata lain
dicari hubungan gaya dalam dan gaya luar
b) Persamaan hubungan strain dan stress yaitu mencari hubungan
mengenai deformasi yang terjadi pada elemen akibat adanya gaya-
gaya dalam tersebut
c) Kompatibiliti yaitu mencari hubungan antara lendutan yang terjadi
pada struktur dititik – titik diskrit, dengan deformasi yang timbul pada
elemen-elemen struktur, dimana antara lendtan dan deformasi harus
memenuhi syarat kompatibiliti. Disini dituntut kontinuitas dari
deformasi yang terjadi pada elemen-elemen struktur
Dari tiga langkah ini akan didapat suatu hubungan seperti yang
dinyatakan oleh persamaan (1.1). bahwa karena metode ini dimulai
dengan Analisa kesetimbangan gaya untuk mencari gaya dalam sebagai
akibat bekerjanya gaya-gaya luar. Maka metode fleksibilitas ini akan lebih
sesuai bila digunakan untuk menganalisa konstruksi dengan derajat
ketidaktentuan statis yang kecil atau konstruksi-konstruksi yang statis
tertentu.
BAB II

REFERENSI
http://e-journal.uajy.ac.id/2038/3/2TS12791.pdf

https://www-studysmarter-co-uk.translate.goog/explanations/engineering/solid-mechanics/
flexibility/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-TSP106-Statika-TSP-106-P10-11-12.pdf

https://www-sciencedirect-com.translate.goog/topics/engineering/
flexibility-method?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

buku Analisa struktur dengan metode matrix, Ir. F.X Supartono dan Ir.
Teddy Boen, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1980

http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2017/02/2-Kekakuan-dan-
Fleksibilitas.pdf
BAB III
CONTOH SOAL

CONTOH SOAL 1
Diketahui balok statis tertentu seperti gambar.
Pada ujung balok, menerima beban gaya
vertikal (W1) dan momen (W2). Akibat beban
tersebut, ujung balok akan mengalami defleksi
Δ1 akibat beban vertikal dan defleksi Δ2 akibat
moment. Hitunglah deformasi yang terjadi pada
balok tersebut dengan Metode Flexibilitas !

Jawab :
a. Bentuk deformasi yang terjadi

b. Menghitung Flexibilitas
CONTOH SOAL 2
Balok kantilever terbuat dari beton bertulang,ukuran penampang balok 35 / 40 cm
dan panjang balok 2 m. Mutu beton = Fc’ 25 Mpa & Modulus elastisitas beton =
4700 √ Fc ' Mpa. Pada ujung balok tersebut terdapat gaya terpusat 2 ton dan
momen sebesar 3 tm. Berapakah besar defleksi dan putaran sudut diujung balok
tersebut ?

Jawab :
CONTOH SOAL 3
Diketahui statis tertentu seperti gambar.
Hitunglah deformasi yang terjadi pada
balok tersebut dengan metode
flexibilitas!

Jawab :
Bentuk umum :
CONTOH SOAL 4
BAB IV
APLIKASI PENERAPAN DI BANGUNAN INFRASTRUKTUR

Desain jembatan gantung Golden Gate terbuat dari baja yang memiliki
keunggulan berupa kekuatan Tarik dan fleksibilitas yang tinggi. Ketika kendaraan
berat melintasi jembatan, kabel utama meregang sedikit karenan beban
tambahan, menyebabkan dek jembatan sedikit tenggelam. Saat kendaraan/
orang bergerak, beban berkurang memungkinkan kabel mendapatkan kembali
posisi semula dan dek naik kembali. Ini adalah demonstrasi yang sangat baik
mengenai peran fleksibilitas yang baik. Fleksibilitas biasanya mengacu pada
kemampuan suatu material untuk berubah bentuk akibat beban atau tekanan. Ini
mengacu pada kapasitas material untuk kembali ke bentuk aslinya setelah beban
dihilangkan. Memahami fleksibilitas tidak hanya berkontribusi pada daya tahan
dan umur Panjang struktur dan produk tetapi juga menentukan keterbatasannya
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil pada tugas laporan ini, yaitu:


1. Metode Fleksibilitas juga disebut metode deformasi konsisten adalah metode
tradisional untuk menghitung gaya anggota dan perpindahan dalam system
struktur. Versi modernnya yang dirumuskan dalam matriks fleksibilitas
anggota juga mempunyai nama metode gaya matriks karena penggunaan
gaya anggota sebagai variable utama yang tidak diketahui.
2. Fleksibilitas adalah kebalikan dari kekakuan. Metode Fleksibilitas (Flexibility
Method) perhitungan dimulai dengan mengambil suatu sistim gaya luar dan
gaya dalam yang berada dalam kesetimbangan. Selanjutnya sistim tersebut
disesuaikan agar benda tetap dalam kesetimbangan dan kondisi kompabiliti
tercapai.
3. Metode fleksibilitas ini akan lebih sesuai bila digunakan untuk menganalisa
konstruksi dengan derajat ketidaktentuan statis yang kecil atau konstruksi-
konstruksi yang statis tertentu.
4. Keuntungan utama dari metode fleksibilitas bahwa kesalahan hasil tidak
bergantung pada diskritisasi model dan metode ini sangat cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Ir. F. X Supartono, Ir. Teddy Boen, 1980, Analisa Struktur dengan Metode Matrix,
Penerbit : Universitas Indonesia, Jakarta

BAB I
PENDAHULUAN

1.3 UMUM

Analisa struktur dengan metode matrik dikenal dua cara, yakni metode
kekakuan (stiffness method) dan metode fleksibilitas (flexibility method). Bila
metode kekakuan selalu mengambil lendutan pada titik bebas dari suatu
konstruksi sebagai besaran yang harus dicari, maka metode fleksibilitas
sebaliknya mengambil gaya sebagai besaran yang harus dicari (hal ini akan jelas
terlihat pada penggunaan metode fleksibilitas untuk analisa konstruksi statis tidak
tertentu). Metode fleksibilitas sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1886, dan
dikenal sebagai metode gaya (force method), sesuai dengan besaran yang akan
dicari dalam proses analisa. Dengan dikembangkannya komputer, maka metode
ini menjadi berkembang pesat sesuai dengan kebutuhan.

Metode matrix telah memberikan kemungkinan-


kemungkinan bagi proses idealisasi ini. Seperti diketahui, suatu
hal yang utama yang berhubungan dengan proses dari
perencanaan struktur ialah menganalisa apa akibat dari
pembebanan gaya-gaya pada konstruksi yang ditinjau. Tingkah laku
dari konstruksi ini pada umumnya berhubungan sangat erat dengan
perubahan stress dan strain yang terjadi padanya. Resultante stress
ini bisa dalam bentuk gaya dalam, yaitu momen lentur, gaya lintang,
gaya normal, & momen torsi. se dangkan strain bisa menyatakan
deformasi yang terjadi pada konstruksi. Dalam menganalisa
perubahan bentuk ini perhatian akan lebih baik dipusatkan pada
lendutan linier atau anguler yang terjadi pada titik titik diskrit (
titik-titik putus ) dari konstruksi. Dengan demikian yang perlu
untuk dianalisa mula pertama ialah sifat dan tingkah laku dari
elemen-elemennya bila dibebani oleh gaya-gaya. Di sini bisa
didapat kan keuntungan bahwa hasil analisa satu elemen, dapat
dipakai untuk elemen-elemen lain yang sejenis

Berhubung dengan hakekat dari metode fleksibilitas ini, maka analisa


akan dimulai dengan kesetimbangan gaya. Oleh karenanya struktur dasar dari
cara analisa ini ialah suatu konstruksi yang statis tertentu. Tahapan-tahapan
yang mendasari cara analisa ialah :

1. Kesetimbangan gaya luar dan gaya dalam.

2. Hubungan antara gaya dalam dan deformasi elemen struktur.

3. Kontinuitas dari deformasi atau kompatibiliti (Supartono dan Boen, 1981).

1.4 PRINSIP FLEKSIBILITAS


Fleksibilitas atau “Flexibility” adalah displacemen yang dihasilkan
oleh unit gaya. Dengan metode ini dicari hubungan lendutan dan gaya,
atau dinyatakan secara matematis :
{ D } = [ F ]. { Q } 1.1
{D} menyatakan kendutan dititik diskrit yang koresponding dengan gaya
{Q}. [F] menyatakan fleksibilitas dari struktur metode fleksibilitas ini juga
disebut sebagai metode gaya (foce method) karena analisa dimulai
dengan gaya yaitu gaya-gaya dititik diskrit. Sehingga urutan kerja Analisa
secara garis besar adalah sebagai berikut :
d) Kesetimbangan yaitu berdasarkan prinsip kesetimbangan menghitung
gaya dalam yang timbul pada elemen – elemen struktur akibat
bekerjanya gaya-gaya luar dititk-titik diskrit, atau dengan kata lain
dicari hubungan gaya dalam dan gaya luar
e) Persamaan hubungan strain dan stress yaitu mencari hubungan
mengenai deformasi yang terjadi pada elemen akibat adanya gaya-
gaya dalam tersebut
f) Kompatibiliti yaitu mencari hubungan antara lendutan yang terjadi
pada struktur dititik – titik diskrit, dengan deformasi yang timbul pada
elemen-elemen struktur, dimana antara lendtan dan deformasi harus
memenuhi syarat kompatibiliti. Disini dituntut kontinuitas dari
deformasi yang terjadi pada elemen-elemen struktur
Dari tiga langkah ini akan didapat suatu hubungan seperti yang
dinyatakan oleh persamaan (1.1). bahwa karena metode ini dimulai
dengan Analisa kesetimbangan gaya untuk mencari gaya dalam sebagai
akibat bekerjanya gaya-gaya luar. Maka metode fleksibilitas ini akan lebih
sesuai bila digunakan untuk menganalisa konstruksi dengan derajat
ketidaktentuan statis yang kecil atau konstruksi-konstruksi yang statis
tertentu.
BAB II

REFERENSI

http://e-journal.uajy.ac.id/2038/3/2TS12791.pdf

https://www-studysmarter-co-uk.translate.goog/explanations/engineering/solid-mechanics/
flexibility/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-TSP106-Statika-TSP-106-P10-11-12.pdf

https://www-sciencedirect-com.translate.goog/topics/engineering/
flexibility-method?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

buku Analisa struktur dengan metode matrix, Ir. F.X Supartono dan Ir.
Teddy Boen, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1980

http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2017/02/2-Kekakuan-dan-
Fleksibilitas.pdf
BAB III
CONTOH SOAL

CONTOH SOAL 1
Diketahui balok statis tertentu seperti gambar.
Pada ujung balok, menerima beban gaya
vertikal (W1) dan momen (W2). Akibat beban
tersebut, ujung balok akan mengalami defleksi
Δ1 akibat beban vertikal dan defleksi Δ2 akibat
moment. Hitunglah deformasi yang terjadi pada
balok tersebut dengan Metode Flexibilitas !

Jawab :
c. Bentuk deformasi yang terjadi

d. Menghitung Flexibilitas
CONTOH SOAL 2
Balok kantilever terbuat dari beton bertulang,ukuran penampang balok 35 / 40 cm dan
panjang balok 2 m. Mutu beton = Fc’ 25 Mpa & Modulus elastisitas beton = 4700 √ Fc '
Mpa. Pada ujung balok tersebut terdapat gaya terpusat 2 ton dan momen sebesar 3 tm.
Berapakah besar defleksi dan putaran sudut diujung balok tersebut ?

Jawab :
CONTOH SOAL 3
Diketahui statis tertentu seperti gambar.
Hitunglah deformasi yang terjadi pada
balok tersebut dengan metode
flexibilitas!

Jawab :
Bentuk umum :
CONTOH SOAL 4
BAB IV
APLIKASI PENERAPAN DI BANGUNAN INFRASTRUKTUR

Desain jembatan gantung Golden Gate terbuat dari baja yang memiliki
keunggulan berupa kekuatan Tarik dan fleksibilitas yang tinggi. Ketika kendaraan berat
melintasi jembatan, kabel utama meregang sedikit karenan beban tambahan,
menyebabkan dek jembatan sedikit tenggelam. Saat kendaraan/ orang bergerak, beban
berkurang memungkinkan kabel mendapatkan kembali posisi semula dan dek naik
kembali. Ini adalah demonstrasi yang sangat baik mengenai peran fleksibilitas yang
baik. Fleksibilitas biasanya mengacu pada kemampuan suatu material untuk berubah
bentuk akibat beban atau tekanan. Ini mengacu pada kapasitas material untuk kembali
ke bentuk aslinya setelah beban dihilangkan. Memahami fleksibilitas tidak hanya
berkontribusi pada daya tahan dan umur Panjang struktur dan produk tetapi juga
menentukan keterbatasannya
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil pada tugas laporan ini, yaitu:


5. Metode Fleksibilitas juga disebut metode deformasi konsisten adalah metode
tradisional untuk menghitung gaya anggota dan perpindahan dalam system struktur.
Versi modernnya yang dirumuskan dalam matriks fleksibilitas anggota juga
mempunyai nama metode gaya matriks karena penggunaan gaya anggota sebagai
variable utama yang tidak diketahui.
6. Fleksibilitas adalah kebalikan dari kekakuan. Metode Fleksibilitas (Flexibility Method)
perhitungan dimulai dengan mengambil suatu sistim gaya luar dan gaya dalam yang
berada dalam kesetimbangan. Selanjutnya sistim tersebut disesuaikan agar benda
tetap dalam kesetimbangan dan kondisi kompabiliti tercapai.
7. Metode fleksibilitas ini akan lebih sesuai bila digunakan untuk menganalisa
konstruksi dengan derajat ketidaktentuan statis yang kecil atau konstruksi-konstruksi
yang statis tertentu.
8. Keuntungan utama dari metode fleksibilitas bahwa kesalahan hasil tidak bergantung
pada diskritisasi model dan metode ini sangat cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Ir. F. X Supartono, Ir. Teddy Boen, 1980, Analisa Struktur dengan Metode Matrix,
Penerbit : Universitas Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai