ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat 18
para pemuda, barang siapa diantara kalian kecantikannya itu mungkin akan
yang mampu biaya nikah, menikahlah! mejerumuskannya kepada kerendahan budi;
Sesungguhnya menikah itu bisa lebih Jangan pula kamu mengawininya karena
memejamkan pandangan mata dan lebih kekayaannya sebab kekayaannya mungkin
memelihara farj (alat kelamin). Barang siapa akan menariknya kepada perbuatan tidak
yang tidak mampu, henaklah ia berpuasa. pantas. Tapi kawinilah perempuan atas dasar
Sesungguhnya ia sebagai perisai baginya.” pertimbangan kekuatan agamanya. Sungguh
Hadis ini iriwayatkan oleh al Bukhari.(Hajar, budak perempuan yang beragama, meskipun
2008: 14). terpotong telinganya dan berkulit hitam,
Dalam anjuran nikah diatas disepakati para lebih utama dikawini (dari pada perempuan
ulama. Maksud biaya nikah adalah biaya merdeka yang tidak kuat agamanya)”.
konsekuensi nikah yakni mempersiapkan Perkawinan dalam hukum islam terdapat
tempat tinggal dan memberi nafkah hidup. rukun dan syarat yang merupakan hal
Makna perisai (wija’) adalah mematahkan penting demi terwujudnya suatu ikatan
(qath‘un), maksud puasa itu mematahkan perkawinan antara seorang laki laki dan
syahwat dan menyapih nafsunya orang yang seorang perempuan. Rukun perkawinan
tidak mampu menikah. Demikian itu karena merupakan faktor penentu bagi sahnya atau
puasa menyuburkan rohani dalam jiwa dan tidak sahnya suatu perkawinan. Adapun syarat
menguatkan kehendak, yakni mengendalikan perkawinan Adalah factor-factor yang harus
hawa nafsu dan hal-hal yang haram. dipenuhi oleh para subjek hukum yang
Supaya perkawinan yang akan dilakukan merupakan unsure atau bagian dari akad
mencapai tujuan untuk tuntunan naluri hidup perkawinan.(Jubaedah, 2010:107)
manusia, berhubungan antara laki-laki dan Diantara rukun akad nikah adalah ijab
perempuan dalam rangka mewujudkan dan qabul dalam berbagai transaksi lain,
kebahagiaan keluarga sesuai ajaran Allah dan yaitu pernyataan yang keluar dari salah satu
Rasul-Nya, Rasulullah Saw bersabda: pihak yang mengadakan akad atau transaksi,
“Perempuan dinikahi pada umumnya atas baik berupa kata-kata, tulisan, atau isyarat
pertimbangan empat Faktor: kekayaannya, yang mengungkapkan adanya keinginan
pangkatnya (status sosialnya), kecantikannya, terjadinya akad, baik salah satunya dari pihak
dan kekuatan Agamanya; pilihlah perempuan suami atau pihak istri. Sedangkan qabul
yang kuat agamanya, kamu pasti beruntung.” adalah pernyataan yang datang dari pihak
Hadits Rasulullah Saw riwayat Ibnu Majah kedua baik berupa kata- kata, tulisan, ataupun
dari Abdullah bin Amr lebih tegas lagi isyarat yang mengungkapkan persetujuan dan
mengajarkan, “Jangan kamu mengawini ridlanya.(Aziz, 2009:59).
perempuan karena kecantikannya sebab Berdasarkan pengertian diatas, ijab adalah
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
19 Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat
bentuk ungkapan baik yang memberikan arti utama dari pada menggunakan bahasa lain.
akad atau transaksi, dengan catatan jatuh pada (Basyir, 2009: 26).
urutan pertama, sedangkan qabul adalah Jumhurul Ulama juga sepakat dalam
bentuk ungkapan yang baik untuk menjawab, penempatan ijab dan qabul itu sebagai
dengan catatan jatuh pada urutan kedua. rukun perkawinan. Menurut pendapat mazhab
Dalam hukum Islam sebagaimana yang Hanafi dan mazhab Hambali, jika wali nasab
terdapat dalam kitab-kitab fiqh, akad atau yang mewakilkannya telah mengucapkan
perkawinan itu bukan hanya sekedar sebuah ijab, kemudian mempelai laki- laki berdiam
perjanjian yang bersifat keperdataan. Hal ini beberapa saat (tidak segera menyatakan
dinyatakan sebagai sebuah perjanjian yang qabul) maka akad nikahnya dianggap sah.
sangat kuat dan kokoh, sebagaimana disebut Mazhab Maliki berpendapat bahwa qabul
dalam Al-Qur’an dengan ungkapan ikatan hanya boleh terlambat dalam waktu amat
yang kokoh, yang mana perjanjian itu bukan pendek.
hanya sekedar disaksikan oleh dua orang Sedangkan menurut mazhab Syafi‘i, jika
saksi yang ditentukan atau orang banyak yang wali telah mengucapkan ijab maka pengantin
hadir pada saat berlangsungnya akad laki harus segera menyatakan qabulnya.
perkawinan, tetapi juga disaksikan oleh Allah Hal yang paling pokok dalam perkawinan
Swt sebagaimana disebutkan dalam surat an- bagi kedua mempelai yang akan
Nisa’ ayat 21: melangsungkan ikatan perkawinan adalah
“Bagaimana kamu akan mengambilnya adanya kerelaan dan persetujuan dengan
kembali, padahal sebagian kaum telah ikatan tersebut. Hal ini bersifat abstrak dan
bergaul (bercampur) dengan yang lain psikologis sehingga sulit diukur. Oleh karena
sebagai suami-istri. Dan mereka (istri- itu, dalam mencapai persetujuan haruslah
istrimu) telah mengambil dari kamu berbentuk kata-kata, tindakan, atau isyarat
perjanjian yang kuat”. yang dapat dimengerti, selama tidak diikuti
Pada dasarnya akad nikah dapat terjadi penolakan. (Hakim, 2008: 84).
dengan menggunakan bahasa apapun yang Asalnya akad nikah harus diucapkan
dapat menunjukan keinginan serta dapat dengan lafadz yang menunjukan timbulnya
mengerti pihak-pihak bersangkutan dan dapat akad dengan ungkapan yang jelas, tidak ada
dipahami pula oleh para saksi. Di Indonesia makna kemungkinan lain yang sama kuat atau
sering dipergunakan bahasa Arab di kalangan yang lebih unggul serta kedua pihak dalam
mereka yang memahami, mempergunakan majlis akad dan keduanya harus ada
bahasa Indonesia atau bahasa daerah juga kemampuan untuk mengucapkannya. Jika
dipandang sah dan tidak dapat dikatakan qobul seorang calon suami mengirim surat
bahwa menggunakan bahasa yang satu lebih kepada wali wanita atau dengan
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat 20
mendelegasikan seseorang yang disertai dalil, menggunakan tulisan dan atau isyarat sesuai
seperti persaksian para saksi majelis qabul dengan pandangan Imam Syafi‘i.
atau yang lain bahwa surat telah dibacakan Metodologi Penelitian
sebagai bentuk ijab dihadapan mereka atau Kajian ini dilakukan secara kualitatif yang
diberitahukan isi suratnya.(Basyir, 2009: 106). dimaksudkan untuk dapat mendalami aspek-
Pada dasarnya ijab qabul dilakukan dalam aspek yang melingkupi objek kajian berupa
satu majlis, akan tetapi tidak satu majlis bila praktik akad nikah dengan tulisan dan atau
mana antara kedua pihak tidak satu maljis isyarat. Kajian ini dapat digolongkan pada
karena berjauhan daerah atau beda Negara, jenis kajian kepustakaan yang merujuk pada
untuk solusinya tentu menggunakan surat sumber data primer berupa kitab Al- Umm
dengan mendelegasikan disertai bukti-bukti karya Imam Syafi’i, dan data sekunder yang
yang ada. Dan ijab qabul dilakukan secara merujuk pada I‟anatut Thalibin karya
lisan, dalam hal secara lisan tidak mungkin Muhammad Syata Ad- Dimyaty, Fiqh Lima
dilakukan karena salah satu pihak buta huruf Mazhab karya Jawwad Mughniyah. dan buku-
misalnya, dapat dilakukan dengan isyarat bagi buku atau kitab-kitab yang lain yang
orang bisu. berhubungan dengan judul skripsi tersebut.
Di Jawa barat, tepatnya di Desa Klayan, Data-data yang dibutuhkan dalam kajian
Kecamatan Gunung Jati Cirebon, pernah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik
terjadi akad nikah antara Rawisa (41) dengan dokumentasi, untuk kemudian dilakukan
Robi’ah (41) yang sama-sama tunawicara langkah analisis data yang menggunakan
(bisu). Pernikahan mereka berlangsung analisis content analysis. yang mencakup
(10/07) dirumah mempelai wanita itu pun upaya; klasifikasi tanda-tanda yang dipakai
sempat mendapat perhatian banyak orang, dalam komunikasi, Menggunakan kriteria
terlebih keluarga dan tetangga keduanya. Rasa sebagai dasar klasifikasi.
haru bercampur lucu berbaur manakala Pengertian Pernikahan
pasangan tersebut akad nikah, karena meraka Perkawinan dalam bahasa arab disebut al-
hanya bisa menggunakan bahasa isyarat. Nikah, yang menurut bahasa bermakna
Sementara itu penghulu yang menikahkan berkumpul, menindas, dan memasukan. (Tim
keduanya, melalui PPN setempat mengatakan, penyusun IAIN Syarif Hidayatullah, 2006:
meski dengan kondisi kurang sempurna 38). Pernikahan (zawaj) Menurut bahasa
keduanya sah menurut agama dan diakui diartikan adh-dhamm (berkumpul atau
secara administrasi Negara. Berdasar kepada bergabung) dan ikhtilath (bercampur). Makna
paparan tersebut diatas menjadi pertimbangan percampuran bagian dari adh-dhamm karena
penting dilakukannya kajian tentang status adh-dhamm meliputi gabungan fisik yang
hukum praktik akad nikah dengan satu dengan yang lain dan gabungan ucapan
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
21 Sobirin : Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat
satu dengan yang lain; yang pertama ”Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara
gabungan dalam bersenggama dan yang kedua seorang pria dengan seorang wanita sebagai
gabungan dalam akad. suami istri dengan tujuan membentuk sebuah
Nikah menurut istilah syarak adalah suatu keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
akad atau perikatan untuk menghalalkan kekal abadi berdasarkan ketuhanan Yang
hubungan kelamin antara laki-laki dan Maha Esa”.( Tim Redaksi Nuansa Aulia,
perempuan dalam rangka mewujudkan 2009:80).
kebahagiaan hidup keluarga, yang diliputi rasa Hakikat perkawinan yang digambarkan
ketentraman serta kasih sayang dengan cara dalam UU No I/1974 tersebut sejalan dengan
yang diridlai Allah Swt.(Basyir, 2000:14). hakekat perkawinan dalam Islam. Karena
Perkawinan suatu cara yang dipilih oleh keduanya tidak hanya memandang dari segi
Allah sebagai jalan bagi manusia untuk ikatan kontrak lahirnya saja, tapi sekaligus
beranak, berkembangbiak dan kelestarian ikatan pertautan kebatinian antara suami-istri
hidupnya, setelah masing-masing pasangan yang ditunjukan untuk membina keluarga yang
siap melakukan perannnya yang positif dalam kekal dan bahagia sesuai dengan kehendak
mewujudkan tujuan perkawinan. Sebagaimana Tuhan Yang Maha Esa.
dijelaskan dalam surat al-Hujurat ayat 13: Islam Menganjurkan pernikahan dan
“Hai manusia, Sesungguhnya kami mendorong para pemuda agar menikah,
menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan sebagaimana hadits shahih yang diriwayatkan
seorang perempuan dan menjadikan kamu dari Ibnu Mas‟ud bahwa Rasulullah SAW
berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya bersbda:
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya ”Wahai para pemuda, barang siapa
orang yang paling mulia diantara kamu disisi diantara kalian yang mampu biaya nikah,
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara menikahlah! Sesungguhnya menikah itu bisa
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lebih memejamkan pandangan mata dan lebih
lagi Maha Mengenal”. memelihara farj (alat kelamin). Barang siapa
Sebagian ulama Syafi‘iyah memandang yang tidak mampu, henaklah ia berpuasa.
bahwa akad nikah adalah akad ibahah, yaitu Sesungguhnya ia sebagai perisai baginya.”
memperbolehkan suami menyutubuhi Dalam anjuran nikah diatas disepakati
(menggauli) istrinya. (Yanggo, 1994: 40). para Ulama. Maksud biaya nikah adalah
Sehubungan dengan pengertian nikah biaya konsekuensi nikah yakni
dalam hukum Islam seperti telah diuraikan, mempersiapkan tempat tinggal dan memberi
tampaknya tidak berbeda dengan pengertian nafkah hidup. Makna perisai (wija’) adalah
perkawinan dalam UU No.1/1974 tentang mematahkan (qath‘un), tidak mampu
perkawinan. BAB I pasal I berbunyi: menikah. Demikian itu karena puasa
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat 22
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
23 Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat
“Telah ada ayat turun tentang emas dan antaramu rasa kasih sayang.
perak. Dan anda kata kami ada yang lain Sesungguhnya pada yang demikian itu
lebih baik, tentu akan kami simpan. Nabi benar- benar terdapat tanda-tanda bagi
saw menyebut: “Lisan yang selalu kaum berfikir”.
berdzikir, hati yang selalu bersyukur dan c. Memelihara kerukunan hidup berumah
isteri yang mukminah yang menunjang tangga dan kerukunan, sehingga
iman suaminya”. terciptanya stabilitas keluarga dan
2. Aspek Sosial masyarakat, tolong menolong
a. Memberikan perlindungan kepada menyelesaikan masalah, dan berbagi
kaum wanita yang secara umum rasa dalam senang dan duka.
fisiknya lemah karena setelah kawin, ia Rasulullah Saw bersabda sebagai
mendapat perlindungan dari suami, baik berikut:
masalah nafkah atau gangguan orang “Hai para pemuda, barang siapa
lain. diatara kamu telah sanggup memberi
Dalam surat an-Nisa ayat 34 disebutkan nafkah, maka kawinlah, karena kawin
bahwa: itu lebih merundukan mata dan lebih
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin memelihara faraj (kemaluan). Dan
bagi kaum wanita, oleh karena Allah barang siapa tidak sanggup member
telah melebihkan sebagian mereka (laki- nafkah maka hendaklah berpuasa,
laki) atas sebagian yang lain (wanita) karena puasa itu melemahkan syahwat”.
dan karena mereka (laki-laki) telah 3. Aspek Hukum
menafaqahkan sebagian dari harta Pernikahan sebagai akad, yaitu perikatan
mereka”. dan perjanjian yang luhur antara suami-istri
b. Mendatangkan sakinah (ketenteraman untuk membina rumah tangga bahagia.
batin) bagi suami, menimbulkan Dalam surat an-Nisa ayat 21 dijelaskan
mawaddah dan wahabbah (cinta kasih) sebagai berikut:
serta rahmah (kasih sayang) antara “Bagaimana kamu akan mengambilnya
suami-isteri, anak-anak dan seluruh kembali, sebagian kamu telah bergaul
anggota keluarga. Dalam surat ar-Rum (bercampur) dengan yang lain sebagai
ayat 21 disebutkan sebagai berikut: suami-istri. Dan merekan (istri-istrimu)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan- telah mengambil dari kamu perjanjian yang
Nya ialah menciptakan untukmu isteri- kuat”.
isteri dari jenismu sendiri supaya kamu Kemudian, dapat dikaji tentang syarat-
cenderung dan mersa tenteram syarat sahnya nikah ada empat hal, yaitu:
kepadanya dan dijadikan-Nya di 1. Calon kedua mempelai sudah diketahui
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat 24
dengan jelas. Tidak cukup hanya dengan mengindikasikan bahwa tidak sah suatu
mengatakan, ”saya nikahkan anak saya,” pernikahan bila tidak ada dua orang saksi
sedang memiliki banyak anak. Atau dengan yang adil.
mengatakan, ”saya nikahkan anak laki-laki Imam Turmudzi, “ini adalah amalan yang
saya,” sedangkan ia memiliki beberapa telah diamalkan para sahabat Nabi saw.
anak laki-laki. Maka, akan menjadi jelas Dan orang-orang setelah mereka dari para
jika orang tua yang bersangkutan memakai tabi‟in dan yang mengikutinya. Mereka
isyarat dengan menunjuk seseorang yang berkata, tidak sah suatu nikah tanpa ada
dimaksud atau menyebut namanya atau saksi. Dan tidak ada yang berbeda pendapat
menyebut sifat-sifat istimewanya. dalam hal ini, kecuali hanya sekelompok
2. Kedua calon mempelai telah ikhlas atau ulama pada zaman ini.”(Al-Fauzan,
ridla satu sama lain. Nikah tidak akan 2006:652).
menjadi sah jika ada unsur paksaan dari Landasan Secara Teoritis dan Yuridis
salah satu pihak, sebagaimana hadits yang tentang Akad Nikah
diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, Akad nikah nikah adalah perikatan
Rasulullah Saw bersabda, “janganlah kamu hubungan perkawinan antara mempelai laki-
menikahi seorang janda sebelum ia diajak laki dan perempuan yang dilakukan didepan
berunding dan janganlah kamu menikahi kedua saksi laki-laki dengan menggunakan
seoranga gadis kecuali ia ia telah memberi kata-kata ijab-kabul. Ijab dikatakan oleh
izin dan rela.” (Muttafaqun ‘Alaih). pihak perempuan, yang kebanyakan fukaha
Namun, disana ada pengecualian bagi calon dilakukan oleh walinya (wakilnya), dan qabul
mempelai yang masih kecil dan belum adalah pernyataan menerima dari pihak laki-
baligh atau ia bodoh dan idiot, maka bagi laki, serta disebutkan mas kawin (mahar)
walinya ada hak untuk menikahkannya, yang semestinya sudah ada dalam akad nikah.
meski secara paksa. Akad (Shighat) ijab dan qabul. Keduanya
3. Adanya wali bagi wanita untuk menjadi rukun akad. Bergantung pada
memenikahkannya, sebagaimana sabda keduanyalah hakekat suatu dan wujudnya
Rasulullah Saw, “Tidak sah nikahnya secara syara‟. Disini ada beberapa syarat
seorang wanita tanpa adanya wali”. pada ijab dan qabul, sebagian menetap pada
4. Adanya dua orang saksi dalam shighat akad nikah dan sebagian yang lain
pelaksanaan akad nikah, sebagaimana yang menetap pada lafal yang menentukan
disebut dalam hadits yang diriwayatkan keabsahan akad nikah. Berikut ini penjelasan
oleh Jabir r.a sebagai berikut:”tidak sah beberapa syarat akad nikah:
suatu akad tanpa adanya wali dan dua 1. Shighat akad nikah berbentuk kata kerja
orang saksi yang adil.”Hadits ini Lafal yang mengungkapkan ijab-qabul
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
25 Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat 26
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
27 Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat 28
calon suami atau wakilnya harus hadir di istri, dan wali nikah dan kedua saksi laki-laki,
tempat, begitu juga wali perempuan atau serta surat itu dibaca oleh orang yang
wakilnya harus hadir di tempat, dan kedua mewakili sebagai qabul pada saat akad nikah
saksi pun harus hadir di tempat untuk ini sah, karena ada argumentasi adanya wakil.
menyaksikan akad pernikahan. Kedua, akad nikah dengan isyarat, secara
Dalam permasalahan ini terdapat perbedaan umum hanya tertentu pada orang bisu yang
pendapat diantara Ulama, menurut sebagian tidak sanggup untuk mengucapkan qabul bila
Ulama akad nikahnya tetap sah karena dilakukan dengan isyarat padahal bisa atau
dianggap sebagai pengecualian dari tidak pandai menulis maka nikahnya tidak sah.
sahnya akad nikah yang dilaksanakan dengan Akan tetapi, bila pandai menulis, maka akad
shighat kinayah, sedangkan menurut sebagian nikahnya menggunakan panduan kedua-
Ulama lainnya hukumnya tidak sah karena duanya yaitu dengan tulisan dan isyarat, dan
akad nikah yang dilakukan dengan shighat bila benar-benar tidak bisa atau pandai
kinayah hukumnya tidak sah, dan menurut menulis maka cukup/sah akad nikahnya
mereka hal ini juga berlaku dalam masalah ini, dengan isyarat.
jadi akad nikah tersebut baru dihukumi sah Dasar Hukum Imam Syafi’i Tentang
apabila dilakukan dengan isyarat yang bisa Diperbolehkannya Akad Nikah Dengan
dipahami minimal oleh wali nikah yang Tulisan Dan Isyarat
mengakadkannya, entah itu ayahnya, kakeknya Dalam hal istinbat al-hukm Imam Syafi’i
atau wali. Imam Syafi’i berkata “Isyarat dan mempunyai metode yang mana beliau dengan
tulisannya sama dalam berbagai masalah- menggunakan Ushul Fiqh, yaitu dengan
masalah hukum seperti dalam hal wasiat, sumber hukum yang pertama al-Qur’an dan
nikah, talak, jual beli, qishas dan sebagainya. bila mana tidak ada ketetapannya beliau
Dalam hal permasalahan diatas perlu gunakan as-Sunnah dan bila belum maka
diuraikan secara spisifik, bahwa, pertama, menggunakan ijmak para Ulama Mujtahidin.
akad nikah dengan surat bisa sah bila mana Imam Syafi’i pun juga menggali hukum
terpenuhi syarat- syaratnya dan rukun- dengan pertimbangan konteks masalah dengan
rukunnya akad nikah, menurut Imam Syafi’i akibat hukumnya.
secara umum akad nikah dengan surat tidak Pertama, Mengenai sah atau tidaknya akad
sah, tapi melihat konteks permasalahan, calon nikah dengan tulisan, Imam Syafi’i
suami tidak dapat datang pada akad nikah, dan berpendapat sah atau boleh dengan tulisan
ada orang yang adil dan dapat dipercaya yang dengan syarat ada orang yang membacakan
menjadi wakil calon suami dengan disertai tulisannya adalah sebagai wakilnya, kalau
surat qabul dari calon suami, adanya tidak sebagai wakilnya maka akad nikahnya
kesepakatan antara pihak calon suami, calon rusak atau tidak sah. Dan juga Imam Syafi’i
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
29 Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat
berpendapat sahnya akad nikah seorang bisu Tata cara akad nikah bagi orang normal
(tunawicara) dengan isyarat karena tidak dapat adalah sebagaimana biasanya yang telah kita
menulis, tapi kalau bisa menulis sebaiknya ketahui bersama, namun tata cara akad nikah
menggunakan isyarat dan tulisan dipadukan. bagi tunawicara (orang bisu) adalah cukup
Menurut Imam Mughniyah dalam buku dengan menggunakan isyarah saja sudah
Fiqih lima Mazhab berpendapat bahwa sah. Dalil yang menjelaskan hal ini adalah
keterangan akad nikah melalui tulisan (surat bahwa, “Akad nikah dihukumi sah dengan
dan sebagainya) menurut pendapat Imam menggunakan isyarah yang memahamkan
Syafi’i berpendapat tidak sah, dengan catatan bagi orang bisu, itu terdapat di dalam kitab
bila hadir dalam majelis dan sanggup untuk Tuhfah. Nikahnya orang bisu itu dihukumi sah
mengucapkanya akad nikah, dan bila tidak dengan menggunakan isyarah yang
hadir tapi tidak mewakilkan untuk memahamkan, tidak ditentukan hanya orang
membacakan tulisan/suratnya dan sebagai yang pandai memahami isyarah tersebut. Juga
wakilnya. Tetapi sebaliknya memang tidak sah nikahnya orang yang bisu itu dengan
dapat menghadirinya, dan membawakan surat tulisannya, pendapat ini tidak ada khilaf,
kepada orang lain yang adil yang dijadikan (keterangan kitab majmu’), namun ada
sebagai wakil qabulnya, maka sah nikahnya sebagian golongan yang menentang pendapat
dengan terpenuhi syarat dan rukunnya ini karena sesungguhnya isyarah di dalam
Pernikahan. Seperti hal yang telah ada dan talak itu kinayah bukan sarih, akad nikah itu
terjadi pada diri Rasulullah Saw, yaitu saat lebih berat dibandingkan talak, bagaimana
Rasulullah Saw menikahi Ummu Habibah nikah itu di hukumi sah dengan isyarah tanpa
binti Abu Sufyan, yang mana Rasulullah Saw ada khilaf. Dengan menyamakan pendapat
tidak dapat datang dan mewakilkan kepada kyai mushonnif ketika orang bisu itu tidak
sahabat Umar bin Umayyah Al-Dlamiriy punya isyarah yang memahamkan dan sulit
untuk qabul nikahnya. mewalikan (dharurat) maka isyarah orang
Kedua, cara ijab qabul orang bisu dalam bisu itu disamakan dengan
akad nikah bisa dilakukan dengan isyarat, tulisannya.”(Masyhur, 2005: 277).
dengan syarat bila isyaratnya sharih (jelas), Selanjutnya, bahwa orang bisu cukup
jika tidak sharih, dalam arti isyaratnya dengan memberikan isyarat secara jelas
menimbulkan kinayah atau ia bisa menulis (sharih) yang menunjukan maksud nikah,
maka bila ia masih bisa mewakilkan ia harus manakala dia tidak pandai menulis. Kalau dia
mewakilkan dan jika tidak bisa mewakilkan pandai menulis maka sebaiknya dipadukan
maka ijab qabulnya boleh dilakukan dengan antara akad dalam bentuk tulisan dan isyarat,
isyarat kinayah atau dengan tulisan karena hal ini menurut semua mazhab.(Jawwad, 2003:
darurat. 312).
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat 30
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
31 Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat
(Kompilasi Hukum Islam, 2008:9). suami tidak dapat datang pada akad nikah,
5. Disetujui oleh semua pihak. dan ada orang yang adil dan dapat
Sedangkan akad nikah dengan isyarat hanya dipercaya yang menjadi wakil calon suami
dibolehkan kepada orang tunawicara yang dengan disertai surat qabul dari calon
tidak mampu menulis, yang mana hal ini suami, adanya kesepakatan antara pihak
telah terjadi proses akad nikah orang calon suami, calon istri, dan wali nikah
tunawicara dengan isyarat dan disahkan oleh dan kedua saksi laki- laki, serta surat itu
Setelah dilakukan telaah atas permasalahan karena ada argumentasi adanya wakil,
penelitian ini melalui pembahasan- dan Imam Syafi’i juga berpendapat akad
pembahasan pada bab-bab terdahulu, dapat nikah dengan isyarat yang secara umum
dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai hanya tertentu pada orang bisu yang tidak
1. Imam Syafi’i secara menegaskan bahwa akad nikahnya sah atau boleh dengan
akad nikah dengan surat (tulisan) adalah isyarat yang sharih (jelas) tidak dengan
sighat ijab qobul yang tidak secara kinayah dan dengan catatan bila dilakukan
langsung diucapkan oleh mempelai laki- dengan kondisi tidak pandai menulis maka
laki, tapi maksud dan tujuan qobul ditulis nikahnya sah. Akan tetapi, bila pandai
lewat surat serta surat itu dikuatkan menulis, maka akad nikahnya
(kejelasan) calon suami, serta dibawa dan tulisan dan isyarat karena kondisi yang
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat 32
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015
33 Sobirin, Implementasi Akad Nikah Dengan Tulisan Atau Isyarat
Rahman, Abdul. 2010. Fiqih Munakahat. Tim penyusun IAIN Syarif Hidayatullah.
(jakarta: Kencana Prenada Media 2006. Ensiklopedi Islam
Group). Indonesia. cet. (Jakarta: Kencana
Rusyd, Ibnu. 2007. Bidayatul Mujtahid Analisa prenada Media Grup)
Fikih para Ulama, Cet ke 3 Yayasan Penyelenggara penterjemah/pentafsir
(Jakarta: Pustaka Amanai). Al-Qur’an. 1971. Al-Qur’an dan
Sabiq, Sayyid. 1980. Fiqih Sunnah, Cet. I, terjemahannya.
(Bandung: Al Ma’arif)
Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2009. Kompilasi
Hukum Islam, Cet. II, (Bandung:
Nuansa Aulia)
ISTI’DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2020. ISSN: 2356-015