Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 12, No.

1, April 2015 : 54 - 67

PERANAN PENGAWASAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS


KERJA KARYAWAN PADA PT.KERETA API (PERSERO)
DIVISI REGIONAL III SUMATERA SELATAN

Andri Eko Putra *)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengawasan yang dilakukan
terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan Pada PT.Kereta Api (Persero)Divisi Regional III
Sumatera Selatan. PT.Kereta Api (Persero) Divisi Regional III Sumatera Selatan bergerak dibidang
angkutan jasa perkeretaapian berupa angkutan barang dan penumpang adapun jumlah karyawan
PT.Kereta Api (Persero)Divisi Regional III Sumatera Selatan saat ini berjumlah 241 orang. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan metode pengumpulan data
dengan mengamati secara langsung terhadap masalah yang telah di teliti,dengan tujuan agar
masalah dapat diketahui dan dipahami.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan dalam meningkatkan efektivitas kerja
karyawan pada PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional III Sumatera Selatan, pengawasan belum
dilaksanakan dengan efektif, karena kurangnya disiplin kerja karyawan, hal ini bisa dilihat dari tingkat
absensi, jam kerja dan pulang karyawan.

Kata Kunci : Pengawasan, Efektivitas kerja

A. PENDAHULUAN karyawan dan sumber-sumber


1. Latar Belakang material.
Pengawasan merupakan salah Pengawasan yang sebenarnya
satu fungsi manajemen yang penting ditujukan kepada manusia, karena
dan perlu dilakukan pada setiap manusialah yang melaksanakan
perusahaan, karena tanpa adanya kegiatan-kegiatan tersebut. Manusia
pengawasan kemungkinan akan mempunyai ide,pikiran ,pendapat
terjadinya penyelewengan, tentang apa yang dikerjakan. Dalam
penyimpangan, atau pelaksanaan suatu perusahaan seorang pemimpin
kegiatan yang dilakukan tidak sesuai perlu melakukan pengawasan
dengan apa yang telah direncanakan. terhadap bawahannya agar para
Pada umumnya tujuan karyawan bekerja lebih sungguh-
perusahaan dalam melakukan sungguh.
kegiatannya adalah untuk memperoleh Pengawasan yang dilakukan
laba yang maksimal, karena laba untuk mengetahui sedini mungkin
tersebut merupakan jaminan kesalahan dan sekaligus melakukan
kelangsungan hidup Produksi dan perbaikan sebelum membawa dampak
perusahaan. Dalam usaha mengejar yang lebih besar.selain itu
laba tersebut, maka pelaksanaan pengawasan berfungsi untuk menjaga
kegiatan yang telah di rencanakan tidak terjadinya kesalahan dan
perlu diadakan pengawasan, mempertebal rasa tanggung jawab
Pengawasan diharapkan dapat para karyawan.
meningkatkan efektivitas kerja, karena Pelaksanaan fungsi penawasan
efektivitas merupakan titik kendali dari bertujuan untuk mengetahi apakah
semua kegiatan yang dilakukan sesuatu berjalan sesuai dengan
perusahaan secara berhasil guna. Hal rencana yang telah digariskan dengan
itu berarti perusahaan mampu mengetahui kesulitan,kelemahan
memanfaatkan kekayaan yang ada dalam bekerja, dan untuk mengetahui
dengan sebaik – baiknya seperti apakah segala sesuatu berjalan

*) Dosen Tetap FE Univ.PGRI Plg 54


Peranan Pengawasan Dalam Meningkatkan Efektivitas (Andre Eko Saputra)

dengan efektif serta mencari jalan antara lain tingkat absensi, jam kerja
keluar bila dijumpai kesulitan-kesulitan dan pulang karyawan. karena
atau kegagalan kearah perbaikan. pimpinan dan kepala bagian belum
Untuk mendapatkan prinsip melaksanakan pengawasan dengan
pengawasan yang efektif, maka perlu baik dan efektif,Pelaksanaan
dipenuhi beberapa prinsip-prinsip pengawasan hanya dilakukan setelah
pengawasan. Dua pokok yang terjadinya penyimpangan karena
merupakan suatu sistem pengawsan pengawasan dilakukan secara tidak
adanya rencana tertentu dengan langsung dalam arti pengawasan itu
pemberian instruksi serta wewenang dilakukan dengan menerima laporan-
kepada bawahan .prinsip pokok yang laporan dari bawahanya dalam bentuk
utama merupakan suatu keharusan, tertulis. Dalam hal ini pimpinan tanpa
karena rencana tersebut merupakan menandatangi atau melihat tempat-
garis-garis besar yang harus tempat pelaksanaan dari suatu
dilaksanakan oleh bawahan. pekerjaan atau objek yang sedang
Jadi peranan pengawasan sangat diawasi akibatnya penyimpangan
penting dalam suatu perusahaan. sering terjadi di dalam pelaksanaan
Untuk mencapai suatu pengawasan tugas-tugas pekerjaan yang
dan yang baik didalam perusahaan dibebankan kepada karyawan. Hal ini
sangat tergantung pengawasan yang berarti bahwa dalam melaksanakan
dilaksanakan.Hal ini di dalam kegiatan pengawasan perusahaan belum dapat
perusahaan tersebut pimipnan harus mencapai efektivitas yang memuaskan
bisa menetapkan perencanaan, sehingga hal ini menjadi suatu
merancang sistem umpan balik masalah bagi perusahaan.
informasi, membandinkan hasil
sesungguhnya dengan standar yang 2. Perumusan Masalah
terlebih dahulu ditetapkan, Adapun yang menjadi
mengevaluasi, mengukur sejauh mana perumusan masalah dalam penelitian
kemampuan pelaksaan operasional ini adalah : ”Bagaimana pengawasan
organisasi dalam mencapai dalam meningkatkan efektivitas kerja
tujuan,apakah sesuai dengan karyawan pada PT. Kereta Api
perencanaan, jika terjadi (Persero) Divisi Regional III Sumatera
penyimpangan segera diambil Selatan.
tindakan perbaikan. yang perlu diambil
tindakan perbaikan. 3. Tujuan Penelitian
Dalam hal ini penulis mengambil Adapun tujuan dari penelitian
objek penelitian pada PT.Kereta Api tentang masalah ini adalah :
(Persero) Divisi Regional III Sumatera ”Mengetahui pengawasan dalam
Selatan yang merupakan salah satu meningkatkan efektivitas kerja
perusahaan jasa yang melayani jasa karyawan pada PT. Kereta Api
angkutan penumpang,barang- (Persero) Divisi Regional III Sumatera
barang,alat dan rupa-rupa usaha. Selatan
Berdasarkan pengamatan yang
penulis lakukan bahwa pimpinan 4. Manfaat Penelitian
perusahaan PT. Kereta Api Adapun manfaat yang dapat
(Persero)Divisi Regional III Sumatera diperoleh dari hasil penelitian ini
Selatan, pengawasan belum adalah sebagai berikut :
dilaksanakan dengan efektif, karena
kurangnya disiplin kerja karyawan,

55
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 12, No.1, April 2015 : 54 - 67

1. Bagi perusahaan. kurang dari 100 sebaiknya diambil


Dari hasil penelitian ini dapat semua sehingga penelitiannya
digunakan sebagai sumbangan merupakan penelitian populasi jika
pemikiran kepada PT. PT. Kereta jumlah subjek lebih dari 100 dapat
Api (Persero) Divisi Regional III diambil 10 – 15% atau 20% - 25% atau
Sumatera Selatan” dalam lebih tergantung setidak-tidaknya dari
mengatasi masalah yang kemampuan peneliti dilihat dari segi
berkenaan dengan efektivitas kerja waktu dan lamanya. Luasnya wilayah
karyawan. pengamatan dari setiap subjek karena
2. Bagi penulis. hal ini menyangkut banyak sedikitnya
Penelitian ini dapat dijadikan jasa. Berdasarkan pendapat tersebut
sarana untuk menerapkan dan diatas, penulis mengambil semua dari
membandingkan teori-teori yang populasi yang ada sebanyak 10 orang
didapat di bangku kuliah dengan karyawan sebagai sampel penelitian ini.
permasalahan yang ada pada
perusahaan,serta untuk Tabel 1
menyatakan bukti tentang Pengambilan Sampel Karyawan Sub
pengawasan dalam meningkatkan Bagian Sumber Daya manusia
efektivitas kerja karyawan Sampel
Jumlah
3. Bagi pembaca. No Jabatan penelitian
pegawai
Sebagai bahan untuk 100%
mengembangkan ilmu Manajemen 1 Kasi 1 1
administrasi
Sumber Daya Manusia,khususnya
2 Kasi SDM 1 1
pengetahuan tentang pengawasan 3 Kaur 1 1
dalam meningkatkan efektivitas 4 Staf-staf 7 7
kerja karyawan Jumlah 10 10 (100%)
Sumber,PT. Kereta Api(Persero) Divisi Regional
5. Metode Penelitian III Sumatera selatan
a. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penlitian tidak terlalu luas c. Teknik Pengumpulan Data
maka penulis membatasi ruang 1. Data primer adalah data yang
lingkup penelitian dan masalah yang didapat langsung dari objek
akan dibahas,menitik beratkan pada penelitian dalam hal ini dapat
masalah pengawasan dalam menjadi objek penelitian adalah PT.
meningkatkan efektivitas kerja Kereta Api (Persero) Divisi Regional
karyawan pada PT.Kereta Api III Plaju Palembang Sumatera
(Persero)Divisi Regional III Selatan.
Sumatera Selatan. 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah pengumpulan
b. Populsi dan sampel data dengan mempelajari masalah-
Populasi dalam penelitian ini masalah yang berhubungan dengan
adalah semua karyawan Sub Sumber objek yang diteliti melalui buku
daya Manusia berjumlah 10 orang. pedoman literature yang disusun
Menurut Arikunto (2006;104) sampel para ahli yang berhubungan dengan
adalah sebagian dari populasi atau masalah yang dibahas.
subjek yang akan diteliti.
Sampel yang akan diteliti,
mengacu pada pendapat Suharsimi
Arikunto (2006:109) yaitu apabila subjek

56
Peranan Pengawasan Dalam Meningkatkan Efektivitas (Andre Eko Saputra)

B. LANDASAN TEORI Menurut Sondang P. Siagian


1. Pengawasn (2005 : 135}, Pengawasan adalah
a. Pengertian Pengawasan proses pengamatan pelaksanaan
Pengawasan merupakan fungsi seluruh organisasi untuk menjamin
akhir yang harus dilaksanakan agar supaya semua pekerjaan yang
dalam manajemen. Dengan sedang dilakukan sesuai dengan
pengawasan dapat diketahui rencana yang telah dikehendaki.
tentang hasil yang telah dicapai. Dari definisi tersebut,
Cara yang dilakukan dalam menunjukkan bahwa terdapat
pengawasan yaitu hubungan yang sangat erat antara
membandingkan segala sesuatu pengawasan dengan perencanaan.
yang telah dijalankan dengan Maka jelaslah tanpa perencanaan,
standar atau rencananya, serta pengawasan tidak mungkin dapat
melakukan perbaikan-perbaikan dilaksanakan, begitu juga
bila terjadi penyimpangan. Jadi sebaliknya perencanaan tanpa
dengan pengawasan dapat pengawasan berarti timbulnya suatu
mengukur seberapa jauh hasil yang kekeliruan-kekeliruan, kesalahan-
telah dicapai sesuai dengan apa kesalahan, penyelewengan yang
yang telah direncanakan. serius terhadap tujuan yang
Pengawasan perlu dilakukan pada hendak dicapai sesuai dengan
setiap tahap supaya mudah rencana yang telah ditetapkan.
dilakukan perbaikan jika terjadi Oleh Karena itu seseorang
penyimpangan. Pengawasan pada pimpinan tidak saja dituntut untuk
setiap tahap memungkinkan bagi mampu mengadakan perencanaan,
manajer untuk memperkirakan pengorganisasian, dan
gejala-gejala penyimpangan yang menggerakkan saja akan tetapi
dapat terjadi, sehingga bisa harus mampu pula melaksanakan
dilakukan tindakan pencegahan. pengawasan terhadap hasil
Dengan demikian pengawasan pekerjaan yang dilakukan oleh
merupakan langkah ke arah bawahannya, supaya seorang
pelaksanaan rencana yang telah pimpinan dapat mengetahui
disusun sebelumnya. Untuk kesulitan-kesulitan dan hambatan-
memahami fungsi pengawasan, hambatan yang dihadapi
maka akan dikemukakan oleh bawahannya dalam pelaksanaan
penulis beberapa definisi dari pada pekerjaan tersebut, sehingga
pengawasan menurut para ahli. dapat diambil suatu tindakan untuk
Menurut Manullang (2012 ; 179), memperbaikinya. Dengan demikian
Pengawasan adalah suatu proses dapat ditarik kesimpulan bahwa
untuk menetapkan pekerjaan apa pengawasan merupakan suatu
yang harus dilakukan, menilainya kegiatan dari seseorang yang
dan mengoreksi bila perlu dengan mengusahakan agar pekerjaan-
maksud supaya pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai
pekerjaan sesuai dengan rencana. dengan rencana yang telah
Menurut Sarwoto (2003 :92), ditentukan.
Pengawasan adalah kegiatan
manajer yang mengusahakan agar b. Tujuan Pengawasan
pekerjaan terlaksana sesuai dengan Sebelum penulis menguraikan
rencana yang telah ditetapkan dan tujuan dari pengawasan terlebih
dikehendaki. dahulu akan dibahas tujuan dari

57
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 12, No.1, April 2015 : 54 - 67

perencanaan. Di dalam suatu berikut :


organisasi perencanaan penting
karena di dalamnya digariskan 1) Menetapkan Alat Pengukur
dengan jelas dan tepat tujuan- (Standart)
tujuan baik yang jangka panjang Bila kita hendak mengukur
maupun jangka pendek dan atau menilai pelaksanaan pekerjaan
digariskan apa yang harus bawahan, kita harus mempunyai
dilakukan agar tercapai tujuan- alat penilai atau standar. Alat ini
riljuan yang direncanakan harus ditetapkan terlebih dahulu
sebelumnya. Perencanaan berguna sebelum bawahan melaksanakan
bagi orang-orang di luar organisasi pekerjaan dan bawahan perlu
yang bersangkutan, sebab dengan mengetahui benar alat pengukur
melihat perencanaan orang dapat yang dipergunakan oleh atasan
mengetahui tujuan dari organisasi untuk menilai pekerjaannya. Alat
yang bersangkutan. Dengan kata penilai pekerjaan bagi bawahan
lain tujuan perencanaan pada umumnya terdapat pada
mengusahakan agar terhindar dari rencana secara keseluruhan
keborosan-keborosan untuk maupun pada rencana-rencana
mencapai basil atau ouput bagian. Agar alat penilaian itu
secara maksimal dari sumber- diketahui oleh bawahan maka alat
sumber yang tersedia. penilaian itu harus dijelaskan
Menurut Soewarno (2006 : 143), terlebih dahulu kepadanya, ini
tujuan fungsi pengawasan adalah memang perlu dilakukan karena
agar hasil pelaksanaan pekerjaan dengan cara tersebut maka para
diperoleh secara berdaya guna bawahan mengetahui tujuan yang
(efesien) dan berhasil guna (efektif) harus dicapainya dengan
dengan rencana yang telah menyelesaikan tugas - tugas yang
ditentukan sebelumnya. dibebankan kepadanya. Bila hal ini
Dari pendapat tersebut di atas, tidak diketahui maka mereka akan
tujuan dari pengawasan ialah agar mereka-reka kemana kegiatan itu
setiap rencana yang telah harus diarahkan. Untuk mencapai
ditentukan sebelumnya dapat maksud yang sama yakni bawahan
dilaksanakan secara berdaya guna mampu memahami standar yang
(efesien) dan berhasil guna (efektif), dipergunakan oleh atasannya,
sehingga tidak terjadi kesalahan- sehingga standar tersebut dapat
kesalahan dan penyelewengan- dikembangkan atas suatu dasar
penyelewengan serta kesepakatan bersama.
penyalahgunaan dan tanggung
jawab dalam pencapaian tujuan 2) Mengadakan Penilaian
perusahaan yang telah ditentukan (Evaluate)
sebelumnya. Dalam proses pengawasan
sangat diperlukan tindakan
c. Proses Pengawasan penilaian. Penilaian dimaksud untuk
Menurut Manullang (2012 : membandingkan hasil pekerjaan
16) dalam melaksanakan tugas bawahan dengan standar yang telah
pengawasan, untuk mempermudah ditetapkan. Yang menjadi masalah
proses pelaksanaannya dalam adalah bagaimana cara
merealisir tujuan harus dilalui memperoleh atau mengetahui hasil
beberapa fase atau urutan sebagai pekerjaan bawahan dengan baik.

58
Peranan Pengawasan Dalam Meningkatkan Efektivitas (Andre Eko Saputra)

Pekerjaan bawahan dapat diketahui penilaian. Jadi pimpinan dapat


melalui beberapa cara, yaitu : membandingkan hasil pekerjaan
Dari laporan tertulis yang bawahan yang nyata dengan
disusun oteh bawahan, baik laporan standar, sehingga perbandingan
rutin maupun laporan istimewa, tersebut dapat dipastikan adanya
maksudnya pengawasan yang tindakan penyimpangan.
khusus ditujukan kepada hal-hal
yang bersifat istimewa didalam 3) Mengadakan Tindakan
perusahaan tersebut. Perbaikan (Corrective Action)
Langsung menghubungi Fase terakhir dilaksanakan bila
bawahan untuk menanyakan hasil fase sebelumnya dapat dipastikan
pekerjaan atau bawahan dipanggil terjadi penyimpangan. Dengan
untuk memberikan laporan lisan. tindakan perbaikan yang diambil
Memperoleh hasil pekerjaan untuk menyesuaikan hasil pekerjaan
dengan cara pertama, yaitu laporan sesungguhnya atau nyata dengan
tertulis dari bawahan, bagi pimpinan rencana yang telah ditentukan.
kadang-kadang sulit untuk Untuk dapat melaksanakan tindakan
menentukan mana hasil yang perbaikan, maka pertama yang
berupa kenyataan dan mana hasil harus kita analisa adalah penyebab
yang berupa pendapat. Dengan terjadinya penyimpangan tersebut.
kata lain . laporan tertulis dapat Bila pimpinan sudah mengetahui
disusun oleh bawahan, dan dapat apa-apa yang menjadi faktor
saja dilaporkan melebihi hasil yang penyebabnya maka barulah diambil
dicapai oleh bawahan atau juga tindakan perbaikan.
dapat dilaporkan melebihi hasil
sesungguhnya yang dicapai. d. Macam-macam Pengawasan
Selanjutnya mungkin sekali laporan Menurut Soewarno (2006 :
disusun tidak seluruhnya dimuat 139), bahwa objek pengawasan
dalam laporan tersebut. Cara kedua dilakukan terhadap - produk, uang,
pimpinan tidak selalu mempunyai waktu dan orang, sedangkan dari
waktu untuk mengunjungi bawahan segi subyeknya pengawasan dibagi
atau berwawancara dengan menjadi empat macam yaitu :
bawahan, mengingat aktivitas-
aktivitas yang lain, mengingat jarak 1) Pengawasan dari Dalam
dan lain sebagainya. Yaitu pengawasan yang
Kelemahan cara pertama dilakukan oleh atasan atau unit
dapat diatasi dengan memberikan pengawasan dibentuk oleh
bimbingan atau pedoman-pedoman organisasi itu sendiri. Unit
dalam menyusun laporan. Cara pengawasan ini bertindak atas
kedua dapat diatasi dengan nama pimpinan organisasi dan
mengangkat pembantu pimpinan bertugas mengumpulkan data dan
yang melakukan kegiatan tersebut. informasi yang diperlukan oleh
Jadi dibentuk suatu badan pimpinan organisasi itu, data dan
pengawasan yang bertugas informasi tersebut kemudian
mendapatkan suatu laporan hasil digunakan oleh pimpinan untuk
pekerjaan bawahan dengan jelas. mengevaluasi baik untuk
Bila standar maupun pekerjaan kemajuan maupun kemunduran
bawahan sudah ada, pimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan.
dapat mengadakan penilaian- Kemudian hasil pengawasan ini

59
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 12, No.1, April 2015 : 54 - 67

dapat di pergunakannya untuk maksud dari laporan unit


menilai kebijaksanaan atau pengawasan ini agar pimpinan
keputusan pimpinan organisasi selalu dapat mengikuti
itu, dalam hal ini kadang-kadang perkembangan yang terjadi dalam
kebijaksanaan atau keputusan segala hal dalam organisasi itu.
pimpinan yang telah dikeluarkan itu
perlu ditinjau kembali. Sebaliknya 4) Pengawasan Informal
pimpinan dapat pula mengadakan Pengawasan ini dilaksanakan
tindakan-tindakan perbaikan tidak melalui saluran formal atau
terhadap pelaksanaan pekerjaan prosedur yang telah ditentukan.
yang telah dilakukan sebehunnya. Pengawasan informal ini biasanya
dilakukan masyarakat baik secara
2) Pengawasan dari Luar langsung maupun tidak langsung.
Yaitu pengawasan yang Pengawasan langsung ialah
dilakukan oleh orang-orang atau pengawasan yang dilakukan oleh
unit pengawasan dari luar masyarakat dengan melalui media
organisasi. Pengawasan ini masa, surat-surat kabar dan
dilakukan atas nama pimpinan majalah-majalah. Sedangkan
organisasi karena permintaannya pengawasan tidak langsung ialah
atau pengawasan itu dilakukan pengawasan yang dilakukan oleh
atas nama atasan dari pimpinan masyarakat melalui perwakilan-
organisasi itu. Adapun pengawasan perwakilan lembaga politik, misalnya
dari luar dilakukan oleh instansi, melalui Dewan Perwakilan Rakyat
misalnya Badan Pemeriksa (DPR) tingkat I dan DPRD tingkat II,
Keuangan (BPK) yang berwenang dalam melaksanakan tugasnya
melakukan pengawasan penjabat dan pimpinan suatu
keseluruhan dari departemen organisasi menghendaki
yang ada di lingkungan Negara keterbukaan dalam memperoleh
Republik Indonesia. informasi, usul-usul, Saran-saran
perbaikan dan penyempurnaan
3) Pengawasan Formal dalam melaksanakan tugas. Saran-
Yaitu pengawasan yang saran tersebut diharapkan didapat
dilakukan oleh unit pengawasan dari bawahannya, hal ini juga
yang berwenang dau dapat secara menyiapkan pengawasan informal
intern maupun ekstren. dan cara ini baik untuk dilakukan
Pelaksanaan pengawasan mi guna memperbaiki dan
prosedurnya telah ditentukan, penyempurnaan jalannya
misalnya periode waktu organisasi serta untuk
pertanggung jawaban, periode menghindari kecanggungan
waktu membuat laporan dan hubungan antara atasan dan
periode waktu pemeriksaan. Orang bawahannya.
yang melakukan pengawasan ini
melaporkan secara periodik 2. Pengertian Efektivitas Kerja
mengehui perkekembangan hasil Manajemen yang baik adalah
pekerjaan yang telah manajemen yang mampu
dilaksanakannya kepada pimpinan. mengorganisasi dan memanfaatkan
Kemudian laporan laporan itu harus sumber daya yang tersedia secara
disertai juga dengan saran-saran efektif. Kata kunci dari pengertian ini
perbaikan dan penyempurnaannya, adalah "Efektif' karena pada akhirnya

60
Peranan Pengawasan Dalam Meningkatkan Efektivitas (Andre Eko Saputra)

keberhasilan pimpinan dan para demikian efektivitas kerja menjadi lebih


karyawannya dalam suatu baik.
perusahaan diukur dalam konsep Menurut Sondang P. Siagian
efektivitas. Ada beberapa pendapat (2005 : 32-34), ada hal-hal yang bisa
yang mengatakan pengertian efektivitas dijadikan pegangan dalarn mengukur
antara lain efektivitas kerja organisasi,
MenuIrut Sondang P. Siagian diantaranya adalah :
(2005 : 3), Efektivitas adalah a. Kejelasan tujuan yang hendak
keseluruhan proses dalam organisasi dicapai
dengan memperhatikan pelaksanaan Proses pencapaian tujuan
pembagian kerja, pelimpahan organisasi akan lebih lancar dan
wewenang sehingga tujuan pokok efektivitas, apabila para
dari organisasi dapat tercapai. karyawannya meyakini dan
Efektivitas juga berkaitan erat bukan menyadari kejelasan tentang arti
hanya dengan penggunaan sumber pentingnya pencapaian tujuan
daya, dana dan prasarana kerja secara pribadi mereka yang hendak dicapai
tepat, akan tetapi juga dengan dalam suatu organisasi untuk
tercapainya tuiuan dan sasaran yang meningkatkan prestasi kerja.
telah ditentukan sebelumnya dalam b. Kejelasan strategi pencapaian
batas waktu yang telah ditetapkan tujuan
untuk pencapaiannya. Sedangkan Strategi bisa dianggap sebagai
menurut James A. F Stoner (2003 : "Pata Jalan" dalam usaha
14), Efektivitas adalah kemampuan mencapai sasaran yang telah
untuk memilih tujuan yang tepat. ditetapkan. Karena kejelasan
Dari beberapa pengertian di "Pata Jalan" ini perlu, untuk
atas, dapat kita lihat betapa pentingnya menghindarkan kemungkinan
efektivitas bagi suatu perusahaan terjadinya penyimpangan.
atau organisasi. Menunit Sondang P. c. Proses analisa dan perumusan
Siagian (2003 : 30), ada beberapa kebijakan yang mantap
faktor yang mempengaruhi efektivitas Kegiatan perumusan kebijaksanaan
kerja antara lain : harus mampu menjembati tujuan
a. Kepemimpinan yang baik dan usaha-usaha pelaksanaan
b. Adanya semangat kerja yang tinggi kegiatan operasional. Oleh karena
c. Adanya usaha untuk meningkatkan itu, manajemen harus mampu
produksi menterjemahkan informasi menjadi
d. Adanya kerja pimpinan dan data yang dibutuhkan serta
karyawan mengolah dan menganalisis
Untuk meningkatkan sehingga bisa dipakai sebagai dasar
kemampuan kerja para karyawan, kebijaksanaan perusahaan.
pimpinan harus menjalankan usaha- d. Perencanaan yang matang
usaha pengembangan karyawan Pada hakikatnya merumuskan
dengan baik dan tujuannya untuk rencana berarti memutuskan
memperbaiki efektivitas kerja karyawan sekarang apa yang akan dikerjakan
dalam mencapai hasil-hasil kerja yang organisasi di masa yang akan
telah ditetapkan. Dengan kata lain, datang, sampai sejauh mana
seorang pimpinan yang baik adalah perusahaan dapat memperkirakan
apabila kebutuhan karyawan dapat keadaan yang dihadapi,
dipenuhi, sehingga seorang atau memperhitungkan faktor pembatas
karyawan akan bekerja dengan baik dan dan situasi lingkungan yang akan

61
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 12, No.1, April 2015 : 54 - 67

timbul, mengambil keputusan serta C. PEMBAHASAN


resiko yang akan ditimbulkan dapat
dijadikan kriteria efektivitas kerja 1. Peningkatan Pengawasan dalam
organisasi. Meningkatkan Efektivitas Kerja
e. Penyusunan program yang tepat Karyawan PT. Kereta Api
Suatu rencana yang baik masih (Persero) Divisi Regional
perlu diiabarkan dalam program Sumatera Selatan
pelaksanaan yang tepat pula, jika Berdasarkan pengamatan
tidak para karyawan akan kurang penulis bahwa pimpinan perusahaan
memiliki pedoman dalam bertindak PT Kereta Api (Persero)Divisi Regional
dan bekerja. III Sumatera Selatan,pengawasan
f. Tersedianya sarana belum dilaksanakan dengan efektif,
Salah satu indikator penting dalam karen kurangnya disiplin kerja
mengukur efektivitas kerja karyawan,antara lain tingkat
perusahaan adalah kemampuan absensi,jam kerja dan pulang
bekerja secara produktif dengan karyawan,karena pimpinan dan kepala
sarana dan prasarana yang tersedia bagian belum melaksanakan
dalam pentsahaan. pengawasan dengan baik dan
g. Pelaksanaan yang efektif dan efektif,pelaksanaan pengawasan
efesien hanya dilakukan setelah terjadinya
Kejelasan tujuan, strategi yang penyimpangan karena pengawasan
tepat, proses perumusan dilakukan secara tidak langsung dalam
kebijaksanaan yang efektif, rencana arti pengawasan itu dilakukan dengan
yang matang, penjabatan rencana menerima laporan-laporan dari
dalam program yang tepat serta bawahanya dalam bentuk
kemampuan memanfaatkan sarana tertulis.dalam hal ini pimpinan tanpa
dan prasarana yang tersedia harus mendatangi atau melihat tempat-
dicerminkan kedalam kegiatan tempat pelaksanaan dari suatu
operasional yang efektif dan efesien. pekerjaan atau objek yang sedang di
awasi akibatnya penyimpangan sering
h. Sistem pengawasan dan terjadi di dalam pelaksanaan tugas-
pengendalian yang bersifat tugasnya yang dibebankan kepada
mendidik karyawan.hal ini berarti bahwa dalam
Menyadari bahwa manusia bukanlah melaksanakan pengawasan
makhluk yang sempurna, maka demi perusahaan belum dapat tercapai
efektivitas kerja perusahaan perlu efektivitas yang memuaskan sehingga
adanya sistem pengawasan yang hal ini menjadi suatu masalah bagi
lebih menekankan pada tindakan perusahaan
preventif daripada refresif, bukan Pengawasan pada hakekatnya
untuk mencari siapa yang salah tapi merupakan usaha memberikan
lebih ditekankan pada petunjuk kepada para pelaksana agar
penyempurnaan sistem kerja, demi mereka bertindak sesuai dengan
terjaganya objektivitas dalam rencana. Pengawasan merupakan
pengawasan dan pengendalian. salah satu pengawasan pada
perusahaan ini,fungsi manajemen
terdiri dari. ` Pengawasan langsung
dan tidak langsung. Pengawasan
langsung adalah pengawasan yang
dilakukan pimpinan suatu organisasi

62
Peranan Pengawasan Dalam Meningkatkan Efektivitas (Andre Eko Saputra)

dalam melakukan pemeriksaan maju atau mundur semuanya


langsung pada tempat pelaksanaan tergantung dari Sumber Daya
pekerjaannya baik dengan sistem Manusia nya. Bila Sumber Daya
verifikasi maupun sistem investigasi Manusia nya sudah menanamkan
dengan melakukan pengawasan rasa disiplin, baik jam kerja
terhadap pegawai /karyawan dengan maupun dalam menjalankan tugas-
pengawasan secara tidak langsung tugas yang diberikan oleh pimpinan
adalah dengan melihat laporan- maka keberhasilan suatu tujuan
laporan yang berkaitan dengan akan tercapai demikian juga
kedisiplinan dan keaktifan pegawai sebaliknya.
dalam melaksanakan kewajibannya, d. Pengambilan tabel jam kerja
misalnya untuk melihat keaktifan dan karyawan PT. Kereta Api (Persero)
kedisiplinan karyawan kepada seksi Divisi Regional III Sumatera
Sumber Daya Manusia bisa melihat Selatan
dari daftar hadir dan rekapitulasi. Jam kerja yang berlaku pada
Sebagaimana diketahui disiplin PT. Kereta Api (Persero) Divisi
adalah salah satu pembinaan Regional Sumatera Selatan sesuai
semangat atau moril kerja pegawai dengan peraturan yang dikeluarkan
dalam menjalankan tugasnya, supaya oleh Kepala Seksi Sumber daya
tertib, berdaya guna dan berhasil manusia dimana jam kerja tersebut:
guna.untuk meningkatkan efektivitas
kerja karyawan Seksi sumber daya Tabel 2
manusia PT. Kereta Api (Persero) Jam kerja yang berlaku di PT. Kereta Api
Divisi Regional III Sumatera Selatan (Persero) Divisi Regional Sumsel
perlu meningkatkan pengawasan Masuk Pulang
Hari kerja
sebagai berikut: kerja kerja
a. Absensi kehadiran yang dilakukan Senin 08.00 16.00
pada setiap hari kerja pada unit Selasa 08.00 16.00
satuan kerja masing-masing. Rabu 08.00 16.00
b. Adanya rekapitulasi absensi Kamis 08.00 16.00
karyawan Jum’at 08.00 16.00
c. Daftar hadir dan rekapitulasi Sumber: PT. Kereta Api (Persero) Divisi
Regional III Sumatera Selatan
dilanjutkan ke Kasubag
Administrasi setelah itu diberikan
Hari kerja yang berlaku di PT.
pada Kepala seksi Sumber daya
Kereta Api (Persero) Divisi Regional
manusia PT. Kereta Api (Persero)
Sumatera Selatan yaitu 5 hari kerja
untuk diserahkan ke kepala Divre
sementara hari Sabtu libur sesuai
PT. Kereta Api (Persero) Divisi
dengan ketentuan pemerintah tentang
Regional III Sumatera Selatan.
ketenagakerjaan.
Kepala Seksi Sumber daya
Sesuai dengan bab terdahulu
manusia selalu memberikan
jam kerja, masuk karyawan dan pulang
pengarahan tentang disiplin agar
bervariasi, hal ini disebabkan adanya
setiap karyawan ditanamkan rasa
alasan seperti jarak dari rumah ke
memiliki terhadap perkerjaanya,
kantor jauh, alasan keluarga, jalan
Kepala Seksi Sumber daya
macet, kendaraan sulit. Pelanggaran
manusia selalu menegaskan
atas disiplin pegawai, Kepala Seksi
kepada bawahannya, mau dibawa
Sumber Daya Manusia memberikan
kemana PT. Kereta Api (Persero)
tingkat hukuman sebagai berikut:
Divisi Regional Sumatera selatan

63
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 12, No.1, April 2015 : 54 - 67

1. Hukuman disiplin ringan 2. Untuk menghalangi para karyawan


a. Teguran lisan yang lain melakukan kesalahan
b. Teguran tertulis yang serupa.
c. Pernyataan tidak puas secara 3. Untuk menjaga berbagai standar
tertulis kelompok tetap konsisten dan
2. Hukuman disiplin sedang efektif.
a. Penundaan kenaikan gaji Rata-rata manusia tidak
berkala paling lambat satu menyukai kerja dan akan
tahun menghindarinya jika mungkin, karena
b. Penurunan gaji sebesar satu sifat manusia tidak menyukai kerja,
kali kenaikan gaji berkala untuk tapi ingin mendapatkan hasil yang
paling lama satu tahun besar. Sebagian orang harus dipaksa
c. Penundaan kenaikan pangkat dikendalikan, diarahkan dan diancam
untuk paling lama satu tahun dengan hukuman untuk membuat
3. Hukuman disiplin berat mereka supaya berusaha. Menghadapi
a. Penurunan pangkat pada manusia seperti ini memang sulit
pangkat yang setingkat lebih karena pimpinan harus banyak
rendah paling lama satu tahun berperan aktif untuk mengawasi
b. Pembebasan dari jabatan bawahannya.
c. Pemberhentian dengan hormat Orang yang memiliki sifat
tidak atas permintaan sendiri seperti ini cocok diberikan motivasi
d. Pemberhentian dengan tidak atau dorongan yang bersifat ancaman
hormat atau hukuman, dengan demikian
Namun sejauh ini hukuman yang mereka akan merasa takut untuk tidak
pernah dilakukan terhadap PT. Kereta mengerjakan tugas yang dibebankan
Api (Persero) Divisi Regional Sumatera kepadanya dan merasa diawasi terus
Selatan yaitu teguran secara lisan. menerus .
Teguran lisan terbagi dalam Untuk itu pimpinan perlu
beberapa tingkatan seperti: teguran mengadakan usaha untuk
lisan pertama, bila teguran pertama meningkatkan efektivitas kerja dan
tidak diindahkan maka diberikan menerapkannya dengan baik. Namun
teguran kedua, apabila teguran ini untuk mendapatkan efektivitas kerja
masih dilakukan oleh pegawai maka yang baik unsur pimpinan PT. Kereta
tindakan selanjutnya adalah dengan Api (Persero) Divisi Regional Sumatera
memberikan teguran tertulis. Teguran Selatan menciptakan suasana kerja
tertulis ini juga diperingatkan sampai yang dapat meningkatkan kerja sama
tiga kali. Pendisiplinan seperti ini dalam menjalankan tugas kantor,
merupakan jenis hukuman disiplin sehingga beban tugas tidak dirasakan
korektif sebagaimana yang telah sebagai suatu beban yang berat, akan
dijelaskan pada bab terdahulu. tetapi merupakan kewajiban yang
Berdasarkan teori T. Hani Handoko harus dilaksanakan dengan penuh
(2001:209) yaitu kegiatan yang diambil rasa tanggung jawab.
untuk menangani pelanggaran Yang perlu diperhatikan oleh
terhadap aturan-aturan dan mencoba pimpinan dalam melaksanakan disiplin
untuk menghindari pelanggaran- kerja adalah masuk atau pulang kerja
pelanggaran lebih lanjut. tepat pada waktunya, kepada
1. Untuk memperbaiki pelanggaran bawahan bersifat membimbing serta
terhadap peraturan yang telah mengarahkan.
ditetapkan dalam perusahaan.

64
Peranan Pengawasan Dalam Meningkatkan Efektivitas (Andre Eko Saputra)

Dengan pemberian hukuman tindakan perbaikan agar setiap


karyawan merasa takut, apabila tidak rencana untuk masa yang akan datang
mentaati disiplin jam kerja. Diharapkan dapat dilaksanakan lebih efektif.
karyawan tidak melakukan kebiasaan Dengan adanya pengawasan
datang terlambat ke kantor. yang efektif, maka kesalahan,
penyimpangan, pemborosan dan
3. Upaya Untuk Meningkatkan penyelewengan yang tidak sesuai
Efektivitas Kerja dengan tugas dan wewenang yang
Untuk mengatasi hambatan- telah ditetukan dapat dicegah atau
hambatan tersebut maka diadakan diperbaiki, sehingga kemungkinan
upaya-upaya untuk mengatasinya timbulnya kerugian yang besar dapat
yaitu: dhindari atau setidak-tidaknya dapat
a. Menetapkan standar pelaksanaan diperkecil dan akhirnya dapat
atau perencanaan menimbulkan keuntungan bagi
Perencanaan harus ditetapkan perusahaan. Penempatan orang-orang
terlebih dahulu agar tidak terjadi yang sesuai dengan bidangnya dan
penyimpangan-penyimpangan dari kemampuannya adalah sangat perlu
fungsi pengawasan sehingga sekali karena dengan menempatkan
tujuan daripada organisasi dapat orang-orang yang tepat pada bidang
dilaksanakan sesuai rencana yang sesuai dengan kemampuannya
sebelumnya. akan sangat berperan bagi kelanjutan
b. Penentuan pengukuran usaha dalam suatu perusahaan.
pelaksanaan kegiatan. Dengan adanya pembagian
c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan kerja bagi setiap orang tersebut maka
nyata akan timbul pula tanggung jawab yang
d. Pembandingan pelaksana harus dipikul sesuai dengan beban
kegiatan dengan standar dan dan tugas masing-masing. Kelancaran
penganalisaan penyimpangan- kerja dan semangat kerja yang tinggi
penyimpangan. akan timbul sehingga pencapaian
e. Pengambilan tindakan koreksi bila tujuan dan sasaran-sasaran
perlu perusahaan diharapkan akan dapat
Dengan demikian hasil kerja dicapai sesuai dengan rencana.
dapat sesuai dengan rencana. Jika Jelas kiranya bahwa dari uraian
dihubungkan dengan perusahaan PT. di atas bahwa tindakan yang dilakukan
Kereta Api (Persero) Divisi Regional itu tidak serta merta dapat
Sumatera Selatan tampak bahwa menyesuaikan pekerjaan yang
pelaksanaan pengawasan kenyataannya dengan rencana atau
dilaksanakan sendiri oleh pimpinan, standar. Oleh karena itulah, perlu
sedangkan sebagaimana kita ketahui sekali diadakannya laporan berkala
seorang pimpinan itu masih sebagai bahan evaluasi perusahaan
mempunyai kesibukan-kesibukan lain untuk mendeteksi kemungkinan
sehingga pengawasan disini hanya kemajuan dan atau terdapat
dilakukan secara sempit saja yaitu penyimpangan-penyimpangan. Setiap
membandingkan rencana yang telah indikasi bila terjadi penyimpangan
dibuat dengan hasil yang dicapai. maka segera dilakukan perbaikan
Setelah itu jika terdapat dalam jangka waktu yang sesingkat
penyimpangan dengan kata lain hasil mungkin guna mengurangi atau
yang dicapai lebih kecil dari yang memperkecil resiko yang akan terjadi
ditargetkan maka perlu diambil akibat penyimpangan selanjutnya.

65
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 12, No.1, April 2015 : 54 - 67

kemungkinan bawahan atau


D. KESIMPULAN DAN SARAN karyawan akan menyimpang dari
Berdasarkan uraian di atas, standar atau rencana yang telah
maka penulis akan memberikan dibuat.
beberapa kesimpulan dan saran-saran
sebagai alternatif untuk 2. Saran
pengembangan sistem pengawasan Berdasarkan kesimpulan di atas,
dalam perusahaan PT. Kereta Api maka penulis mencoba memberikan
(Persero) Divsi Regional III Sumatera saran–saran yang dapat digunakan
Selatan. sebagai bahan pikiran dalam
memajukan usaha pada masa yang
1. Kesimpulan akan datang.
Adapun kesimpulan yang dapat Adapun saran–saran yang dapat
penulis rumuskan adalah sebagai penulis kemukakan sebagai berikut :
berikut : a. Proses pengawasan dengan
a. Belum adanya pengawasan mempergunakan peralatan–
secara efektif dalam meningkatkan peralatan manajemen, perlu di
efektivitas kerja karyawan seperti kembangkan dalam perusahaan
kurangnya disiplin kerja Dalam yaitu penentuan standar,
kegiatan manajemen dalam suatu pngukuran kerja, dan
perusahaan sangat diperlukan membandingkan dengan standar
adanya fungsi pengawasan yang serta mengambil tindakan untuk
efektif, karena fungsi pengawasan melakukan perbaikan bila
merupakan salah satu kegiatan dianggap perlu, dan meninggalkan
dari pada pimpinan dalam sikap yang menganggap bahwa
melaksanakan organisasi, guna pengawasan keseluruhan dapat
mencegah terjadinya dilakukan dengan cara
kekeliruan,kesalahan dan pengawasan langsung oleh
penyelewengan terhadap segala manajer puncak saja, tetapi semua
peraturan, sehingga pencapaian karyawan harus terlibat juga dalam
tujuan dan sasaran-sasaran melakukan pengawasan guna
perusahaan diharapkan dapat meninggkatkan kompleksitas
dicapai sesuai dengan rencana. organisasi yang akan berpengaruh
b. Untuk dapat terwujudnya terhadap efektivitas keja karyawan
pelaksanaan kerja dengan baik itu sendiri dalam mencapai tujuan
dalam usaha meningkatkan yang sesuai dengan rencanayang
efektivitas kerja, maka faktor telah disepakati bersama.
manusia perlu diperhatikan karena b. Untuk lebih meningkatkan
manusia merupakan faktor yang efektivitas kerja, hendaknya
paling penting dalam menentukan seorang pimpinan harus lebih
berhasil atau tidaknya memperhatikan pengetahuan,
melaksanakan tugas dan tanggung keterampilan dan pengembangan
jawab yang dibeban kepada kemampuan bagi karyawan.
mereka dengan sebaik-baiknya. Caranya dengan mengadakan
c. Pengawasan yang dilakukan pendidikan dan pembinaan
terhadap pelaksanaan fungsi sehingga karyawan tersebut akan
pengawasan yang bersifat lebih menyadari terhadap tugas
langsung kurang dilakukan dan tanggung jawab yang di
pimpinan.jadi tidak menutup bebankan kepadanya agar

66
Peranan Pengawasan Dalam Meningkatkan Efektivitas (Andre Eko Saputra)

pengawasan dapat berjalan Terry.R.G. Prinsip Manajemen.Bumi


dengan efektif disarankan agar Aksara. Jakarta. 2008
orang yang di tugaskan adalah Tani Handoko. 2006. Manajemen.
orang yang mengetahui arti,proses Edisi ke 2 BPFE Yogyakarta.
dan fungsi pengawasan, serta Winardi. 2010. Asas-asas Manajemen.
adanya pembagian kerja agar Mander Maju. Bandung.
timbul rasa tanggung jawab
masing – masing karyawan
c. Dalam melaksanakan pengawasan
dengan menggunakan laporan
tertulis, supaya ditentukan secara
pasti jangka waktu penyerahan
laporan tersebut sehigga karyawan
akan mempersiapkan laporan, jauh
sebelum jangka waktunya dengan
sesingkat mungkin guna
mengurangi atau memperkecil
resiko yang akan terjadi akibat
penyimpangan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen


Pengajaran Kerja Secara
Manusiawi. Jakarta. Rineka
Cipta.
Hasibuan. SP. Malayu. 2005.
Organisasi dan Motivasi, Edisi
revisi Penerbit Jakarta. Bumi
Aksara.
Manulang. 2012. Dasar-dasar
Manajemen, Gadjahmada
University Press. Yogyakarta.
Sarwoto. 2003. Dasar-dasar
Organisasi dan Manajemen.
Jakarta. Ghalia Indonesia.
Sigian P Sondang. 2005. Fungsi-fungsi
Manajerial. Cetakan pertama
edisi revisi. Jakarta. Bumi Aksara.
Stoner, A.F, James. 2003.
Manajemen, Edisi ke-2 Jakarta.
Erlangga.
Sugiono.2003. Metodelogi Penelitan
Administrasi.
Penerbit.ALFABETA
Suwarno, Hadayaninggrat. 2006. Ilmu
Administrasi dan Manajemen.
Jakarta. Gunung Agung.

67

Anda mungkin juga menyukai