Anda di halaman 1dari 13

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Qoyyimah, S.Pd
Asal Institusi : SMA 17 Agustus 1945
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik masalah.
o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki
pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab masalah tersebut.
o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam masalah yang
diidentifikasi.
o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih
mendalam tentang penyebab masalah.
o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mengatasi masalah tersebut.
o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis penyebab
masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang
terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
tersebut.

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab
diidentifikasi masalah

1 Pedagogik: Sumber Literasi: Setelah di analisis berdasarkan


Pembelajaran sejarah Kurangnya Minat Pelajar dalam Mempelajari kajian literatur dan hasil wawancara
kurang terserap Sejarah dapat diketahui penyebab kurangnya
Minawati Dewi dkk (2007) dalam karya
dengan baik oleh minat siswa dalam pembelajaran
tulisnya yang sudah di terbitkan oleh Kompas
seluruh peserta didik sejarah adalah sebagai berikut:
menjelaskan bahwa menurut pendapat
dalam kelas 1. Guru terlampau berkosentrasi
Ahmadi dan Supriyono (2003:77), kesulitan
dengan mata pelajaran yang
belajar adalah Suatu keadaan dimana anak
disampaikan sehingga
didik atau siswa tidak dapat belajar
pembelajaran sejarah nampak
sebagaimana mestinya, hal ini tidak selaludi
kaku dan monoton.
sebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi
2. Pembelajaran sejarah di sekolah
dapat juga disebabkan oleh faktor
– sekolah karena hanya bersifat
nonintelegensi. Terdapat beberapa factor yang
menghafal akhirnya menjadikan
menyebabkan kurangnya Minat Peserta didik
pembelajaran sejarah kering,
dalam mengikuti Pembelajaran Sejarah.
tidak menarik dan cenderung
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
membosankan.
(IPS),khususnya sejarah, sering dianggap
3. Siswa mudah bosan dalam
sebagai pelajaran hafalan dan membosankan
pembelajaran sejarah apalagi
Pembelajaran ini dianggap tidak lebih dari
pada jam – jam terakhir.
rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa
Pembelajaran sejarah digunakan
yangharus diingat kemudian diungkap
kembali saat menjawab soal-soal ujian. siswa untuk kesempatan tidur
Minat mempunyai peranan yang sangat dalam kelas.
penting dalam kegiatan belajar. Peserta didik 4. Menurut siswa belajar sejarah
justru cenderung terlihat sangat tidak adalah pembelajaran yang harus
antusias, terlihat bermalas-malasan dan tidak menghafal peristiwa, tokoh dan
fokus mengikuti pembelajaran sejarah tahun terjadinya peristiwa, yang
nantinya di tuangkan Kembali
Minawati dewi dkk (2007) KURANGNYA MINAT saat mengerjakan soal ujian.
PELAJAR DALAM MEMPELAJARI SEJARAH, 5. Sebagian siswa merasa bosan
jika materi pembelajaran yang di
Klik untuk baca: sampaikan terlampau mudah
https://www.kompasiana.com/20- dengan alasan kurang
010minawatidewi8120/62a5d2f2fdcdb43cec5e menantang. Begitu sebaliknya
ad52/kurangnya-minat-pelajar-dalam- jika materi pembelajaran
mempelajari-sejarah terlampau sulit terdapat
Hasil wawancara teman sejawat pengajar beberapa siswa yang kurang
sejarah: dapat memahami dan dapat
 Permasalahan yang dihadapi saat menghambat proses
pembelajaran sejarah: pembelajaran.
1. Siswa kurang bisa berkosentrasi jika 6. Banyak siswa yang berpendapat
sejarah di jam – jam terakhir belajar sejarah tidak relevan
2. Siswa kurang begitu suka dengan mata dalam kehidupan sehari – hari
pelajar yang banyak menghafal karena yang di bahas adalah
3. Siswa tidak suka membaca buku – buku peristiwa masa lalu. Sehingga
sejarah yang dianggap kurang menarik. menempatkan sejarah menjadi
 Hasil wawancara dengan siswa: pelajaran yang kurang begitu
1. Pelajaran sejarah enak buat tidur di jam penting.
– jam terakhir 7. Banyak guru yang masih
2. Tidur sambil mendengarkan guru menganggap metode ceramah
mendongeng adalah metode yang terbaik
3. Pelajaran sejarah enak untuk bermain untuk menyampaikan materi
game sambil mendengarkan guru sejarah kepada siswa padahal hal
bercerita ini berakibat pelajaran sejarah
4. Malas membaca buku sejarah di jam – dianggap menjadi dongeng untuk
jam terakhir tidur.

2. Literasi: Sumber Literasi: Setelah di analisis berdasarkan


Kurangnya minat baca Somadoya (2011) berpendapat bahwa kajian literatur dan hasil wawancara
siswa terhadap buku – membaca menjadi salah satu keterampilan dapat diketahui penyebab kurangnya
berbahasa yang perlu dimiliki oleh
buku sejarah minat baca siswa dalam
siswa disamping tiga keterampilan berbahasa
lainnya. Kegiatan membaca bagi siswa tidak pembelajaran sejarah adalah sebagai
hanya dilakukan pada saat pembelajaran di berikut:
kelas 1. Kurangnya dukungan Sekolah
saja melainkan dapat dilakukan di terhadap perkembangan
perpustakaan literasi disekolah. Hal ini
sekolah pada waktu luang. Kegiatan membaca karena sekolah tidak
juga dapat dilakukan di rumah dengan arahan
memberikan jam khusus siswa
dari orang tua.
Prasetyono (2008) berpendapat bahwa untuk berkunjung ke
rendahnya minat membaca pada siswa perpustakaan.
disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor 2. Ketika penerapan literasi di
internal dan faktor eksternal siswa. Faktor sekolah yang didukung
internal adalah faktor yang ada dalam diri sepenuhnya oleh sekolah
siswa namun justru berakibat
tersebut, sedangkan faktor eksternal adalah
merubah paradigma siswa
faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa
seperti faktor lingkungan, baik dari membaca buku – buku adalah
lingkungan kewajiban bukan kebutuhan.
keluarga maupun lingkungan sekolah. 3. Guru mata pelajaran tidak
menggunakan perpustakaan
Sumber:
Asniar, dlk. 2020. FAKTOR-FAKTOR sebagai tempat pembelajaran.
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BACA SISWA. 4. siswa lebih senang membaca
Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari buku – buku sejarah lewat
2020. gadget mereka terutama dalam
upaya menjawab soal yang
Akses: diberikan guru.
https://journal.student.uny.ac.id/
index.php/pgsd/article/download/
13875/13400#:~:text=Faktor%20eksternal
%20penyebab%20rendahnya
%20minat,menonton%20televisi%20serta
%20penggunaan%20handphone.

Hasil wawancara teman sejawat pengajar


sejarah dan teman sejawat mata pelajaran
sosial:
 Permasalahan yang dihadapi saat
pembelajaran :
1. Siswa tidak begitu minat membaca buku
– buku ilmu sosial yang dianggap tidak
menarik (guru sosiologi)
2. Kurang minat dalam membaca buku
karena tidak butuh (guru sosiologi)
3. Siswa kurang begitu suka dengan mata
pelajaran yang banyak menghafal (guru
geografi)
4. Siswa kurang menyukai pelajaran yang
hanrus banyak membaca buku / literasi
(guru sejarah)
5. Siswa lebih suka menggunakan HP nya
dalam menjawab soal – soal yang
berkaitan dengan ilmu sosial (guru
sosiologi)
 Hasil wawancara dengan petugas
perpustakaan
1. Banyak siswa yang kurang minat dalam
membaca buku – buku matapelajaran
terutama sejarah
2. Kunjungan membaca dan meminjam
buku paling diminatia adalah buku
novel dan komik
3. Kurangnya peran guru dalam
memasukkan perpustakaan sebagai
tempat pembelajaran sejarah
 Hasil wawancara dengan siswa:
1. Pelajaran sejarah itu pelajaran yang
menghafal
2. Pelajaran yang tidak bisa move on
3. Pelajaran sejarah banyak menghafalkan
tahun dan nama tokoh akhirnya jadi
pelajaran yang membosankan
3. Pemanfaatan metode Sumber Literasi: Setelah di analisis berdasarkan
pembelajaran yang Pembelajaran Konvensional kajian literatur dan hasil wawancara
inovatif terutama yang Menurut Endro Dwi Hatmanto,M.A.
dapat diketahui penyebab kurangnya
(2011),metode pengajaran konvensional
berdiferensiasi belum Pemanfaatan media pembelajaran
memposisikan guru sebagai pemilik ilmu atau
banyak dilakukan otoritas pengetahuan. Yaitu guru dianggapyang inovatif terutama yang
sebagai orang yang memberi ilmu atau berdiferensiasi belum banyak
dilakukan dalam pembelajaran
pengetahuan. Sedangkan siswa menjadi obyek
pasif, hanya sebagai penerima ilmu sehingga
sejarah adalah sebagai berikut:
siswa menjadi tidak kritis. 1. Masih banyak dijumpai guru
Kelemahan metode konvensional terletak pada yang kurang memahami
konteks pengetahuan, ilmu yang diberikan
kurikulum merdeka, hal ini
juga bersifat sudah baku. Biasanya
dituangkan dalam buku teks dan materinya disebabkan:
hanya itu-itu saja. Metode pengajarannya a. Kurangnya referensi yang
hanya seputar listening atau mendengarkan, dibaca oleh guru tentang
mencatat dan menghafal teks. Pada kurikulum merdeka
saat assessment atau penilaian biasanya b. Kurangnya pelatihan
hanya melalui ujian dengan soal pilihan tentang kurikulum
ganda. Oleh karenanya, siswa tidak memiliki
merdeka yang diikuti oleh
kebebasaan untuk menuangkan pikirannya
terkait soal yang diberikan. Serta tidak ada guru.
metode penilaian yang lain. c. kurangnya peran sekolah
dalam menfasilitasi guru
Endro Dwi Hatmanto,M.A.(2011) METODE dalam pelatihan tentang
PENGAJARAN KONVENSIONAL SEBABKAN kurikulum merdeka di
SISWA KURANG BERFIKIR KRITIS. internal sekolahnya
d. banyak guru yang merasa
Akses:
https://www.umy.ac.id/metode-pengajaran- puas hanya mengajar
konvensional-sebabkan-siswa-kurang- dengan metode ceramah
berpikir-kritis sehingga tidak mahu
menerima perubahan.
Pentingnya media pembelajaran yang
2. Banyak guru mata pelajaran
variatif.
Menurut Nurul Audie (2019) Penggunaan sejarah yang belum
media pembelajaran selain untuk memanfaatkan dan
mempermudah pendidik menyampaikan menerapkan model
materi kepada peserta didik tetapi penggunaan pembelajaran berdiferensiasi di
media pembelajaran membantu untuk modul ajarnya
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar 3. Banyak guru sejarah yang
lebih interaktif dan lebih aktif didalam kelas
belum menerapkan
sehingga adanya umpan-balik terhadap
pendidik dan peserta didik tersebut. pembelajaran berdiferensiasi
Penggunaan media pembelajaranpun sangat saat melakukan pembelajaran
membantu dalam keefektifan proses sejarah di kelas, sehingga guru
pembelajaran pada saat proses kegiatan mengeneralkan seluruh siswa
belajar mengajar berlangsung. memilki kemampuan yang
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sama. Akibatnya banyak siswa
dalam pembelajaran, perlu dikembangkan yang mengalami kendala
media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. dalam pembelajaran dan
Hal ini perlu dilakukan karena agar peserta akhirnya siswanya tidak
didik tidak cenderung bosan dan agar proses tuntas dalam penilaian.
pembelajarapun tidak cenderung monoton dan 4. kurangnya keinginan guru
terlalu normatif agar tidak menghambat untuk belajar tentang
proses transfer of knowledge. Oleh karena itu pembelajaran berdiferensiasi.
peran media pembelajaran sangat penting
dalam proses kegiatan belajar mengajar agar
tidak membuat peserta didik selama proses
belajar cenderung membosankan.
Nurul Audie. 2019. PERAN MEDIA
PEMBELAJARAN MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa Vol. 2, No.1, 2019, hal. 586-
595

Akses:
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/
article/view/5665

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah:


1. Guru belum sepenuhnya mengerti,
memahami, menerapkan model
pembelajaran di kurikulum merdeka
2. Guru belum menerapkan media
pembelajaran yang bervariatif terutama
pembelajaran yang berdiferensiasi
3. Kurangnya pelatihan tentang pembuatan
media pembelajaran kurikulum merdeka
Hasil wawancara dengan waka kurikulum dan
SDM:
1. Kurangnya pelatihan terhadap guru
tentang penerapan media pembelajaran
yang menarik.
2. Kurangnya keinginan guru untuk
berbenah dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik dengan
menggunakan media pembelajaran yang
efektif dalam mengajar.
Hasil wawancara teman sejawat pengajar
sejarah:
 Permasalahan yang dihadapi saat
pembelajaran sejarah:
1. Siswa merasa bosan dengan pelajaran
sejarah
2. Kurangnya minat baca peserta didik
terhadap buku – buku sejarah.
3. Harus fariativ dalam menggunakan
media pembelajaran untuk mengatasi
kebosanan siswa.
Hasil wawancara dengan siswa:
1. Jenuh dengan pembelajaran sejarah
karena sejarah materinya monoton
2. Gurunya hanya ceramah sehingga
membuat bosan
3. Enak tidaknya sejarah bergantung pada
guru dan metodenya. Jika enak ya
pelajaran sejarah jadi enak
4. Terlalu banyak mengumpulkan tugas

4. Guru kurang maksimal Sumber Literasi: Setelah di analisis berdasarkan


dalam pemanfaatan Penggunaan TIK dalam Pembelajaran kajian literatur dan hasil wawancara
teknologi (IOT) dalam Perkembangan Teknologi Informasi dan dapat diketahui penyebab kurangnya
pembelajaran sejarah Komunikasi begitu cepat dan kemajuannya pemanfaatan guru terhadap IT dalam
yang begitu pesat tidak bisa dihindarkan. pembelajaran sejarah adalah sebagai
Perangkat teknologi seperti komputer, gadget
berikut:
seluler, dan internet sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari dan menggunakan 1. Masih banyak menjumpai guru
teknologi itu bukan lagi barang mewah bagi yang kurang memanfaatkan IT
kita, tetapi suatu keharusan. Perkembangan dalam pembelajaran, padahal
TIK yang cepat berpengaruh besar terhadap sekolah memfasilitasi penuh
semua bidang kehidupan manusia, termasuk dalam penggunaan IT dalam
di bidang Pendidikan. pembelajaran. Misalnya
Peniliti lain seperti Ward dan Parr (2010)
menggunakan teknologi dalam
menunjukkan bahwa guru yang memahami
manfaat menggunakan teknologi digital untuk pembuatan media
mengajar dan belajar lebih mungkin pembelajaran dan PPT yang
menggunakan teknologi digital di sekolah. menarik dalam pembelajaran
Menurut Basak dan Govender (2015), satu sejarah
sikap yang dimiliki para guru, di semua 2. banyak guru yang malas tidak
tingkatan, adalah kurangnya kepercayaan mau belajar perkembangan IT
untuk menggunakan TIK dalam pengajaran
yang semakin maju karena
mereka. Banyak guru takut menggunakan TIK
dalam pengajaran mereka dan menjadi cemas menganggap perubahan
ketika harus menggunakan pengetahuan TIK teknologi sangat cepat dan
mereka. Selain itu, banyak guru juga kurang semakin rumit.
pengetahuan tentang manfaat TIK dalam 3. Guru kurang terbiasa dalam
pendidikan (Mirzajani et al., 2016). Jika penggunaan IT ketika
mereka tidak memiliki pemahaman yang baik pembelajaran sejarah,
tentang manfaat potensial menggunakan TIK
sehingga kemampuan guru
dalam mengajar, mereka mungkin tidak
memiliki motivasi untuk mengintegrasikan TIK dalam membuat media
dengan kegiatan pengajaran. pembelajaran yang berbasis IT
sangat rendah
Bastudin. (2020) HAMBATAN UTAMA 4. Banyak guru yang belum siap
PENGGUNAAN TIK DALAM PEMBELAJARAN dalam menghadapi perubahan
DAN STRATEGI MENGATASINYA. zaman yang semakin canggih,
Akses: sehingga semakin tertinggal.
https://bpmpsumsel.kemdikbud.go.id/site/ 5. Banyak guru sejarah yang
blog/2020/hambatan-utama-penggunaan-tik- tidak mengikuti pelatihan
dalam-pembelajaran-dan-strategi-
dalam penggunaan IT dalam
mengatasinya/#:~:text=Kendala%20terkecil
%20penghambat%20guru pemebelajaran sejarah
%20memanfaatkan,mengembang%20diri 6. Banyak Siswa yang malas
%20dan%20lain%20sebagainya. melibatkan teknologi atau
Hasil wawancara teman sejawat guru TIK: inovasi belajar yang berbelit.
1. Terlalu cepatnya perkembangan Menurut siswa sekarang laptop
teknologi sedangkan pengguna teknologi dan Komputer adalah
terkadang tidak mampu untuk perangkat yang rumit. Apalagi
mengikuti perkembangannya
dengan kemunculan media
2. Banyak guru yang merasa enggan untuk
mengikuti kemajuan teknologi sosial yang menurut siswa
Hasil wawancara dengan Waka Kurikulum dan jauh lebih menarik
SDM:
1. Banyak guru yang tidak menjawab
tantangan perkembangan TIK dengan
membuka diri untuk belajar
2. Banyak guru yang kurang
memanfaatkan TIK yang disediakan oleh
sekolah dalam pembelajaran

5. Asesmen Setelah di analisis berdasarkan


Guru belum maksimal kajian literatur dan hasil wawancara
dalam penggunaan dapat diketahui penyebab guru
Asesmen belum maksimal dalam penggunaan
Asesme adalah:
1. Guru masih Nampak dalam
menggunakan penilaian
subyektif dalam kegiatan
pembelajaran
2. Guru belum maksimal dalam
asesemen kognitif sehingga
deferensiasi proses tidak
berjalan baik
3. Muncul siswa yang lebih
dominan dalam kegiatan
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai