Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY. ICE DABI DENGAN


INFERTIL PRIMER
DI PUSKESMAS ABENAHO
TAHUN 2023

OLEH:

DAURINA KOMBO

NIM: 230707476

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY. ICE DABI DENGAN INFERTIL
PRIMER DI Puskesmas Abenaho
TAHUN 2023

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing I(Tanda Tangan)

Sonda Nur Assyaidah, S.S.T, M.K.M


NIDN 0327079205
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dankarunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul
“ Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada NY. ICE DABI dengan Infertil Primer di
PUSKESMAS ABENAHO Tahun 2023” Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak
mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Prof.DR. Hj. Maryati Sutarno, SPd, SST, MARS, MH selaku Ketua Yayasan
Abadi Nusantara 2002.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, Bd, MARS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara.
3. Ibu Mariyani, SSiT, Bd, M.Keb selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan STIKes
Abdi Nusantara.
4. Ibu Sonda Nur Assyaidah, S.S.T, M.K.M Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan
perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan enulis.
5. Ibu penguji yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan dan bantuan
kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempuranaan
laporan penulis.
6. Kepada keluarga dan rekan-rekan yang telah memotivasi penulis dalam
menyelesaikan laporan studi kasus.
Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan
kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Yalimo, 6 Novemver 2023


Penulis

Daurina Kombo
DAFTAR ISI

Halaman Judul
.................................................................................................................
Lembar Persetujuan .............................................................................................
Kata Pengantar
.................................................................................................................
Daftar Isi ...................................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan
.........................................................................................................
1.1 Latar
Belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah
................................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................................
BAB II Tinjauan Teori
.....................................................................................................
2.1 Infertilitas ..........................................................................................................
2.1.1Definisi............................................................................................................
2.1.2Epidemologi ...................................................................................................
2.1.3Penyebab Dan Faktor Resiko ..........................................................................
2.1.4Klasifikasi ......................................................................................................
2.1.5Jenis – Jenis Infertil.........................................................................................
2.1.6Ciri – Ciri Pasangan Yang Mengalami Infertil ...............................................
2.1.7Faktor – Faktor Yang Mengalami Infertil ......................................................
2.1.8Perundang-undangan Terkait Penatalaksanaan Infertil oleh Bidan ................
BAB III Tinjauan Kasus .........................................................................................
BAB IV Pembahasan
......................................................................................................
BAB V Penutup ....................................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
Daftar Pustaka ....................................................................................................
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infertilitas adalah salah satu komplikasi terpenting dalam ginekologi dan dijelaskan
sebagai ketidakmampuan untuk mencapai kehamilan setelah satu tahun hubungan seksual
tanpa pelindung (tanpa menggunakan metode kontasepsi apapun) (Rodriguez andpolyz, 2018).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun tanpa menggunakan
alat kontrasepsi dan melakukan hubungan seksual secara normal minimal 2 – 3 kali seminggu.
Infertilitas dibedakan atas infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer yaitu
jika pasangan suami istri belum pernah mendapatkan kehamilan. Infertilitas sekunder yaitu
jika istri sudah pernah hamil akan tetapi tidak berhasil hamil lagi tanpa menggunakan alat
kontrasepsi dan hubungan seksual dilakukansecara normal (Oktarina at al. 2014). Faktor risiko
terjadinya infertilitas diantaranya adalah usia, penyakit menular seksual, merokok,
penggunaan alkohol dan kopi, sosial ekonomi, ketidakseimbangan hormon dan paparan
pestisida. Penggunaan pestisida yang tidak selektif dapat mempengaruhi eksposur pada
manusia yang berdampak pada infertilitas. (Neghab at al, 2018).
Infertilitas telah menjadi masalah utama di seluruh dunia. Hal ini terjadi karena hampir
15% pasangan suami-istri mendapat kesulitan untuk memiliki keturunan. Penyebab dari
infertilitas itu sendiri diketahui bahwa sekitar 61% sebabnya datang dari istri dan 36% dari
pihak suami. Dari istri sebabnya adalah faktor tuba, ovulasi, endometriosis, vagina, serviks,
korpus dan endometrium, psikogeni. Sedangkan dari suami istri sebab endrokinologik dalam
infertilitas adalah sebesar 20% dan sebab imunologik cukup rendah, sekitar 2%. Sekitar 10%
pasangan usia subur yang telah menikah menderita infertilitas primer, 10% lainnya telah
mempunyai anak satu atau duadan tidak berhasil untuk hamil lagi (Hastiara, 2018).
Menurut WHO secara global ada sekitar 8 – 10 % pasangan mengalami infertilitasatau
50 – 80 juta pasangan, di Amerika sekitar 5 juta pasangan mengalami ketidaksuburan. Di
Indonesia diperkirakan ada 50 juta pasangan atau 15 – 20 %.Infertilitas dapat disebabkan oleh
pihak suami maupun istri. Kondisi yang menyebabkan infertilitas dari dari faktor istri 65%,
faktor suami 20%, kondisi lain – lain dan tidak

diketahui 15%. Pada wanita dengan infertilitas 30 – 40 % kasus melibatkan disfungsi ovulasi
(Broeman dan Fauser, 2016)
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk memberikan
asuhan dengan judul “Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny.Ice Dabi dengan Infertil
Primer di Puskesmas Abenaho Tahun 2023”
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menganalisa kasus dari pengkajian, menegakkan diagnosa, melakukan asuhan
kebidanan dengan benar dan tepat sesuai teori yang berhubungan dengan Asuhan Kebidanan
Prakonsepsi Pada NY. ICE DABI dengan Infertil Primer di PUSKESMAS ABENAHO
Tahun 2023”

2. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada NY. ICE DABI dengan Infertil Primer di
PUSKESMAS ABENAHO Tahun 2023”

2. Mampu menginterpretasi data dasar pada NY. ICE DABI dengan Infertil Primer di
PUSKESMAS ABENAHO Tahun 2023”

3. Mampu mengidentifikasikan diagnosa potensial pada NY. ICE DABI dengan Infertil Primer
di PUSKESMAS ABENAHO Tahun 2023”

4. Mampu menetapkan kebutuhan tindakan segera pada asuhan kebidanan NY. ICE DABI
dengan Infertil Primer di PUSKESMAS ABENAHO Tahun 2023”

5. Mampu melaksanakan perencanaan yang sesuai dengan pengkajian pada NY. ICE
DABI dengan Infertil Primer di PUSKESMAS ABENAHO Tahun 2023”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infertilitas
2.1.1 Definisi
Infertilitas adalah penyakit system reproduksi yang ditandai dengan kegagalan pasangan
untuk mencapai kehamilan setelah pasangan berhubungan seksual tanpa proteksi atau
kontrasepsi selama 12 bulan. Infertilitas dibagi menjadi 2 yaitu infertilitas primer dan
infertilitas sekunder. Infertilitas primer terjadi Ketika pasangan tidak pernah sama sekali
memiliki anak atau tidak terjadi kehamilan sama sekali. Sementara infertilitas sekunder
adalah Ketika pasangan suami istri yang sudah memiliki anak namun kesulitan untuk bisa
hamil kembali atau mendapatkan anak yang berikutnya (WHO, 2021). Infertilitas adalah
gangguan dari sistem reproduksi yang ditandai dengankegagalan mengalami kehamilan setelah
12 bulan atau lebih dan telah melakukan hubungan sanggama tanpa kontrasepsi secara teratur.
Infertilitas dapat dibagi menjadi infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer
adalah jika seorang wanita belum pernah memiliki anak karena tidak pernah terjadi kehamilan
atau pernah mengalami kehamilan tetapi tidak pernah terjadi kelahiran hidup. Sedangkan
infertilitas sekunder jika seorang wanita tidak mampu untuk memiliki anak yang disebabkan
karena tidak terjadinya kehamilan atau pernah mengalami kehamilan tetapi tidak terjadi
kelahiran hidup dengan syarat sebelumnya wanita tersebut pernah mengalami kehamilan atau
pernah terjadi kelahiran hidup (Cavallini & Beretta, 2018).
2.1.2 Epidemiologi
Hingga saat ini, tingginya angka infertilitas masih menjadi permasalahan di dunia(Inhorn
and Patrizio, 2014). Studi yang dilakukan Boiven et al. pada tahun 2010 mengatakan bahwa
72,4 juta wanita di dunia mengalami infertilitas. Sementara itu, menurut Mascarenhas et al.,
48,5 juta pasangan di dunia mengalami masalah infertilitas pada 9 tahun 2010. Perbedaan ini
dikarenakan pada studi yang dilakukan Boiven et al menggunakan algoritma yang berbeda
dan menggunakan sumber data yang lebih sedikit dibandingkan dengan studi yang dilakukan
oleh Mascarenhas et al (Mascarenhaset al., 2012). Studi lainnya yang dilakukan oleh Ombelet
et al. pada tahun 2010 mengatakan bahwa sekitar 8% – 12% pasangan usia reproduktif di
dunia mengalami masalah infertilitas, dengan rata-rata prevlensi dunia yaitu sebesar 9%
(Inhorn and Patrizio, 2014).

Insidensi infertilitas dikaitkan dengan perbedaan geografis. Di beberapa negara di barat


Afrika, tingkat infertilitas mencapai 50%, sedangkan di barat Eropa tingkat infertilitas
berkisar 12%. Penyebab infertilitas juga dikaitkan dengan perbedaan geografis. Faktor risiko
infertilitas paling umum di negara-negara bagian barat adalah usia, sedangkan di Afrika
adalah penyakit menular seksual. Distribusi penyebab infertilitas yang hampir sama
ditemukan di Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, tetapi berbeda dengan Afrika yang
mayoritas penyebab infertilitas pada wanita adalah faktor tuba. PID karena penyakit menular
seksual adalah 10 penyebab utama infertilitas karenamasalah pada tuba (Roupa et al.,2018).
2.1.3 Penyebab dan Faktor Resiko
2.1.3.1 Wanita
Infertilitas pada wanita menjadi faktor penyebab infertilitas pada pasangan sebesar
40%. Berdasarkan studi yang dilakukan WHO, penyebab infertilitas pada wanita diantaranya:
faktor tuba 36%, ovulatory disorders 33%, endometriosis 6%, dan tidak diketahui sebesar
40%. (Healy, Trounson and Andersen; K, 2019).
1) Gangguan Ovulasi
Gangguan pada ovulasi merupakan penyebab infertilitas yang cukup sering, yaitu
berkisar 30% - 40% dari semua kasus infertilitas pada wanita. Periode ovulasi normal pada
wanita adalah 25 – 35 hari, dengan periode paling sering yang dialamimayoritas wanita adalah
27 – 31 hari. Gejala utama yang perlu diamati untuk mendiagnosis faktor ovulasi sebagai
penyebab infertilitas meliputi anovulasi dan oligo-ovulasi. Anovulasi merupakan suatu
kondisi tidak terjadinya ovulasi pada wanita, sedangkan oligo-ovulasi merupakan istilah yang
menggambarkan ketidakteraturan ovulasi.21 Kasus anovulasi 90% disebabkan oleh polycystic
ovaries syndrome (PCOS). Pada PCOS, androgen diproduksi dalam jumlah besar,yang diikuti
oleh tingginya kadar luteinizing hormone (LH) dan rendahnya kadar follicle-stimulating
hormone (FSH). Hal tersebut menyebabkan hambatan dalam pematangan folikel.4 Manifestasi
klinis pada PCOS dapat berupa siklus menstruasi tidak normal (amenorea atau oligomenorea),
hirsutisme, obesitas, dan timbulnya jerawat. (Kanagavalli et al., 2018).
2) Faktor Tuba, Paratuba, dan Peritoneal
Penyebab lain infertilitas adalah faktor tuba fallopi, paratuba dan peritoneal.Faktor tuba
dan peritoneal menjadi 30%- 40% penyebab infertilitas pada wanita. Faktor tuba meliputi
kerusakan maupun obstruksi pada tuba fallopi dan biasanya

terkait dengan riwayat PID, operasi tuba dan operasi pelvis. Faktor peritoneal meliputi adhesi
perituba dan periovarium, yang biasanya merupakan akibat dari PID, operasi, maupun
endometriosis. PID akibat penyakit menular seksual yang ditransmisikan oleh
mikroorganisme seperti gonococcus dan chlamydia adalah penyebab utama infertilitas karena
faktor tuba. Infeksi berulang akan menyebabkan perubahan pada mukosa tuba fallopi, adhesi
intratubular, dan obstruksi pada bagian distal tuba fallopi. Riwayat PID berkaitan dengan
peningkatan risiko infertilitas. Suatu studi meyatakan bahwa riwayat PID pertama, kedua, dan
ketiga kali, berturut-turut memiliki risiko infertilitas sebesar 12%, 23%, dan 54%. % (R.
Edward Varner, 2017)
3) Gangguan pada Uterus
Gangguan pada uterus dapat memengaruhi infertilitas, seperti abnormalitas bentuk
uterus dan septum intrauterin. Abnormalitas pada uterus yang memengaruhiinfertilitas meliputi
polip endometrium, fibroid submukosa, anomali duktus mulleri, dan defek pada fase luteal.
Diagnosis dan terapi terhadap abnormalitas pada uterus dapat meningkatkan keberhasilan
terapi pada pasien infertil. (Richter and R. Edward Varner, 2017; Sudha, 2019).
4) Hormonal
Ketidakseimbangan hormonal dapat memengaruhi infertilitas melalui sekresi
gonadotrophin- releasing hormone (GnRH) oleh hipotalamus, sehingga akan menginduksi
kelenjar hipofisis yang dapat mengontrol kelenjar lainnya di tubuh. Kelainan hormonal dapat
memengaruhi ovulasi, seperti pada hipertiroidisme, hipotiroidisme, PCOS, dan
hiperprolaktinemia. Perubahan hormonal pada aksis hipothalamus-hipofisis-adrenal dapat
dipengaruhi oleh stress. Sebuah studi pada wanita infertil akibat endometriosis menyatakan
bahwa terjadi peningkatan kadar prolaktin pada wanita infertil. Hiperprolaktinemia
menyebabkan infertilitas dengan cara menghambat GnRH. Hambatan pada sekresi GnRH
selanjutnya akan menghambat hormon yang berperan dalam aktivitas reproduksi wanita,
seperti LHdan FSH. (Eniola, Adetola and Abayomi, 2022).
5) Perubahan Masa Tubuh
Perubahan masa tubuh diketahui memiliki pengaruh terhadap terjadinyainfertilitas.
Banyaknya lemak tubuh menyebabkan meningkatnya produksiestrogen yang diinterpretasikan
tubuh sebagai kontrasepsi, sehingga menurunkan kesempatan untuk mendapatkan kehamilan.
Suatu penelitian menyebutkan bahwa Indeks Masa Tubuh (IMT) ≥ 29,5 berhubungan dengan
peningkatan risiko infertilitas. (Eniola, Adetola and Abayomi, 2022).

6) Usia
Seiring bertambahnya usia, laju konsepsi menurun sebagai akibat dari menurunnya
kualitas dan jumlah ovum. Hal ini mengakibatkan kesempatan hamil menurun 3% – 5% per
tahun setelah usia 30 tahun dan akan lebih besar penurunannya setelah usia 40 tahun.
(Oktarina et al., 2021; Risk et al., 2021).
2.1.3.2 Pria
Definisi pria infertil merujuk pada ketidakmampuan pria dengan pasangannya yang
fertil untuk memperoleh kehamilan. Infertilitas pada pria menjadi penyebab 40% -
50% kasus infertilitas pada pasangan infertil. Infertilitas pada pria disebabkan
karena banyak faktor, dari proses gametogenesis hingga ejakulasi, abnormalitas
genetik, infeksi, defek struktural, ketidakseimbangan hormonal, dan faktor lingkungan.
Baru-baru ini, reactive oxygen species (ROS) juga dikaitkan dengan penyebab
kerusakan sperma sebesar 30% - 80% kasus.6 Sekitar 30% - 40% penyebab
infertilitas pada pria tidak diketahui penyebabnya. Pada kasus ini pria tidak
memiliki riwayat medis terkait infertilitas, menunjukan tanda-tanda normal pada
pemeriksaan fisik, endokrin, genetik, dan tes laboratorium. Namun, pada analisis
semen ada kemungkinan didapatkan temuan patologis. (Jungwirth et al., 2022).
1) Penyebab Pre-testikuler
Penyebab pre-testikuler meliputi kondisi yang tidak mendukung bagi testis, kondisi
hormonal yang buruk, dan kesehatan fisik yang buruk. Pengaruh obat-obatan juga dapat
memengaruhi kondisi hormonal pada pria, seperti cimetidine dan spironolactone yang dapat
menurunkan kadar FSH, yang bekerja pada sel Sertoli untuk meningkatkan spermatogenesis.
Selain pengaruh obat-obatan, gaya hidup seperti konsumsi alkohol, ganja, dan merokok dapat
menurunkan fertilitas pria.Sebuah studi menyebutkan bahwa rokok menyebabkan penurunan
enzim superoxide dismutase pada semen, yang berperan pada jalur stress oksidatif.
Superoxide dismutase berkorelasi dengan jumlah dan durasi merokok; penurunan volume,
jumlah, dan motilitas sperma pada perokok. (Kovac, Khanna and Lipshultz, 2018).

2) Penyebab Testikuler
Penyebab testikuler meliputi faktor-faktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas
semen yang diproduksi testis. Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas semen
tersebut diantaranya adalah usia, defek pada kromosom Y (Sindrom Klinifelter), neoplasma,
infeksi mumps virus, dan penyebab idiopatik. (Olooto, 2022).
3) Penyebab Post-testikuler
Penyebab post-testikuler memengaruhi sistem genitalia pria setelah produksi sperma.
Faktor tersebut meliputi gangguan ejakulasi, seperti ejakulasi retrograde, anejakulasi dan
obstruksi Vas deferens. Selain itu, infeksi pada organ genitalia pria,seperti prostitis, juga dapat
menjadi faktor penyebab post-testikuler. r (Olooto, 2012; Leaver, 2018).
2.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi Infertilitas dapat dibedakan menjadi primer maupun sekunder. Infertilitas
primer terjadi jika wanita belum pernah memperoleh kehamilan atau pernah memperoleh
kehamilan tanpa kelahiran bayi yang hidup. Infertilitas sekunder terjadi pada wanita yang
sebelumnya pernah memperoleh kehamilan dengan kelahiran hidup (Mascarenhas et al.,
2012).
2.1.5 Jenis-jenis Infertilitas
Munurut WHO (2021) Secara medis infertil terbagi menjadi dua jenis, yaitu
a. Infertil Primer Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah
memliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertil sekunder
Yaitu pasangan suami istri yang telah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu
memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi. Sebanyak 60% - 70% pasangan yang telah menikah akan
memiliki anak pada satu tahun usia pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak
pada tahun ke-2 pernikahan mereka. Sebanyak 10% - 20% sisanya akan memiliki anak pada
tahun ke-3 atau lebih atautidak akan memiliki anak, WHO (2021).
2.1.6 Ciri-ciri Pasangan yang Mengalami Infertilitas
Pasangan yang mengalami infertilitas memiliki ciri-ciri berikut:
a. Pasangan tersebut memiliki keinginan untuk memiliki anak.
b. Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, isteri belum mendapatkan
kehamilan
c. Melakukan hubungan seksual 2-3 kali dalam seminggu dalam kurun waktu satu
tahun
d. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat ataupun metode kontrasepsi,
baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
2.1.7 Faktor-faktor yang Menyebabkan Infertilitas
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita adalah karena terjadinya
beberapa gangguan, yaitu:
a. Gangguan Organ Reproduksi
1) Terjadinya infeksi pada vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang
akan membunuh sperma, serta pengkerutan vagina yang akan menyebabkan
terhambatnya transportasi sperma ke vagina.
2) Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu
pengeluaran mukus serviks. Apabila mucus yang berada di serviks sedikit, maka
perjalanan sperma ke dalam rahim akan terganggu. Selain itu bekas operasi pada
serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga
sperma tidak bias masuk ke dalam rahim.
3) Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang
mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan
terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi
abortus berulang. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang menyebabkan adhesi
tuba falopii dan terjadi abstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
b. Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan
pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi.Hambatan
ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan yang
menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus dan hipofise.Bila terjadi gangguan sekresi
kedua hormon ini, maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada
gangguan ovulasi.
c. Kegagalan Implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan
endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan proses nidasi pada endometrium tidak
berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak berkembang dengan baik dan terjadilah abortus

1) Faktor immunologis Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka
tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing, reaksi ini dapat
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
2) Faktor lingkungan Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas anastesi, zat
kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk
organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
Adapun pada pria, faktor-faktor yang menyebabkan infertilitas yaitu karena adanya beberapa
kelainan umum:
a. Abnormalitas sperma: morfologi dan motilitas.
b. Abnormalitas ejakulasi: ejakulasi retrograde dan hipospadia.
c. Abnormalitas ereksi
d. Abnormalitas cairan semenperubahan PH dan perubahan komposisi
kimiawi.
e. infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut
sehinggaterjadi penyempitan obstruksi pada saluran genital
f. Lingkungan: radiasi, zat kimia dan obat-obatan.
2.1.8 Perundang-undangan Terkait Penatalaksanaan Infertil oleh Bidan
Adapun Perundang-undangan yang berkaitan dengan infertil antara lain:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Reproduksi Pasal 40 ayat (1) Yang dimaksud dengan “ketidaksuburan
atau infertilitas” adalah keadaan yang terjadi pada pasangan suami dan/atau istri
yang tidak berhasil memperoleh keturunan setelah melakukan hubungan seksual
secara teratur dalam 1 (satu) tahun tanpa perlindungan kontrasepsi.
2. Ayat (2) Reproduksi dengan Bantuan atau Kehamilan di Luar Cara Alamiah
dilakukan dengan cara antara lain pembuahan di luar tubuh manusia (fertilisasi
invitro) atau teknologi lain.
Teknologi fertilisasi invitro/pembuahan di luar tubuh manusia merupakan reproduksi dengan
cara mempertemukan ovum dengan sel sperma di laboratoriumsampai terjadi pembuahan dan
hasil pembuahan (embrio) dikembalikan ke rahim si ibu untuk dibiarkan berkembang menjadi
janin, yang dimaksud dengan “embrio”adalah perkembangan lebih lanjut dari hasil pembuahan
sperma dan ovum sampaiterbentuk blastokista.
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMULIR PENGKAJIAN PRAKONSEPSI

PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF

I. IDENTITAS
Nama Klien : Ny. Ice Dabi
Asal/Suku : Yalimo Agama : Kristen Protestan
Alamat : RT 003 RW 002 Kel : Abenaho
Kecamatan : Abenaho
Kab/Kota : Yalimo
NIK. e-KTP : -
Tempat, tgl lahir : Yalimo/31/12/1999 Umur 23 thn
Telepon/HP : -
Pekerjaan Klien :Ibu rumah tangga
Pendidikan Klien :-

Nama Calon Suami /Suami : Tn. Naton Nekwek


Pekerjaan calon suami / suami : Petani
Pendidikan Klien :-

II. KELUHAN SAAT INI : Sudah 1 tahun menikah belum memiliki Anak, Haid
terakhir tgl 6 Oktober 2023 (haid 5 hari), saat ini baru hari ke 2 pasca haid. suami
tidak merokok, berhubungan seksual 2x seminggu,

III. RIWAYAT IDENTITAS


Status kawin klien : Belum/Belum hub. Sex X Menikah sekali
Menikah ke …… Janda
Status kawin suami : X Menikah sekali Menikah ke ……

IV. RIWAYAT KESEHATAN


x Jantung
x Hipertensi
x DM
x Asma
x Hepatitis
x IMS/HIV
x TBC
x Ginjal kronis
x Malaria
x Epilepsi
x Kejiwaan
x Kelainan kongenital
x Alergi obat /makanan
x Kecelakaan
x Tranfusi darah

V. RIWAYAT KONTRASEPSI
 Kontrasepsi yang pernah digunakan : Belum pernah menggunakan
kontrasepsi
 Kontrasepsi terakhir sebelum hamil :-
 Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi :-

VI. RIWAYAT IMUNISASI TT :

TT I :

TT II :

TT III :

TT IV :

TT V :

VII.RIWAYAT KESEHATAN REPRODUKSI


Usia pertama haid : 13. th Usia pertama Nikah : 22 th
Usia pertaman hamil : Belum pernah hamil
Siklus Haid :. 28 hari
Nyeri Haid : x Ya Tidak
Konsumsi Narkoba : Ya x Tidak
Konsumsi alcohol > 1x/hr: Ya
x Tidak

Jumlah melahirkan : x Normal Caesar


x
Keguguran
Pernah menyusui Ya, selama ……. Bln x
Tidak

Sebelum ini pernah periksa : IVA Pap smear


x
Tidak pernah
Merokok : Aktif, …. btg/hr Pasif
Tidak
x

Kurang aktifitas fisik (30 menit/hari) : Ya x Tidak


Kurang konsumsi buah/sayur (5 porsi/hari) : Ya Tidak
Golongan Darah :B
Rhesus : +.

VIII. RIWAYAT PENYAKIT KETURUNAN


a. Penyakit Genetis
Hemofilia
x
Thalasemia
x
Butawarna
x
Anemia
x cell Bulan sabit
Fenil xKeton uria
Albino
x
Diabetes
x Melitus
Huntington
x Disease
Sindrom
x Klenefelter

b. Kelainan Konginetal
Spinaxbifida
Labiox Skisis, Palato Skisis, Genato Skisis
Penyakit
x jatung bawaan
Fibrosistik
x
Downx Sindrom

c. Gangguan jiwa
x
x
d. Kembar

A. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. BB : 79 kg TB :159 cm IMT : 31,3

2. Pemeriksaan TTV :
a. TD : 110/87 mmHg
b. Suhu : 36 C
c. Nadi : 88x/mnt
d. Pernafasan : 22x/mnt

3. Head to too
a. Mata : Konjungtiva: Tidak pucat
Sklera : tidak Kuning
b. Mulut : Caries Dentis : ya tidak
x

c. Leher : kelenjar getah bening :tak ada Pembengkakan


Kelenjar Tiroid : tidak ada pembekakan
d. Dada
e. Payudara : Pembesaran ada / tidak
Tarikan dinding payudara : tak ada

f. Abdomen : Pembesaran : tak ada


Nyeri tekan : tak ada
g. Ekstremitas : telapak tangan Pucat : ya x tidak
h. Genetalia : Pengeluaran : tak ada, Warna : kemerahan
Bau : Khas

4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah : -
b. Urine : -
c. TORCH : -
d. USG : -
e. HIV/AIDS : -
f. Hepatitis : -
g. Rapid Tes Malaria : Negatif
h. Sputum BTA : -
i. Tes Sifilis : -

B. ASSASMENT :
Seorang perempuan Usia 23 tahun P0A0 persiapan Kehamilan dengan Infertil
primer
C. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan (ibu mengerti tentang apa yang di
jelaskan)
2. Menganjurkan ibu pola hidup sehat, olahraga teratur, memakan makanan yang
sehat tidak mengandung pengawet, dan menghindari stress (ibu mengerti dengan
kondisinya saat ini)
3. Menjelaskan pada pasien mengatur Diit sehat, menurunkan BB, dan
mengkonsumsi makanan-makanan yang dapat meningkatkan kesuburan yaitu
makanan yang rendah karbohidrat, tinggi protein (daging, ayam,ikan ,telur) dan
mengandung asam folat (toge sayuran warna hijau,alpukat ) serta mengandung
vitamin E (kecambah)serta Zink (kepiting ,jamur ,biji wijen dan brokoli) . (ibu
mau makan – makanan yang disarankan).
4. Memberitahu ibu untuk menghitung masa suburnya dan memeriksa tanda-tanda
dalam masa subur. Mengatur dan melakukan hubungan saat masa subur 2-3 kali
dalam seminggu (ibu mengerti dan mau melakukan anjuran bidan)
5. Hasil Advice Dokter Umum
Therapy :
Asam Folat 400 mg
Zinc 10 mg
6. Kontral Ulang saat hari ke 12 siklus Haid (17 Oktober 2023)
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Dalam Bentuk Pathway

Tanda / Gejala / keluhan yang dialami


PRAKONSEPSI
pasien :
Diagnosa : Ny. I Umur 23 Tahun P0A0 H1 pra
konsepsi Dengan Infertil primer Subjektif : Sudah 1 tahun menikah
Tanda / Gejala / keluhan secara
belum memiliki Anak, Haid
teori: Secara medis infertil terbagi menjadi dua
jenis, yaitu Infertil skunder Yaitu pasangan suami
terakhir tgl 6 Oktober 2023 (haid
istri yang telah mempunyai anak sebelumnya 5 hari), saat ini baru hari ke 2
tetapi saat ini belum mampu memliki anak setelah pasca haid. suami tidak merokok,
satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali
perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi
berhubungan seksual 2x
Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / seminggu, tidk pernah
dalam bentuk apapun.
Faktor penyebab Infertilitas Primer keluhan yang dialami pasien) : menggunakan kontrasepsi
• Gangguan senggama Definisi infertilitas secara klinis menurut World Trade
• Ketidaktahuan pasangan Organization (WHO) adalah ketidakmampuan Objektif
• Reaksi imunologis (kekebalan) pasangan untuk memperoleh kehamilan setelah 12 Keadaanumum :baik Kesadaran
bulan atau lebih melakukan hubungan seksual tanpa
• Adanya tumor otak
perlindungan kontrasepsi.Definisi klinis ini digunakan :composmentisKeadaan emosional:
Adanya gangguan fungsi kelenjar tiroid.
untuk deteksi dini dan kepentingan terapi pada stabil
• Vorikokel, yaitu pelebarn pembuluh darah dalam
vena disekitar skrotum(buah zakar), infertilitas. Definisi tersebut didasarkan pada riwayat
merupakan penyebab terbanyak infertiltas pria. medis seseorangsebelumnya dan tes diagnostik yang Tb:159cm bb:79 kg IMT :31,3
• Sumbatan,/obstruksi saluran sperma menunjang secara klinis untuk menentukan terapi TTV
menyebabkan spermatozoa tidak dapat sesuai indikasi. Tekanan Darah :110/82mmHg Nadi:88 X/Menit
disalurkan , walaupun diproduksi dengan baik. Patofisiologi infertilitas wanita dapat melibatkan Respirasi 22 X/Menit Suhu: 36°C
(intan Komalasari, gangguan ovulasi, adhesi pelvis atau tuba,
2018) Evaluasi : endometriosis, atau penyebab uterus lainnya (dr.novita,
Ibu dan suami merasa tenang )
dengan
2023 penjelasanyang diberikan

Asuhan yang diberikan : Rasionaliasai :


1. Agar pasien memahami kondisi yang dialami dan dapat
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan (ibu
mengurangi kecemasan.
mengerti tentang apa yang di jelaskan)
2. Dengan menerapkan pola hidup sehat maka akanmeningkatkan tingkat
2. Menganjurkan ibu pola hidup sehat, olahraga teratur, kesuburan dan berolahraga dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas

memakan makanan yang sehat tidak mengandung 3. Dengan mengurangi Lemak pada tubuh terutama daerah
abdomen diharapkan dapat memudahkan pertemuan Ovum
pengawet, dan menghindari stress (ibu mengerti
dan sperma serta dapat menstabilkan hormone tubuh
dengan kondisinya saat ini)
4. Frekuensi hubungan normal 2-3 kali per minggu diharapkan terjadi nya Masa
3. Menjelaskan pada pasien mengatur Diit sehat, subur akan mempermudah terjadinya pembuahan antara sel telur dan

sperma
menurunkan BB, dan mengkonsumsi makanan-
5. Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin E
makanan yang dapat meningkatkan kesuburan yaitu
seperti kecambah dapat meningkatkan kesuburan
makanan yang rendah karbohidrat, tinggi protein 6. Asam folat dapat meningkatkan kesuburan karena dapat memelihara
(daging, ayam,ikan ,telur) dan mengandung asam folat kesehatan dan fungsi indung telur ( ovarium), selain itu asam folat dapat
digunakan sebagai perisiapan kehamilan. zink untuk meningkatkan kualitas
(toge sayuran warna hijau,alpukat ) serta mengandung
sperma
vitamin E (kecambah)serta Zink (kepiting ,jamur ,biji 7. Kunjungan ulang dilakukan untuk mengecek Kembali apakah klien dalam keadaan
subur atau belum
wijen dan brokoli) . (ibu mau makan – makanan yang

disarankan).

4. Memberitahu ibu untuk menghitung masa suburnya

dan memeriksa tanda-tanda dalam masa subur.

Mengatur dan melakukan hubungan saat masa subur 2-

3 kali dalam seminggu (ibu mengerti dan mau


BAB IV

PEMBAHASAN

Infertilitas adalah salah satu komplikasi terpenting dalam ginekologi dan dijelaskan sebagai
ketidakmampuan untuk mencapai kehamilan setelah satu tahun hubungan seksual tanpa pelindung
(tanpa menggunakan metode kontasepsi apapun) (Rodriguez and polyz, 2018). Infertilitas adalah
ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan
melakukan hubungan seksual secara normal minimal 2 – 3 kali seminggu. Infertilitas dibedakan atas
infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer yaitu jika pasangan suami istri belum
pernah mendapatkan kehamilan. Infertilitas sekunder yaitu jika istri sudah pernah hamil akan tetapi
tidak berhasil hamil lagi tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan hubungan seksual dilakukan secara
normal (Oktarina at al. 2014). Faktor risiko terjadinya infertilitas diantaranya adalah usia, penyakit
menular seksual, merokok, penggunaan alkohol dan kopi, sosial ekonomi, ketidakseimbangan hormon
dan paparan pestisida. Penggunaan pestisida yang tidak selektif dapat mempengaruhi eksposur pada
manusia yang berdampak pada infertilitas. (Neghab at al, 2018).

NY. ICE DABIUsia 23 tahun datang ke Puskemas Abenaho mengatakan ingin hamil, sudah
menikah 1 tahun tapi belum berhasil hamil. Ibu dan suami ingin berkonsultasi agar dapat hamil.
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil subjektif, ibu saat ini dalam keadaan sehat dan tidak ada
aktifitas yang berkaitan dengan Kesehatan yang dapat merugikan atau menyebabkan untuk sulit hamil.
Artinya dari aspek usia ibu memenuhi kriteria reproduksi untuk hamil. Hal ini sesuai teori yang di
kemukakan Stickler (2018) bahwa usia reproduksi ideal wanita adalah 20-35 tahun. Penelitian
menunjukkan bahwa wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk mengalami preeklamsi dan plasenta previa (Stickler, 2018) tidak ada kesenjangan teori dan
fakta dalam kasus ini.

Berdasarkan teori bahwa kasus Ny.Ice yang sudah menikah 1 tahun lamanya dan belum
menggunakan kontrasepsi belum mempunyai keturunan. Hal ini sejalan dengan teori yang
mengatakan bahwa adalah Infertilitas Primer adalah suatu keadaan ketika PUS belum mampu
memilik anak lagi setelah menikah lebih dari satu tahun melakukan hubungan seksual secara teratur
dan benar tanpa usaha pencegahan (WHO,2021). Tidak ada kesenjangan teori dan fakta dalam kasus
ini.

Berdasarkan data Objektif bahwa ibu masuk pada kategori gemuk sehingga penulis
menyarankan untuk diet makanan Dengan mengurangi Lemak pada tubuh terutama daerah
abdomen diharapkan dapat memudahkan pertemuan Ovum dan sperma serta dapat menstabilkan
hormone tubuh.penulis juga menyarankan untuk mengkonsumsi makanan yang rendah
karbohidrat, tinggi protein (daging, ayam,ikan ,telur) dan mengandung asam folat (toge
sayuran warna hijau,alpukat ) serta mengandung vitamin E (kecambah)serta Zink
(kepiting ,jamur ,biji wijen dan brokoli).

Hasil konsultasi dengan Dokter umum, maka pasien mengalami infertile primer,
sehingga diberikan therapi hormone untuk membanti proses pematangan ovum dan
memantau waktu subur. Rekomendasi untuk berhubungan seksual secara intent juga di
sarankan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan asuhan kebidanan prakonsepsi pada NY. ICE DABI dengan Infertil
primer sudah dilakukan sesuai dengan teori dan kewenangan bidan dalam UU 4 Tahun
2019 tentang Kebidanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa
kehamilan, persalinan, pasca persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita,dan anak
prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai
dengan tugas dan wewenangnya.
B. Saran
- Bagi pasien
Di harapkan mengurangi stres dan mengkonsumsi makan- makanan yang bergizi
sehingga dapat mengurangi kejadian ganggunan reproduksi khususnya infertil skunder
- Bagi Institusi
Digunakan sebagai masukan fasilitas pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan pada gangguan reproduksi dengan amenore sekunder dan memberi wawasan
bagi profesi atau tenaga kesehatan lainnya dalam menagani kasus gangguan reproduksi
khususnya infertil skunder dengan standar asuhan kebidanan.
- Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi tentang gangguan reproduksi dan dapat menjadi
referensi yang bermanfaat bagi institusi pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai