LP TM10 - ASKEP Kritis Pada Uremia - Ade Maulana - Desember
LP TM10 - ASKEP Kritis Pada Uremia - Ade Maulana - Desember
Oleh :
Ade Maulana
NIM.225070209111021
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, yang dengan rahmat
dan hidayah-Nya, penulis berhasil menyelesaikan laporan pendahuluan mengenai
"Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Syndrome Uremia." Penulisan laporan
ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang mendalam tentang kondisi klinis
yang kompleks ini serta upaya asuhan keperawatan yang optimal bagi para pasien
yang terkena dampaknya.
Penulis sangat menghargai kesempatan untuk menyusun laporan ini, namun
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan tertentu. Dalam rendah
hati, penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik konstruktif dari
pembaca agar kedepannya laporan ini dapat diperbaiki dan ditingkatkan
kualitasnya.
Dalam penyusunan laporan, penulis telah berusaha sebaik mungkin untuk
menggali informasi yang akurat dan relevan. Namun, pemahaman yang lebih
mendalam dan lengkap sering kali dapat diperoleh melalui kontribusi dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, partisipasi pembaca dalam memberikan masukan akan
sangat berarti bagi peningkatan isi dan substansi laporan ini.
Di samping itu, penulis juga berharap agar laporan pendahuluan ini dapat
memberikan manfaat. Diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat yang
maksimal dan menerapkannya dalam konteks profesi kesehatan atau kehidupan
sehari-hari.
Dengan demikian, penulis berharap agar laporan pendahuluan ini tidak hanya
menjadi kumpulan informasi, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan yang dapat
memberikan dampak positif dalam upaya perawatan dan peningkatan kesejahteraan
pasien dengan Syndrome Uremia. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan
melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Malang, Desember 2023
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uremia adalah kondisi klinis yang terkait dengan penurunan fungsi
ginjal, ditandai dengan ketidakseimbangan cairan, elektrolit, hormon, dan
gangguan metabolisme. Istilah "urin dalam darah" menggambarkan kondisi ini,
yang biasanya berkembang pada penyakit ginjal kronis dan tahap akhir (ESRD)
(Zemaitis R. Michael et al., 2023). Uremia dapat muncul baik akibat penyakit
ginjal kronis maupun cedera ginjal akut dengan hilangnya fungsi ginjal secara
cepat. Urea, yang bersifat toksik, dapat memberikan dampak langsung dan
tidak langsung pada berbagai jaringan, termasuk sistem saraf yang dapat
menyebabkan polineuropati.
Pasien dengan uremia seringkali mengalami gejala seperti mual,
muntah, kelelahan, hilangnya nafsu makan, kram otot, pruritus, dan masalah
mental. Tanda dan gejala lain mungkin meliputi peningkatan rasa haus dan
perubahan penglihatan. Uremia juga dapat menciptakan berbagai masalah
kulit, seperti perubahan warna, kulit kering, gatal-gatal, dan perubahan pada
rambut, kuku, dan mulut. Masalah kulit ini dapat signifikan memengaruhi
kualitas hidup pasien. Pengenalan dini terhadap perubahan kulit dan tindakan
penanganan yang cepat dapat memperbaiki perjalanan penyakit dan
mengurangi tingkat kesakitan.
Beberapa racun uremik diduga melibatkan hormon paratiroid,
makroglobulin, produk akhir glikosilasi lanjut, dan mikroglobulin beta2.
Meskipun belum ada racun uremik spesifik yang diidentifikasi sebagai
penyebab semua gejala uremia, pemahaman lebih lanjut tentang mekanisme
yang terlibat dapat membuka pintu menuju penanganan yang lebih efektif.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep Syndrome Uremia
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan
syndrome uremia
BAB II
TINJAUAN TEORI
f. Penatalaksanaan
1) Memperlambat progresifitas :
a) Pengendalian tekanan darah
b) Diet rendah protein, rendah fosfat
c) Mengendalikan proteinuria dan hiperlipidemi
d) Obati ISK dengan antibiotic non hefrotoksik
e) Obati asidosis metabolic dengan NaHCCO3 tab/IV
f) Obati hiperurisemi/ kalainan sendi dengan diet dan obat
2) Mencegah kerusakan lebih lanjut :
a) Hindari nefrotoksik : OAINS, aminoglikosid, kombinasi
sefalosporin dengan furosemide
b) Hindari gangguan elektrolit
c) Hindari kehamilan
d) Hindari dehidrasi, hipovolemi, antihipertensi yang terlalu kuat,
diuretic berlebihan, pantang air dan garam terlalu ketat,
keseimbangan cairan yang baik.
e) Hindari kateterisasi urine yang tidak perlu
f) Obati decomp cordis agar cardiac output membaik
3) Mengurangi gejala uremia :
a) Diet rendah protein (GFR 5-10% Protein : 40-50 g/h; GFR 4-5%
Protein 20-30 g/h; kalori harus > 2500 kal/hari.
b) Asam amino esensial
c) Gatal (pruritis) : diet TKTP, radiasi UV, difenhidramin
paratiroidektomi, transplantasi ginjal.
d) Keluhan gastrointestinal kadang membaik dengan diet TKRP,
memperbaiki asidosis dengan NaHCO3, obat anti muntah
2.2 Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Pemeriksaan fisik
2) Riwayat kesehatan:
a) Riwayat ISK, batu ginjal atau saluran kencing, kehamilan, PMS,
kanker bladder
b) Obat-obatan: antibiotic, antikolinergics, antispasme
c) Penggunaan alat urologi
d) Kebersihan berkemih
e) Pola eliminasi
3) Riwayat penyakit terdahulu:
a) Kondisi dan medikasi sekarang dan terdahulu untuk mengetahui
penyebab masalah ginjal
b) Penyakit: hipertensi, DM, SLE, TBC, infeksi
tenggorokan/influenza, glomerulonephritis, pembesaran prostat,
penyakit ginjal obstruksi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Hipervolemi b.d gangguan mekanisme regulasi
2) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
3) Resiko deficit nutrisi
4) Resiko ketidakseimbangan elektrolit
c. Intervensi Keperawatan
1) Diagnosa 1: manajemen cairan
2) Diagnosa 2: manajemen energi
3) Diagnosa 3: manajemen nutrisi
4) Diagnosa 4: manajemen elektrolit
BAB III
1. Kasus
Tn Y, umur 45 tahun, di rawat di ruangan Melati RSUD Ruteng dengan
diagnose medis GGK, keluhan saat masuk rumah sakit badan lemes, mual,
muntah dan tidak nafsu makan sudah 1 minggu, dan mengalami sesak napas
sejak 3 hari ini, tampak edema pada kedua kaki dan tangan pasien dan
bengkak sudah sejak 1 bulan yang lalu, KU pasien tampak terlihat lemas
dan pucat, pasien tampak sesak napas, observasi TTV TD 170/100 mmHg,
Nadi 98x/mnt, RR: 24x/mnt, suhu: 36 C. Pasien mengatakan baru pertama
kali masuk RS, selama ini kalau sakit hanya membeli obat di warung. Hasil
pemeriksaan lab. Hb: 6,7 g/dl, Hct: 32,2 %, Albumin: 3 g/dl, ureum: 142
mg/dl, kreatinin: 14,5 mg/dl.
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
➢ Identitas Pasien:
• Nama : Tn. Y
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 45 tahun
• Alamat : Malang
• Tanggal MRS : 29 Maret 2022
• Diagnosa Medis : Gagal Ginjal Kronis
➢ Status Kesehatan Saat Ini
• Keluhan utama : mual, muntah dan tidak nafsu
makan, sesak napas, badan lemes, keringat dingin,
bengkak pada kedua tangan dan kaki
➢ Riwayat Kesehatan Saat Ini
• Keluarga mengatakan sejak 1 bulan yang lalu kaki dan
tangan pasien bengkak, mual, muntah dan tidak nafsu
makan sejak 1 minggu SMRS, sesak napas sejak 3 hari
SMRS
➢ Riwayat Kesehatan Terdahulu
• Pasien tidak menderita sakit sebelumnya
➢ Riwayat Keluarga
• Anggota keluarga ada yang menderita penyakit
hipertensi yaitu bapa pasien.
➢ Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : lemah, kesadaran composmentis,
pasien tampak pucat
• Tanda-tanda vital: TD: 170/100 mmHg, nadi: 98x/mnt,
RR: 24x/mnt, suhu: 36ºc.
• Akral teraba dingin
• Conjungtiva tampak anemis
➢ Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan darah lengkap, Hb: 6,7 gr/dl, Hct: 32,2%,
albumin: 3 gr/dl, ureum: 142 gr/dl, kreatinin: 14,5 mg/dl
Data Obyektif:
Data Obyektif:
Diagnosa Keperawatan:
4.2 Saran
a. Pengenalan Dini dan Penanganan Cepat: Penting untuk mengenali
perubahan kulit dan gejala uremia sejak dini. Inisiasi penanganan yang
cepat dapat mengubah perjalanan penyakit secara drastis dan mengurangi
tingkat kesakitan.
b. Manajemen Gejala: Mengelola gejala seperti mual, muntah, dan pruritus
secara efektif akan meningkatkan kenyamanan pasien. Terapi pengganti
ginjal yang tepat waktu juga dapat mengurangi risiko komplikasi.
c. Pengelolaan Nutrisi: Pasien dengan uremia sering mengalami penurunan
nafsu makan. Pemberian nutrisi yang adekuat dan pengawasan terhadap
status nutrisi penting untuk mencegah risiko deficit nutrisi.
d. Kolaborasi Tim Kesehatan: Kerjasama antara perawat, dokter, ahli gizi,
dan spesialis ginjal diperlukan untuk menyusun rencana perawatan yang
holistik dan sesuai dengan kebutuhan pasien
e. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya
pemantauan diri, pengelolaan asupan cairan dan garam, serta perawatan
yang diperlukan setelah diagnosis uremia.
DAFTAR PUSTAKA
Zemaitis R. Michael, Foris A. Lisa, Katta Shravan, & Bashir Khalid. (2023, April).
Uremia. National Library of Medicine.