Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA PASIEN


DENGAN SYNDROME UREMIA

Oleh :
Ade Maulana
NIM.225070209111021

PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, yang dengan rahmat
dan hidayah-Nya, penulis berhasil menyelesaikan laporan pendahuluan mengenai
"Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Syndrome Uremia." Penulisan laporan
ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang mendalam tentang kondisi klinis
yang kompleks ini serta upaya asuhan keperawatan yang optimal bagi para pasien
yang terkena dampaknya.
Penulis sangat menghargai kesempatan untuk menyusun laporan ini, namun
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan tertentu. Dalam rendah
hati, penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik konstruktif dari
pembaca agar kedepannya laporan ini dapat diperbaiki dan ditingkatkan
kualitasnya.
Dalam penyusunan laporan, penulis telah berusaha sebaik mungkin untuk
menggali informasi yang akurat dan relevan. Namun, pemahaman yang lebih
mendalam dan lengkap sering kali dapat diperoleh melalui kontribusi dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, partisipasi pembaca dalam memberikan masukan akan
sangat berarti bagi peningkatan isi dan substansi laporan ini.
Di samping itu, penulis juga berharap agar laporan pendahuluan ini dapat
memberikan manfaat. Diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat yang
maksimal dan menerapkannya dalam konteks profesi kesehatan atau kehidupan
sehari-hari.
Dengan demikian, penulis berharap agar laporan pendahuluan ini tidak hanya
menjadi kumpulan informasi, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan yang dapat
memberikan dampak positif dalam upaya perawatan dan peningkatan kesejahteraan
pasien dengan Syndrome Uremia. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan
melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Malang, Desember 2023

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uremia adalah kondisi klinis yang terkait dengan penurunan fungsi
ginjal, ditandai dengan ketidakseimbangan cairan, elektrolit, hormon, dan
gangguan metabolisme. Istilah "urin dalam darah" menggambarkan kondisi ini,
yang biasanya berkembang pada penyakit ginjal kronis dan tahap akhir (ESRD)
(Zemaitis R. Michael et al., 2023). Uremia dapat muncul baik akibat penyakit
ginjal kronis maupun cedera ginjal akut dengan hilangnya fungsi ginjal secara
cepat. Urea, yang bersifat toksik, dapat memberikan dampak langsung dan
tidak langsung pada berbagai jaringan, termasuk sistem saraf yang dapat
menyebabkan polineuropati.
Pasien dengan uremia seringkali mengalami gejala seperti mual,
muntah, kelelahan, hilangnya nafsu makan, kram otot, pruritus, dan masalah
mental. Tanda dan gejala lain mungkin meliputi peningkatan rasa haus dan
perubahan penglihatan. Uremia juga dapat menciptakan berbagai masalah
kulit, seperti perubahan warna, kulit kering, gatal-gatal, dan perubahan pada
rambut, kuku, dan mulut. Masalah kulit ini dapat signifikan memengaruhi
kualitas hidup pasien. Pengenalan dini terhadap perubahan kulit dan tindakan
penanganan yang cepat dapat memperbaiki perjalanan penyakit dan
mengurangi tingkat kesakitan.
Beberapa racun uremik diduga melibatkan hormon paratiroid,
makroglobulin, produk akhir glikosilasi lanjut, dan mikroglobulin beta2.
Meskipun belum ada racun uremik spesifik yang diidentifikasi sebagai
penyebab semua gejala uremia, pemahaman lebih lanjut tentang mekanisme
yang terlibat dapat membuka pintu menuju penanganan yang lebih efektif.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep Syndrome Uremia
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan
syndrome uremia
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Syndrome Uremia


a. Definisi
Sindrom uremia merupakan suatu kondisi klinis yang muncul akibat
ketidakseimbangan cairan, elektrolit, hormon, dan metabolisme tubuh
yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal (Zemaitis R. Michael et al.,
2023). Istilah "uremia" digunakan ketika kadar ureum dalam darah
melebihi 50 mg/dl (Glassock & Massry, 2021). Keadaan ini umumnya
terjadi pada pasien dengan Gagal Ginjal Kronis, dan kadang-kadang dapat
terjadi pada pasien dengan Gagal Ginjal Akut jika penurunan fungsi ginjal
terjadi secara cepat.
b. Etiologi
Penyebab uremia yaitu (Zemaitis R. Michael et al., 2023).
1) UREA : urea mempunyai efek toksik langsung dan tidak langsung
pada jaringan: parathyroid hormone (PTH), beta 2 microglobulin,
polyamines, advanced glycosylation end products, dan middle
molecules lainnya.
2) CKD:
a) Glomerulo nefritis
b) Glomerulosklerosis
c) Nefropati
d) Penyakit polikistik ginjal
e) Gangguan sistemik
f) DM
g) LUPUS
h) Amiloidosis
i) Mieloma
j) Trombotic thrombocytopenic purpura
k) Hemolotyc uremic syndrome
3) AKI:
a) Multipel etiologi
b) Uremia, peningkatan kadar ureum dan creatinine
c. Patofisiologi
Syndrome uremia dimulai dengan kerusakan pada sel-sel endotel
ginjal atau glomerulus yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Jika
tidak ditangani, kerusakan ini dapat berkembang menjadi masalah serius,
seperti kerusakan fungsi ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
Hilangnya fungsi ginjal mengakibatkan penurunan kemampuan tubuh
untuk mengatur cairan, asam basa, elektrolit, dan fungsi metabolik.
Akibatnya, kadar urea meningkat dalam darah, yang dikenal sebagai
sindrom uremik (Scheiring et al., 2008). Sindrom uremik dapat
menyebabkan intoksikasi urea dalam tubuh ketika kadar urea tinggi dalam
darah.
d. Gejala Klinis
1) Mual
2) Muntah
3) Fatique
4) Anoreksia
5) Penurunan BB
6) Keram otot
7) Pruritus
8) Penurunan kesadaran
9) Anemia
10) Koagulopati
11) Asidosis
12) Hiperkalemia
13) Hiperparatiroid
14) Endokrin, kardiovaskuler
15) Malnutrisi
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah
a) Blood Urea Nitrogen
• Nilai normal : 9-20 mg/dl
• Jika BUN meningkat menunujukkan ada gangguan pada
ginjal, peningkatan protein, perdarahan gastrointestinal
• Gejala BUN meningkat: mual, muntah, nyeri kepala, koma,
kulit kering, napas berbau urine, peningkatan dan penurunan
urine output
b) Creatinine
• Normal : 0,7-1.5 mg/dl
• Kreatinin meningkat apabila terjadi gagal ginjal, gangguan
pertumbuhan otot, trauma otot.
• Kadar kreatinin yang rendah disebabkab oleh distropi otot.
c) Serum Osmolality
• Indikasi konsentrasi pengenceran cairan pembuluh darah
• Nilai normal 279-295 mOsm/L
• Peningkatan osmolalitas darah manandakan adanya dehidrasi
• Osmolalitas darah yang rendah menandakan adanya
kelebihan volume cairan.
d) Hemoglobin
• Nilai normal : Laki-laki : 13,5-17,5 g/dl ; Perempuan : 12-16
g/dl
• Kadar Hb yang rendah menandakan adanya anemia,
kehilangan darah
e) Hematokrit
• Nilai normal : laki-laki : 40-54%, Perempuan: 37-47%
• Peningkatan kadar hematokrit menandakan terjadinya
kekurangan volume cairan, polycytemia.
• Rendahnya kadar hematokrit menandakan adanya kelebihan
volume cairan, anemia, gangguan hepar dan kehilangan
darah.
f) Albumin
• Nilai normal : 3.4-5.5 g/dl
• Rendahnya kadar albumin dalam darah menunjukan
terjadinya peningkatan membrane permeabilitas kapiler,
malnutrisi, dan gangguan hepar

2). Pemeriksaan urine

f. Penatalaksanaan
1) Memperlambat progresifitas :
a) Pengendalian tekanan darah
b) Diet rendah protein, rendah fosfat
c) Mengendalikan proteinuria dan hiperlipidemi
d) Obati ISK dengan antibiotic non hefrotoksik
e) Obati asidosis metabolic dengan NaHCCO3 tab/IV
f) Obati hiperurisemi/ kalainan sendi dengan diet dan obat
2) Mencegah kerusakan lebih lanjut :
a) Hindari nefrotoksik : OAINS, aminoglikosid, kombinasi
sefalosporin dengan furosemide
b) Hindari gangguan elektrolit
c) Hindari kehamilan
d) Hindari dehidrasi, hipovolemi, antihipertensi yang terlalu kuat,
diuretic berlebihan, pantang air dan garam terlalu ketat,
keseimbangan cairan yang baik.
e) Hindari kateterisasi urine yang tidak perlu
f) Obati decomp cordis agar cardiac output membaik
3) Mengurangi gejala uremia :
a) Diet rendah protein (GFR 5-10% Protein : 40-50 g/h; GFR 4-5%
Protein 20-30 g/h; kalori harus > 2500 kal/hari.
b) Asam amino esensial
c) Gatal (pruritis) : diet TKTP, radiasi UV, difenhidramin
paratiroidektomi, transplantasi ginjal.
d) Keluhan gastrointestinal kadang membaik dengan diet TKRP,
memperbaiki asidosis dengan NaHCO3, obat anti muntah
2.2 Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian
1) Pemeriksaan fisik
2) Riwayat kesehatan:
a) Riwayat ISK, batu ginjal atau saluran kencing, kehamilan, PMS,
kanker bladder
b) Obat-obatan: antibiotic, antikolinergics, antispasme
c) Penggunaan alat urologi
d) Kebersihan berkemih
e) Pola eliminasi
3) Riwayat penyakit terdahulu:
a) Kondisi dan medikasi sekarang dan terdahulu untuk mengetahui
penyebab masalah ginjal
b) Penyakit: hipertensi, DM, SLE, TBC, infeksi
tenggorokan/influenza, glomerulonephritis, pembesaran prostat,
penyakit ginjal obstruksi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Hipervolemi b.d gangguan mekanisme regulasi
2) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
3) Resiko deficit nutrisi
4) Resiko ketidakseimbangan elektrolit
c. Intervensi Keperawatan
1) Diagnosa 1: manajemen cairan
2) Diagnosa 2: manajemen energi
3) Diagnosa 3: manajemen nutrisi
4) Diagnosa 4: manajemen elektrolit
BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN

1. Kasus
Tn Y, umur 45 tahun, di rawat di ruangan Melati RSUD Ruteng dengan
diagnose medis GGK, keluhan saat masuk rumah sakit badan lemes, mual,
muntah dan tidak nafsu makan sudah 1 minggu, dan mengalami sesak napas
sejak 3 hari ini, tampak edema pada kedua kaki dan tangan pasien dan
bengkak sudah sejak 1 bulan yang lalu, KU pasien tampak terlihat lemas
dan pucat, pasien tampak sesak napas, observasi TTV TD 170/100 mmHg,
Nadi 98x/mnt, RR: 24x/mnt, suhu: 36 C. Pasien mengatakan baru pertama
kali masuk RS, selama ini kalau sakit hanya membeli obat di warung. Hasil
pemeriksaan lab. Hb: 6,7 g/dl, Hct: 32,2 %, Albumin: 3 g/dl, ureum: 142
mg/dl, kreatinin: 14,5 mg/dl.
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
➢ Identitas Pasien:
• Nama : Tn. Y
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 45 tahun
• Alamat : Malang
• Tanggal MRS : 29 Maret 2022
• Diagnosa Medis : Gagal Ginjal Kronis
➢ Status Kesehatan Saat Ini
• Keluhan utama : mual, muntah dan tidak nafsu
makan, sesak napas, badan lemes, keringat dingin,
bengkak pada kedua tangan dan kaki
➢ Riwayat Kesehatan Saat Ini
• Keluarga mengatakan sejak 1 bulan yang lalu kaki dan
tangan pasien bengkak, mual, muntah dan tidak nafsu
makan sejak 1 minggu SMRS, sesak napas sejak 3 hari
SMRS
➢ Riwayat Kesehatan Terdahulu
• Pasien tidak menderita sakit sebelumnya
➢ Riwayat Keluarga
• Anggota keluarga ada yang menderita penyakit
hipertensi yaitu bapa pasien.
➢ Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : lemah, kesadaran composmentis,
pasien tampak pucat
• Tanda-tanda vital: TD: 170/100 mmHg, nadi: 98x/mnt,
RR: 24x/mnt, suhu: 36ºc.
• Akral teraba dingin
• Conjungtiva tampak anemis
➢ Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan darah lengkap, Hb: 6,7 gr/dl, Hct: 32,2%,
albumin: 3 gr/dl, ureum: 142 gr/dl, kreatinin: 14,5 mg/dl

b. Analisa Data Dan Diagnosa Keperawatan


No Data Etiologi Masalah
Keperawatan

1 Data Subyektif: Gangguan Hipervolemia


1. Pasien mengatakan kedua kaki dan mekanisme
tangan bengkak sejak 1 bulan yang regulasi
lalu
2. Pasien mengatakan sesak napas
sejak 1 minggu yang lalu

Data Obyektif:

1. Ku lemah, kesadaran composmentis

2. Tampak edema pada kedua kaki dan


tangan, wajah tampak sembab

3. Tanda-tanda vital: TD :170/100


mmHg, Nadi: 98x/mnt, S: 36 C, RR:
24x/mnt

4. Hasil lab. Darah: Hct: 32,2%,


albumin: 3 gr/dl, ureum: 142 gr/dl,
kreatinin: 14,5 mg/dl

2 Data Subyektif: Ketidakmampuan Resiko deficit


mencerna nutrisi
1. Pasien mengatakan,mual muntah-
makanan; adanya
muntah dan tidak nafsu makan sejak
mual dan muntah
1 bulan yang lalu.

2. Pasien mengatakan badan terasa


lemes

Data Obyektif:

1. Ku lemah, kesadaran composmentis

2. Tanda-tanda vital: TD :170/100


mmHg, Nadi: 98x/mnt, S: 36 C, RR:
24x/mnt

3. Hasil lab. Darah: Hct: 32,2%,


albumin: 3 gr/dl, ureum: 142 gr/dl,
kreatinin: 14,5 mg/dl

Diagnosa Keperawatan:

1. Hipervolemi berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi


2. Risiko deficit nutrisi dengan faktor resiko kekurangan intake cairan.
C. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intrevensi

1 Hipervolemi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipervolemi


berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam status Observasi:
gangguan mekanisme cairan pasien membaik, dengan kriteria a. Observasi tanda dan gejala
regulasi hasil: hipervolemi
b. Monitor status hemodinamik
a. Kekuatan nadi meningkat c. Monitor intake dan ouput cairan
d. Monitor hasil laboratorium
b. Urine output meningkat e. Monitor kecepatan infus secara ketat
c. Edema anasarka menurun Teraupetik:
a. Timbang BB tiap hari
b. Batasi asupan cairan dan garam
c. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40
Edukasi:
a. Ajarka cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluaran cairan
b. Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian therapi
diuretik
2 3. Risiko deficit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen mual
dengan faktor resiko keperawatan selama 1x24 jam, Observasi:
kekurangan intake diharapkan status nutrisi pasien a. Identifikasi pengalaman mual
cairan. membaik, dengan kriteria hasil: b. Identifikasi dampak mual terhadap
kualitas hidup
a. Porsi makan dihabiskan c. Identifikasi faktor penyebab mual
d. Monitor mual
b. Nafsu makan meningkat e. Monitor asupan nutrisi dan kalori
Teraupetik
a. Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual
b. Beriakan makanan dalam jumlah
kecil dan menarik
Edukasi
a. Anjurkan sering membersihkan
mulut
b. Ajarkan penggunaan Teknik non
farmakologis untuk mengatasi
mual
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian antiemetik
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan:

Uremia merupakan suatu kondisi klinis yang terkait erat dengan


penurunan fungsi ginjal, memunculkan ketidakseimbangan cairan, elektrolit,
hormon, dan gangguan metabolisme. Sindrom uremia dapat berkembang baik
pada penyakit ginjal kronis maupun cedera ginjal akut, menyebabkan
ketidakseimbangan dalam tubuh. Pasien dengan uremia mengalami berbagai
gejala seperti mual, muntah, kelelahan, dan gangguan kulit yang signifikan,
mempengaruhi kualitas hidup mereka.

Racun uremik, termasuk urea, berkontribusi pada manifestasi klinis


uremia, seperti polineuropati dan gangguan mental. Meskipun tidak ada racun
uremik spesifik yang diidentifikasi, pemahaman lebih lanjut tentang
mekanisme yang terlibat dapat membantu dalam penanganan yang lebih
efektif.

Pasien Tn. Y dengan diagnosis medis Gagal Ginjal Kronis mengalami


kondisi klinis yang kompleks, termasuk hipervolemia dan risiko deficit
nutrisi. Gangguan mekanisme regulasi menyebabkan hipervolemia,
termanifestasi dengan edema, tekanan darah tinggi, dan gejala lainnya. Selain
itu, mual dan muntah yang berkelanjutan meningkatkan risiko deficit nutrisi.

4.2 Saran
a. Pengenalan Dini dan Penanganan Cepat: Penting untuk mengenali
perubahan kulit dan gejala uremia sejak dini. Inisiasi penanganan yang
cepat dapat mengubah perjalanan penyakit secara drastis dan mengurangi
tingkat kesakitan.
b. Manajemen Gejala: Mengelola gejala seperti mual, muntah, dan pruritus
secara efektif akan meningkatkan kenyamanan pasien. Terapi pengganti
ginjal yang tepat waktu juga dapat mengurangi risiko komplikasi.
c. Pengelolaan Nutrisi: Pasien dengan uremia sering mengalami penurunan
nafsu makan. Pemberian nutrisi yang adekuat dan pengawasan terhadap
status nutrisi penting untuk mencegah risiko deficit nutrisi.
d. Kolaborasi Tim Kesehatan: Kerjasama antara perawat, dokter, ahli gizi,
dan spesialis ginjal diperlukan untuk menyusun rencana perawatan yang
holistik dan sesuai dengan kebutuhan pasien
e. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya
pemantauan diri, pengelolaan asupan cairan dan garam, serta perawatan
yang diperlukan setelah diagnosis uremia.
DAFTAR PUSTAKA

Glassock, R. J., & Massry, S. G. (2021). Uremic toxins: an integrated overview of


classification and pathobiology. Nutritional Management of Renal Disease,
Fourth Edition, 77–89. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-818540-7.00015-
X

Scheiring, J., Andreoli, S. P., & Zimmerhackl, L. B. (2008). Treatment and


outcome of Shiga-toxin-associated hemolytic uremic syndrome (HUS). In
Pediatric Nephrology (Vol. 23, Issue 10, pp. 1749–1760).
https://doi.org/10.1007/s00467-008-0935-6

Zemaitis R. Michael, Foris A. Lisa, Katta Shravan, & Bashir Khalid. (2023, April).
Uremia. National Library of Medicine.

Anda mungkin juga menyukai