Agus Purwadianto.
Jakarta, 2015
TKBJ-PNPK 6
MAKSIMALISASI Keuntungan RS
POTENSI BERLEBIHAN/
KEKURANGAN yg >< HUKUM PENJAMIN “PAS’ NYA PEDOMAN
• UNIT TINDAKAN • Yan bermutu PARIPURNA
BEDAH/INTERVENSIONAL • SESUAI STANDARD PELAYANAN,
• UNIT LABORATORIUM • DPJP + Nakes etis/profesional
KLINIK & RADIOLOGI berwenang
• OBAT DAN ALKES • kualifikasi kompetensi rata-rata
sesuai bidangnya & sertifikasi
• RAWAT INAP profesi
• MANAJEMEN RS • sesuai paket manfaat & standar
TERAKREDITASI yg dihasilkan dari INA-CBG’s, tarif,
• MEDICAL & HEALTH dewan pertimbangan klinis, HTA,
TOURISM dll
TKBJ-PNPK 7
EKSES (BELUM MANTAPNYA) JKN
• Masyarakat menumpangi/sindroma gratisan
perorangan/terorganisir via organisasi pasien
• Godaan dpt keuntungan sesaat/cepat pd
“kelembaman sistem” via fraud
– Dr via WD/Th/Progn jo kebijakan OP/PDSp dkk
– RS via manajemen klaim & minimalisasi yan
– BPJS via individuasi kontrak & regulasi ketat klaim &
persulit pembayarannya
– Pengusaha farmasi/alkes via turunkan mutu & yan
– Birokrat via pembiaran/kurang responsif &
keberpihakan
Gate keeper problem
Hospital care problems
1
2 Suap
Konflik
7
Kepentingan
PENIPUAN
PENCURIAN 3 Gratifikasi
PERNYATAAN SALAH KORUPSI
Perbuatan 6
Curang
4
Penggelapan dalam
KESALAHAN YG Pemerasan 5 Jabatan
DISENGAJA
TUJUANNYA:
1.Memberikan pedoman bagi aparatur
Kemenkes dalam menentukan tindakan-
tindakan yang berpotensi atau mengarah pada
gratifikasi, dan
2.Mewujudkan aparatur Kemenkes yang bersih
dan bebas dari KKN.
26
PENGERTIAN GRATIFIKASI
Pasal 1 Permenkes
Gratifikasi
No.14/2014
Gratifikasi adalah : Pemberian uang, barang,
rabat (discount), komisi pinjaman tanpa bunga,
tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma,
dan fasilitas lainnya baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik yang
berhubungan dengan jabatan atau
kewenangan (penjelasan Pasal 12 B Ayat(1) UU
31/1999 jo UU 20/2001)
Penjatuhan sanksi penjeraan
Pembuktian Alat bukti (KUHAP)
• Berdasarkan keyakinan • Keterangan saksi (ps 185,
hakim pidana : pasal 1 butir 27)
– Sekurang-kurangnya 2 alalt • Keterangan ahli (pasal 187,
bukti sah ps 1 butir 28)
– Keyakinan bahwa fraud sbg
tipikor telah terjadi & • Surat (pasal 187)
terdakwa yg bersalah • Petunjuk (pasal 186)
melakukannya
• Keterangan terdakwa (pasal
189)
KETENTUAN KHUSUS TIPIKOR :
BUKTI AUDIT INVESTIGATIF
Pengecualian dari UU KUHAP, krn
SEBAGAI DASAR
sifat pidana nya yg khusus
SANKSI HUKUM FRAUD
KONSTRUKSI HUKUM PERDATA KONSTRUKSI HUKUM PIDANA
• Dasar permenkes No 36/15 : • Mengandung unsur pidana :
ketentuan ttg fraud dgn penipuan;
lingkup keberlakuannya • Ada PMH : oleh orang/orang2
dari dalam +/ luar organisasi (4
denda pengembalian kerugian pihak pelaku fraud) dg maksud
pihak yg dirugikan, dhi : menguntungkan pribadi +/
Negara. kelompoknya yg secara
langsung/tidak langsung
• diantara 4 pihak bisa saling merugikan pihak lain
mengadukan yg dirugikan • Ciri tersembunyi & unsur
bisa gugatan sesuai ps 1365 penipuan/rekayasa (cakupan >
KUHPerdata jo ps 1313, 1320 luas) saat/setelah audit
& 1338 KUHPer investigasi sesuai SOP & kode
etik
SANKSI HUKUM : SANKSI ADMINISTRASI, TUNTUTAN GANTI RUGI, ANCAMAN PIDANA
Sanksi atas perbuatan khusus
• S. Administratif bisa lebih menjerakan
dibandingkan pidana :
– Pencabutan ijin praktek Dr dan RS
– Pembatalan / penundaan pembayaran klaim bagi RS
• SELAIN SANKSI PIDANA TIPIKOR, PENCURIAN (365
KUHP), PENIPUAN (378 KUHP), PERNYATAAN
SALAH, S. Pidana bisa o/ kelalaian berat, dll
• Fraud berat bisa dituntut perdata juga
(persidangan kolateral)
• Tak menutup sanksi disiplin & sanksi etik
SANKSI HUKUM
Pasal 12B ayat (2) UU No. 20 Tahun 2001
PENERIMA GRATIFIKASI
PEMBERI GRATIFIKASI