Strategis and
Reporting
CIKA HASANAH.,SST.RMIK.,MM.RS
SAPTA L.,SPd.,SST.RMIK.,MM.RS.
JAMINAN
KESEHATA
N
NASIONAL
Apakah Fraud
Itu
Apaka
h
Yang
Anda
Lihat
?
Introduksi Fraud dan Abuse
7
Fraud Yang Biasa Dilakukan oleh Peserta
8
Fraud Yang biasa dilakukan oleh PPK:
Pengajuan klaim dengan mencantumkan pelayanan atau
tindakan yang tidak diberikan misalnya menambah Dx
sekunder yang tidak ada
Melakukan manipulasi terhadap diagnosa (Upcoding)
mis. appendectomy ditagihkan sebagai appendectomy
dengan komplikasi yang memerlukan operasi besar
Memalsukan tanggal dan lama hari perawatan mis.
pengajuan klaim berulang dengan tanggal perawatan yang
berbeda, pd pola pembayaran fee for service, perdiem
Melakukan penagihan klaim dengan tarip yang lebih besar
dari yang seharusnya misalnya tagihan AMHP
Melakukan double klaim, pasien RJTL yang langsung
dirawat
9
Abuse
10
Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Fraud dan Abuse:
11
Peran PPK Dalam Pencegahan
Fraud dan Abuse:
•Pemberi Pelayanan Kesehatan mempertahankan
kepercayaan perusahaan asuransi terhadap pelayanan yang
diberikan dan diwujudkan dalam bentuk pengajuan klaim
yang sesuaidengan pelayanan yang diberikan dan akurat.
•Pemberi Pelayanan Kesehatan mempertahankan
kepercayaan pasien atau peserta asuransi dengan
memberikan pelayanan sesuai dengan standar2 yang telah
ditetapkan serta manfaat yang seharusnya menjadi hak
peserta dengan baik.
12
Peran Peserta Dalam Pencegahan
Fraud dan Abuse:
13
Peran Penyelenggara/Tim Pengelola Dalam Pencegahan
Fraud dan Abuse
14
Data &
• Fakta
Sampai dengan 30 Juni 2015 tercatat
175.724 dengan metode
konvensional dapat mengenali
kejadian terindikasi fraud dan abuse
di Provider JKN yang berdampak
“inefisiensi” sebesar Rp
440.063.860.917. (sumber: BPJS Kes)
• Kejadian tsb:
– Up-coding,
– service unbundling,
– keystroke mistake,
– type of room charge,
– unnecessary treatment
Fraud Triangle Theory dan
Teori Terjadinya Tindak Pidana
Motivas
i/
Tekanan
Nia
t
Rasionalis
asi Frau
d
Actio
n
Kesempat Kesempat
an an
Dean, Gonzales, Fricker:
2013
Fraud Triangle
MOTIVTheoryRASIONALISASI
ASI
• KEUNTUNG KESEMPATAN
• INDIKASI / • JAMINAN
AN KOMPREHEN
“MUDAH” KEBUTUH SIF
• PEKERJA
MENGHARG • AN
SAFETY • PENYESUAI
• KELEMAHAN
AN IT
AI
AN • MEDIS
HAK PASIEN • KELEMAHA
CODING
BERAT
• STANDA N
• REMUNERAS R REGULASI
I TIDAK TERTING DAN
SEPADAN GI ADMINISTR
ASI
(ETIK)
• INKOMPETE
NSI CODER
-
Pencegahan
Fraud Permenkes
36/2015)
MOTIV RASIONALIS KESEMPAT
ASI
• ETIK ASI AN
PROFESI • PANDUAN • BUDAYA
• FRAUD=PID KLINIK, CP, ANTI
FRAUD
ANA
• REMUNERAS • ETIK
HAK
(ZERO
I SEPADAN/ • SAFETY •• KEBIJAKAN
TIM
TOLERANCE)
PASIEN SOSIALISASI
DAN
ADIL DAN MONEV
• PRIVILEGI REGULASI
• STRUKTUR NG, • DETEKSI,
TARIF DISCIPLINI CEGAH,
RASIONAL NG PELAPORAN
• AUDIT
MEDIS,
SANKSI DENDA DAN PROFESI SELAIN
AUDIT
PIDANA/PERDATA KLAIM
Fraud Dan Dan
Fraud Fenomena Gunung
Fenomena
Es Es
Gunung IInnvve
&sestitig
(Pengalaman U.S) Diseles
gaasisi
aikan
(20%)
Diindentifikasika
n Sebagai
Potensial Fraud
(40%)
Tidak
Terdete
ksi
(40%)
kuntjoro adi
purjanto
gombong
19/05/2010
Dimana Dapat Terjadi
Fraud Itu
Lokus Dapat Terjadinya
Fraud
Provide
r:
-
Institusi
-Individu
JK
Badan N Peser
Penyele
ng- ta 1
2
JAMINAN
KESEHATA
gara
N
NASIONAL
Fraud Pada
Provider
1.Institusional:
Fraud yang dilaksanakan atas policy
manajemen/ kelembagaan (bagian, SMF,
dll), dapat dilaksanakan atas perintah
atasan atau bersama2 beberapa
pelaksana dan secara sistem
2.Individual:
Fraud yang dilakukan oleh individu
pemberi pelayanan/pelaksana
administrasi (koder, petugas klaim, dll),
tidak terkoordinir, dapat menjadi mindset
Fraud Pada Badan
Penyelenggara
• Memanipulasi manfaat yang seharusnya
didapat peserta tetapi tidak diberikan.
• Mengurangi manfaat yang seharusnya
menjadi hak peserta
• Memberikan laporan pemanfaatan dana
pelayanan kesehatan (medical cost)
yang tidak akurat
Fraud Apa Dapat Terjadi
di RS
Potensi Fraud Dalam Pembayaraan
Dengan INA-CBG
Pendapatan
RS berupaya
meningkatkan
pendapatan (up-
coding; penarikan
biaya
Tarif
Total Rasional
Biaya
Pembayaran INA-
Menguran CBG
g i costs (Efektif/Efisien,)
LOS
Rmenguran
gi LOS
1
7
1.Service
Unbundling/Fragmentation
• Menagihkan beberapa prosedur secara
terpisah untuk mendapatkan nilai klaim
lebih besar pada satu episode perawatan
pasien
2. Repeat Billing
• Menagihkan lebih dari satu kali untuk
prosedur, obat-obatan dan alkes yang
sama padahal hanya diberikan satu
3. Extending LOS
• Menagihkan biaya perawatan pada saat
pasien tidak berada di rumah sakit atau
menaikkan jumlah hari rawat untuk
5. Cancelled Services
•Penagihan terhadap obat, prosedur
atau layanan yang sebelumnya sudah
direncanakan namun kemudian
dibatalkan
6. No Medical Value
• Penagihan untuk layanan yang tidak
meningkatkan derajat kesembuhan
pasien atau malah memperparah kondisi
pasien, khususnya yang tidak disertai
bukti efikasi secara ilmiah
7.Unstandard of Care
• Penagihan layanan yang tidak sesuai
standar kualitas dan keselamatan pasien
8. Unnecessary
•Treatment
Penagihan atas pemeriksaan atau terapi
yang tidak berdasarkan indikasi medis
pasien
9. Phantom
• Klaim atasProcedures
sesuatu tindakan tida
yang dikerjakan/tidak terindikasi k
dan tidak tercatat
10. Readmission ole
• pihak
Pasien rumah
diadmisikan
sakit untuk
kembali h
ke
mendapatkan
rumah klaim
sakityang lebih besar
11. Upcoding:
RS X
Tipe C
“Mengganti dx
sekunder sbg dx
primer untuk
keuntungan
peningkatan biaya”
• Dx utama:
Dispepsia K30
• Dx sekunder
malaria Seharus
tersiana nya:
• Cephalgia R51
Koreksi:
• Diagnosis utama
tidak tepat sesuai
regulasi WHO
morbidity reference
group
• Seharusnya yang
menjadi diagnosis
utama adalah
Bagaimana Mencegah
Fraud
Manajemen Stratejik Pencegahan
Fraud
Lintasan Menuju
Fraud
Pencegahan Fraud (Sistem
Makro)
• Tata Kelola & Monev CBG
Pengembang
an Norma dan
• Klasifikasi dan standar Standar
• Standarisasi Koding • Biaya
• Standarisasi Kosting • Tarif
• Desain sistem & • Kualitas &
strategi Keselamatan
pembayaran pasien
• Program perbaikan • Outcome
tarif tahunan
• Pemetaan proses
• Melibatkan
pemangku
Pencegahan di Tiap
Level
whistleblowers,
• ¼ Kasus Fraud terungkap
karena internal audit,
• ¼ Kasus Fraud terungkap karena
adanya proses internal control
atau bahkan tidak sengaja.
Mengelola Dispute Karena
Dugaan Fraud