Makalah Sejarah Pendidikan Global Kontak
Makalah Sejarah Pendidikan Global Kontak
Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata Kuliah Sejarah Indonesia dan Dunia
Penyusun
Kurwati
15.2.1.041
Dosen Pengampu
3
Guswita Putri. Sejarah Pendidikan Yunani Kuno. 2014 diakses dari
http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/06/sejarah-pendidikan-yunani-kuno.html pada Senin, 02
Oktober 2017 Pukul 20.00
4
Annilta. Pendidikan Islam pada masa Rasulullah SAW. Diakses dari
https://annilta.wordpress.com/2015/06/03/42/. Pada hari Minggu tanggal 10 Desember 2017 pukul
15.30 WITA
Tahap pelaksanaan pendidikan pada masa Rasulullah pada periode Mekah
dilakukan dengan cara : 1) secara sembunyi-sembunyi, 2) secara terang-terangan,
dan 3) secara seruan umum. Pendidikan pada periode Mekkah pendidikan
ditekankan pada pendidikan keagamaan, pendidikan akhliyah dan ilmiah,
pendidikan akhlak dan budi pekerti serta pendidikan jasmani. Sedangkan tahap
pelaksanaan pendidikan pada periode Madinah merupakan kelanjutan dari
pendidikan tauhid di Mekah, yaitu pembinaan pendidikan di bidang pendidikan sosial dan
politik agar dijiwai oleh ajaran tauhid. Pendidikan pada periode Madinah ditekankan pada
pendidikan keagamaan, pendidikan akhlak, pendidikan kesehatan jasmani serta
pendidikan syari’at yang berhubungan dengan masyarakat5
B. Perkembangan Pendidikan pada Zaman Yunani Kuno dan Zaman Islam
secara Global
a. Perkembangan Pendidikan Pada Zaman Yunani Kuno secara Global
Yunani terkenal dengan mulainya kebudayaan Barat. Dalam waktu beribu-
ribu tahun bangsa Yunani ini berdagang. Militernya mempunyai hubungan dekat
dengan Timur. Disamping itu mempunyai hubungan dengan daerah Mediterania
dengan Eropa. Dengan adanya sifat-sifat ini maka dalam bentuk yang Istimewa
yunani merupakan tempat pertemuan kebudayaan Timur dan Barat.akibat
percampuran itulah, merupakan asal dari kebanyakan cita kebudayaan dan adat
bangsa Barat. Tetapi kesatuan daripada Yunani itu puncaknya ketika kekaisaran
Roma berkuasa. Bangsa Yunani mempunyai Negara-negara yang terpencar-
pencar, dikarenakan oleh beberapa sebab mereka tidak dapat bersatu.negara-
negara ini dapat bersatu ketika ada azaz-azaz penaklukan bangsa Macedonia 300
tahun SM dan Roma 146 SM. Sikap bangsa Roma terhadap Yunani mengandung
2 kemenangan, yaitu; 1. Kemenangan Militer bagi Bangsa Roma 2. Kemenangan
secara spiritual bagi bangsa Yunani Dikatakan spiritual karena kebesaran Roma
adalah pinjaman dari kebudayaan Yunani. Bangsa Yunani spiritual kuat (kesenian,
pengetahuan, kesusasteraan) tetapi lemah didalam organisasi. Sedangkan Roma
mempunyai kemenangan politik yang bersifat ultilitaritis . oleh karena itu
5
Annilta. Pendidikan Islam pada masa Rasulullah SAW. Diakses dari
https://annilta.wordpress.com/2015/06/03/42/. Pada hari Minggu tanggal 10 Desember 2017 pukul
15.30 WITA
organisasi kenegaraan Roma menjadi kuat sehingga dapat menerima kebudayaan
baru yang dibawa oleh golongan Kristen. Cita-cita kesatuan dan keagungan itu
terus hidup sampai reformasi, dan baru dapat hancur oleh Napoleon I6
Pendidikan di awal Yunani diarahkan kepada morali, keberanian,
kesenian dan pengobatan serta diarahkan untuk memiliki kepribadian yang baik.
Ahli-ahli pendidik Yunani adalah sebagai berikut :
1. Phytagoras (580-500 SM)
Pythagoras merupakan pemikir Yunani sekaligus seorang orator juga
intelektual terkenal, sekaligus guru yang karismatik. Semua itu membuat
banyak orang belajar darinya. Tidaklah mengherankan apabila tidak lama
kemudian dia mempunyai banyak pengikut dan akhirnya mendirikan sekolah.
Tujuan pendidikan menurut Phytagoras yaitu membentuk manusia susila dan
beragama. Beberapa cita-cita yang menjadi dasar pendidikan menurut
Phytagoras : a) Hanya jiwa yang berharga bukan badan, b) Jiwa berasal dari
dewa-dewa dan hidup terus jika badan telah mati, c) Sejak kecil manusia
mempunyai kecendrungan untuk berbuat jahat, pendidikan harus membawa
manusia kearah kesempurnaan, d) Kesempurnaan adalah kebajikan, yaitu
keselarasan antara jiwa dan raga, harmoni dalam hubungan antara manusia,
harmoni pula dalam negara.
2. Socrates (469-399 SM)
Socrates merupakan tokoh yang melawan ajaran Sofisme. Ia berpendapat
bahwa yang menjadi ukuran segala-galanya bukan manusia melainkan
ketuhanan (Theosentris). Berlawanan dengan Phytagoras, Socrates percaya
bahwa manusia mempunyai pembawaan untuk berbuat baik. Socrates
berpendapat bahwa ilmu adalah sumber dari kebajikan, oleh karena itu Ia
dianggap perintis kaum Philantropin (cinta pada sesama manusia).
Phytagoras dan Socrates adalah peletak dasar Paedagogik moral. Pada akhir
hidupnya Socrates dijatuhi hukuman minum racun oleh hakim, apabila Ia
tidak bersedia menarik kembali ajaranya. Socrates dianggap telah merusak
6
Leo Agung. Sejarah Pendidikan. Yogyakarta. Ombak. 2012 h. 90
akhlak pemuda, dan difitnah oleh kaum Sofis tela mengajarkan dewa-dewa
baru dan membelakangi dewa-dewa resmi.
3. Plato (427-347 SM)
Plato adalah murid Socrates. Sistem pendidikan yang lengkap dan dan
merupakan bagian dari ajaran ketatanegaraan pertama disusun oleh Plato, Ia
adalah seorang pengarang pertama di Yunani. Tujuan pendidikan menurut
Plato adalah membentuk warga secara teoritis dan praktis. Setiap manusia
bertugas untuk mengabdikan kepentingannya kepada kepentingan negara.
Oleh sebab itu pendidikan harus diselenggarakan oleh negara dan untuk
negara. Dengan prinsip tersebut Plato disebut sebagai pencipta pendidikan
sosial. Plato mengatakan bahwa kesulitan-kesulitan politis dapat diatasi
apabila ada keadilan.
4. Aristotales (384-322 SM)
Aristoteles Adalah murid dari Plato. Cita-cita pendidikan Aristoteles adalah
kebajikan itu diperoleh dengan jalan aman, melalui pengalaman, pembiasaan-
pembiasaan, akal budi, dan pengertian.pendidik harus mempelajari dan
memimpin pembawaan dan kecendrungan anak-anak. Dengan latihan dan
pembiasaan mereka diajarkan melakukan perbuatan yang baik dan
meninggalkan yang buruk. Menurut Aristoteles sumber pengetahuan adalah
pengalaman, pengamatan, yang menghasilkan bahan untuk berpikir. Dalam
satu hal ia sefaham dengan J.Locke bahwa jiwa seseorang pada waktunya
diahirkan tidak berisi apa-apa (tabula rasa).
b. Perkembangan Pendidikan pada zaman Islam secara Global
Dalam perkembangan kebudayaan Islam, ada dua faktor yang
mempengaruhi perkembangan pendidikan yaitu faktor internal atau pembawaan
dari ajaran Islam itu sendiri dan faktor eksternal yaitu berupa tantangan dan
rangsangan dari luar7. Pendidikan Islam mencapai puncak kejayaan pada masa
dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa pemerintahan Harun al Rasyid (170-193 H).
Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang
ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai
7
Hanun Asrohah. Sejarah pendidikan Islam. Jakarta. PT Logos Wacana Ilmu. h.77
cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-
buku dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab. Karena beliau adalah ahli ilmu
pengetahuan dan mempunyai kecerdasan serta didukung negara dalam kondisi
aman, tenang dan dalam masa pembangunan sehingga dunia Islam pada saat itu
diwarnai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pendidikan pada masa ini memiliki tujuan keagamaan dan akhlak, tujuan
kemasyarakatan, cinta ilmu pengetahuan dan tujuan kebendaan. Kehidupan murid
pada pendidikan tingkat dasar memiliki ciri-ciri yaitu diharuskannya belajar
membaca dan menulis, diajarkan membaca dan menghafalkan al Qur`an, serta
hubungan yang baik antara guru dan murid layaknya orang tua dan anak. Pada
pendidikan tingkat tinggi kehidupan murid berbeda karena mereka diberi
kebebasan untuk memilih guru yang mereka kehendaki dan diberi kebebasan
untuk berpindah dari guru yang satu ke guru yang lain apabila guru itu dianggap
lebih baik.
Pada masa itu berkembang sistem rikhlah ilmiah, yaitu pengembaraan dan
perjalanan jauh yang dilakukan oleh guru dan pelajar sehingga dinamika sosial
dan peradaban Islam terus berkembang. Juga dikenal lembaga wakaf yang
bertujuan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat Islam terutama dalam
bidang pendidikan. Pada masa kejayaan ini ditandai dengan berkembangnya
berbagai lembaga pendidikan, baik formal yaitu berupa madrasah (sekolah) dan
nonformal yang berupa kutab, pendidikan di istana, toko-toko buku, rumah-rumah
ulama, majelis kesusasteraan, badiah, rumah sakit, perpustakan, dan ribath. Selain
itu juga berkembang ilmu pengetahuan sebagai mercusuar bagi pendidikan Islam
di masa yang akan datang.
Masa kejayaan pendidikan Islam berakhir setelah jatuhnya kota Baghdad
oleh Tar-Tar (Holako) dan sebagai masa memudarnya kebudayaan Islam8. Hal
inilah yang kemudian menjadikan kekuatan pendidikan Islam di mata duni
berangsur-angsur mulai runtuh.
8
Haryono. Sejarah Pendidikan Islam. 2010 diakses dari
https://haryono10182.wordpress.com/tag/perkembangan-pendidikan-islam/ pada hari Minggu
tanggal 10 Desember 2017 pukul 16.30 WITA
C. Kontak antara Dunia Islam dan Yunani Kuno dalam bidang Pendidikan
Pendidikan mempunyai peranan dalam mengubah dan memindahkan nilai-
nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat dan mengolah
kebudayaan tersebut menjadi sikap mental tingkah laku, bahkan menjadi
kepribadian.
Ketika Islam lahir, bangsa Arab dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang
berkebudayaan tinggi dan megah, seperti Persia, Romawi, Yunani, dan India.
Sebagai masyarakat yang baru lahir, jika Islam hendak memilki kebudayaan dan
peradaban yang tinggi, maka harus mempelajari kebudayaan bangsa-bangsa lain
yang jauh lebih maju. Usaha itu telah dilakukan oleh umat Islam di zaman klasik,
khususnya di zaman sejak masa Dinasti Umayyah.
Adopsi kebudayaan bangsa-bangsa lain ke dalam Islam lebih banyak
berupa transmisi keilmuan bangsa lain ke dalam Islam dengan menggunakan
pendidikan sebagai medianya, misalnya dengan mempelajari secara langsung
peradaban bangsa lain. Cara lainnya adalah dengan menerjemahkan literatur-
literatur non Islam. Cara inilah yang membuat pendidikan Islam berkembang
dengan munculnya lembaga penerjemahan, seperti Bait al-Hikmah dan sekolah-
sekolah penerjemahan. Penerjemahan tersebut kemudian menggugah rasa tertarik
umat Islam untuk mempelajarinya dengan mengambil hal-hal yang sesuai dengan
ajaran Islam. Selanjutnya mereka mengembangkan menjadi karya-karya yang asli
milik umat Islam.
Transmisi keilmuan non-Islam yang dilakukan oleh umat Islam pada
zaman klasik sebagian besar berupa pemikiran warisan Yunani. Walaupun ada
juga pemikiran dari India, tatapi kebudayaan Yunanilah yang mempunyai
pengaruh besar terhadap perkembangan peradaban Islam. Dalam uraian berikut
ini, penulis hanya menjelaskan transmisi pemikiran Yunani karena pengaruhnya
yang besar bagi peradaban Islam penerjemahan pemikiran Yunani dilakukan jauh
lebih besar dari pada pemikiran-pemikiran lainnya.
Adapun pemikiran warisan Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab bukan hanya literatur-literatur dimasa Yunani kuno, tetapi juga literatur-
literatur di masa sesudahnya atau Helenistik, yaitu masa sesudah meninggalnya
Alexander Agung sampai berkuasanya Romawi atas wilayah-wilayah Hellenistik.
Pemikiran Yunani yang ditransfer ke dalam Islam di samping warisan Hellenis,
juga warisan intelektual Hellenistik, yang keduanya di sini disebut dengan
Hellenisme.
Proses transmisi literatur Hellenistik tidak bisa terlepas dari peranan besar
para sarjana yang ahli di bidang pemikiran Hellenistik. Sekitar abad ke-5 dan ke-
6, migrasi sarjana-sarjana Athena, Alexandria, dan Bizantium ke wilayah-wilayah
perlindungan Islam membawa warisan ilmu dari masa Hellenistik ke wilayah
Utara Mesopotamia dan ke Jundispur, dekat Persia.9
Selain itu, banyak juga karya-karya warisan Yunani yang diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab. Karena penerjemahan tersebut dilakukan secara besar-
besaran, tidak heran jika Bernad Lewis menyatakan bahwa Islam adalah pewaris
pusaka Hellenisme ketiga setelah Greek dan Latin Christendom. Karya-karya
yang diterjemahkan bukan hanya pemikiran Yunani yang ditulis oleh orang-orang
Nestorian, Pagan, dan pengikut Neo Platonisme yang tinggal di Siria,
Mesopotamia, dan Persia, tetapi juga buku-buku berbahasa Yunani yang di bawah
dari daerah-daerah Bizantium yang telah ditaklukkan oleh Islam.
Kontak intelektual dengan Hellenisme membawa pengaruh yang sangat
dalam bagi peradaban Islam, khususnya di bidang pemikiran Islam. Penerjemahan
terhadap karya-karya Hellenisme tidak hanya meninggalkan karya-karya
terjemahan belaka atau karya saduran belaka. Pada awal penerjemahan banyak
bermunculan karya-karya Muslim yang biasanya berjudul ikhtisiar atau
interpertasi buku-buku yang berasal dari Yunani. Selanjutnya, lahirlah generasi
penulis-penulis Muslim orisinal. Mereka tidak lagi menerjemahkan, membuat
ikhtisiar, komentar atau sekedar mengutip, tetapi juga telah mengembangkannya
dengan melakukan perenungan, pengamatan ilmiah, dan memadukan dengan
ajaran-ajaran Islam.
Adapun tokoh-tokoh Islam yang tampil dalam bidang pendidikan warisan
Yunani adalah : a) Al Kindi, b) Al Farabi, c) Ibn Sina. Mereka semu merupakan
9
Muh. Idris. Hegemoni Filsafat Yunani dalam Pemikiran Pendidikan Islam. 2015 diakses
dari http://idristarbiyah.blogspot.co.id/2015/12/hegemoni-falsafat-yunani-dalam.html
tokoh-tokoh Islam yang menyumbangkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran brilian
mereka dalam bidang filsafat, matematika, ataupun bidang kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada Bab II, maka makalah ini
akan disimpulkan sebagai berikut :
1. Pendidikan zaman Yunani Kuno merupakan cikal bakal ilmu pengetahuan
modern. Pada zaman Yunani Kuno pendidikan yang berkembangnya
filsafat. Sedangkan pendidikan pada zaman Islam merupakan awal
mulanya peradaban Islam dimulai karena pada zaman Islam ini ditekankan
pada tauhid dan budi pekerti serta syariat.
2. Perkembangan pendidikan pada zaman Yunani Kuno adalah dimulainya
filsafat dengan tokoh-tokoh terkemuka seperti Socrates, Plato, Aristoteles,
dan lain.
3. Kontak antara dunia Islam dan Yunani Kuno dalam pendidikan
diadopsinya warisan-warisan keilmuan Yunani dan adanya penerjamahan
literatur-literatus non Islam ke dalam bahasa Arab.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Leo. 2012. Sejarah Pendidikan. Jakarta. Ombak