OLEH:
Kadek Adi Widiada (223221357)
B15-B Nonreg
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Bedside Monitor, Pemantauan Hemodinamika
Pengukuran Cvp, Analisa Gas Darah, Pemantauan EKG” ini tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini merupakan salah satu tugas dari Keperawatan Kritis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I (PENDAHULUAN)
BAB II (PEMBAHASAN)
ii
2.2.2. Indikasi Analisa gas darah..................................................................10
2.3 HEMODINAMIK
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
apabila terjadinya penurunan tanda-tanda vital.
4
2.1.2 Fungsi Bedside Monitor
1. LCD Display
Pada bagian ini memiliki 3 fungsi yaitu ECG/ defib syn, unity
auxiliary port dan docking port.
2.1.3 Jenis-Jenis Bedside Monitor
5
b. 5 Parameters Patient Monitor
6
pasien monitor tersebut. Didalam istilah pasien monitor kita
mengetahui beberapa parameter yang diperiksa, parameter itu antara
lain adalah:
a. EKG adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung, dalam
pemeriksaan ECG ini juga termasuk pemeriksaan "Heart Rate"
atau detak jantung pasien dalam satu menit, serta memberikan
gambaran terkait ritme denyut jantung, laju denyut jantung,
serta kekuatan dan timing sinyal listrik saat melewati masing-
masing bagian jantung,
b. Respirasi adalah pemeriksaan irama nafas pasien dalam satu menit.
Bagian ini membantu mengetahui keadaan napas pasien apakah
dalam keadaan teratur atau tidak. Dan secara tidak langsung dapat
mengetahui keadaan paru-paru pasien apakah ruang udara di paru-
paru berfungsi dengan baik atau tidak
c. Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah,
serta Capnography yang melibatkan pengecekan CO2 yang disebut
dengan EtCO2 atau end-tidal carbon dioxide concentration. Bagian
ini berhubungan erat dengan bagian respirasi.
d. Neurological Monitoring merupakan parameter seperti Tekanan
Intrakranial atau tekanan yang terdapat di dalam tengkorak kepala.
Dan juga ada beberapa patient monitor yang khusus untuk mengecek
Brain waves atau gelombang otak (electroencephalography),
konsentrasi gas anestesi dan lainnya. Parameter tersebut biasanya
termasuk dalam alat-alat anestesi.
e. Tensi/NIBP (Non Invasive Blood Pressure)/Pemeriksaan
tekanan darah secara non-invasiv, tekanan darah normal dewasa
adalah 120/80. Angka 120 menunjukkan tekanan saat jantung
memompa darah ke seluruh tubuh.
f. IBP (Invasive Blood Pressure), merupakan parameter pemeriksaan
darah secara invasive atau dari pembuluh darahnya langsung dengan
cara menusukkan jarum kanula pada arteri yang tepat. Keuntungan
dari parameter ini yaitu dapat memantau tekanan darah pasien detak
demi detak.
7
g. Temperature, suhu tubuh pasien yang diperiksa.
2.1.6 Prinsip Kerja Bedside Monitor
Dalam penggunaan bedside monitor pada pasien, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu prinsip kerja dari bedside monitor.
a) Power Supplyboard
Tampilan bagi belakang layar dua tegangan anoda (200 v dan 6 KV),
heater current control grid voltage, arus katoda.
d) Main Prosessor Board
2. Control dan A/D conversion dari front panel dan semua input
channel
3. Pressure, temperature, ECG, peripheral pulse dan respiration
2.1.7 Standar Operasional Prosedur (SOP) Bedside Monitor
2. Persiapan
9
b. Siapkan formulir laporan kerja
- Service manual
- Wiring diagram
- Toolset current
- Multimeter digital
- Thermometer
- ECG Phantom
- NIBP Phantom
- SaO2 Phantom
- Stopwatch Elektronik
- Lampu indikator
- Kuas
- Pasta/jelly
- Kertas rekam
3. Pelaksanaan
4. Pencatatan
11. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave, pulse,
temperature, saturasi oksigen dan NiBP
Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol
ON/OFF:
13
4. Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton,
2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak
umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).
5. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem dimana
alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab
untuk menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan
cairan.Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab,meliputi infeksi karena
bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan
kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, atau secara tak langsung dari penyakit
lain seperti kanker paru atau penggunaan alkohol.
6. Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan
yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume darah,
dan pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan faktor
lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok. Pada syok juga
terjadi
untuk menghilangkan rasa sakit yang dapat terjadi ketika jarum dimasukkan ke
dalam arteri.
Tekanan parsial oksigen, yaitu pengukuran tekanan oksigen yang larut di dalam
darah. Pengukuran ini dapat menentukan seberapa baik oksigen dapat mengalir dari
paru ke dalam darah.
Tekanan parsial karbon dioksida, yaitu pengukuran tekanan karbon dioksida
yang larut di dalam darah. Pengukuran ini menentukan seberapa baik karbon
dioksida dapat dikeluarkan dari tubuh.
Bikarbonat, yaitu zat kimia penyeimbang yang membantu mencegah pH darah
menjadi terlalu asam atau terlalu basa.
Berdasarkan unsur pengukuran tersebut, ada dua jenis hasil analisa gas darah, yaitu
normal dan abnormal (tidak normal).
Hasil normal. Hasil analisa gas darah dikatakan normal jika:
16
pH darah Bikarbonat PaCO2 Kondisi Penyebab Umum
kronis (COPD).
>7,4 Rendah Rendah Alkalosis Saat nyeri atau cemas.
respiratorik
Angka kisaran normal dan tidak normal umumnya bervariasi tergantung pada
laboratorium tempat pasien menjalani analisa gas darah. Hal ini dikarenakan beberapa
laboratorium menggunakan pengukuran atau metode yang berbeda dalam menganalisa
sampel darah. Konsultasikan hasil tes kepada dokter untuk mendapatkan penjelasan
secara detail. Dokter akan menentukan apakah pasien membutuhkan pemeriksaan
lanjutan atau terapi pengobatan tertentu.
Laju pernafasan merupakan indikator awal yang signiikan dari disfungsi selluler.
Penilaian ini merupakan indikator fisiologis yang sensitif dan harus dipantau dan
direkam secara teratur. Laju dan kedalaman pernafasan pada awalnya meningkat
18
sebagai respons terhadap hipoksia selluler.
a. FrekuensiPernapasan
- Normal dewasa Respiratory Rate (RR) adalah 12-20 kali /menit.
- RR harus dihitung selama 30detik.
- Jika RR pasien berada di luar parameter RR dewasa normal maka RR harus
dihitung selama satu menit penuh untuk memastikanakurasi.
- RR harus dihitung sambil meraba nadi radial pasien sehingga pasien tidak
sadar bahwa Anda sedang mengamatimereka.
- Panggilan Darurat Klinik harus dilakukan jika kebutuhan oksigen meningkat
untuk mempertahankan laju pernapasanpasien.
b. SaturasiOksigen
2. PenilaianDenyut EKG
3. PenilaianHaluaranUrin
20
mempengaruhi tekanan darah, misalnya nikotin, ansietas, nyeri, posisi
pasien, obat-obatan, dan latihan fisik. Keakuratan pengukuran tekanan
darah juga hal yang sering terlupakan. Faktor yang akurat dalam
pengukuran terkanan darah adalah lebar manset dan posisi lengan.
Manset yang terlalu sempit akan menghasilkan pembacaan tekanan
darah yang tinggi palsu, sedangkan jika manset yang terlalu lebar akan
menghasilkan pembacaan tekanan darah yang rendah palsu. European
standart merekomendasikan lebar manset sebaiknya 40%, dan
panjangnya 80-100% dari lingkar ekstremitas. Posisi lengan harus
ditopang pada posisi horizontal setinggi jantung. Pengaturan posisi yang
tidak benar selama mengukur tekanan darah dapat menyebabkan
kesalahan sebesar 10%. Penilaian darah arterial dapat dilihat melalui
denyut nadi, dan tekanan darah (jevon dan ewens, 2009).
a. DenyutNadi
- Jika Anda tidak dapat mengakses pulsa radial pasien, situs lain
dapat digunakan sebagaimanamestinya.
b. TekananDarah
<85mmHgdiastolik.
- The sistolik dewasa Tekanan Darah (SBP) harus lebih besar dari
90mmHg. Jika SBP adalah <90mmHg yang RPAH Clinical Sistem
21
Tanggap Darurat harus diaktifkan.
- Suhu yang akan dinilai sesuai dengan kondisi pasien, alasan untuk
masuk atau sesuai pedoman kebijakan lokal /lainnya.
- Minimal, suhu yang akan dinilai dua kali sehari. (Sydney South West
Area Health Service,2010).
2. MetodePemantauan CVP
23
A. DEFINISI EKG
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang merekam perubahan
potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu.(Ruhyanudin, 2007)
24
elektroda ke berbagai permukaan tubuh (sadapan/leads. Sebuah perangkat
elektrokardiograf yang penampil outputnya berupa plotter akan menampilkan
hasil perekaman pada sebuah kertas grafik millimeter blok.
C. Macam dan Makna Gelombang EKG
1. Bentuk Gelombang.
Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan
segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian
referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR
interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR segmen,
dan ST segmen. Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah
kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu
terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang
R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal EKG terdiri atas :
1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif
kecil karena otot
25
gelombang S.
3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan
listrik istirahat (repolarisasi)
2. Pembentukan Gelombang
26
ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.
Karakteristik Elektrokardiogram
Defleksi Deskripsi
27
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
5. Perikarditis
Kertas grafik yang terdiri dari bidang horizontal (mendatar) dan vertikal
(keatas), yang berjarak 1 mm (satu kotak kecil). Garis horizontal
menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0.04 detik, sedangkan 5 mm = 0.2
detik. Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0.1 mV,
sedangkan 10 mm = 1 mV. Pada perekaman normal sehari-hari, kecepatan
kertas dibuat 25 mm/detik, kalibrasi pada 1 mV. Bila dirubah harus dicatat
pada setiap sandapan (lead).
b. Kertas EKG
c. Elektroda EKG
d. Tissue
e. Balon elektroda
f. Plat elektroda
g. Kapas
h. Alkohol
28
i. Gel EKG
Prosedure Pelaksanaan :
3. Mempersiapkan pasien, bila pasien memakai jam tangan , gelang, logam lain
agar dilepas.
4. Pasien dipersilahkan membuka baju atas dan kaos dalamnya serta berbaring
di atas tempat tidur, dan dianjurkan untuk tidak tegang (rileks) serta
memberitahu prosedure yang akan dilakukan.
5. Membersihkan tempat-tempat yang akan ditempel elektroda dengan kapas
alkohol pada bagian ventral kedua lengan bawah (dekat pergelangan tangan)
dan bagian lateral ventral kedua tungkai bawah (dekat pergelangan kaki),
serta dada. Jika perlu dada dan pergelagan kaki dicukur.
6. Keempat elektroda ekstermitas diberi jelly.
29
9. Dada diberi jelly sesuai lokasi untuk elektroda
10. Pasang elektroda prekordial (V1-V6) disesuaikan dengan kabel
V1 pada interkosta keempat garis sternum kanan V2 pada interkosta keempat
garis sternum kiri V3 pada pertengahan V2 dan V4
V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri V5 pada axila
sebelah depan kiri
V6 pada axila sebelah belakang kiri
12. Atur posisi jarum penulis agar terletak ditengah lebar kertas, kemudian
membuat rekaman kalibrasi
13. Membuat rekaman EKG dari : Lead I, Lead II, Lead III, aVR, aVL, aVf,
V1, V2, V3, V4, V5 dan V6
14. Rekaman setiap sadapan dibuat minimal 3 siklus
15. Setelah selesai membuat rekaman tekan power “Off”, elektroda dilepas, sisa
pasta elektroda pada orang dibersihkan dan dipersilahkan mengenakan baju
kembali.
16. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempat seperti semula.
30
G. Cara menilai EKG.
1. Irama teratur.
2. HR = 60 – 100 x/menit.
2. Tentukan frekuensi.
31
4. Hipokalsemia : interval QT memanjang.
32
Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan pemasangan dan memonitori
elektrokardiogram meliputi:
1. Label rekaman EKG dengan nama pasien, nomor ruangan/kamar, dan
nomor identitas.
4. Catat tanggal, waktu, dan nama pasien dan nomor ruang yang tertera
di EKG.
5. Catat informasi klinik lainnya terkait pemasangan EKG.
A. Interprestasi EKG
1. Sandapan Bipolar
Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya merekam
33
perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka
romawi I,II dan III.
1. Sandapan I
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri
(LA), dimana tangan kanan bermuatan negatif dan tangan kiri
bermuatan positif.
2. Sandapan II
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri
(LF), dimana tangan kanan bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan
positif.
3. Sandapan III
Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF),
dimana tangan kiri bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.
2. Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
KETERANGAN :
35
a. Lebar < 0,12 detik
F. Segmen ST
36
BAB III
PENUTU
P
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
13