Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KETERSEDIAAN FASILITAS KERJA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN STUDI ERGONOMI DALAM MENINGKATKAN


PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO
INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

Elly Erna Tri Andini

NIM: D20195023

Dosen Pembimbing

Dr. H. Misbahul Munir, MM.

NIP. 196712011993031001

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS DAKWAH

PRODI PSIKOLOGI ISLAM

FEBRUARI 2023

i
ANALISIS KETERSEDIAAN FASILITAS KERJA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN STUDI ERGONOMI DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO
INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Fakultas Dakwah

Program Studi Psikologi Islam

Oleh:

Elly Erna Tri Andini

NIM: D20195023

Disetujui Pembimbing

Dosen Pembimbing

Dr. H. Misbahul Munir, MM.

NIP. 196712011993031001

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................................ii

PENGESAHAN .............................................................................................................iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iv

A. Judul Penelitian ..................................................................................................1


B. Konteks Penelitian ..............................................................................................1
C. Fokus Penelitian ..................................................................................................4
D. Tujuan Penelitian ...............................................................................................4
E. Manfaat Penelitian .............................................................................................5
F. Definisi Istilah .....................................................................................................5
G. Kajian Pustaka ....................................................................................................5
1. Penelitian Terdahulu .......................................................................................6
2. Kajian Teori ..................................................................................................11

H. Metode Penelitian .............................................................................................19


1. Jenis dan Pendekatan ....................................................................................19
2. Lokasi Penelitian ..........................................................................................20
3. Subyek Penelitian .........................................................................................20
4. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................20
5. Teknik Analisis Data ....................................................................................22
6. Teknik Keabsahan Data ................................................................................23
7. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................................23

I. Sistematika Pembahasan .................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................25

iii
A. Judul Penelitian

ANALISIS KETERSEDIAAN FASILITAS KERJA DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN STUDI ERGONOMI DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO
INDONESIA

B. Konteks Penelitian

Perkembangan teknologi dan industri yang semakin maju akan mendorong


munculnya berbagai macam industri yang juga berpengaruh terhadap persaingan yang
semakin ketat di Indonesia. Eksistensi dari masing-masing industri tersebut sangat
ditentukan oleh kecepatan, ketetapan, dan kualitas produk yang dihasilkan. Sejalan
dengan perkembangan industri sekarang ini jelas memerlukan tenaga kerja sebagai unsur
dominan yang mengelola bahan baku/material, mesin, peralatan, dan proses lainnya yang
dilakukan di tempat kerja, guna menghasilkan suatu produk yang berguna bagi
masyarakat. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting didalam suatu perusahaan
agar perusahaan tersebut dapat tumbuh dan berkembang serta dapat bersaing dengan
perusahaan lainnya. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting, karena adanya
sumber daya manusia akan sangat berpengaruh dalam pencapaian dan tujuan perusahaan
tersebut. Adanya tenaga kerja yang berkualitas dan produktif akan membantu perusahaan
untuk berkembang dan maju serta dapat mencapai tujuan secara maksimal.1

Peran sumber daya manusia adalah sebagai penentuan modal dasar tujuan
perusahaan. Tanpa adanya peran sumber daya manusia, kegiatan dalam perusahaan tidak
akan bekerja dengan baik. Manusia selalu berperan aktif dan mendominasi dalam setiap
kegiatan di perusahaan karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu
terwujudnya dan tercapainya tujuan dari sebuah perusahaan. Tujuan perusahaan akan
tercapai apabila karyawan memiliki kinerja yang bagus. Keberhasilan suatu perusahaan
dalam merencanakan dan melaksanakan strategi ditunjang oleh kinerja karyawan.
Manajemen sumber daya manusia juga penting untuk diterapkan didalam perusahaan
karena manajemen sumber daya manusia merupakan suatu ilmu seni yang mengatur
hubungan dan peraturan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam membantu
terwujudnya tujuan dari perusahaan. Beberapa fungsi dari MSDM seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian. Setiap perusahaan akan selalu berusaha
untuk memperbaiki maupun meningkatkan kinerja karyawan, tujuannya agar apa yang
menjadi tujuan dan sasaran perusahaan akan tercapai. Sumber daya terpenting bagi suatu
perusahaan adalah sumber daya manusia yaitu orang yang telah memberikan tenaga,
bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada perusahaan. MSDM lebih memfokuskan
pembahasannya mengenai peraturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang
optimal (Hasibuan, 2013:10).2
1
Yudi Setiawan, “Peran Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Bagian Penagihan
Kredit”, Jurnal Managemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No.03, (Juli 2022): 127-128.
2
Henry simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
2020), 4-5.

1
Secara islami manajemen memiliki arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang
bagaimana seharusnya me-manage (mengelola) sumber daya manusia. Sebagaimana
firman Allah di dalam surah Ibrahim ayat 19 yang berbunyi:

ۙ ‫َاَلۡم َتَر َاَّن َهّٰللا َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاۡلۡر َض ِباۡل َح ـِّقؕ‌ ِاۡن َّيَش ۡا ُيۡذ ِهۡب ُك ۡم َو َيۡا ِت ِبَخ ۡل ٍق َج ِد ۡي ٍد‬
Ayat tersebut memiliki arti, “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya
Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia
membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru”. Dari ayat tersebut
dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki hak dapat me-manage atau mengelola
sumber daya manusianya.3 Jika sumber daya manusia tidak di kelola dengan baik maka
dapat terjadi sebuah permasalahan seperti akibat jabatan yang tidak sesuai, atau mungkin
juga karena lingkungan kerja yang tidak menunjang sehingga dapat mengakibatkan
karyawan kurang nyaman saat bekerja. Oleh karena itu, akan sangat rugi sebuah
perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang berpotensi tetapi tidak mampu
bekerja secara produktif. Prestasi kerja sumber daya manusia dievaluasi secara kontinu
(berkelanjutan), setiap SDM diberi kesempatan untuk mengembangkan karir serta
kemampuannya. Dengan demikian, produktivitas kerja dapat tercapai dan kinerja dapat
ditingkatkan dari waktu ke waktu.4

Selain sumber daya manusia yang berkualitas adanya fasilitas kerja yang
disediakan oleh perusahaan merupakan sarana dan prasarana yang berfungsi untuk
memudahkan pekerjaan karyawan. Fasilitas kerja yang memadai dengan kondisi yang
layak dan terpelihara dengan baik akan membantu kelancaran proses kinerja karyawan
dalam suatu perusahaan. Pemberian fasilitas yang lengkap juga menjadi salah satu
pendorong untuk karyawan bekerja dengan nyaman. Fasilitas kerja juga harus menjadi
perhatian dari setiap perusahaan karena dapat mempengaruhi kualitas kinerja karyawan. 5
Fasilitas kerja sangatlah penting bagi suatu perusahaan, karena sebagai penunjang
produktivitas kinerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penggunaan fasilitas
kerja yang efektif akan mampu mempermudah pelaksanaan kinerja karyawan, sehingga
hasil kerja yang dihasilkan akan memuaskan dan maksimal. Sebaliknya, jika fasilitas
kerja tidak digunakan secara efisien maka akan dapat menghambat produktivitas kinerja
karyawan. Maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas kerja merupakan sarana pendukung
dalam aktivitas organisasi atau perusahaan yang berbentuk fisik dan memiliki jangka
waktu kegunaan yang relatif permanen dan memberikan manfaat bagi tenaga kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.6 Untuk meningkatkan kualitas kinerja karyawan harus
didukung juga dengan fasilitas kerja yang memadai dan layak. Oleh karena itu, fasilitas
kerja yang lebih baik perlu dirancang dengan mempertimbangkan standar ergonomis.

3
Veithzal Rivai Zainal, Islamic Human Capital Management (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), 3.
4
Veithzal Rivai Zainal, 12-13.
5
Jufrizen dan Fadilla Puspita Hadi, “Pengaruh Fasilitas Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Melalui Motivasi Kerja”, Jurnal Sains Managemen, Vol.7, No.1, (Juni 2021): 39.
6
Komariah, “Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Dinas Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Ciamis”,
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/download/1668/1340 diakses pada tanggal 28 Februari
2023 pukul 15.09 wib

2
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ergon
yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan atau hukum. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan, baik ketika beraktivitas maupun
istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental
sehingga kualitas hidup menjadi lebih baik. 7 Didalam ergonomi juga dibutuhkan studi
tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi
dengan tujuan utamanya yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Selain itu
ergonomi dapat dikatakan juga sebagai ilmu yang mengkaji interaksi antara manusia
dengan mesin dan juga beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ergonomi sendiri tidak
bisa terlepas dari tiga hal, yaitu karyawan, aktivitas dan pekerjaannya, ketiga komponen
ini merupakan menjadi unsur penting dalam rancangan ergonomi.8

Setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan secara tidak ergonomis maka akan
mengakibatkan ketidaknyamanan, kecelakaan kerja, penyakit akibat pekerjaan, performa
menurun yang berakibat pada penurunan produktivitas pekerja. Banyak orang
beranggapan bahwa kecelakaan kerja adalah akibat dari kesalahan manusia, namun
setelah dilihat dari beberapa penelitian bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar,
akan tetapi kecelakaan yang terjadi juga karena adanya sistem kerja yang kurang baik.
Maka, penerapan ergonomi di segala bidang apapun adalah sebuah keharusan.9

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) adalah badan penelitian
dan pengembangan kopi dan kakao nasional yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 12. 786/Kpts/Org/9/1981 didirikan pada tanggal 1 Januari 1911
pada masa penjajahan Belanda yang masih bernama Besoekisch Proefstation. Sumber
daya manusia di pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia pada saat ini berjumlah 301
orang, yang terbagi dalam 3 bidang tugas yaitu bidang penelitian dan pelayanan, bidang
usaha dan bidang administrasi/penunjang. Peneliti berjumlah 34 orang yang terdiri dari 11
orang berijazah s3, 8 orang berijazah s2 dan 15 orang berijazah s1. Jika dilihat dari
jabatan dan fungsinya maka dapat dikelompokkan 11 orang peneliti utama, 12 orang
peneliti madya, 1 orang peneliti muda, 1 orang peneliti pertama dan 4 orang peneliti non
kelas.

Sarana dan prasarana di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia memiliki
kebun percobaan kopi, area kantor, laboratorium dengan peralatan sejumlah 850 unit dan
perpustakaan dengan berbagai koleksi buku dan majalah tentang kopi, kakao, karet,
tembakau, dan tanaman lainnya. Dengan semakin berkembangnya sebuah perusahaan
dengan segala fasilitas yang sudah tersedia dari peralatan kecil hingga peralatan berat
pastinya masih dapat terjadinya kecelakaan kerja meskipun dalam kategori ringan seperti

7
Feria Riandy dkk, “Kajian Ergonomi Furniture pada Area Makan Kafe Greens & Bean terhadap Kenyamanan
Pengguna”, Jurnal Idealog, Vol.5, No.1, (April 2020): 40.
8
Nuri Ifka Bengi, “Analisis Ketersediaan Fasilitas Kerja di Perpustakaan Daerah Kabupaten Aceh Tengah
dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi”. (Skripsi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
2019).
9
Lusi Susanti dkk, Pengantar Ergonomi Industri (Padang: Andalas University Press, 2015).

3
luka gores atau sesak nafas akibat apd yang tidak digunakan. 10 Oleh karena itu, perlunya
perancangan fasilitas kerja yang sesuai dengan standar studi ergonomi.

Berdasarkan paparan diatas peneliti tertarik untuk mengkaji ketersediaan fasilitas


kerja dengan menggunakan studi ergonomi di perusahaan. Dengan judul “Analisis
Ketersediaan Fasilitas Kerja dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi dalam
Meningkatkan Produktivitas Karyawan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia”.

C. Fokus Penelitian

Rumusan masalah pada penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus


penelitian. Pada bagian ini dapat mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan
dicari jawabannya melalui penelitian. Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas,
tegas, spesifik dan penulisannya dalam bentuk kalimat tanya.11

1. Bagaimana Ketersediaan Fasilitas Kerja dengan Menggunakan Pendekatan Studi


Ergonomi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
2. Bagaimana Upaya dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan di Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam
melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah yang
telah dirumuskan sebelumnya.12

Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk Mengetahui Ketersediaan Fasilitas Kerja dengan Menggunakan Pendekatan


Studi Ergonomi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
2. Untuk Mengetahui Upaya Apa Saja yang Dilakukan dalam Meningkatkan
Produktivitas Karyawan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi yang akan diberikan setelah selesai
melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan bagi penulis, organisasi terkait,
instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis. 13
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
10
https://iccri.net/profil-pusat-penelitian-kopi-dan-kakao-indonesia/ diakses pada tanggal 1 Maret 2023 pukul
05.45 wib
11
Tim Penyusun Revisi Buku Pedoman Karya Ilmiah IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember:
IAIN Jember, 2019), 45
12
Tim Penyusun, 45
13
Tim Penyusun, 45

4
1. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan mampu menambah


pengetahuan dan wawasan mengenai studi ergonomi.
b. Bagi Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, penelitian
ini dijadikan sebagai sumber rujukan bagi calon peneliti yang akan melakukan
penelitian dengan kajian yang sama khususnya Fakultas Dakwah Program Studi
Psikologi Islam.
c. Bagi Mahasiswa, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
menambah pengetahuan tentang ketersediaan fasilitas kerja dengan menggunakan
pendekatan studi ergonomi dalam meningkatkan produktivitas karyawan.

2. Manfaat Teoritis

a. Menjadi bahan teoritis dalam kepentingan penelitian berbentuk proposal.


b. Penelitian ini dapat mengembangkan kajian studi ilmu psikologi industri dan
organisasi secara umum.
c. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan
dengan kajian fasilitas kerja dan studi ergonomi.

F. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik
perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman
terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.14

1. Fasilitas Kerja

Fasilitas kerja adalah sarana prasarana penunjang kerja bagi para karyawan untuk
melakukan atau menyelesaikan pekerjaannya, fasilitas kerja akan berdampak positif bagi
proses kerja suatu perusahaan jika fasilitas yang disediakan memadai dan layak.15

2. Studi Ergonomi

Ergonomi adalah penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan


antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental sehingga kualitas
hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik. Ergonomi juga bisa dikatan sebagai ilmu
tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja.16

3. Produktivitas

14
Tim Penyusun, 46
15
Melan Angriani Asnawi, Kinerja Karyawan Perseroan Terbatas: Studi Kasus Atas Pengaruh Fasilitas Kerja
dan Karakteristik Pekerjaan (Gorontalo: CV ATHRA SAMUDRA, 2019).
16
Yulianus Hutabarat. Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi (Malang: Media Nusa Kreatif, 2017).

5
Produktivitas merupakan suatu kemampuan seseorang, sistem, atau mupun
perusahaan dalam menghasilkan sesuatu dengan memanfaatkan fasilitas atau sarana
prasarana yang disediakan sebagai penunjang karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Produktivitas dapat dikatakan juga sebagai suatu proses dimana sumber
daya manusia dapat menghasilkan suatu output atau keluaran dengan ukuran yang
produktif.17

G. Kajian Kepustakaan

1. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu terkait
dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik
penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan yang berupa skripsi,
tesis, disertasi, dan sebagainya. Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat
sampai sejauh mana orisinilitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan oleh
peneliti.18 Beberapa penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut:

a. Asy Syaffa Auliaaurrahman, “Hubungan Penerapan Ergonomi dengan Produktivitas


Kerja pada Karyawan Bagian Office Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Grha
Permata Ibu Depok”, dalam penelitian skripsi pada tahun 2018, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Binawan, Jakarta.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan


penelitian cross sectional yaitu metode penelitian yang lebih menekankan pada waktu
pengukuran (observasi) data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu. Penelitian ini menggunakan observasi terhadap seluruh populasi
karyawan di bagian office Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak terdapat hubungan signifikan antara
penerapan ergonomi dengan produktivitas kerja, dapat dilihat dari nilai p value yaitu
0,911 (p value > 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. 2. Penerapan ergonomi di bagian office
didapatkan bahwa perubahan penerapan ergonomi harus dilakukan dan diperlukan. 3.
Produktivitas kerja di bagian office didapatkan bahwa sebagian besar karyawan
memperoleh penilaian prestasi kerja dengan predikat baik (B) yang berkisar antara
nilai 70-79 dengan rata-rata nilai yaitu 3,75-4,74.19

Persamaan penelitian terdahulu dan peneliti yaitu pembahasan studi ergonomi


dan produktivitas karyawan. Perbedaan penelitian terdahulu dan peneliti yaitu
penelitian terdahulu menggunakan metode kuantitatif peneliti menggunakan metode
17
Khairunisa Nur Baiti dkk, “Produktivitas Kerja Karyawan Ditinjau dari Motivasi, Disiplin Kerja dan
Lingkungan Kerja pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta”, Jurnal Edunomika, Vol.04, No.01
(Februari, 2020): 72.
18
Tim Penyusun, 46.
19
Asy Syaffa Auliaaurrahman, “Hubungan Penerapan Ergonomi dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan
Bagian Office Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok” (Skripsi, Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Binawan, Jakarta, 2018).

6
kualitatif, penelitian terdahulu berfokus pada hubungan penerapan ergonomi dengan
produktivitas kerja karyawan sedangkan peneliti berfokus pada ketersediaan fasilitas
kerja dengan menggunakan pendekatan studi ergonomi dalam meningkatkan
produktivitas karyawan, penelitian terdahulu berlokasi di Depok pada tahun 2018
sedangkan peneliti berlokasi di Jember pada tahun 2023.

b. Nuri Ifka Bengi. MS, “Analisis Ketersediaan Fasilitas Kerja di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Aceh Tengah dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi”, dalam
penelitian skripsi pada tahun 2019, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pengumpulan


datanya melalui observasi dan wawancara. Subjek pada penelitian ini adalah
pustakawan yang bekerja pada perpustakaan sebanyak 14 orang. Sedangkan objek
dalam penelitian ini adalah fasilitas kerja yang meliputi kursi kerja, meja kerja, rak
koleksi dan lemari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketersediaan Fasilitas Kerja
pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Aceh Tengah yang telah memenuhi standar
ergonomi, yaitu: meja dan kursi. Sementara rak koleksi, lemari kerja dan lemari
referensi tidak termasuk dalam kategori ergonomi, serta terdapat keluhan yang sering
dialami pustakawan pada saat bekerja yaitu letih pada bagian pundak, pinggang dan
leher.20

Persamaan penelitian terdahulu dan peneliti yaitu menggunakan penelitian


kualitatif, fokus penelitian, teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan
wawancara, pembahasan ketersediaan fasilitas kerja dan studi ergonomi. Perbedaan
penelitian terdahulu dan peneliti yaitu lokasi dan waktu penelitian. Penelitian
terdahulu berlokasi di Perpustakaan Daerah Aceh Tengah pada tahun 2019, peneliti
melakukan penelitian di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pada tahun 2023.

c. Nurfaedah, “Pengaruh Pemberian Fasilitas Kerja, Tingkat Pendidikan dan Disiplin


Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada RSUD Lasinrang Pinrang, dalam penelitian
skripsi pada tahun 2019, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, populasi pada penelitian ini


adalah perawat RSUD Lasinrang Pinrang. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik simple random sampling atau disebut dengan teknik acak sederhana, dengan
jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 perawat RSUD Lasinrang Pinrang.
Dalam penelitian ini hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, tingkat pendidikan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan disiplin kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil pengujian hipotesis membuktikan
bahwa fasilitas kerja, tingkat pendidikan dan disiplin kerja berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja pegawai RSUD Lasinrang Pinrang.21

20
Nuri Ifka Bengi. MS, “Analisis Ketersediaan Fasilitas Kerja di Perpustakaan Daerah Kabupaten Aceh Tengah
dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh,
2019).

7
Persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti yaitu pembahasan mengenai
fasilitas kerja. Perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti yaitu penelitian
terdahulu menggunakan metode kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan metode
kualitatif, penelitian terdahulu berfokus pada pengaruh pemberian fasilitas kerja,
tingkat pendidikan dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai sedangkan peneliti
berfokus pada ketersediaan fasilitas kerja dengan menggunakan pendekatan studi
ergonomi dalam meningkatkan produktivitas karyawan, lokasi dan waktu penelitian
terdahulu yaitu di Kec. Watang Sawitto Kab. Pinrang pada tahun 2019.

d. Dwi Regina Markanita Mansur, Budi Setiawati dan Hafiz Elfiasya. “Pengaruh
Ketersediaan Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Brigade Siaga
Bencana Kabupaten Bantaeng”, (2020) Journal Unismuh, Vol.1 No.1, Unismuh
Makassar, Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan tipe


penelitian survey dan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi dan
angket. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai yang ada di Kantor
Brigade Siaga Bencana Kabupaten Bantaeng sebanyak 50 orang dan pengambilan
datanya menggunakan teknik sampling jenuh. Penelitian ini pengolahan datanya
menggunakan aplikasi spss versi 22 didapatkan nilai rata-rata 49,23%. Kemudia hasil
dari pengolahan data tersebut yang menunjukkan angka rata-rata maka dapat
disimpulkan bahwa variabel fasilitas kerja yang ada (sesuai dengan kebutuhan,
mampu mengoptimalkan hasil kerja, mudah dalam penggunaan, mempercepat proses
kerja, penempatan ditata dengan benar), masuk dalam kategori “cukup baik”. Kinerja
pegawai di Kantor Brigade Siaga Bencana Kabupaten Bantaeng didapatkan nilai rata-
rata 51%. Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai (pemahaman atas tupoksi,
inovasi, kesempatan kerja, keakuratan dan kerja sama) masuk dalam kategori “cukup
baik” pengaruh fasilitas kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 34,2%, sedangkan
65,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.22

Persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti adalah pembahasan mengenai


fasilitas kerja dengan kinerja. Perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti adalah
penelitian terdahulu menggunakan metode kantitatif sedangkan peneliti menggunakan
metode kualitatif, penelitian terdahulu berfokus pada pengaruh fasilitas kerja terhadap
kinerja pegawai sedangkan peneliti berfokus pada ketersediaan fasilitas kerja dengan
menggunakan studi ergonomi dalam meningkatkan produktivitas karyawan, penelitian
terdahulu menggunakan teknik sampel jenuh sedangkan peneliti menggunakan teknik
purposive sampling.

e. Hardiyanti, “Ketersediaan dan Kelengkapan Fasilitas Kerja dalam Meningkatkan


Minat Kerja Pegawai pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Gowa”,
dalam penelitian skripsi pada tahun 2021, Universitas Muhammadiyah Makassar.
21
Nurfaedah, “Pengaruh Pemberian Fasilitas Kerja, Tingkat Pendidikan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Pegawai pada RSUD Lasinrang Pinrang”, (Skripsi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019).
22
Dwi Regina Markanita Mansur, dkk. “Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Kerja terhadap Kinerja Pegawai di
Kantor Brigade Siaga Bencana Kabupaten Bantaeng” Jurnal Unismuh, Vol.1 No.1 (2020).

8
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dengan pendekatan
deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dengan
jumlah informan sebanyak 4 orang. Fasilitas yang sudah disediakan seperti meja
kantor, komputer dan lain-lain sehingga merasa aman untuk bekerja dan dapat
menimbulkan minat kerja. Selain itu ruang kerjanya juga sudah nyaman untuk
digunakan pegawai bekerja. Namun masih ada permasalahan yaitu apabila listrik
padam maka segala aktivitas yang berhubungan dengan komputer tidak dapat
dikerjakan, begitupula dengan AC dan kipas angina sehingga ketika listrik padam
ruangan kerja pegawai akan panas sehingga pegawai akan merasa tidak nyaman untuk
berada didalam ruangannya. Selanjutnya, untuk kelengkapan fasilitas kerja termasuk
sudah cukup lengkap dan dapat menjalankan tugas pegawai berdasarkan tanggung
jawab masing-masing. Salah satu contoh fasilitasnya adalah komputer yang mana
pada saat ini komputer sangat diperlukan didalam kantor karena sebagaian besar
pelaksanaan tugas melalui komputer. Selain itu kantor juga dilengkapi dengan
jaringan internet atau wifi sehingga para pegawai dapat mengakses internet untuk
mendapatkan informasi-informasi penting yang bermanfaat untuk pelaksanaan
pekerjaan.23

Persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti yaitu menggunakan metode


kualitatif dan pembahasan mengenai fasilitas kerja. Perbedaan penelitian terdahulu
dengan peneliti yaitu fokus penelitian terdahulu mengenai ketersediaan dan
kelengkapan fasilitas kerja dalam meningkatkan minat kerja pegawai sedangkan
peneliti berfokus pada ketersediaan fasilitas kerja dengan menggunakan pendekatan
studi ergonomi dalam meningkatkan produktivitas karyawan, penelitian terdahulu
berlokasi di Kabupaten Gowa Makassar pada tahun 2021 sedangkan peneliti berlokasi
di Kabupaten Jember Jawa Timur pada tahun 2023.

Tabel 1.1

Tabel Persamaan dan Perbedaan

No Penulis Judul Persamaan Perbedaan


1. Asy Syaffa Hubungan 1. Pembahasan 1. Metode
Auliaaurrahman Penerapan mengenai studi Penelitian
(2018) Ergonomi dengan ergonomi dan 2. Fokus Penelitian
Produktivitas produktivitas 3. Lokasi dan
Kerja pada karyawan Waktu
Karyawan Bagian Penelitian

23
Hardiyanti, “Ketersediaan dan Kelengkapan Fasilitas Kerja dalam Meningkatkan Minat Kerja Pegawai pada
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Gowa” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar,
2021).

9
Office
Berdasarkan Jenis
Kelamin di
Rumah Sakit Grh
Permata Ibu
Depok
2. Nuri Ifka Analisis 1. Metode 1. Objek Penelitian
Bengi. MS Ketersediaan Penelitian 2. Lokasi dan
(2019) Fasilitas Kerja di 2. Fokus Waktu
Perpustakaan Penelitian Penelitian
Daerah 3. Teknik
Kabupaten Aceh Pengumpulan
Tengah dengan Data
Menggunakan
Pendekatan Studi
Ergonomi
3. Nurfaedah Pengaruh 1. Pembahasan 1. Metode
(2019 Pemberian mengenai Penelitian
Fasilitas Kerja, fasilitas kerja 2. Fokus Penelitian
Tingkat 3. Lokasi dan
Pendidikan dan Waktu
Disiplin Kerja Penelitian
Terhadap Kinerja
Pegawai pada
RSUD Lasinrang
Pinrang
4. Dwi Regina Pengaruh 1. Pembahasan 1. Metode
Markanita Ketersediaan mengenai Penelitian
Mansur (2020) Fasilitas Kerja ketersediaan 2. Fokus Penelitian
Terhadap Kinerja fasilitas kerja 3. Teknik
Pegawai di Pengumpulan
Kantor Brigade Data
Siaga Bencana
Kabupaten
Bantaeng

No Penulis Judul Persamaan Perbedaan


5. Hardiyanti Ketersediaan dan 1. Metode 1. Fokus
(2021) Kelengkapan Kualitatif Penelitian
Fasilitas Kerja 2. Pembahasan 2. Lokasi dan
dalam mengenai Waktu
Meningkatkan fasilitas kerja Penelitian
Minat kerja
Pegawai pada
Dinas
Pedagangan dan
Perindustrian

10
Kabupaten Gowa
Sumber: Diolah dari penelitian terdahulu

Dari beberapa jenis penelitian terdahulu yang telah dipaparkan diatas, terdapat
persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Persamaannya yaitu pembahasan mengenai fasilitas kerja, ergonomi, dan produktivitas
karyawan. Perbedaannya yaitu objek penelitian, lokasi dan waktu penelitiannya berbeda
dengan peneliti.

2. Kajian Teori

Kajian teori merupakan seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang telah
disusun rapi serta sistematis tentang teori-teori dalam sebuah penelitian. Memilih kajian
teori sangatlah penting guna mendapatkan pengetahuan baru serta dijadikan sebagai
pegangan umum. Hal ini memudahkan dalam melakukan penelitian, dalam hal ini
peneliti menggunakan acuan teori sebagai berikut:

A. Fasilitas Kerja

1. Pengertian Fasilitas Kerja

Kata fasilitas berasal dari bahasa Belanda yaitu “Faciliteit” yang berarti
prasarana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas juga dianggap
sebagai alat. Faktor pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan adalah fasilitas
kerkja karyawan yang merupakan faktor pendukung bagi kelancaran tugas yang mereka
kerjakan.24 Fasilitas kerja merupakan kenikmatan dalam bentuk nyata dan natural.
Dalam dunia kerja, fasilitas yang diberikan oleh perusahaan termasuk dalam bentuk
fisik, digunakan dalam keadaan normal di perusahaan, fasilitas juga memiliki jangka
waktu kegunaan yang relatif permanen dan dapat memberikan manfaat untuk masa
yang akan datang. Fasilitas yang diberikan oleh perusahaan merupakan bentuk balas
jasa kepada karyawan dalam bentuk non tunai yang dapat dinikmati seluruh sumber
daya manusia yang ada di perusahaan. Menurut Asri et al., (2019) fasilitas kerja
merupakan sarana yang diberikan oleh perusahaan untuk mendukung jalannya roda
perusahaan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemimpin
perusahaan, fasilitas kerja yang disediakan akan memberikan dampak positif bagi
karyawan dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan. Menurut Alma (2009) fasilitas
ialah perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada penggunanya sehingga
kebutuhan pengguna fasilitas tersebut dapat terpenuhi. Maka, dapat disimpulkan bahwa
fasilitas kerja merupakan suatu alat pendorong dalam membantu kerja karyawan agar
lebih produktif dan dapat menambah semangat kerja karyawan untuk mencapai tujuan
perusahaan.25

2. Karakteristik Fasilitas Kerja

24
Melan Angriani Asnawi, 24
25
Jufrizen dan Fadilla Puspita Hadi, 39.

11
Pada suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan diperlukan alat pendukung
yang digunakan di dalam semua proses atau aktivitas di perusahaan. Fasilitas yang
digunakan di perusahaan bermacam-macam bentuk, jenis dan manfaatnya. Semakin
berkembang suatu perusahaan maka semakin lengkap pula fasilitas dan sarana
pendukung dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Hartanto (2005) karakteristik dari sarana pendukung dalam proses


aktivitas perusahaan adalah:

a. Mempunyai bentuk fisik.


b. Dipakai atau digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan.
c. Mempunyai jangka waktu kegunaan atau umur yang relatif permanen dari satu
periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.
d. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang.26

3. Jenis – jenis Fasilitas Kerja

Fasilitas kerja pada setiap perusahaan berbeda dalam bentuk dan jenisnya
tergkantung pada jenis usaha dan besar kecilnya suatu perusahaan, Sofyan berpendapat
bahwa jenis-jenis fasilitas kerja terdiri dari:

a. Mesin dan peralatan merupakan keseluruhan peralatan yang digunakan untuk


mendukung proses produksi yang ada di perusahaan.
b. Prasarana merupakan fasilitas pendukung yang digunakan untuk mempelancar
aktivitas perusahaan misalnya seperti jembatan, jalan, pagar dan lainnya.
c. Perlengkapan kantor merupakan fasilitas pendukung yang digunakan untuk
mendukung kegiatan yang ada diperkantoran misalnya seperti perabotan kantor
(meja, kursi, lemari dan lainnya), peralatan laboratorium dan peralatan elektronik.
d. Peralatan inventaris merupakan alat-alat yang digunakan dalam perusahaan
misalnya seperti inventaris kendaraan, inventaris kantor, inventaris pabrik,
inventaris laboratorium, inventaris gudang dan lainnya.
e. Tanah merupakan asset yang terhampar luas baik yang digunakan sebagai
bangunan maupun lahan kosong yang digunakan untuk aktivitas perusahaan.
f. Bangunan merupakan fasilitas pendukung untuk perusahaan utama seperti
perkantoran dan gudang.
g. Alat transportasi merupakan semua jenis peralatan yang digunakan untuk
membantu pelaksanaan aktivitas perusahaan misalnya seperti kendaraan (mobil,
motor, truk, traktor dan lainnya).27

4. Indikator Fasilitas Kerja

Berdasarkan pengertian fasilitas diatas, Moenir menyebutkan bahwa terdapat 6


indikator fasilitas yaitu sebagai berikut:
26
Melan Angriani Asnawi, 28
27
Nurul Jihan Pratiwi, “Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Bagian Sekretariat Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan”, (Skripsi, Universitas Negeri Makassar, 2019).

12
a. Alat Kerja (Perabot Kantor)
Seorang karyawan akan mengalami keterbatasan dalam melaksanakan pekerjaan
jika tidak ditunjang dengan fasilitas kerja. Alat kerja juga dibagi menjadi dua jenis,
yaitu alat kerja manajemen dan alat kerja operasional. Alat kerja manajemen
berupa aturan yang menetapkan wewenang dan kekuasaan dalam menjalankan
kewajibannya. Adapun alat kerja operasional adalah semua benda atau barang yang
berfungsi sebagai alat penunjang dan dapat membantu kinerja karyawan.
b. Perlengkapan Kerja (Penunjang Kerja)
Perlengkapan kerja adalah semua benda atau barang yang digunakan dalam
pekerjaan tetapi tidak langsung untuk memproduksi, melainkan berfungsi sebagai
pelancar dan penyegar dalam pekerjaan.
c. Ruang Kantor
Kebutuhan untuk individu untuk pemenuhan kepuasan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
d. Sosial
Fasilitas sosial yaitu fasilitas yang bersifat sosial dan digunakan oleh karyawan.
e. Temperatur Ruangan (Suhu Ruangan)
Ukuran kelembapan suatu ruangan untuk panas dan dinginnya suhu ruangan.28

Menurut Faisal (2005) indikator fasilitas kerja adalah sebagai berikut:

a. Sesuai dengan kebutuhan, didalam suatu pekerjaan fasilitas kerja hanya dapat
digunakan sesuai dengan pekerjaan dan jabatannya saja.
b. Mampu mengoptimalkan hasil kerja, karyawan mampu memberikan hasil kinerja
yang baik sesuai dengan fasilitas kerja yang digunakan. Fasilitas kerja yang
memadai akan menghasilkan produktivitas karyawan yang tinggi.
c. Mudah dalam penggunaan, fasilitas kerja akan membantu atau meringankan beban
kerja setiap karyawan. Dengan adanya fasilitas kerja, karyawan tidak akan banyak
mengeluarkan banyak tenaga.
d. Mempercepat proses kerja, fasilitas kerja yang disediakan akan mampu membantu
karyawan dalam mempercepat proses pengerjaan sehingga dapat bekerja tepat
waktu sesuai target.
e. Penempatan ditata dengan benar, fasilitas kerja yang digunakan dalam membantu
proses kerja karyawan harus diletakkan di tempat yang sesuai misalnya seperti luas
ruangan yang cukup, pencahayaan yang cukup, ruang gerak karyawan yang cukup
dan sebagainya. Sehingga karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya secara
aman dan nyaman.29

B. Studi Ergonomi

1. Pengertian Ergonomi
28
Erlinda Rosnita, “Pengaruh Fasilitas dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat
Kuta Alam Kota Banda Aceh”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, 2020)
29
Septian Ragil Anandita dkk, “Pengaruh Fasilitas Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
pada CV Zam-Zam Jombang), Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 2 No.3 Agustus 2021 hlm. 2-3

13
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan sistem,
profesi, prinsip, data dan metode dalam merancang sistem agar menjadi optimal sesuai
dengan kebutuhan, kekurangan dan keterampilan manusia. Ergonomi atau ergonomis
berasal dari bahasa Yunani yaitu ergo yang memiliki arti kerja dan nomos yang
memiliki arti hukum atau peraturan. Dengan demikian ergonomi dapat dimaksudkan
sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia yang berkaitan dengan pekerjaannya. 30

Banyak definisi tentang ergonomi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:

a. Menurut Wignjosoebroto S (2003) ergonomi adalah ilmu yang memanfaatkan


informasi tentang kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu
sistem kerja agar manusia dapat bekerja dengan baik, aman, nyaman, efektif dan
efesien.
b. Menurut Ginting Rosnani (2010) ergonomi merupakan ilmu yang memanfaatkan
informasi tentang hakikat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang
suatu sistem kerja, agar manusia dapat bekerja dengan baik dan dapat mencapai
apa yang diinginkan.
c. Menurut Sritomo pengertian ergonomi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari
manusia yang berkaitan dengan pekerjaannya.
d. Ergonomi adalah ilmu atau multidisiplin yang bertujuan untuk mengoptimalkan
antara manusia dengan pekerjaannya sehingga akan tercapai alat, cara dan
lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien.
e. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan oleh karyawan agar
kinerjanya menjadi lebih baik.
f. Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usahanya untuk meningkatkan rasa
nyaman di lingkungan kerja. Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang
berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan agar tercapainya
produktivitas dan efisiensi setinggi-tingginya melalui pemanfaatan karyawan.
g. Ergonomi adalah pratek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai
dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera bahkan
kecelakaan kerja pada karyawan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ergonomi adalah


penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan
resiko stress pada karyawan, kelelahan kerja, cidera dan kecelakaan kerja.31

2. Tujuan Ergonomi

Tujuan utama dari ergonomi adalah mempelajari batasan-batasan pada tubuh


manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan kerjanya baik secara jasmani maupun
psikologis. Selain itu juga untuk mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat
dan menghasilkan produktivitas karyawan.
30
Omry Pangaribuan dkk, “Peranan Ergonomi di Tempat Kerja”, Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, Vol. 2
No. 1 Mei 2022 hlm. 2.
31
Yulianus Hutabarat, 1-2.

14
Tujuan ergonomi menurut Santoso (2004) ada empat tujuan utama ergonomi
yaitu sebagai berikut:

a. Memaksimalkan efisiensi karyawan.


b. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Menganjurkan agar bekerja secara aman, nyaman dan bersemangat.
d. Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan.

Tarwaka menyebutkan secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah


sebagai berikut:

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan sosial
yang baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis, dan budaya dari sistem kerja yang dilakukan sehingga
terciptanya kualitas hidup dan kerja yang tinggi.32

Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan


ergonomi adalah untuk mensejahterakan para karyawan dengan memperhatikan
kenyamanan, kesehatan dan keselamatan mereka selama bekerja yaitu melalui
rancangan suatu sistem kerja, lingkungan kerja serta peralatan kerja yang sesuai dengan
konsep ergonomi.

3. Manfaat Ergonomi

Manfaat ergonomi adalah keuntungan yang didapat dari penerapan ilmu


ergonomi terhadap fasilitas kerja yang dimanfaatkan oleh karyawan. Pada umumnya
manfaat ergonomi dalam pekerjaan adalah untuk mempercepat pekerjaan, mengurangi
energi ykang lebih banyak ketika bekerja, meningkatkan kenyamanan karyawan dalam
bekerja, memperbaiki posisi kerja yang salah dan kurang efisien terhadap waktu.

Menurut Pheasant (2003) terdapat dua manfaat ergonomi yaitu:

a. Meningkatnya hasil produksi yang dapat menguntungkan secara ekonomi. Hal ini
dapat dilihat karena meningkatnya efisiensi waktu kerja karyawan, meningkatnya
kualitas kerja, kecepatan pergantian karyawan yang relative rendah.
b. Menurunnya kasus kecelakaan kerja, yang mana berarti dapat mengurangi biaya
pengobatan yang tinggi. Biaya untuk pengobatan yang lebih besar daripada biaya
untuk pencegahan.33

32
Tarwaka dkk, “Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan produktivitas” (Surakarta: UNIBA
PRESS, 2004k), 7
33
Anysa Puspitasari, “Intervensi Ergonomi pada Industri Kecil Suvenir Berbahan Kayu untuk Meningkatkan
Performa Kerja” (Skripsi, Universitas Magelang, 2020), hlm. 11-12.

15
4. Prinsip Ergonomi

Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja,


menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu
sebagai berikut:

a. Bekerja pada posisi normal


Posisi normal manusia mencakup saat manusia bekerja dalam posisi duduk dan
berdiri. Posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi
stabil selama bekerja.
b. Mengurangi penggunaan gaya yang berlebih
Gaya yang digunakan saat bekerja harus dibuat sekecil mungkin agar tidak terjadi
kelelahan dan kecelakaan kerja.
c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan
Produktivitas akan meningkat apabila barang atau alat yang digunakan karyawan
mudah dijangkau sehingga bisa menggunakan alat yang berbeda dalam waktu yang
bersamaan.
d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
Posisi kerja harus dalam keadaan posisi normal tubuh, oleh karena itu ketika alat
yang dipakai membuat karyawan harus membungkuk atau melihat keatas secara
terus menerus akan mengakibatkan sakit pada tubuh bagian tertentu.
e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan
Gerakan yang berlebihan membutuhkan energi yang lebih besar dan apabila dalam
waktu yang lama akan menimbulkan kelelahan pada karyawan.
f. Mengurangi kelelahan dan beban statis
Mengerjakan sesuatu secara terus menerus atau bekerja pada posisi yang
cenderung tetap pada waktu yang lama akan menimbulkan kelelahan kerja.
g. Mengurangi tekanan pada titik tertentu
Tekanan yang berpusat dari sebuah benda yang mengenai tubuh akan
menimbulkan ketidaknyamanan saat bekerja dan akan menurunkan ketahanan
tubuh.
h. Mencakup jarak ruang
Suatu ruang kerja harus memiliki area yang cukup untuk menunjang aktivitas
karyawan.
i. Dapat bergerak dan melakukan peregangan
Untuk mengurangi kelelahan dan sesekali pekerja harus dapat melakukan gerakan
peregangan tubuh.
j. Menjaga lingkungan yang nyaman
Lingkungan yang nyaman yaitu seperti misalnya pencahayaan yang cukup, suhu
ruangan yang sesuai, dan tingkat kebisingan yang rendah.
k. Membuat pentunjuk dan pengontrol yang dapat dimengerti

16
Penggunaan suatu alat biasanya didukung dengan petunjuk pemakaian untuk
memudahkan pengguna. Petunjuk dan pengontrol harus dibuat dengan desain yang
mudah dimengerti.
l. Memperbaiki sistem pekerjaan dan mengurangi stress.34

C. Produktivitas

1. Pengertian Produktivitas

Secara konseptual, produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil


organisasi dan masukan yang dibutuhkan. Produktivitas dapat diukur dengan membagi
output dengan input. Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan meningkatkan
produktivitas dengan menghasilkan keluaran yang lebih banyak atau lebih baik untuk
tingkat masukan sumber daya tertentu (Belcher, 1987:3). 35 Menurut Ambar Teguh
Sulistiani dan Rosidah (2003, 126) menjelaskan bahwa produktivitas adalah
menyangkut masalah pada hasil akhir, yaitu seberapa besar hasil akhir yang diperoleh
karyawan dalam proses produksi. Sedangkan menurut Melayu S.P Hasibuan (2003: 26)
produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan) jika
produktivitas naik hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi waktu,
sistem kerja dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. 36 Menurut
Suradji dalam Ridwan (2009: 269) efesiensi kerja bukan semata-mata ditujukan untuk
mendapatkan hasil kerja yang sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas kinerjanya juga
penting untuk diperhatikan. Produktivitas pada dasarnya tidak akan terlepas dari
perilaku karyawan yang terlibat dalam aktivitas kerja pada suatu perusahaan. Aktivitas
yang dilakukan harus benar-benar sesuai dengan kriteria pekerjaan yang produktif.
Kualifikasi pekerjaan yang produktif terletak pada karakteristik karyawan yang
produktif.

Menurut Dale (1989) dalam Sedarmayanti (2000) ciri-ciri tenaga kerja yang
produktif adalah sebagai berikut:

1. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat.


2. Kompeten secara profesional.
3. Kreatif dan inovatif.
4. Memahami pekerjaan.
5. Belajar menggunakan logika, efisien, dan tidak mudah macet dalam pekerjaan.
6. Dianggap bernilai oleh atasannya.
7. Memiliki catatan prestasi yang baik.
8. Selalu meningkatkan kualitas diri.37

34
Yulianus Hutabarat, 8.
35
Wibowo, Manajemen Kinerja Edisi Kelima (Depok: Rajawali Pers, 2017), 93
36
Muhammad Harlie, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan
(Studi Kasus PT. Surya Satria Timur Corporation Jakarta Pusat)”, Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 1 No. 1
Januari 2017, hlm. 2.
37
Muliadi, “Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Melalui Semangat Kerja”, Tasamuh: Jurnal Studi Islam,
Vol. 11 No. 1 April 2019, hlm. 94-96.

17
2. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan di suatu perusahaan perlu


diperhatikan juga faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan itu
sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik dari
karyawan itu sendiri maupun dari faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan
perusahaan dan kebijakan pada perusahaan tersebut. Menurut Pandji Anoraga (2005:
56-60) mengemukakan bahwa terdapat 10 keinginan karyawan atau pegawai yang
dapat untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, yaitu sebagai berikut: (1)
pekerjaan yang menarik (2) upah atau gaji yang baik (3) keamanan dan perlindungan
pada saat bekerja (4) etos kerja (5) lingkungan kerja dan sarana kerja yang baik (6)
perkembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan perusahaan (7) merasa
terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi atau perusahaan (8) pengertian dan simpati
atas persoalan-persoalan pribadi (9) kesetiaan pemimpin pada diri karyawan (10)
disiplin kerja yang keras. Menurut Payaman J. Simanjuntak (2007: 30) faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
pertama, menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan misalnya seperti: tingkat
pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan fisik karyawan. Kedua,
berupa sarana pendukung yang meliputi: lingkungan kerja, sarana, peralatan produksi,
tingkat keselamatan dan kesejahteraan karyawan.38

3. Indikator Produktivitas

Produktivitas merupakan aspek yang sangat penting bagi para pegawai atau
karyawan, karena dengan adanya produktivitas maka pekerjaan akan terlaksana dengan
baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengukur produktivitas kerja,
diperlukan suatu indikator-indikator, diantaranya sebagai berikut:

a. Kemampuan
Kemampuan karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja.
b. Peningkatan Hasil
Peningkatan hasil merupakan salah satu indikator yang dapat dirasakan karyawan,
baik oleh karyawan yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan
tersebut.
c. Semangat Kerja
Semangat kerja merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja yang
lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
d. Ketepatan Waktu
Seorang karyawan harus paham akan ketetapan waktu sebagai sumber daya yang
digunakan dengan baik dalam melaksanakan berbagai tugas.
e. Pengembangan Diri

38
Budi Rismayadi, “Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Karyawan (Studi Kasus pada CV Mitra
Bersama Lestari Tahun 2014), Jurnal Manajemen & Bisnis, Vol. 1 No. 1 (2015) hlm. 4-5.

18
Pengembangan diri dapat dilakukan dengan cara tantangan dan harapan dengan apa
yang akan dihadapi. Karena, semakin kuat tantangannya, maka pengembangan diri
akan sering dilakukan.
f. Mutu
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kinerja
karyawan atau pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan
hasil yang terbaik dan nantinya akan sangat berguna bagi suatu organisasi atau
perusahaan dan juga untuk dirinya sendiri.
g. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang telah dicapai dengan keseluruhan sumber daya
yang digunakan. Masukan dan pengeluaran merupakan aspek produktivitas yang
memberikan pengaruh cukup signifikan bagi para karyawan. Karena, perilaku
efisien akan muncul ketika individu mampu menjaga secara terus menerus
kedisiplinan pada pekerjaannya.39

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu salah
satu metode yang termasuk pada penelitian ilmiah yang terbukti kebenarannya didasarkan
pada teori-teori yang dikembangkan dari penelitian dan dikendalikan atas dasar
pengalaman. Penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan masalah
berdasarkan data yang sudah ada selanjutnya dianalisis lebih lanjut dan ditarik
kesimpulan. Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument kunci
penelitian.40 Oleh karena itu peneliti sebagai instrument harus melakukan pengujian
terlebih dahulu untuk kesiapan melakukan penelitian sebelum terjun langsung ke
lapangan. Validasi atau pengujian terhadap sesuatu dilakukan melalui evaluasi diri
mengenai pemahaman metode kualitatif, penguasaan teori dan pengetahuan terhadap
bidang yang diteliti serta mempersiapkan bekal untuk memasuki lapangan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan


deskriptif yaitu menggali sumber data dari hasil pengamatan, dokumentasi dan
wawancara secara langsung mengenai Fasilitas Kerja meliputi Kepala Divisi dan
Karyawan.41 Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus
merupakan pendekatan kualitatif dimana penelitian mengeksplorasi kehidupan nyata yang
dibatasi oleh waktu dan tempat melalui pengumpulan data secara rinci dan mendalam
dengan melibatkan beberapa sumber informasi yang dilakukan melalui observasi,
wawancara, sumber data dari dokumen dan laporan lainnya. Studi kasus banyak
digunakan untuk mengkaji suatu kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktor-faktor
penting yang terkait dan menunjang kondisi perkembangan tersebut.42
39
Erlinda Rosnita, Ibid.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: IKAPI, 2013), 9
41
Sugiyono, 9
42
Hardani dkk, Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif, (Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu Group, 2020), 62

19
2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten


Jember, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini bertempat di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia (Puslitkoka) yang merupakan lembaga riset dan pengembangan kopi dan
kakao nasional berdasarkan SK Menteri Pertanian.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sumber data dengan pertimbangan tertentu. 43 Pertimbangan yang dimaksud
misalnya seperti seseorang yang dianggap paling memahami mengenai informasi terkait
Fasilitas Kerja serta pihak lain yang terkait di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Dengan menggunakan teknik purposive sampling, sampel yang diperoleh benar-benar
sesuai dengan harapan penelitian yang dilakukan. Maka subjek pada penelitian ini adalah
Kepala Divisi Pascapanen dan Karyawan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam sebuah
penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
diketahuinya teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan menemukan data yang
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data
dilakukan dengan natural setting (kondisi alamiah). Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti adalah:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan pencatatan fenomena yang


dilakukan secara sistematis.44 Dalam melakukan observasi, peneliti melakukan
pengamatan pada lokasi yang akan dijadikan penelitian yang bertujuan untuk menemukan
informasi dan mencatat data-data yang menjadi fokus permasalahan terkait dengan
fenomena penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode observasi non partisipatif.
Dikarenakan dalam penelitiannya, peneliti hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut
serta dalam segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian.

Adapun data yang diperoleh dengan menggunakan teknik ini yaitu:

a. Mengetahui aktivitas produksi dan pengolahan buah coklat dengan menggunakan


mesin atau peralatan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
b. Mengetahui kinerja karyawan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pada bagian
Pascapanen.

43
Sugiyono, 85
44
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Yogyakarta: Erlangga, 2009), 101.

20
2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih
secara lansung melalui percakapan atau Tanya jawab secara lisan dengan maksud tujuan
tertentu. Artinya, percakapan itu dilakukan oleh dua orang dimana pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan narasumber (yang diwawancarai) yang akan menjawab
pertanyaan. Ada beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semistruktur
dan tidak terstruktur. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan wawancara semi struktur.
Jenis wawancara ini sudah termasuk kedalam kategori in-dept interview karena dalam
pelaksanaannya lebih bebas jika dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
Dimana pihak yang diwawancarai menyampaikan pendapat dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara, peneliti harus mendengarkan secara teliti serta mencatat yang
telah dikemukakan oleh informan atau narasumber.45

Adapun data-data yang ingin diperoleh dari metode wawancara ini adalah:

a. Bagaimana Ketersediaan Fasilitas Kerja dengan Menggunakan Pendekatan Studi


Ergonomi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
b. Bagaimana Ketersediaan Fasilitas Kerja dengan Menggunakan Pendekatan Studi
Ergonomi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan kejadian atau peristiwa yang sudah berlalu.


Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah dari
perusahaan, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar berupa
foto.46

5. Teknik Analisis Data

Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain sehingga mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain. Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga
datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data deskriptif dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan


pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang

45
Sugiyono, 233.
46
Sugiyono, 240.

21
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya mencari bila diperlukan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya yaitu mendisplaykan data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah difahami.

c. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan untuk
menarik makna dari data yang telah disajikan. Pada tahap ini peneliti berusaha mencari
makna dari data yang telah direduksi dengan cara membandingkan, mencari pola, tema,
hubungan persamaan, mengelompokkan dan memeriksa hasil yang telah diperoleh dalam
penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.47

6. Keabsahan Data

Bagian ini memuat bagaimana usaha-usaha yang hendak dilakukan peneliti untuk
memperoleh keabsahan data-data temuan di lapangan. Agar diperoleh temuan yang absah,
maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik keabsahan data
seperti perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi secara lebih mendalam,
triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan oleh
teman sejawat, analisis kasus lain, melacak kesesuaian hasil dan pengecekan anggota
(member check). Keabsahan data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
triangulaski sumber yaitu untuk menguji kredibilitas dan dilakukan dengan cara
mengecek data yankg telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis
oleh peneliti akan menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya diminta
kesepakatan/keterangan dengan tiga sumber data tersebut.48

7. Tahapan Penelitian

Bagian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti yang dimulai dari awal hingga akhir penelitian. Adapun tahapan-tahapan
penelitian ini adalah sebagai berikut:

47
Sugiyono, 246.
48
Sugiyono, 274.

22
Menurut Lexy J. Moleong mengemukakan tahapan penelitian secara lebih rinci,
yaitu:

a. Tahap Pra Lapangan

1) Menyusun rancangan penelitian.


2) Memilih lapangan penelitian.
3) Menilai keadaan lapangan.
4) Memilih dan memanfaatkan informan.
5) Menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap Penelitian Lapangan

1) Memahami latar belakang dan tujuan penelitian.


2) Mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan peneliti.

c. Tahap Analisis Data

1) Data yang sudah terkumpul dianalisis secara keseluruhan dan dideskripsikan


dalam bentuk teks.
2) Menyusun data.
3) Menarik kesimpulan terhadap data-data yang sudah terkumpul.49

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan yang dimulai


dari bab pendahuluan hingga penutup dengan format penulisan deskripsi naratif agar
dapat dipelajari dan dipahami oleh pembaca. Adapun skripsi ini membahas pokok
bahasan yang terdiri dari lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Bab Satu Pendahuluan. Memuat komponen dasar penelitian yaitu, latar belakang
masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan
sistematika pembahasan.

Bab Dua Kajian Kepustakaan. Berikut ini akan dipaparkan kerangka pemikiran
serta literature yang berhubungan dengan skripsi. Dalam hal ini disajikan pembahasan
tentang penelitian terdahulu dan kajian teori.

Bab Tiga Metodologi Penelitian. Bab ini membahas tentang metode yang akan
digunakan oleh peneliti yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian,
subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data keabsahan data dan tahapan-
tahapan penelitian.

49
Mundir, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Jember: STAIN Jember PRESS, 2013), 61.

23
Bab Empat Hasil Penelitian. Bagian ini berisi tentang inti atau hasil penelitian,
yang meliputi latar belakang, objek penelitian, penyajian dan analisis data serta
pembahasan-pembahasan temuan.

Bab Lima Kesimpulan dan Saran merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan
dan saran.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anysa Puspitasari, “Intervensi Ergonomi pada Industri Kecil Suvenir Berbahan Kayu untuk
Meningkatkan Performa Kerja” (Skripsi, Universitas Magelang, 2020), hlm. 11-
12.
Asy Syaffa Auliaaurrahman, “Hubungan Penerapan Ergonomi dengan Produktivitas Kerja
pada Karyawan Bagian Office Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Grha
Permata Ibu Depok” (Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan, Jakarta,
2018).
Budi Rismayadi, “Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Karyawan (Studi Kasus
pada CV Mitra Bersama Lestari Tahun 2014), Jurnal Manajemen & Bisnis, Vol. 1
No. 1 (2015) hlm. 4-5.
Dwi Regina Markanita Mansur, dkk. “Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Kerja terhadap
Kinerja Pegawai di Kantor Brigade Siaga Bencana Kabupaten Bantaeng” Jurnal
Unismuh, Vol.1 No.1 (2020).

Erlinda Rosnita, “Pengaruh Fasilitas dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di
Kantor Camat Kuta Alam Kota Banda Aceh”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry, Banda Aceh, 2020)

Feria Riandy dkk, “Kajian Ergonomi Furniture pada Area Makan Kafe Greens & Bean
terhadap Kenyamanan Pengguna”, Jurnal Idealog, Vol.5, No.1, (April 2020): 40.
Hardani dkk, Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif, (Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu
Group, 2020), 62
Hardiyanti, “Ketersediaan dan Kelengkapan Fasilitas Kerja dalam Meningkatkan Minat Kerja
Pegawai pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Gowa” (Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Makassar, 2021).
Henry simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, 2020), 4-5.
Jufrizen dan Fadilla Puspita Hadi, “Pengaruh Fasilitas Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja”, Jurnal Sains Managemen, Vol.7,
No.1, (Juni 2021): 39.
Khairunisa Nur Baiti dkk, “Produktivitas Kerja Karyawan Ditinjau dari Motivasi, Disiplin
Kerja dan Lingkungan Kerja pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta”,
Jurnal Edunomika, Vol.04, No.01 (Februari, 2020): 72.
Lusi Susanti dkk, Pengantar Ergonomi Industri (Padang: Andalas University Press, 2015).
Melan Angriani Asnawi, Kinerja Karyawan Perseroan Terbatas: Studi Kasus Atas Pengaruh
Fasilitas Kerja dan Karakteristik Pekerjaan (Gorontalo: CV ATHRA
SAMUDRA, 2019).
Muhammad Harlie, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas Kerja
Karyawan (Studi Kasus PT. Surya Satria Timur Corporation Jakarta Pusat)”,
Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 1 No. 1 Januari 2017, hlm. 2.
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Yogyakarta: Erlangga, 2009), 101.
Muliadi, “Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Melalui Semangat Kerja”, Tasamuh:
Jurnal Studi Islam, Vol. 11 No. 1 April 2019, hlm. 94-96.

25
Mundir, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Jember: STAIN Jember PRESS, 2013),
61.
Nurfaedah, “Pengaruh Pemberian Fasilitas Kerja, Tingkat Pendidikan dan Disiplin Kerja
terhadap Kinerja Pegawai pada RSUD Lasinrang Pinrang”, (Skripsi Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019).
Nuri Ifka Bengi, “Analisis Ketersediaan Fasilitas Kerja di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Aceh Tengah dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi”. (Skripsi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh 2019).
Nuri Ifka Bengi. MS, “Analisis Ketersediaan Fasilitas Kerja di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Aceh Tengah dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi”
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, 2019).
Nurul Jihan Pratiwi, “Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Bagian
Sekretariat Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan”,
(Skripsi, Universitas Negeri Makassar, 2019).

Omry Pangaribuan dkk, “Peranan Ergonomi di Tempat Kerja”, Jurnal Pengabdian pada
Masyarakat, Vol. 2 No. 1 Mei 2022 hlm. 2.

Putri Agustini dkk, “Peran Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan
ODP Sekertariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan”, Jurnal Ilmiah, Vol.2, No.1,
(Maret 2022): 117-118.
Septian Ragil Anandita dkk, “Pengaruh Fasilitas Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi pada CV Zam-Zam Jombang), Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 2
No.3 Agustus 2021 hlm. 2-3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: IKAPI, 2013), 9
Tarwaka dkk, “Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan produktivitas”
(Surakarta: UNIBA PRESS, 2004k) hlm. 7 (ebook)
Veithzal Rivai Zainal, Islamic Human Capital Management (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2014), 3.
Wibowo, Manajemen Kinerja Edisi Kelima (Depok: Rajawali Pers, 2017), 93
Yudi Setiawan, “Peran Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan
Bagian Penagihan Kredit”, Jurnal Managemen dan Kewirausahaan, Vol.10,
No.03, (Juli 2022): 127-128.
Yulianus Hutabarat. Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi (Malang: Media Nusa Kreatif,
2017).

Website:
https://iccri.net/profil-pusat-penelitian-kopi-dan-kakao-indonesia/ diakses pada tanggal 1
Maret 2023 pukul 05.45 wib
Komariah, “Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Dinas
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Ciamis”,
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/download/1668/1340
diakses pada tanggal 28 Februari 2023 pukul 15.09 wib

26

Anda mungkin juga menyukai