PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
NIM: D20195023
Dosen Pembimbing
NIP. 196712011993031001
FAKULTAS DAKWAH
FEBRUARI 2023
i
ANALISIS KETERSEDIAAN FASILITAS KERJA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN STUDI ERGONOMI DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO
INDONESIA
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Fakultas Dakwah
Oleh:
NIM: D20195023
Disetujui Pembimbing
Dosen Pembimbing
NIP. 196712011993031001
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN .............................................................................................................iii
iii
A. Judul Penelitian
B. Konteks Penelitian
Peran sumber daya manusia adalah sebagai penentuan modal dasar tujuan
perusahaan. Tanpa adanya peran sumber daya manusia, kegiatan dalam perusahaan tidak
akan bekerja dengan baik. Manusia selalu berperan aktif dan mendominasi dalam setiap
kegiatan di perusahaan karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu
terwujudnya dan tercapainya tujuan dari sebuah perusahaan. Tujuan perusahaan akan
tercapai apabila karyawan memiliki kinerja yang bagus. Keberhasilan suatu perusahaan
dalam merencanakan dan melaksanakan strategi ditunjang oleh kinerja karyawan.
Manajemen sumber daya manusia juga penting untuk diterapkan didalam perusahaan
karena manajemen sumber daya manusia merupakan suatu ilmu seni yang mengatur
hubungan dan peraturan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam membantu
terwujudnya tujuan dari perusahaan. Beberapa fungsi dari MSDM seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian. Setiap perusahaan akan selalu berusaha
untuk memperbaiki maupun meningkatkan kinerja karyawan, tujuannya agar apa yang
menjadi tujuan dan sasaran perusahaan akan tercapai. Sumber daya terpenting bagi suatu
perusahaan adalah sumber daya manusia yaitu orang yang telah memberikan tenaga,
bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada perusahaan. MSDM lebih memfokuskan
pembahasannya mengenai peraturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang
optimal (Hasibuan, 2013:10).2
1
Yudi Setiawan, “Peran Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Bagian Penagihan
Kredit”, Jurnal Managemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No.03, (Juli 2022): 127-128.
2
Henry simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
2020), 4-5.
1
Secara islami manajemen memiliki arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang
bagaimana seharusnya me-manage (mengelola) sumber daya manusia. Sebagaimana
firman Allah di dalam surah Ibrahim ayat 19 yang berbunyi:
ۙ َاَلۡم َتَر َاَّن َهّٰللا َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاۡلۡر َض ِباۡل َح ـِّقؕ ِاۡن َّيَش ۡا ُيۡذ ِهۡب ُك ۡم َو َيۡا ِت ِبَخ ۡل ٍق َج ِد ۡي ٍد
Ayat tersebut memiliki arti, “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya
Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia
membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru”. Dari ayat tersebut
dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki hak dapat me-manage atau mengelola
sumber daya manusianya.3 Jika sumber daya manusia tidak di kelola dengan baik maka
dapat terjadi sebuah permasalahan seperti akibat jabatan yang tidak sesuai, atau mungkin
juga karena lingkungan kerja yang tidak menunjang sehingga dapat mengakibatkan
karyawan kurang nyaman saat bekerja. Oleh karena itu, akan sangat rugi sebuah
perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang berpotensi tetapi tidak mampu
bekerja secara produktif. Prestasi kerja sumber daya manusia dievaluasi secara kontinu
(berkelanjutan), setiap SDM diberi kesempatan untuk mengembangkan karir serta
kemampuannya. Dengan demikian, produktivitas kerja dapat tercapai dan kinerja dapat
ditingkatkan dari waktu ke waktu.4
Selain sumber daya manusia yang berkualitas adanya fasilitas kerja yang
disediakan oleh perusahaan merupakan sarana dan prasarana yang berfungsi untuk
memudahkan pekerjaan karyawan. Fasilitas kerja yang memadai dengan kondisi yang
layak dan terpelihara dengan baik akan membantu kelancaran proses kinerja karyawan
dalam suatu perusahaan. Pemberian fasilitas yang lengkap juga menjadi salah satu
pendorong untuk karyawan bekerja dengan nyaman. Fasilitas kerja juga harus menjadi
perhatian dari setiap perusahaan karena dapat mempengaruhi kualitas kinerja karyawan. 5
Fasilitas kerja sangatlah penting bagi suatu perusahaan, karena sebagai penunjang
produktivitas kinerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penggunaan fasilitas
kerja yang efektif akan mampu mempermudah pelaksanaan kinerja karyawan, sehingga
hasil kerja yang dihasilkan akan memuaskan dan maksimal. Sebaliknya, jika fasilitas
kerja tidak digunakan secara efisien maka akan dapat menghambat produktivitas kinerja
karyawan. Maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas kerja merupakan sarana pendukung
dalam aktivitas organisasi atau perusahaan yang berbentuk fisik dan memiliki jangka
waktu kegunaan yang relatif permanen dan memberikan manfaat bagi tenaga kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.6 Untuk meningkatkan kualitas kinerja karyawan harus
didukung juga dengan fasilitas kerja yang memadai dan layak. Oleh karena itu, fasilitas
kerja yang lebih baik perlu dirancang dengan mempertimbangkan standar ergonomis.
3
Veithzal Rivai Zainal, Islamic Human Capital Management (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), 3.
4
Veithzal Rivai Zainal, 12-13.
5
Jufrizen dan Fadilla Puspita Hadi, “Pengaruh Fasilitas Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Melalui Motivasi Kerja”, Jurnal Sains Managemen, Vol.7, No.1, (Juni 2021): 39.
6
Komariah, “Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Dinas Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Ciamis”,
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/download/1668/1340 diakses pada tanggal 28 Februari
2023 pukul 15.09 wib
2
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ergon
yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan atau hukum. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan, baik ketika beraktivitas maupun
istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental
sehingga kualitas hidup menjadi lebih baik. 7 Didalam ergonomi juga dibutuhkan studi
tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi
dengan tujuan utamanya yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Selain itu
ergonomi dapat dikatakan juga sebagai ilmu yang mengkaji interaksi antara manusia
dengan mesin dan juga beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ergonomi sendiri tidak
bisa terlepas dari tiga hal, yaitu karyawan, aktivitas dan pekerjaannya, ketiga komponen
ini merupakan menjadi unsur penting dalam rancangan ergonomi.8
Setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan secara tidak ergonomis maka akan
mengakibatkan ketidaknyamanan, kecelakaan kerja, penyakit akibat pekerjaan, performa
menurun yang berakibat pada penurunan produktivitas pekerja. Banyak orang
beranggapan bahwa kecelakaan kerja adalah akibat dari kesalahan manusia, namun
setelah dilihat dari beberapa penelitian bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar,
akan tetapi kecelakaan yang terjadi juga karena adanya sistem kerja yang kurang baik.
Maka, penerapan ergonomi di segala bidang apapun adalah sebuah keharusan.9
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) adalah badan penelitian
dan pengembangan kopi dan kakao nasional yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 12. 786/Kpts/Org/9/1981 didirikan pada tanggal 1 Januari 1911
pada masa penjajahan Belanda yang masih bernama Besoekisch Proefstation. Sumber
daya manusia di pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia pada saat ini berjumlah 301
orang, yang terbagi dalam 3 bidang tugas yaitu bidang penelitian dan pelayanan, bidang
usaha dan bidang administrasi/penunjang. Peneliti berjumlah 34 orang yang terdiri dari 11
orang berijazah s3, 8 orang berijazah s2 dan 15 orang berijazah s1. Jika dilihat dari
jabatan dan fungsinya maka dapat dikelompokkan 11 orang peneliti utama, 12 orang
peneliti madya, 1 orang peneliti muda, 1 orang peneliti pertama dan 4 orang peneliti non
kelas.
Sarana dan prasarana di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia memiliki
kebun percobaan kopi, area kantor, laboratorium dengan peralatan sejumlah 850 unit dan
perpustakaan dengan berbagai koleksi buku dan majalah tentang kopi, kakao, karet,
tembakau, dan tanaman lainnya. Dengan semakin berkembangnya sebuah perusahaan
dengan segala fasilitas yang sudah tersedia dari peralatan kecil hingga peralatan berat
pastinya masih dapat terjadinya kecelakaan kerja meskipun dalam kategori ringan seperti
7
Feria Riandy dkk, “Kajian Ergonomi Furniture pada Area Makan Kafe Greens & Bean terhadap Kenyamanan
Pengguna”, Jurnal Idealog, Vol.5, No.1, (April 2020): 40.
8
Nuri Ifka Bengi, “Analisis Ketersediaan Fasilitas Kerja di Perpustakaan Daerah Kabupaten Aceh Tengah
dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi”. (Skripsi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
2019).
9
Lusi Susanti dkk, Pengantar Ergonomi Industri (Padang: Andalas University Press, 2015).
3
luka gores atau sesak nafas akibat apd yang tidak digunakan. 10 Oleh karena itu, perlunya
perancangan fasilitas kerja yang sesuai dengan standar studi ergonomi.
C. Fokus Penelitian
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam
melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah yang
telah dirumuskan sebelumnya.12
Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu:
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi yang akan diberikan setelah selesai
melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan bagi penulis, organisasi terkait,
instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis. 13
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
10
https://iccri.net/profil-pusat-penelitian-kopi-dan-kakao-indonesia/ diakses pada tanggal 1 Maret 2023 pukul
05.45 wib
11
Tim Penyusun Revisi Buku Pedoman Karya Ilmiah IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember:
IAIN Jember, 2019), 45
12
Tim Penyusun, 45
13
Tim Penyusun, 45
4
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
F. Definisi Istilah
Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik
perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman
terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.14
1. Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja adalah sarana prasarana penunjang kerja bagi para karyawan untuk
melakukan atau menyelesaikan pekerjaannya, fasilitas kerja akan berdampak positif bagi
proses kerja suatu perusahaan jika fasilitas yang disediakan memadai dan layak.15
2. Studi Ergonomi
3. Produktivitas
14
Tim Penyusun, 46
15
Melan Angriani Asnawi, Kinerja Karyawan Perseroan Terbatas: Studi Kasus Atas Pengaruh Fasilitas Kerja
dan Karakteristik Pekerjaan (Gorontalo: CV ATHRA SAMUDRA, 2019).
16
Yulianus Hutabarat. Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi (Malang: Media Nusa Kreatif, 2017).
5
Produktivitas merupakan suatu kemampuan seseorang, sistem, atau mupun
perusahaan dalam menghasilkan sesuatu dengan memanfaatkan fasilitas atau sarana
prasarana yang disediakan sebagai penunjang karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Produktivitas dapat dikatakan juga sebagai suatu proses dimana sumber
daya manusia dapat menghasilkan suatu output atau keluaran dengan ukuran yang
produktif.17
G. Kajian Kepustakaan
1. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu terkait
dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik
penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan yang berupa skripsi,
tesis, disertasi, dan sebagainya. Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat
sampai sejauh mana orisinilitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan oleh
peneliti.18 Beberapa penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut:
6
kualitatif, penelitian terdahulu berfokus pada hubungan penerapan ergonomi dengan
produktivitas kerja karyawan sedangkan peneliti berfokus pada ketersediaan fasilitas
kerja dengan menggunakan pendekatan studi ergonomi dalam meningkatkan
produktivitas karyawan, penelitian terdahulu berlokasi di Depok pada tahun 2018
sedangkan peneliti berlokasi di Jember pada tahun 2023.
b. Nuri Ifka Bengi. MS, “Analisis Ketersediaan Fasilitas Kerja di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Aceh Tengah dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi”, dalam
penelitian skripsi pada tahun 2019, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh.
20
Nuri Ifka Bengi. MS, “Analisis Ketersediaan Fasilitas Kerja di Perpustakaan Daerah Kabupaten Aceh Tengah
dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh,
2019).
7
Persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti yaitu pembahasan mengenai
fasilitas kerja. Perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti yaitu penelitian
terdahulu menggunakan metode kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan metode
kualitatif, penelitian terdahulu berfokus pada pengaruh pemberian fasilitas kerja,
tingkat pendidikan dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai sedangkan peneliti
berfokus pada ketersediaan fasilitas kerja dengan menggunakan pendekatan studi
ergonomi dalam meningkatkan produktivitas karyawan, lokasi dan waktu penelitian
terdahulu yaitu di Kec. Watang Sawitto Kab. Pinrang pada tahun 2019.
d. Dwi Regina Markanita Mansur, Budi Setiawati dan Hafiz Elfiasya. “Pengaruh
Ketersediaan Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Brigade Siaga
Bencana Kabupaten Bantaeng”, (2020) Journal Unismuh, Vol.1 No.1, Unismuh
Makassar, Indonesia.
8
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dengan pendekatan
deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dengan
jumlah informan sebanyak 4 orang. Fasilitas yang sudah disediakan seperti meja
kantor, komputer dan lain-lain sehingga merasa aman untuk bekerja dan dapat
menimbulkan minat kerja. Selain itu ruang kerjanya juga sudah nyaman untuk
digunakan pegawai bekerja. Namun masih ada permasalahan yaitu apabila listrik
padam maka segala aktivitas yang berhubungan dengan komputer tidak dapat
dikerjakan, begitupula dengan AC dan kipas angina sehingga ketika listrik padam
ruangan kerja pegawai akan panas sehingga pegawai akan merasa tidak nyaman untuk
berada didalam ruangannya. Selanjutnya, untuk kelengkapan fasilitas kerja termasuk
sudah cukup lengkap dan dapat menjalankan tugas pegawai berdasarkan tanggung
jawab masing-masing. Salah satu contoh fasilitasnya adalah komputer yang mana
pada saat ini komputer sangat diperlukan didalam kantor karena sebagaian besar
pelaksanaan tugas melalui komputer. Selain itu kantor juga dilengkapi dengan
jaringan internet atau wifi sehingga para pegawai dapat mengakses internet untuk
mendapatkan informasi-informasi penting yang bermanfaat untuk pelaksanaan
pekerjaan.23
Tabel 1.1
23
Hardiyanti, “Ketersediaan dan Kelengkapan Fasilitas Kerja dalam Meningkatkan Minat Kerja Pegawai pada
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Gowa” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar,
2021).
9
Office
Berdasarkan Jenis
Kelamin di
Rumah Sakit Grh
Permata Ibu
Depok
2. Nuri Ifka Analisis 1. Metode 1. Objek Penelitian
Bengi. MS Ketersediaan Penelitian 2. Lokasi dan
(2019) Fasilitas Kerja di 2. Fokus Waktu
Perpustakaan Penelitian Penelitian
Daerah 3. Teknik
Kabupaten Aceh Pengumpulan
Tengah dengan Data
Menggunakan
Pendekatan Studi
Ergonomi
3. Nurfaedah Pengaruh 1. Pembahasan 1. Metode
(2019 Pemberian mengenai Penelitian
Fasilitas Kerja, fasilitas kerja 2. Fokus Penelitian
Tingkat 3. Lokasi dan
Pendidikan dan Waktu
Disiplin Kerja Penelitian
Terhadap Kinerja
Pegawai pada
RSUD Lasinrang
Pinrang
4. Dwi Regina Pengaruh 1. Pembahasan 1. Metode
Markanita Ketersediaan mengenai Penelitian
Mansur (2020) Fasilitas Kerja ketersediaan 2. Fokus Penelitian
Terhadap Kinerja fasilitas kerja 3. Teknik
Pegawai di Pengumpulan
Kantor Brigade Data
Siaga Bencana
Kabupaten
Bantaeng
10
Kabupaten Gowa
Sumber: Diolah dari penelitian terdahulu
Dari beberapa jenis penelitian terdahulu yang telah dipaparkan diatas, terdapat
persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Persamaannya yaitu pembahasan mengenai fasilitas kerja, ergonomi, dan produktivitas
karyawan. Perbedaannya yaitu objek penelitian, lokasi dan waktu penelitiannya berbeda
dengan peneliti.
2. Kajian Teori
Kajian teori merupakan seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang telah
disusun rapi serta sistematis tentang teori-teori dalam sebuah penelitian. Memilih kajian
teori sangatlah penting guna mendapatkan pengetahuan baru serta dijadikan sebagai
pegangan umum. Hal ini memudahkan dalam melakukan penelitian, dalam hal ini
peneliti menggunakan acuan teori sebagai berikut:
A. Fasilitas Kerja
Kata fasilitas berasal dari bahasa Belanda yaitu “Faciliteit” yang berarti
prasarana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas juga dianggap
sebagai alat. Faktor pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan adalah fasilitas
kerkja karyawan yang merupakan faktor pendukung bagi kelancaran tugas yang mereka
kerjakan.24 Fasilitas kerja merupakan kenikmatan dalam bentuk nyata dan natural.
Dalam dunia kerja, fasilitas yang diberikan oleh perusahaan termasuk dalam bentuk
fisik, digunakan dalam keadaan normal di perusahaan, fasilitas juga memiliki jangka
waktu kegunaan yang relatif permanen dan dapat memberikan manfaat untuk masa
yang akan datang. Fasilitas yang diberikan oleh perusahaan merupakan bentuk balas
jasa kepada karyawan dalam bentuk non tunai yang dapat dinikmati seluruh sumber
daya manusia yang ada di perusahaan. Menurut Asri et al., (2019) fasilitas kerja
merupakan sarana yang diberikan oleh perusahaan untuk mendukung jalannya roda
perusahaan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemimpin
perusahaan, fasilitas kerja yang disediakan akan memberikan dampak positif bagi
karyawan dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan. Menurut Alma (2009) fasilitas
ialah perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada penggunanya sehingga
kebutuhan pengguna fasilitas tersebut dapat terpenuhi. Maka, dapat disimpulkan bahwa
fasilitas kerja merupakan suatu alat pendorong dalam membantu kerja karyawan agar
lebih produktif dan dapat menambah semangat kerja karyawan untuk mencapai tujuan
perusahaan.25
24
Melan Angriani Asnawi, 24
25
Jufrizen dan Fadilla Puspita Hadi, 39.
11
Pada suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan diperlukan alat pendukung
yang digunakan di dalam semua proses atau aktivitas di perusahaan. Fasilitas yang
digunakan di perusahaan bermacam-macam bentuk, jenis dan manfaatnya. Semakin
berkembang suatu perusahaan maka semakin lengkap pula fasilitas dan sarana
pendukung dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Fasilitas kerja pada setiap perusahaan berbeda dalam bentuk dan jenisnya
tergkantung pada jenis usaha dan besar kecilnya suatu perusahaan, Sofyan berpendapat
bahwa jenis-jenis fasilitas kerja terdiri dari:
12
a. Alat Kerja (Perabot Kantor)
Seorang karyawan akan mengalami keterbatasan dalam melaksanakan pekerjaan
jika tidak ditunjang dengan fasilitas kerja. Alat kerja juga dibagi menjadi dua jenis,
yaitu alat kerja manajemen dan alat kerja operasional. Alat kerja manajemen
berupa aturan yang menetapkan wewenang dan kekuasaan dalam menjalankan
kewajibannya. Adapun alat kerja operasional adalah semua benda atau barang yang
berfungsi sebagai alat penunjang dan dapat membantu kinerja karyawan.
b. Perlengkapan Kerja (Penunjang Kerja)
Perlengkapan kerja adalah semua benda atau barang yang digunakan dalam
pekerjaan tetapi tidak langsung untuk memproduksi, melainkan berfungsi sebagai
pelancar dan penyegar dalam pekerjaan.
c. Ruang Kantor
Kebutuhan untuk individu untuk pemenuhan kepuasan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
d. Sosial
Fasilitas sosial yaitu fasilitas yang bersifat sosial dan digunakan oleh karyawan.
e. Temperatur Ruangan (Suhu Ruangan)
Ukuran kelembapan suatu ruangan untuk panas dan dinginnya suhu ruangan.28
a. Sesuai dengan kebutuhan, didalam suatu pekerjaan fasilitas kerja hanya dapat
digunakan sesuai dengan pekerjaan dan jabatannya saja.
b. Mampu mengoptimalkan hasil kerja, karyawan mampu memberikan hasil kinerja
yang baik sesuai dengan fasilitas kerja yang digunakan. Fasilitas kerja yang
memadai akan menghasilkan produktivitas karyawan yang tinggi.
c. Mudah dalam penggunaan, fasilitas kerja akan membantu atau meringankan beban
kerja setiap karyawan. Dengan adanya fasilitas kerja, karyawan tidak akan banyak
mengeluarkan banyak tenaga.
d. Mempercepat proses kerja, fasilitas kerja yang disediakan akan mampu membantu
karyawan dalam mempercepat proses pengerjaan sehingga dapat bekerja tepat
waktu sesuai target.
e. Penempatan ditata dengan benar, fasilitas kerja yang digunakan dalam membantu
proses kerja karyawan harus diletakkan di tempat yang sesuai misalnya seperti luas
ruangan yang cukup, pencahayaan yang cukup, ruang gerak karyawan yang cukup
dan sebagainya. Sehingga karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya secara
aman dan nyaman.29
B. Studi Ergonomi
1. Pengertian Ergonomi
28
Erlinda Rosnita, “Pengaruh Fasilitas dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat
Kuta Alam Kota Banda Aceh”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, 2020)
29
Septian Ragil Anandita dkk, “Pengaruh Fasilitas Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
pada CV Zam-Zam Jombang), Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 2 No.3 Agustus 2021 hlm. 2-3
13
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan sistem,
profesi, prinsip, data dan metode dalam merancang sistem agar menjadi optimal sesuai
dengan kebutuhan, kekurangan dan keterampilan manusia. Ergonomi atau ergonomis
berasal dari bahasa Yunani yaitu ergo yang memiliki arti kerja dan nomos yang
memiliki arti hukum atau peraturan. Dengan demikian ergonomi dapat dimaksudkan
sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia yang berkaitan dengan pekerjaannya. 30
Banyak definisi tentang ergonomi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:
2. Tujuan Ergonomi
14
Tujuan ergonomi menurut Santoso (2004) ada empat tujuan utama ergonomi
yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan sosial
yang baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis, dan budaya dari sistem kerja yang dilakukan sehingga
terciptanya kualitas hidup dan kerja yang tinggi.32
3. Manfaat Ergonomi
a. Meningkatnya hasil produksi yang dapat menguntungkan secara ekonomi. Hal ini
dapat dilihat karena meningkatnya efisiensi waktu kerja karyawan, meningkatnya
kualitas kerja, kecepatan pergantian karyawan yang relative rendah.
b. Menurunnya kasus kecelakaan kerja, yang mana berarti dapat mengurangi biaya
pengobatan yang tinggi. Biaya untuk pengobatan yang lebih besar daripada biaya
untuk pencegahan.33
32
Tarwaka dkk, “Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan produktivitas” (Surakarta: UNIBA
PRESS, 2004k), 7
33
Anysa Puspitasari, “Intervensi Ergonomi pada Industri Kecil Suvenir Berbahan Kayu untuk Meningkatkan
Performa Kerja” (Skripsi, Universitas Magelang, 2020), hlm. 11-12.
15
4. Prinsip Ergonomi
16
Penggunaan suatu alat biasanya didukung dengan petunjuk pemakaian untuk
memudahkan pengguna. Petunjuk dan pengontrol harus dibuat dengan desain yang
mudah dimengerti.
l. Memperbaiki sistem pekerjaan dan mengurangi stress.34
C. Produktivitas
1. Pengertian Produktivitas
Menurut Dale (1989) dalam Sedarmayanti (2000) ciri-ciri tenaga kerja yang
produktif adalah sebagai berikut:
34
Yulianus Hutabarat, 8.
35
Wibowo, Manajemen Kinerja Edisi Kelima (Depok: Rajawali Pers, 2017), 93
36
Muhammad Harlie, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan
(Studi Kasus PT. Surya Satria Timur Corporation Jakarta Pusat)”, Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 1 No. 1
Januari 2017, hlm. 2.
37
Muliadi, “Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Melalui Semangat Kerja”, Tasamuh: Jurnal Studi Islam,
Vol. 11 No. 1 April 2019, hlm. 94-96.
17
2. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
3. Indikator Produktivitas
Produktivitas merupakan aspek yang sangat penting bagi para pegawai atau
karyawan, karena dengan adanya produktivitas maka pekerjaan akan terlaksana dengan
baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengukur produktivitas kerja,
diperlukan suatu indikator-indikator, diantaranya sebagai berikut:
a. Kemampuan
Kemampuan karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja.
b. Peningkatan Hasil
Peningkatan hasil merupakan salah satu indikator yang dapat dirasakan karyawan,
baik oleh karyawan yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan
tersebut.
c. Semangat Kerja
Semangat kerja merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja yang
lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
d. Ketepatan Waktu
Seorang karyawan harus paham akan ketetapan waktu sebagai sumber daya yang
digunakan dengan baik dalam melaksanakan berbagai tugas.
e. Pengembangan Diri
38
Budi Rismayadi, “Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Karyawan (Studi Kasus pada CV Mitra
Bersama Lestari Tahun 2014), Jurnal Manajemen & Bisnis, Vol. 1 No. 1 (2015) hlm. 4-5.
18
Pengembangan diri dapat dilakukan dengan cara tantangan dan harapan dengan apa
yang akan dihadapi. Karena, semakin kuat tantangannya, maka pengembangan diri
akan sering dilakukan.
f. Mutu
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kinerja
karyawan atau pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan
hasil yang terbaik dan nantinya akan sangat berguna bagi suatu organisasi atau
perusahaan dan juga untuk dirinya sendiri.
g. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang telah dicapai dengan keseluruhan sumber daya
yang digunakan. Masukan dan pengeluaran merupakan aspek produktivitas yang
memberikan pengaruh cukup signifikan bagi para karyawan. Karena, perilaku
efisien akan muncul ketika individu mampu menjaga secara terus menerus
kedisiplinan pada pekerjaannya.39
H. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu salah
satu metode yang termasuk pada penelitian ilmiah yang terbukti kebenarannya didasarkan
pada teori-teori yang dikembangkan dari penelitian dan dikendalikan atas dasar
pengalaman. Penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan masalah
berdasarkan data yang sudah ada selanjutnya dianalisis lebih lanjut dan ditarik
kesimpulan. Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument kunci
penelitian.40 Oleh karena itu peneliti sebagai instrument harus melakukan pengujian
terlebih dahulu untuk kesiapan melakukan penelitian sebelum terjun langsung ke
lapangan. Validasi atau pengujian terhadap sesuatu dilakukan melalui evaluasi diri
mengenai pemahaman metode kualitatif, penguasaan teori dan pengetahuan terhadap
bidang yang diteliti serta mempersiapkan bekal untuk memasuki lapangan.
19
2. Lokasi Penelitian
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sumber data dengan pertimbangan tertentu. 43 Pertimbangan yang dimaksud
misalnya seperti seseorang yang dianggap paling memahami mengenai informasi terkait
Fasilitas Kerja serta pihak lain yang terkait di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Dengan menggunakan teknik purposive sampling, sampel yang diperoleh benar-benar
sesuai dengan harapan penelitian yang dilakukan. Maka subjek pada penelitian ini adalah
Kepala Divisi Pascapanen dan Karyawan.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam sebuah
penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
diketahuinya teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan menemukan data yang
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data
dilakukan dengan natural setting (kondisi alamiah). Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti adalah:
1. Observasi
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode observasi non partisipatif.
Dikarenakan dalam penelitiannya, peneliti hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut
serta dalam segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian.
43
Sugiyono, 85
44
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Yogyakarta: Erlangga, 2009), 101.
20
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih
secara lansung melalui percakapan atau Tanya jawab secara lisan dengan maksud tujuan
tertentu. Artinya, percakapan itu dilakukan oleh dua orang dimana pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan narasumber (yang diwawancarai) yang akan menjawab
pertanyaan. Ada beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semistruktur
dan tidak terstruktur. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan wawancara semi struktur.
Jenis wawancara ini sudah termasuk kedalam kategori in-dept interview karena dalam
pelaksanaannya lebih bebas jika dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
Dimana pihak yang diwawancarai menyampaikan pendapat dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara, peneliti harus mendengarkan secara teliti serta mencatat yang
telah dikemukakan oleh informan atau narasumber.45
Adapun data-data yang ingin diperoleh dari metode wawancara ini adalah:
3. Dokumentasi
Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain sehingga mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain. Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga
datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data deskriptif dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.
45
Sugiyono, 233.
46
Sugiyono, 240.
21
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya mencari bila diperlukan.
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya yaitu mendisplaykan data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah difahami.
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan untuk
menarik makna dari data yang telah disajikan. Pada tahap ini peneliti berusaha mencari
makna dari data yang telah direduksi dengan cara membandingkan, mencari pola, tema,
hubungan persamaan, mengelompokkan dan memeriksa hasil yang telah diperoleh dalam
penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.47
6. Keabsahan Data
Bagian ini memuat bagaimana usaha-usaha yang hendak dilakukan peneliti untuk
memperoleh keabsahan data-data temuan di lapangan. Agar diperoleh temuan yang absah,
maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik keabsahan data
seperti perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi secara lebih mendalam,
triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan oleh
teman sejawat, analisis kasus lain, melacak kesesuaian hasil dan pengecekan anggota
(member check). Keabsahan data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
triangulaski sumber yaitu untuk menguji kredibilitas dan dilakukan dengan cara
mengecek data yankg telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis
oleh peneliti akan menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya diminta
kesepakatan/keterangan dengan tiga sumber data tersebut.48
7. Tahapan Penelitian
Bagian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti yang dimulai dari awal hingga akhir penelitian. Adapun tahapan-tahapan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
47
Sugiyono, 246.
48
Sugiyono, 274.
22
Menurut Lexy J. Moleong mengemukakan tahapan penelitian secara lebih rinci,
yaitu:
I. Sistematika Pembahasan
Bab Satu Pendahuluan. Memuat komponen dasar penelitian yaitu, latar belakang
masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan
sistematika pembahasan.
Bab Dua Kajian Kepustakaan. Berikut ini akan dipaparkan kerangka pemikiran
serta literature yang berhubungan dengan skripsi. Dalam hal ini disajikan pembahasan
tentang penelitian terdahulu dan kajian teori.
Bab Tiga Metodologi Penelitian. Bab ini membahas tentang metode yang akan
digunakan oleh peneliti yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian,
subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data keabsahan data dan tahapan-
tahapan penelitian.
49
Mundir, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Jember: STAIN Jember PRESS, 2013), 61.
23
Bab Empat Hasil Penelitian. Bagian ini berisi tentang inti atau hasil penelitian,
yang meliputi latar belakang, objek penelitian, penyajian dan analisis data serta
pembahasan-pembahasan temuan.
Bab Lima Kesimpulan dan Saran merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan
dan saran.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anysa Puspitasari, “Intervensi Ergonomi pada Industri Kecil Suvenir Berbahan Kayu untuk
Meningkatkan Performa Kerja” (Skripsi, Universitas Magelang, 2020), hlm. 11-
12.
Asy Syaffa Auliaaurrahman, “Hubungan Penerapan Ergonomi dengan Produktivitas Kerja
pada Karyawan Bagian Office Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Grha
Permata Ibu Depok” (Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan, Jakarta,
2018).
Budi Rismayadi, “Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Karyawan (Studi Kasus
pada CV Mitra Bersama Lestari Tahun 2014), Jurnal Manajemen & Bisnis, Vol. 1
No. 1 (2015) hlm. 4-5.
Dwi Regina Markanita Mansur, dkk. “Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Kerja terhadap
Kinerja Pegawai di Kantor Brigade Siaga Bencana Kabupaten Bantaeng” Jurnal
Unismuh, Vol.1 No.1 (2020).
Erlinda Rosnita, “Pengaruh Fasilitas dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di
Kantor Camat Kuta Alam Kota Banda Aceh”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry, Banda Aceh, 2020)
Feria Riandy dkk, “Kajian Ergonomi Furniture pada Area Makan Kafe Greens & Bean
terhadap Kenyamanan Pengguna”, Jurnal Idealog, Vol.5, No.1, (April 2020): 40.
Hardani dkk, Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif, (Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu
Group, 2020), 62
Hardiyanti, “Ketersediaan dan Kelengkapan Fasilitas Kerja dalam Meningkatkan Minat Kerja
Pegawai pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Gowa” (Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Makassar, 2021).
Henry simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, 2020), 4-5.
Jufrizen dan Fadilla Puspita Hadi, “Pengaruh Fasilitas Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja”, Jurnal Sains Managemen, Vol.7,
No.1, (Juni 2021): 39.
Khairunisa Nur Baiti dkk, “Produktivitas Kerja Karyawan Ditinjau dari Motivasi, Disiplin
Kerja dan Lingkungan Kerja pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta”,
Jurnal Edunomika, Vol.04, No.01 (Februari, 2020): 72.
Lusi Susanti dkk, Pengantar Ergonomi Industri (Padang: Andalas University Press, 2015).
Melan Angriani Asnawi, Kinerja Karyawan Perseroan Terbatas: Studi Kasus Atas Pengaruh
Fasilitas Kerja dan Karakteristik Pekerjaan (Gorontalo: CV ATHRA
SAMUDRA, 2019).
Muhammad Harlie, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas Kerja
Karyawan (Studi Kasus PT. Surya Satria Timur Corporation Jakarta Pusat)”,
Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 1 No. 1 Januari 2017, hlm. 2.
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Yogyakarta: Erlangga, 2009), 101.
Muliadi, “Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Melalui Semangat Kerja”, Tasamuh:
Jurnal Studi Islam, Vol. 11 No. 1 April 2019, hlm. 94-96.
25
Mundir, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Jember: STAIN Jember PRESS, 2013),
61.
Nurfaedah, “Pengaruh Pemberian Fasilitas Kerja, Tingkat Pendidikan dan Disiplin Kerja
terhadap Kinerja Pegawai pada RSUD Lasinrang Pinrang”, (Skripsi Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019).
Nuri Ifka Bengi, “Analisis Ketersediaan Fasilitas Kerja di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Aceh Tengah dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi”. (Skripsi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh 2019).
Nuri Ifka Bengi. MS, “Analisis Ketersediaan Fasilitas Kerja di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Aceh Tengah dengan Menggunakan Pendekatan Studi Ergonomi”
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, 2019).
Nurul Jihan Pratiwi, “Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Bagian
Sekretariat Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan”,
(Skripsi, Universitas Negeri Makassar, 2019).
Omry Pangaribuan dkk, “Peranan Ergonomi di Tempat Kerja”, Jurnal Pengabdian pada
Masyarakat, Vol. 2 No. 1 Mei 2022 hlm. 2.
Putri Agustini dkk, “Peran Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan
ODP Sekertariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan”, Jurnal Ilmiah, Vol.2, No.1,
(Maret 2022): 117-118.
Septian Ragil Anandita dkk, “Pengaruh Fasilitas Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi pada CV Zam-Zam Jombang), Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 2
No.3 Agustus 2021 hlm. 2-3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: IKAPI, 2013), 9
Tarwaka dkk, “Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan produktivitas”
(Surakarta: UNIBA PRESS, 2004k) hlm. 7 (ebook)
Veithzal Rivai Zainal, Islamic Human Capital Management (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2014), 3.
Wibowo, Manajemen Kinerja Edisi Kelima (Depok: Rajawali Pers, 2017), 93
Yudi Setiawan, “Peran Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan
Bagian Penagihan Kredit”, Jurnal Managemen dan Kewirausahaan, Vol.10,
No.03, (Juli 2022): 127-128.
Yulianus Hutabarat. Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi (Malang: Media Nusa Kreatif,
2017).
Website:
https://iccri.net/profil-pusat-penelitian-kopi-dan-kakao-indonesia/ diakses pada tanggal 1
Maret 2023 pukul 05.45 wib
Komariah, “Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Dinas
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Ciamis”,
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/download/1668/1340
diakses pada tanggal 28 Februari 2023 pukul 15.09 wib
26