Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KARYA TULIS ILMIAH

CERPEN FIKSI
“Bandung Menjadi Saksi”

Disusun Oleh :
Nama : Ai Imas
NIM : 1033221007

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA
2023
Bandung Menjadi Saksi

Sudah sangat lama sekali aku pindah ke sebuah kota yang sangat cantik, kota yang banyak sekali
peninggalan sejarahnya, banyak destinasi wisatanya dan banyak hal menarik di kota itu. Kota
cantik itu adalah kota Bandung, sudah lama sekali aku membuat kenangan di kota Bandung
dengan seseorang yang sangat ramah, baik, lucu dan asik bagiku. Banyak kenangan sedih dan
senang yang kami jalani bersama sama tanpa mengeluh, aku senang bisa mengenalnya.

Namaku Liana Marshella, kalian bisa memanggilku Lia. Mungkin, aku mahasiswa pindahan dari
Jogja ke Bandung. Alasan yang tepat mengapa aku pindah kampus karena aku dan keluarga tidak
tinggal di Jogja lagi, tetapi kami pindah ke kota Bandung.

Suatu pagi aku terbangun karena suara Alarm yang terus berdering kencang. Masih dalam
keadaan setengah sadar aku mematikan alarm poselku dan melihat jam, ternyata aku sudah
sangat terlambat. aku terburu buru membersihkan diri karena ini sudah pukul 06.30 sedangkan
kampus dimulai pukul 08.00. Dari rumah menuju kampus membutuhkan waktu sekitar 30 menit,
aku tau itu belum terlambat tapi jalanan sudah macet sekarang.

Aku berlari di koridor dengan beberapa buku di tanganku sembari melirik terus pada jam di
ponsel, karena kecerobohan itu membuatku dan seorang pria bertabrakan. Dia adalah pria yang
menarik, sisi menariknya menurutku adalah penampilan rambutnya yang dibelah tengah,
dipadukan dengan kacamata, kemeja, dan celana jeans. Dia juga menarik karena sangat tinggi.

Dia mengulurkan tangannya berniat menolongku dan dia tersenyum dengan gigi rapihnya yang
terlihat, dia sangat lucu menurutku. “Lo gapapa, sakit ga? Maaf ya lo jadi jatuh karena gua
ngelamun di tengah koridor”. Ucapnya masih dengan senyum simpulnya.

“Eh bukan salah lo kok, gua lari seenaknya di koridor”. Ucapku kikuk, karena aku baru bertemu
dengannya jadi jika salah bicara mati sudah aku.
“Oh iya nama gua Haikal dirgantara btw kayaknya gua baru liat lo disini, lo murid pindahan
ya?”. Dia memperkenalkan diri sambil menolongku.

“Ya gua pindahan dari Jogja, kenalin gua Liana marshella”.

Masih dengan Haikal, dia mengajakku untuk pergi keliling kota Bandung setelah mengobrol
panjang di koridor. Entah kenapa di saat yang lain sudah mulai masuk ke dalam kelas dia malah
mengajakku Keliling kota. Di perjalanan dia tidak berhenti bicara, mulai dari memperkenalkan
keluarganya, motornya dan sekarang dia malah sedang kebingungan. Haha, pria aneh yang
sangat menarik.

“Eh lo tau captain Dirgantara, yang kemarin masuk berita tv?”. Haikal bertanya padaku yang
kesekian, ya dia terus bertanya padaku tentang hal hal yang aneh.

“Ohh, captain Dirgantara pilot yang mau pensiun itu? Iya tau kok emang kenapa?”

“Itu bapak gua”

Wow, hanya itu yang keluar dari mulutku.

“Lo percaya?!” Sambung nya lagi

“Percaya lah gua tau kok, pasti lo orang baik baik”

“Bagus deh kalo gitu”

Entah dia sedari tadi bicara yang tidak aku mengerti. Kami sempat berhenti untuk sekedar jajan
cilok, batagor, siomay dan masih banyak lagi. Saat kami sedang makan siomay di alun alun
Haikal tampak sangat senang sekali. Entah memang dia jarang keluar rumah atau bagaimana
yang pasti saat dia tersenyum sangat lucu dan menggemaskan.
“Kayaknya lo seneng banget ya haha”. Ucapku hanya sekedar basa basi.

“Iya nih karena gua baru pertama kali deket sama orang yang seasik lo”. Jawab Haikal senang.

“emangnya lo ga pernah deket sama orang orang kampus gitu?!”. Aku bertanya karena dilanda
rasa ingin tahu.

“Mereka deketin gua karena gua anak dari seorang pilot dan karena harta doang. selama ini gua
belum pernah deket sama orang yang benar benar mau berteman sama gua dengan tulus” Ucap
Haikal berhenti sejenak.“tapi lo beda Na yang gua lihat lo mau berteman sama siapa aja dan gua
tau itu” Lanjut Haikal lagi.

“Kal, prinsip gua selama ini adalah berteman dengan siapa aja selagi orang itu ga bersifat toxic
buat kita, gua mau kok jadi temen yang kapan pun akan ada buat lo.” Aku menjawab yang
Haikal ucapkan tadi.

“Ngomong-ngomong, gua malah curhat haha. Lanjut aja makannya”. Haikal mengakhiri cerita.

“Harusnya gua yang minta maaf karena nanya yang ga berhak gua tau.”

“Gapapa kok, tanya aja selagi lo mau oke?!”. Ucapnya tersenyum dan mengacak rambutku
gemas, entahlah aku membiarkan Haikal melakukan itu padaku dan dia adalah pria pertama yang
melakukan itu padaku, Hari yang menyenangkan menurutku.

Aku pun pulang diantar oleh Haikal, dia menggunakan motor KLX kesayangannya, Lagi dan
lagi Haikal di perjalanan terus nyerocos dan menceritakan hal hal yang random, walaupun baru
kenal 1 hari tapi Haikal sudah menceritakan semua tentang dia hingga aku tau siapa nama adik
dan kakaknya, nama tetangganya dan jumlah sepupunya. Saat Haikal sedang berbicara, aku
hanya bisa tersenyum saja melihat wajahnya melalui spion motor, rasanya ini baru pertama kali
aku merasakan hal yang sering orang rasakan saat jatuh cinta. Apakah aku jatuh cinta pada
Haikal saat ini? Tapi aku baru satu hari mengenalnya.

Anda mungkin juga menyukai