Anda di halaman 1dari 25

Akuntansi Manajemen

Sektor Publik
Dosen Pengampu: Reni Farwitawati, SE, M.Ak
Kelompok 1

Eli Murni Putri Azhari


01 2262201003 02 2262201004

Rindi Antika Shofiyyah Nabilah


03 2262201009 04 2262201014
Pengertian Akuntansi
Institute of Management Accountans (IMA),
Manajemen organisasi profesi akuntan manajemen
yang berbasis di USA, pada tahun 1981
mendefinisikan akuntansi manajemen
sebagai suatu proses identifikasi,
pcngukuran, akumulasi, analisis, penyiapan,
pengintepretasian, dan pengkomunikasian
informasi keuangan yang digunakan
oleh manajemen untuk perencanaan,
evaluasi, dan pengendalian organisasi
serta untuk menjamin penggunaan
sumber daya secara tepat dan akuntabel.
Perbedaan Akuntansi Manajemen dan akuntansi Keuangan

Akuntansi Manajemen
● Fokus internal
● Tidak wajib mengikuti PABU/Standar Akuntansi
● Informasi keuangan dan nonkeuangan
● Orientasi masa depan (prospektif)
● Informasi rinci
● Luas, multidisiplin

Akuntansi Keuangan
● Fokus eksternal
● Wajib mengikuti PABU/Standar Akuntansi
● Informasi keuangan
● Kinerja keuangan masa lalu (historis)
● Informasi global organisasi
● Lebih sempit
PROSES PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR
PUBLIK

Perencanaan (planning) dan pengendalian (controlling)


merupakan dua aspek terpenting yang harus dilakukan manajer
dalam menjalankan organisasi. Perencanaan mencakup
merencanakan tujuan, sasaran, target kinerja, strategi, program
kerja, kegiatan aktivitas, dan anggaran sedangkan pengendalian
dilakukan untuk memastikan bahwa strategi, program, kegiatan,
dan anggaran telah dilaksanakan sesuai dengan rencara dan
mencapai tujuan, sasaran, dan target kinerja. Proses
perencanaan dan pengendalian manajerial pada organisasi
sektor publik terdiri atas langkah-langkah berikut:
1. Perumusan Strategi
Perumusan strategi (strategy formulation) merupakan tahap pertama dan utama
dalam siklus perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi sektor publik. Tahap
perumusan strategi merupakan tahap penting dalam proses pengendalian manajemen karena
kesalahan perencanaan akan berakibat kesalahan pada tahap implementasi dan kegagalan
organisasi. Hal utama yang harus dilakukan manajemen sektor publik adalah menentukan
tujuan dan sasaran yang hendak capai. Setelah tujuan dan sasaran jelas, maka dirumuskan
strategi-strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Hasil perumusan strategi berupa
penetapan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan strategi organisasi. Untuk membantu
perumusan strategi dapat menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan
threat), analisis PESTEL (Political, Economy, Social, Technology, Environment. Law), dan
teknik Balanced Scorecard. Contoh pelaksanaan perumusan strategi dalam organisasi sektor
publik adalah pembuatan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional dan
Daerah.
2. Perencanaan Strategik

Perencanaan strategik merupakan perencanaan organisasi untuk jangka 3


s.d. 5 tahun sebagai penjabaran dari perumusan strategi yang berjangka panjang. Hasil
dari perumusan strategi masih bersifat global, jangka panjang, kualitatif, abstrak, dan
belum terukur secara rinci, sehingga perlu dijabarkan dalam langkah-langkah yang lebih
konkrit dan terukur dalam bentuk perencanaan strategik beberapa literatur menyebutnya
perencanaan strategis (renstra). Perencanaan strategik merupakan aktivitas untuk
melahirkan program-program baru. Perencanaan strategik berisi penjabaran strategi
dalam bentuk rencana aksi (action plan) berupa program kerja yang disertai target
kinerja terukur. Perencanaan strategik dalam sektor publik khususnya perusahaan milik
Negara misalnya berupa Renstra, Corporate Planning, dan Business Planning.
Sedangkan pada lingkungan pemerintahan misalnya penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan Daerah.
3. Penyusunan Program Kerja dan Kegiatan

Perencanaan strategik merupakan perencanaan jangka


menengah. Perencanaan strategik perlu dijabarkan dalam bentuk
perencanaan jangka pendek tahunan. Hasil perencanaan strategik berupa
program kerja dan target kinerja harus dijabarkan dalam bentuk kegiatan
atau aktivitas yang lebih konkrit dan operasional. Beberapa institusi
menamakan kegiatan penyusunan program kerja dan kegiatan dengan
istilah penyusunan Rencana Operasional (Renop). Di lingkungan
pemerintahan kegiatan ini dituangkan dalam penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) untuk level pemerintah pusat, dan penyusunan Rencana
Kerja (Renja) untuk tingkat satuan kerja kementerian/lembaga/SKPD.
4. Perencanan Anggaran

Perencanaan operasional berupa program kerja dan kegiatan perlu


didukung anggaran sebab tanpa anggaran maka strategi, program kerja,
dan kegiatan yang disusun tidak akan berjalan. Pelaksanaan strategi,
program, dan kegiatan membutuhkan orang-orang dan sumber daya untuk
melaksanakannya yang semua itu membutuhkan biaya. Dalam
perencanaan anggaran sudah berisi rincian kebutuhan tenaga kerja, bahan
baku, bahan penolong, dan barang modal beserta biaya per unit dari
masing-masing komponen untuk setiap program kerja dan kegiatan.
5. Implementasi, Pengendalian, dan
Pengukuran Kinerja

Setelah anggaran ditetapkan, tahap berikutnya adalah implementasi


strategi, program kerja, kegiatan, dan anggaran yang telah disusun. Selama tahap
implementasi, manajer bertanggung jawab untuk mengendalikan dan memantau
pelaksanaan program dan kegiatan. Sementara itu bagian akuntansi melakukan
pencatatan atas pelaksanaan anggaran berupa realisasi pendapatan dan biaya-biaya
yang terjadi ke dalam sistem akuntansi keuangan. Pada tahap ini manajer juga harus
melakukan pengukuran kinerja untuk mengukur tingkat capaian hasil program dan
kegiatan dikaitkan dengan target kinerja yang direncanakan.
6. Pelaporan, Evaluasi Kinerja, dan Umpan Balik

Penyusunan laporan ini meliputi laporan keuangan dan laporan kinerja atas
pelaksanaan program dan kegiatan. Laporan keuangan dan laporan kinerja tersebut sangat
penting untuk bahan analisis dan evaluasi kinerja baik bagi pihak internal maupun eksternal.
Dari hasil analisis dan evaluasi kinerja tersebut, manajer dapat memberikan umpan balik untuk
perbaikan kinerja di masa depan, yaitu apakah perlu merevisi tujuan dan sasaran dasar,
apakah perlu merevisi rencana strategik dan rencana operasional, revisi anggaran, ataukah
perlu perbaikan sistem dan metode implementasi. Mungkin telah terjadi kesalahan dalam
perencanaan, atau bisa juga rencana sudah bagus tetapi pelaksanaannya yang kurang baik
atau anggarannya yang tidak mencukupi sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan
manajemen.
PERAN AKUNTANSI
MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Akuntansi manajemen memainkan peran penting


dalam setiap tahapan siklus perencanaan dan
pengendalian manajerial organisasi sektor publik.
Peran akuntansi manajemen sektor publik
meliputi:
1. Pemberian informasi untuk perencanaan dan pengendalian
manajemen

Akuntan manajemen berperan dalam pemberian informasi baik keuangan maupun


nonkeuangan kepada manajer untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi.
Produk utama akuntansi adalah informasi. Akuntansi manajemen berfungsi mengolah data
menjadi informasi yang lebih bernilai dan siap pakai untuk bahan pembuatan keputusan
manajerial. Manajer selalu dihadapkan pada berbagai persoalan organisasi dan pada saat
yang sama mereka harus membuat keputusan sebagai solusi masalah. Selain itu, manajer
harus membuat perencanaan tindakan manajemen ke depan baik berupa strategi, taktik, dan
program kerja baru. Manajer juga harus melakukan pengendalian untuk memastikan apakah
organisasi berjalan pada jalur yang benar menuju tujuan, sasaran, dan target yang
direncanakan.
2. Menjadi partner strategis manajemen dalam melaksanakan
manajemen kinerja

Manajemen bertanggungjawab atas kinerja organisasi secara luas tidak hanya kinerja
keuangan saja tetapi juga kinerja nonkeuangan, seperti kinerja program, kinerja manajerial.
dan kinerja karyawan. Untuk mencapai kinerja yang tinggi, manajer menggunakan sistem
manajemen kinerja.

Sistem manajemen kinerja tersebut meliputi1. Tahap perencanaan kinerja


serangkaian tahapan berikut: 2. Tahap pelaksanaan kinerja
3. Tahap penilaian kinerja
4. Tahap pelaporan kinerja

5. Tahap review kinerja dan audit kinerja


6. Tahap follow-up dan perbaikan kinerja
3. Terlibat dalam perencanaan strategik organisasi

Rencana strategik merupakan rencana jangka panjang organisasi,


biasanya lima tahunan atau lebih. Sedangkan rencana operasional merupakan
rencana jangka menengah untuk satu sampai lima tahun kedepan. Rencana
Kerja dan Anggaran merupakan rencana jangka pendek untuk satu tahun. Pada
tahap perencanaan strategik, manajemen membuat alternatif strategi dan
program kerja beserta target kinerja. Peran akuntan manajemen dalam
perencanaan strategik adalah membantu dalam melakukan pemetaan strategi
(strategy mapping) atau membuat road map organisasi. Selain itu, akuntan
manajemen juga dapat memberikan informasi untuk menentukan kebutuhan
biaya program atau penentuan plafon anggaran.
4. Penyusunan anggaran

Pada saat perencanaan anggaran, akuntan manajemen terlibat dalam


menyiapkan anggaran. Anggaran berisi rencana keuangan jangka pendek yang
sifatnya rinci dan detil tentang pos-pos anggaran beserta estimasi besaran anggaran
dan target kinerjanya. Penyusunan anggaran meliputi:

1. Anggaran Operasional, meliputi:


a. Anggaran pendapatan
b. Anggaran belanja
c. Anggaran pembiayaan
2. Anggaran Modal (Capital budget)
3. Anggaran Kas Pada saat implementasi,
5. Pemberian informasi biaya

Organisasi sektor publik membutuhkan informasi biaya untuk menentukan besarnya


biaya operasi organisasi (operation costs), biaya program (costs of program), biaya
kegiatan (costs of activity), biaya produk (product costs), biaya pelayanan (service
costs) dan obyek biaya lainnya. Hal itu penting untuk nantinya digunakan dalam
menentukan kebutuhan anggaran, memikirkan alternatif sumber pendanaan, serta
menetapkan harga atau tarif pelayanan.

Biaya Pelayanan
Kebanyakan produk organisasi sektor publik merupakan intangible products
dalam bentuk pelayanan publik. Penyediaan pelayanan publik juga membutuhkan
tenaga kerja, bahan, dan barang modal Biaya pelayanan (cost of service) dihitung
berdasarkan jumlah biaya tenaga kerja, bahan baku dan penolong, serta barang modal
yang digunakan untuk memproduksi suatu pelayanan.
Biaya Operasi
Biaya operasi adalah biaya-biaya yang terkait dengan pelaksanaan
operasional organisasi agar organisasi dapat tetap berjalan dan pelayanan tidak
terganggu.
Biaya Program
Biaya program adalah biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu
program. Akuntansi manajemen dapat berperan dalam ikut menentukan rincian biaya
program agar prinsip value for money (ekonomis, efisiensi, dan efektivitas) terpenuhi
sehingga tidak terjadi pemborosan anggaran program.
Biaya Kegiatan
Biaya kegiatan adalah biaya yang diperlukan terkait dengan pelaksanaan
suatu kegiatan. Elemen biaya kegiatan terdiri atas belanja pegawai (tenaga kerja
langsung), belanja barang dan jasa (biaya bahan baku dan penolong), dan belanja
modal.
Biaya Produk
Biaya produk adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan ke suatu produk
untuk tujuan tertentu. Tujuan yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan dalam
mengukur biaya produk. Penentuan biaya produk tergantung pada maksud atau
penggunaan informasi biaya tersebut yang dapat dibedakan apakah untuk:
1. Penentuan harga
2. Penentuan nilai kontrak dengan pemerintah
3. Pelaporan keuangan eksternal
6. Manajemen Biaya Strategik

Manajemen biaya strategik merupakan penggunaan informasi biaya


untuk mengidentifikasi strategi yang perlu dilakukan organisasi agar memiliki
keunggulan kompetitif. Pada umumnya terdapat tiga pilihan strategi bersaing, yaitu:
(1) biaya murah (low cost),
(2) produk unik (diferensiasi), dan
(3) strategi fokus (kombinasi produk murah dan unik).

Organisasi sektor publik dapat menempuh strategi low cost, yaitu


penyediaan pelayanan publik yang murah bagi masyarakat ataupun strategi fokus,
yaitu penyediaan produk pelayanan yang unik, berkualitas tinggi tetapi juga relatif
murah.
Klasifikasi Biaya

1. Berdasarkan fungsi: 5. Berdasarkan pengaruhnya terhadap pembuatan


a) Biaya riset dan pengembangan keputusan:
b) Biaya desain produk, jasa, atau proses a) Biaya tenggelam (sunk cost)
c) Biaya produksi b) Biaya relevan (relevan cost)
d) Biaya pemasaran c) Biaya oportunitas (opportunity cost)
e) Biaya distribusi 6. Berdasarkan Pengaruhnya terhadap
f) Biaya pelayanan pelanggan pengendalian manajemen:
2. Berdasarkan waktu terjadinya: a) Biaya terkendali (controllable cost)
a) Biaya historis (historical cost) b) Biaya tidak terkendali (uncontrollable
b) Biaya sekarang (current cost) cost)
c) Biaya dianggarkan (budgeted cost) 7. Berdasarkan masa manfaat biaya:
3. Berdasarkan reaksinya terhadap perubahan a) Biaya operasi (operation cost)
tingkat aktivitas: b) Biaya modal (capital cost)
a) Biaya tetap (fixed cost) 8. Berdasarkan kategori aset atau biaya:
b) Biaya variabel (variable cost) a) Biaya tersimpan (inventoriable cost)
c) Biaya campuran (mixed cost) b) Biaya periode (period cost)
4. Berdasarkan hubungannya dengan aktivitas:
a) Biaya langsung (direct cost)
b) Biaya tidak langsung (indirect cost)
7. Penilaian Investasi Publik
Akuntansi manajemen diperlukan dalam melakukan penilaian investasi publik terkait
dengan perhitungan dan penentuan kelayakan suatu usulan investasi. Pada organisasi
bisnis, penilaian kelayakan investasi pada umumnya dihitung dengan menggunakan
metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Accounting Rate of
Return (ARR), Payback Period (PP) yang semuanya memperhitungkan estimasi laba
atau imbal hasil yang akan diperoleh di masa depan (expected return) dengan
mempertimbangkan tingkat diskonto dan risiko investasi.
• Net Present Value merupakan teknik evaluasi kelayakan investasi yang sangat
populer dan memberikan banyak manfaat untuk pertimbangan investasi. NPV
merupakan jumlah dari nilai sekarang (present value) atas perkiraan aliran kas masuk
di masa datang dikurangi dengan nilai sekarang atas perkiraan aliran kas kas di masa
datang.
• Analisis biaya manfaat merupakan alat untuk menentukan kriteria kelayakan suatu
investasi sektor publik dengan memperhitungkan manfaat sosial bersih yang
diperoleh dari investasi tersebut.
• Analisis efektivitas biaya memperhitungkan semua biaya dan manfaat baik saat ini
maupun di masa datang yang bisa dikuantifikasi. Dampak yang tidak dapat
dikuantifikasi juga dijelaskan tetapi tidak dimasukkan dalam perhitungan.
8. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan salah satu tahap penting dalam proses


pengendalian manajemen dan manajemen kinerja organisasi. Akuntansi manajemen
dapat berperan dalam pengukuran kinerja sektor publik melalui pendesaian model
pengukuran kinerja, penentuan indikator kinerja, standar kinerja, dan target kinerja.
Organisasi sektor publik dapat mengadopsi model pengukuran kinerja yang
dilakukan di sektor bisnis, misalnya penggunaan Balanced Scorecard (BSC),
penggunaan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator), Benchmarking,
Best Practice, dan sebagainya.
9. Terlibat dalam proses
tata kelola organisasi 10. Manajemen risiko
(good governance) Akuntansi manajemen dapat berperan dalam
melakukan manajemen risiko di sektor publik
Akuntansi manajemen juga dapat dengan cara terlibat dalam membuat sistem
berperan penting dalam proses tata peringatan dini ekonomi, menyiapkan
kelola organisasi terutama dalam strategiperlindungan aset melalui hedging dan
membantu menciptakan efisiensi manajemen portofolio investasi. Akuntansi
dan efektivitas organisasi. Akuntansi manajemen sangat dibutuhkan saat negara
manajemen dapat mengidentifikasi menghadapi krisis keuangandan krisis ekonomi.
area mana saja yang perlu dilakukan
efisiensi dan bagaimana strategi
efisiensi dilakukan.
11. Pengendalian internal

Pengertian sistem pengendalian intern adalah proses yang


integral dari tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh
manajemen (eksekutif) dan jajarannya untuk memberikan jaminan
atau keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiat yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
12. Penentuan harga atau tarif pelayanan publik

Barang dan pelayanan publik yang dikenai tarif pada umumnya


merupakan barang dan pelayanan yang masuk dalam kategori barang
privat dan barang campuran baik quasi publik maupun quasi privat.
Selain itu, barang dan pelayanan publik tersebut dapat ditentukan
harganya, mudah dalam administrasinya, serta terdapat manfaat yang
diterima langsung dari pembeli layanan.

Anda mungkin juga menyukai