(RPP)
EKA NADYAWATI,S.Kep
UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional”.
KI-3:Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan tanya jawab, diskusi, dan presentasi peserta didik dapat menjelaskan
konsep suhu tubuh, menerapkan pengukuran suhu tubuh, membandingkan hasil
pengukuran suhu tubuh pada area tubuh yang berbeda (temporal dan aksila),
menyimpulkan hasil dan menampilkan intervensi tindakan keperawatan pengukuran
suhu tubuh dengan benar dan bertanggung jawab.
2. Melalui kegiatan demonstrasi, peserta didik dapat mempersiapkan alat dan bahan,
serta melakukan pengukuran suhu tubuh dengan benar dan bertanggung jawab.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran : pemeriksaan tanda-tanda vital.
Sub materi : pengukuran suhu tubuh.
Pertemuan 2
Pendekatan : STEAM
Model : Problem Based Learning (PBL)
Metode : Diskusi, presentasi dan demonstrasi
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Apersepsi
Motivasi
Pertemuan 2
Fase 1: Orientasi
pada masalah 26. Literasi
Peserta didik mengamati tayangan
video dari youtube pada layar LCD
mengenai tindakan pengukuran 240 menit
pada suhu tubuh
27. Critical Thinking
Peserta didik diberi kesempatan
mengidentifikasi dan menanyakan
masalah dari tindakan pengukuran
suhu tubuh.
28. Peserta didik dibimbing
menemukan masalah yang terdapat
Fase 2: pada tayangan video.
Mengorganisasi 29. Collaboration
Peserta didik diarahkan guru
peserta didik
membentuk kelompok beranggota 3
untuk belajar orang/kelompok dan memberi nama
kelompok yang dibentuk.
30. Peserta didik diingatkan kembali
pada kesepakatan diskusi
kelompok.
31. Guru membantu peserta didik
dalam membagi tugas demonstrasi
pengukuran suhu tubuh.
Fase 3: 32. Peserta didik dibimbing
Membimbing mendiskusikan tindakan
penyelidikan pengukuran suhu tubuh.
33. Peserta didik dibimbing mencari
individu maupun
dan mengumpulkan informasi
kelompok tentang SOP pengukuran suhu
tubuh dari buku cetak maupun dari
internet.
34. Peserta didik melakukan diskusi
kelompok dan mengkolaborasikan
informasi yang telah didapatkan
dari berbagai sumber materi di LMS
dan dibuku sumber belajar.
35. Creativity
Fase 4:
Peserta didik menampilkan hasil
Mengembangkan diskusi yang telah dibuat mengenai
dan menyajikan tindakan pengukuran suhu tubuh
hasil karya sesuai SOP dengan Power Point.
36. Peserta didik yang lain menyimak
penjelasan dari temannya.
37. Peserta didik mendemonstrasikan
secara berkelompok tindakan
pengukuran suhu tubuh sesuai SOP.
Fase 5: 38. Communication
Menganalisis Setiap kelompok memberikan
dan tanggapan.
mengevaluasi 39. Guru memberikan apresiasi kepada
proses peserta didik yang melakukan
presentasi dengan baik.
pemecahan
40. Peserta didik membuat kesimpulan
masalah hasil diskusi.
Penutup 41. Peserta didik mengerjakan evaluasi 20 menit
hasil belajar pada LMS.
42. Peserta didik difasilitasi oleh guru
melakukan refleksi terhadap materi
pembelajaran yang sudah
berlangsung.
43. Guru menyampaikan materi untuk
pertemuan selanjutnya.
44. Guru menugaskan peserta didik
untuk membaca materi pengukuran
suhu tubuh pada LMS.
45. Peserta didik bersama guru
melakukan penguatan.
46. Guru menyampaikan pesan moral
dan tindak lanjut untuk kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
47. Peserta didik bersama-sama guru
menutup pembelajaran dengan
menyanyikan lagu daerah dan
berdo’a.
G. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/Alat :
Spidol, papan tulis dan penghapus
Laptop & infocus
LMS Simbol
LKPD atau lembar kerja peserta didik
Lembar penilaian
Alat-alat praktik laboratorium
2. Bahan :
Slide presentasi (ppt)
Video kasus
https://youtu.be/o9VfnxOb5gI
Video praktik pengukuran suhu tubuh melalui link youtube
https://youtu.be/izkpsNQwE6E
3. Sumber Belajar :
Buku Materi Konsep Dasar Tindakan Keperawatan Kelas XI, penerbit Andi.
Buku Ajar KDTK, penerbit In Media.
Buku lain yang menunjang.
Multimedia interaktif dan Internet.
H. PENILAIAN
1. Jenis dan Teknik Penilaian (terlampir):
a. Jenis
Sikap
Penilaian sikap peserta didik yang dilakukan oleh guru melalui observasi
langsung. Indikator sikap peserta didik yang dinilai adalah:
1) Sikap spiritual (mensyukuri)
2) Jujur
3) Kerja sama
4) Harga diri
Pengetahuan
Penilaian pengetahuan peserta didik yang dilakukan oleh guru melalui soal-
soal pilihan ganda yang sudah disediakan pada LMS Simbol sekolah.
Keterampilan
Penilaian keterampilan peserta didik yang dilakukan oleh guru melalui unjuk
kerja peserta didik. Indikator keterampilan peserta didik yang dinilai adalah:
1) Komunikasi terapeutik
2) Mempersiapkan alat dan bahan pengukuran suhu
3) Mempersiapkan klien
4) Melakukan pengukuran suhu tubuh sesuai SOP
5) Melakukan pencatatan dan pelaporan
b. Teknik
Sikap : Lembar observasi
Pengetahuan : Soal pilihan ganda melalui LMS dan penugasan
Keterampilan : Lembar observasi
2. Instrumen Penilaian
a. Sikap : Terlampir
b. Pengetahuan : Terlampir
c. Keterampilan : Terlampir
I. PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
a. Remedial
Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai ketuntasan belajar)
akan dijelaskan kembali oleh guru materi “pengukuran suhu tubuh dan prosedur
pengukuran suhu tubuh”. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang
sejenis atau memberikan tugas individu terkait dengan topik yang telah dibahas.
Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan.
PROGRAM REMIDI
4
b. Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi
sebelum waktu yang telah ditentukan, diminta untuk membuat soal-soal
pengayaan berupa pertanyaan-pertanyaan yang lebih fenomenal dan inovatif atau
aktivitas lain yang relevan dengan topik pembelajaran “pengukuran suhu tubuh
dan prosedur pengukuran suhu tubuh”. Dalam kegiatan ini, guru dapat mencatat
dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam
pengayaan.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan tanya jawab, diskusi, dan presentasi peserta didik dapat menjelaskan
konsep suhu tubuh, menerapkan pengukuran suhu tubuh, membandingkan hasil
pengukuran suhu tubuh pada area tubuh yang berbeda (temporal dan aksila),
menyimpulkan hasil dan menampilkan intervensi tindakan keperawatan pengukuran
suhu tubuh dengan benar dan bertanggung jawab.
2. Melalui kegiatan demonstrasi, peserta didik dapat mempersiapkan alat dan bahan, serta
melakukan pengukuran suhu tubuh dengan benar dan bertanggung jawab.
B. Uraian Materi
a. Definisi
Suhu adalah ukuran kuantitatif panas tubuh. Suhu merupakan proses produksi panas
tubuh yang dipengaruhi oleh pusat pengatur suhu tubuh (termoregulasi) di otak, yang
disebut hypothalamus.
Kehilangan suhu tubuh dapat terjadi karena beberapa proses:
a. Konduksi
Konduksi adalah proses pemindahan panas dari benda ke benda lainnya melalui
kontak secara langsung.
b. Radiasi
Radiasi adalah proses pemindahan panas dari benda satu ke benda lainnya tanpa
melalui kontak secara langsung.
c. Konveksi
Konveksi merupakan proses pemindahan panas yang terjadi karena adanya
pergerakan udara.
d. Evaporasi
Evaporasi adalah pemindahan panas yang terjadi karena adanya proses penguapan.
b. Tujuan Pemeriksaan suhu
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suhu tubuh antara lain latihan (exercise),
suhu lingkungan, variasi diurnal, umur, jenis kelamin, hormon tiroid, kelembapan
udara, obat-obatan, kafein, merokok, obesitas, stres, asupan makanan, dan alkohol.
1) Latihan (exercise)
Pada awal abad ke-20, penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada pelari
marathon dapat meningkat di atas 40 derajat melalui pengukuran suhu rektal atlet
segera setelah mencapai garis finish. Selama latihan fisik, produksi panas dari
proses metabolisme dapat meningkat 10 sampai 20 kali lipat, tapi kurang dari 30%
dari panas yang dihasilkan diubah menjadi energi mekanik. Sebaliknya, 70% panas
dari metabolisme tersebut akan dilepaskan ke lingkungan. Panas mulai menumpuk
di dalam tubuh ketika mekanisme kehilangan panas tidak mampu mengatasi
banyaknya produksi panas dari proses metabolisme, yang kemudian akan mengarah
ke peningkatan suhu tubuh. Misalnya, rata-rata suhu gastrointestinal (GI) sebelum
latihan adalah 37,6°C akan meningkat menjadi 39,3°C setelah berjalan selama 45
menit di luar ruangan.
2) Suhu Lingkungan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Prabhjot S, dkk, peneliti melakukan
pengukuran suhu dengan melakukan kontrol terhadap suhu ruang pengukuran dan
hasil yang didapatkan adalah terdapat perbedaan suhu yang cukup signifikan (1°F)
dengan adanya kontrol suhu ruangan.
3) Variasi Diurnal
Tubuh mempunyai jam biologis yang dikenal dengan ritme sirkardian dan diatur
oleh hipotalamus. Ritme ini dapat mempengaruhi perilaku dan pola 6 fungsi
biologis utama, salah satunya adalah suhu tubuh. Ritme ini dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal, misalnya cahaya, kegelapan, dan aktivitas seseorang. Pada
penelitian sebelumnya, manusia dibawah kondisi pencahayaan dan interaksi sosial
yang terbilang normal, dengan waktu bangun tidur pukul 07.00 dan waktu tidur
pukul 23.00, suhu tubuh mulai naik tiga jam sebelum bangun mulai dari 36,5°C
untuk suhu terendah dan mencapai 37,4°C pada pukul 19.00-20.00, setelah itu
mulai turun pada suhu 36,5°C pada pukul 04.00.
4) Umur
Suhu tubuh wanita dan pria yang berusia 60 tahun ke atas lebih rendah
dibandingkan suhu tubuh orang yang lebih muda, selain itu juga toleransi mereka
terhadap suhu yang ekstrem lebih terbatas. Regulasi suhu tubuh tidak tergantung
pada organ tunggal, melainkan melibatkan hampir semua sistem tubuh. Seiring
dengan lanjutnya usia, sistem-sistem didalam tubuh akan menurun fungsinya,
begitu juga dengan sistem yang mengatur suhu tubuh.
5) Jenis Kelamin
Pada laki-laki terdapat hormon testosterone yang tinggi. Hal ini mengakibatkan
peningkatan tingkat metabolisme di dalam tubuh. Pada wanita, suhu cenderung
meningkat ketika sedang menstruasi atau haid, dan ketika sedang ovulasi terjadi
peningkatan suhu 0,3 – 0,5°C pada pagi hari akibat produksi hormon progesteron.
6) Hormon Tiroid
Hormon tiroid merupakan salah satu hormon yang dapat mempengaruhi suhu tubuh
karena perannya dalam mengatur tingkat metabolisme basal tubuh. Bila seseorang
mengalami hipertiroidisme, maka BMR (Basal Metabolic Rate) akan meningkat
dan produksi panas juga akan meningkat. Sebaliknya bila seseorang mengalami
hipotiroidisme maka BMR akan menurun dan produksi panas juga akan menurun.
7) Kelembapan Udara
Niwa dan Nakayama (1978) menegaskan bahwa terjadi peningkatan suhu inti tubuh
ketika seseorang sedang melakukan latihan dengan intensitas sedang pada saat
kondisi kelembapan udara tinggi, selain itu juga dilaporkan bahwa terjadi
peningkatan sekresi keringat dan penurunan proses evaporasi pada kelembapan
tinggi. Tingkat kelembapan yang ideal adalah 50-80%. 50% menunjukkan bahwa
udara terisi setengah dari kapasitas maksimum air yang bisa ditampung di udara.
8) Obat-obatan
Konsumsi obat-obatan dapat mempengaruhi suhu tubuh. Beberapa obat yang
memiliki efek antipiretik dan sering digunakan antara lain aspirin, asetaminofen,
dan ibuprofen. Selain itu, terdapat laporan kasus bahwa seorang remaja negro
berusia 13 tahun yang menderita schizophrenia mendapatkan terapi chlorpromazine
mengalami hiperpireksia berat setelah berolahraga, setelah ditelurusi hiperpireksia
berat ini disebabkan oleh buruknya ventilasi lingkungan tempai ia berolahraga.
9) Kafein
Kafein sering dikonsumsi agar tetap terjaga pada malam hari terutama orang-orang
yang bekerja pada shift malam. Peningkatan alertness oleh kafein dikaitkan dengan
tingginya suhu inti tubuh (Tc). Peningkatan Tc ini diakibatkan oleh vasokonstriksi
dari pembuluh darah yang merupakan efek dari kafein. Tc yang rendah dan
sempitnya DPG (distal-to-proximal skin temperature gradient) telah dilaporkan
berkaitan dengan peningkatan kualitas tidur.
10) Merokok
Merokok dapat mempengaruhi suhu tubuh, namun hal ini tergantung jumlah rokok
yang dihisap per minggu. Seorang perokok berat akan mengalami perubahan
terbesar dalam aliran darah perifer akibat pengaruh nitrous oxide terus menerus.
11) Overweight dan Obesitas
Overweight dan obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan energi (energy
imbalance) untuk waktu yang lama. Namun, overweight tidak selalu berhubungan
dengan kelebihan lemak tubuh. Overweight dapat terjadi karena meningkatnya
massa otot tubuh. Sedangkan obesitas adalah keadaan dimana terdapat kelebihan
lemak tubuh akibat banyaknya masukan kalori tanpa diimbangi dengan aktivitas
fisik yang cukup. Sedikitnya penggunaan energi oleh tubuh akan berdampak pada
pengeluaran panas sehingga pada seseorang dengan obesitas memiliki suhu tubuh
yang cenderung lebih rendah.
12) Stress
Termoregulasi pada manusia merupakan proses yang kompleks di bawah kendali
sistem saraf pusat, dan suhu inti maupun perifer pada manusia akan merespon
secara berbeda terhadap paparan stres yang terjadi. Menurut teori, saat stres,
neuron-neuron post ganglion akan melepaskan norepinefrin (NE) dan juga akan
memicu pelepasan hormon epinefrin dan 10 NE sehingga terjadi peningkatan
metabolisme sel di dalam tubuh yang berdampak pada naiknya suhu tubuh.
13) Asupan Makanan
Salah satu yang mempengaruhi laju metabolisme tubuh adalah asupan makanan.
Pembentukan panas yang terinduksi oleh makanan akan meningkat selama 12 jam
akibat peningkatan aktivitas metabolik yang berkaitan dengan pemrosesan dan
penyimpanan nutrien, terutama oleh proses biokimiawi.
14) Alkohol
Alkohol atau ethanol mempengaruhi berbagai sistem fisiologis didalam tubuh.
Alkohol kerap kali dikaitkan dengan kasus hipotermia accidental, yang dapat
berlanjut hingga menimbulkan banyak kematian (Teresinski et al., 2005).
Vasodilatasi yang terjadi pada pembuluh darah perifer setelah pemberian ethanol
dianggap sebagai efek langsung ethanol terhadap pembuluh darah (Wasielewski &
Holloway, 2001). Sensasi hangat pada kulit yang sering dihasilkan oleh etanol
diasumsikan terjadi karena pembuluh darah perifer melebar (Fleming et al., 2001).
Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh berada pada titik lebih dari 40°C.
Hipertermia terjadi ketika tubuh gagal mengatur suhu sehingga suhu tubuh pun terus
meningkat. Sengatan panas akan dirasakan oleh pengidap hipertermia.
Suhu tubuh rendah bisa disebut sebagai hipotermia. Suhu tubuh yang terlalu rendah
dapat mengancam jiwa karena memperlambat sistem kerja saraf dan berujung pada
kegagalan fungsi organ jantung dan pernapasan, serta kematian.
Cara pengoperasian termometer digital adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran di Oral
1. Nyalakan termometer sesuai intruksi yang tercantum pada package termometer
yang digunakan.
2. Letakkan ujung termometer di bawah salah satu sisi lidah ke arah belakang.
Tutup mulut lalu bernafas melalui hidung.
3. Tunggu sampai terdengar suara “bip” (biasanya sekitar 10 detik sampai 5 menit)
lalu lepaskan termometer kemudian dilakukan pembacaan suhu.
b. Pengukuran di Aksila
1. Nyalakan termometer sesuai intruksi yang tercantum pada package
termometer yang digunakan.
2. Pastikan ketiak kering lalu tempatkan termometer.
3. Jepit termometer dengan cara menahan siku di dada.
4. Tunggu sampai terdengar suara “bip” (biasanya sekitar 10 detik sampai 5
menit) lalu lepaskan termometer kemudian dilakukan pembacaan suhu.
c. Pengukuran di Rektal
Pengukuran suhu di rektal adalah metode paling akurat namun sangat tidak
nyaman untuk orang dewasa. Untuk mengukur suhu rektal, masukkan prob
termometer sedalam 1-2 cm ke dalam anus. Tunggu sampai terdengar suara
“bip” (biasanya sekitar 10 detik sampai 5 menit) lalu lepaskan termometer
kemudian dilakukan pembacaan suhu.
d. Pengukuran di Temporal
Begini cara menggunakan termometer dahi untuk mengukur suhu:
1. Aktifkan perangkat dengan tombol daya. pemeriksa akan tahu saat ia
sudah menyala.
2. Saat termometer siap, posisikan tidak lebih dari 5 cm dari tengah dahi.
Pemeriksa juga bisa menyentuh dahi dengan beberapa model.
Pemeriksa juga akan mendapatkan pembacaan yang paling akurat jika
termometer diarahkan langsung ke dahi yang tanpa rambut.
3. Banyak termometer memiliki lampu panduan yang membuat tebakan di
luar penentuan posisi.
4. Pastikan untuk memegang termometer dengan stabil. Termometer dan
dahi harus bebas dari gerakan untuk mendapatkan pembacaan yang
akurat.
5. Tekan tombol suhu.
6. Perangkat akan berbunyi bip atau berkedip untuk memberi tahu bahwa
suhu siap untuk dibaca. Ini hanya memakan waktu sekitar 2 detik.
7. Petunjuk untuk termometer dahi berbeda-beda menurut produsennya.
Pastikan untuk membaca dan memegang petunjuk atau panduan
pengguna yang disertakan dengan perangkat.
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 5
Jawaban: C
4. Pernyataan di bawah ini yang benar mengenai pengukuran suhu tubuh adalah…
a. Termometer digital dibersihkan dengan alcohol, diletakkan pada area aksila dan
tunggu sampai thermometer berbunyi.
b. Pasang sampiran, pasang APD, bersihkan aksila dari keringat, bersihkan
thermometer digital dan letakkan pada aksila dan posisikan tangan pasien di atas
dada, tunggu sampai hasil pemeriksaan keluar.
c. Bersihkan thermometer digital dan letakkan pada aksila dan posisikan tangan
pasien di atas dada, tunggu sampai hasil pemeriksaan keluar.
d. Pasang sampiran, pasang APD, bersihkan thermometer digital dan letakkan pada
aksila dan posisikan tangan pasien di atas dada, tunggu sampai hasil pemeriksaan
keluar.
e. Pasang sampiran, pasang APD, bersihkan aksila dari keringat, letakkan termometer
pada aksila dan posisikan tangan pasien di atas dada, tunggu sampai hasil
pemeriksaan keluar.
Jawaban: B
5. Kebanyakan pasien Covid-19 mengalami kenaikan suhu tubuh >37,5°C karena…
a. karena pada saat itu virus masuk kedalam tubuh manusia dan disitulah daya tahan
tubuh kita mengeluarkan imun untuk melawan infeksi
b. karena virus suka suhu yang panas
c. karena merupakan upaya virus menyerang tubuh manusia
d. karena suhu dari virus covid 19 diatas 37°C
e. Karena infeksi dari virus dalam tubuh si penderita
Jawaban: A
6. Pemeriksaan fisik suhu tubuh dengan metode palpasi di bawah ini adalah…
a. Melihat hasil pengukuran pada termometer.
b. Memasangkan termometer pada aksila.
c. Mengukur suhu tubuh dengan termo gun.
d. Meraba temporal dengan punggung tangan.
e. Meraba area aksila dengan punggung tangan.
Jawaban: D
7. Suhu tubuh manusia yang sehat (normal) adalah…
a. 35°C -36,5°C
b. 36,5°C-37,2°C
c. <36,5°C
d. >37,5°C
e. >40°C
Jawaban: B
a. 1, 4, dan 6
b. 1, 3, dan 5
c. 1, 4, dan 5
d. 2, 3, dan 6
e. 2, 4, dan 5
Kunci jawaban: B
9. Pernyataan yang benar di bawah ini penggunaan bahan pengukuran suhu adalah…
a. Alcohol swab digunakan sebagai desinfektan pada thermometer digital sebelum dan
sesudah digunakan untuk pengukuran suhu tubuh.
b. Tisu digunakan untuk membersihkan thermometer sebelum dan sesudah.
c. Bengkok digunakan sebagai tempat sampah medis setelah tindakan
d. Bak instrument digunakan sebagai wadah menyimpan alat dan bahan steril
e. Termometer digunakan sebagai alat untuk mengukur suhu tubuh
Kunci jawaban: A
10. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Nyalakan termometer.
2) Letakkan ujung termometer di bawah salah satu sisi lidah ke arah belakang.
3) Tutup mulut lalu bernafas melalui hidung.
4) Tunggu sampai terdengar suara “bip” (biasanya sekitar 10 detik sampai 5 menit) lalu
lepaskan termometer kemudian dilakukan pembacaan suhu.
Pernyataan di atas merupakan pemeriksaan tubuh pada…
a. Aksila
b. Temporal
c. Oral
d. Aurikula
e. Rektal
Jawaban: C
14. Tn. Yu pertama kali mendaki. Tn. Yu merasa sangat kedinginan dan menggigil dan
terlihat pucat. Jika dilakukan pemeriksaan suhu tubuh mungkin saja didapatkan hasil
dibawah normal yaitu 35,0°C. Pada kasus tersebut Tn.Yu mengalami suhu…
a. Hipotermi
b. Hipertermi
c. Demam
d. Febris
e. Normal
Jawaban: A
15. Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan demam. Tanda-
tanda vital menunjukkan suhu 38,6 °C, frekuensi nadi 90 x/menit, TTV 120/80 mmHg,
dan respirasi 24x menit. Diagnosa keperawatan pada kasus tersebut adalah…
a. Nyeri akut
b. Gangguan perfusi
c. Gangguan istirahat tidur
d. Hipertermi
e. Intoleransi aktivitas
Jawaban: D
16. Bayi Ny. D usia 9 bulan di bawa ke Posyandu untuk melakukan imunisasi. Sebelum
imunisasi diberikan, bayi tersebut suhu tubuhnya diukur. Alat pengukur suhu tubuh
yang tepat untuk bayi Ny. D adalah…
a. Termometer air raksa oral
b. Termometer air raksa aksila
c. Termometer kulit tangan
d. Termometer air raksa rektal
e. Termometer digital
Jawaban: E
17. Pengukuran suhu tubuh pada frontal dan aksila tidak akan akurat apabila…
a. Area yag diukur berkeringat dan basah
b. Pasien sangat gugup
c. Udara ruangan dingin
d. Udara sekitar sangat panas
e. Pasien adalah orang disabilitas
Kunci: A
18. Seorang peserta didik datang ke UKS dengan keluhan badan terasa panas, pusing dan
sakit kepala sudah 2 hari. Pasien tampak lesu, pucat, dan lemah. Petugas UKS
mempersilahkan peserta didik berbaring untuk dilakukan pemeriksaan. Petugas
meletakkan punggung tangan pada area frontal peserta didik dan teraba hangat,
kemudian petugas UKS mengambil thermometer dan memeriksa pada aksila peserta
didik. Hasil pengukuran suhu tubuh aksila adalah 38,8°C. Namun petugas UKS merasa
ragu dengan hasilnya. Akhirnya petugas UKS memutuskan memeriksa ulang suhu
tubuh peserta didik dengan menggunakan termogun pada area frontal. Hasil
pemeriksaan suhu tubuh pada area frontal adalah 39,4°C.
Pada pemeriksaan suhu tubuh dalam kasus di atas, dapat diketahui bahwa…
a. Area frotal merupakan area yang dekat dengan pusat pengatur suhu tubuh dan aksila
merupakan area yang jauh dari pusat pengatur suhu tubuh.
b. Area frontal lebih kering dari pada area aksila yang sering basah karena keringat.
c. Hasil pengukuran suhu tubuh pada area aksila lebih akurat daripada pengukuran suhu
tubuh pada area frontal.
d. Pengukuran suhu tubuh pada area frontal dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitar.
e. Pengukuran suhu tubuh pada area frontal lembih akurat dari pada pengukuran area
aksila.
Kunci: A
19. Seorang peserta didik datang ke UKS dengan keluhan badan terasa panas, pusing dan
sakit kepala sudah 2 hari. Pasien tampak lesu, pucat, dan lemah. Petugas UKS
mempersilahkan peserta didik berbaring untuk dilakukan pemeriksaan. Petugas
meletakkan punggung tangan pada area frontal peserta didik dan teraba hangat,
kemudian petugas UKS mengambil thermometer dan memeriksa pada aksila peserta
didik. Hasil pengukuran suhu tubuh aksila adalah 38,8°C. Namun petugas UKS merasa
ragu dengan hasilnya. Akhirnya petugas UKS memutuskan memeriksa ulang suhu
tubuh peserta didik dengan menggunakan termogun pada area frontal. Hasil
pemeriksaan suhu tubuh pada area frontal adalah 39,4°C.
Pada pemeriksaan suhu tubuh dalam kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa …
a. Peserta didik mengalami hipertermi dan perlu pemeriksaan lebih lanjut karena
demam sudah 2 hari.
b. Peserta didik mengalami hipertermi dan perlu tindakan rehidrasi secepatnya.
c. Peserta didik mengalami demam biasa dan hanya perlu diberi kompres
d. Peserta didik mengalami hipertermi dan segera diberi obat.
e. Peserta didik mengalami hipertermi dan harus dipasang infus RL
Jawaban: A
20. Seorang peserta didik datang ke UKS dengan keluhan badan terasa panas, pusing dan
sakit kepala sudah 2 hari. Pasien tampak lesu, pucat, dan lemah. Petugas UKS
mempersilahkan peserta didik berbaring untuk dilakukan pemeriksaan. Petugas
meletakkan punggung tangan pada area frontal peserta didik dan teraba hangat,
kemudian petugas UKS mengambil thermometer dan memeriksa pada aksila peserta
didik. Hasil pengukuran suhu tubuh aksila adalah 38,8°C. Namun petugas UKS merasa
ragu dengan hasilnya. Akhirnya petugas UKS memutuskan memeriksa ulang suhu
tubuh peserta didik dengan menggunakan termogun pada area frontal. Hasil
pemeriksaan suhu tubuh pada area frontal adalah 39,4°C.
Pada pemeriksaan suhu tubuh dalam kasus di atas, intervensi keperawatan yang
diberikan petugas UKS adalah…
a. Kaji suhu tubuh, atur posisi pasien, dekatkan peralatan didekat pasien, ukur suhu
tubuh pasien, berikan terapi cairan jalur IV, lakukan kompres hangat, anjurkan
memakai pakaian yang tipis, kolaborasi pemberian obat antipiretik.
b. Kaji suhu tubuh, atur posisi pasien, kolaborasi pemberian obat antipiretik.
c. Lakukan kompres hangat, anjurkan memakai pakaian yang tipis, kolaborasi
pemberian obat antipiretik.
d. Pemberian obat antipiretik dan berikan kompres hangat.
e. Kaji suhu tubuh, lakukan kompres hangat, kolaborasi pemberian obat antipiretik.
Jawaban: A
D. Daftar Pustaka
Jamilah, Andi Sitti., dkk. (2018). Buku Ajar KDTK Program Keahlian Keperawatan
Kompetensi Asisten Keperawatan. Tangerang: In Media.
Lestari, Yeni., dkk. (2018). Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK
Kelas XI. Yogyakarta: Andi.
MEDIA PEMBELAJARAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan tanya jawab, diskusi, dan presentasi peserta didik dapat menjelaskan
konsep suhu tubuh, menerapkan pengukuran suhu tubuh, membandingkan hasil
pengukuran suhu tubuh pada area tubuh yang berbeda (temporal dan aksila),
menyimpulkan hasil dan menampilkan intervensi tindakan keperawatan pengukuran
suhu tubuh dengan benar dan bertanggung jawab.
2. Melalui kegiatan demonstrasi, peserta didik dapat mempersiapkan alat dan bahan, serta
melakukan pengukuran suhu tubuh dengan benar dan bertanggung jawab.
B. MATERI POKOK
Pemeriksaan tanda-tanda vital dengan sub materi pengukuran suhu tubuh.
C. JENIS MEDIA YANG DIKEMBANGKAN
1. Video kasus
Link: https://youtu.be/o9VfnxOb5gI
2. Video praktikum dari youtube
Link: https://youtu.be/izkpsNQwE6E
3. LMS Simbol
D. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
a. Bahan :
1. Video pembelajaran
2. Power point bahan ajar
3. LKPD
4. Lembar observasi
b. Alat :
1. LCD
2. Laptop
3. Papan tulis
4. Penghapus
E. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
Pertemuan 1
Langkah 1: video disiapkan dari link youtube.
Langkah 2: soal-soal disiapkan dan di upload pada LMS.
Langkah 3: bahan ajar disiapkan dan di upload pada LMS.
Langkah 4: lembar kerja peserta didik disiapkan dan dicetak.
Pertemuan 2
Langkah 1: video disiapkan dari link youtube.
Langkah 2:lembar kerja peserta didik disiapkan dan dicetak.
Langkah 3: bahan ajar disiiapkan dan di upload pada LMS.
F. LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN
Pertemuan 1
Langkah 1 : Laptop dihidupkan.
Langkah 2 : LCD dipersiapkan dan dihidupkan.
Langkah 3 : Laptop dihubungkan dengan LCD.
Langkah 4 : Peserta didik dibagi dalam 3 kelompok secara heterogen.
Langkah 5 : Power point ditampilkan dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
Langkah 6 : Materi yang sudah dikemas dalam bahan ajar ditampilkan.
Langkah 7 : Peserta didik diarahkan melihat langsung video tentang kasus pada
suhu tubuh.
Langkah 8 : Peserta didik berdiskusi tentang konsep pengukuran suhu tubuh
Langkah 9 : Peserta didik menganalisis informasi dari berbagai sumber belajar
dan media internet untuk mencari solusi masalah suhu tubuh.
Pertemuan 2
Langkah 1 : Laptop dihidupkan dan dihubungkan ke internet.
Langkah 2 : LCD dihidupkan.
Langkah 3 : Laptop dihubungkan dengan LCD.
Langkah 4 : Peserta didik dibagi dalam 3 kelompok secara heterogen.
Langkah 5 : Power point ditampilkan dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
Langkah 6 : Materi dibuka dalam bahan ajar.
Langkah 7: Peserta didik diarahkan melihat langsung video pemeriksaan suhu
tubuh.
Langkah 8 : Peserta didik berdiskusi tentang pengukuran suhu tubuh.
Langkah 9 : Peserta didik menganalisis pengukuran suhu tubuh.
Soal dibuat C3 Pernyataan yang benar di bawah 9 A
dalam ini penggunaan bahan pengukuran
bentuk suhu adalah…
pilihan a. Alcohol swab digunakan
ganda dan sebagai desinfektan pada
dimasukkan thermometer digital sebelum
ke dalam dan sesudah digunakan untuk
LMS pengukuran suhu tubuh.
b. Tisu digunakan untuk
membersihkan thermometer
sebelum dan sesudah.
c. Bengkok digunakan sebagai
tempat sampah medis setelah
tindakan
d. Bak instrument digunakan
sebagai wadah menyimpan
alat dan bahan steril
e. Termometer digunakan
sebagai alat untuk mengukur
suhu tubuh
JUMLAH 20
SKOR MAKSIMAL 100
Pedoman penskoran:
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65
Nilai= skor yang didapat x 100
Skor total
Lembar Remedial
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
Tujuan Pembelajaran :
1. .
• ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Hasil Kajian Literatur
• Pengertian
• ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
• Faktor-faktor penyebab
• ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………..................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
Batasan Nilai-Nilai Suhu Tubuh
• ……………………………………………………………………………………………………………
• ……………………………………………………………………………………………………………
• ……………………………………………………………………………………………………………
• …………………………………………………………………………………………………………
• …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Rincikan intervensi keperawatan dari masalah yang kalian temukan
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………….
……….……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
KESIMPULAN
1. Masalah yang diidentifikasi
3. Faktor-faktor penyebab
Deskrpsi Skor
Soal
Identifikasi Skor 5 jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas dan logis
masalah Skor 4 jika peserta didik mampu menjawab dengan cukup jelas
Pengertian suhu Skor 5 jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas dan logis
(sesuai Skor 4 jika peserta didik mampu menjawab dengan cukup jelas
identifikasi
Skor 3 jika peserta didik menjawab kurang jelas
masalah)
Skor 2 jika peserta didik menjawab tetapi tidak jelas
Faktor penyebab Skor 5 jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas dan logis
Klasifikasi nilai Skor 5 jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas dan logis
pengukuran Skor 4 jika peserta didik mampu menjawab dengan cukup jelas
suhu
Skor 3 jika peserta didik menjawab kurang jelas
Intervensi Skor 5 jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas dan logis
keperawatan Skor 4 jika peserta didik mampu menjawab dengan cukup jelas
dari masalah
Skor 3 jika peserta didik menjawab kurang jelas
yang
diidentifikasi Skor 2 jika peserta didik menjawab tetapi tidak jelas
Keterangan:
Skor Maksimal : 25
Skor maksimal
RUBRIK PENILAIAN
NO URAIAN SKOR
Tidak menjawab 0
Tidak menjawab 0
3 Menjelaskan secara jelas dan konkrit 20
Tidak menjawab 0
Tidak menjawab 0
Tidak menjawab 0
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Indikator penilaian
menjawab
pertanyaan.
Keterangan:
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
DAFTAR PUSTAKA
Jamilah, Andi Sitti., dkk. (2018). Buku Ajar KDTK Program Keahlian Keperawatan
Kompetensi Asisten Keperawatan. Tangerang: In Media.
Huda, Amin & Hardhi Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktik Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus Jilid 1 Edisi
Revisi. Yogyakarta: Mediaction.