Anda di halaman 1dari 11

Rumah Sakit Umum

MULIA MEDICAL CENTER


(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MULIA MEDICAL CENTER


NO. 01/SK/HPK/RSUMMC/I/2023

TENTANG

KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA


DI RUMAH SAKIT UMUM MULIA MEDICAL CENTER (MMC)

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MULIA MEDICAL CENTER

Menimbang : a. bahwa seluruh staf bertanggung jawab melindugi dan mengedepankan


hak pasien dan keluarga di lingkungan Rumah Sakit Umum Mulia
Medical Center bahwa Rumah Sakit Umum Mulia Medical Center
(MMC) menghormati hak pasien dan dalam beberapa situasi hak
istimewa keluarga pasien;
b. bahwa hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua
kontak di rumah sakit, stafnya, serta pasien dan keluarganya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir
a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Mulia Medical Center

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 34 Tahun
2017 Tentang Akreditasi Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 269 Tahun
2008 Tentang Rekam Medis;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Pasien.
Rumah Sakit Umum
MULIA MEDICAL CENTER
(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MULIA


MEDICAL CENTER (MMC) TENTANG KEBIJAKAN HAK
PASIEN DAN KELUARGA DI RUMAH SAKIT UMUM
MULIA MEDICAL CENTER (MMC)
KESATU : Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Umum Mulia
Medical Center (MMC) sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Situbondo
Pada tanggal :

Direktur

dr. Suparno
Rumah Sakit Umum
MULIA MEDICAL CENTER
(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MULIA MEDICAL CENTER
TANGGAL :
NOMOR : 01/SK/HPK/RSUMMC/XII/2023

KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA


DI RUMAH SAKIT UMUM MULIA MEDICAL CENTER

A. Kebijakan Tentang Hak Pasien dan Keluarga


1. Hak – hak pasien yang dimaksud adalah hak – hak pasien sebagaimana yang diatur
didalam Pasal 32 Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
yaitu :
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit Umum Mulia Medical Center (MMC);
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
g. Memilih Dokter serta kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit;
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun luar Rumah Sakit;
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data
medisnya;
j. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
tersebut tidak mengganggu pasien lainnya;
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit;
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
Rumah Sakit Umum
MULIA MEDICAL CENTER
(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut;
q. Menggugat dan/ atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun
pidana;
r. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
2. Pasal 52 Undang – Undang No. 29 Tahun 2004 : Pasien dalam menerima pelayanan
pada praktik kedokteran, mempunyai hak : mendapatkan penjelasan secara lengkap
tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) :
a. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
b. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
c. menolak tindakan medis;
d. mendapatkan isi rekam medis.
3. Pasal 26 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2018,
Dalam menerima pelayanan dari rumah sakit, Pasien mempunyai kewajiban :
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
b. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab;
c. Menghormati hak – hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit;
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya;
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di Rumah
Sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan
sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan;
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/ atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya;
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
4. Pasal 53 Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 : Pasien dalam menerima
pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :
a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan
memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Rumah Sakit Umum
MULIA MEDICAL CENTER
(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

B. Kebijakan Pelayanan sesuai Kebutuhan Privasi Pasien


Privasi pasien adalah merupakan hak pasien yang perlu dilindungi dan dijaga selama
dalam rumah sakit. Dalam pasal 51 huruf c Undang – Undang No. 29 Tahun 2004 adanya
kewajiban merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga
setelah pasien itu meningggal dunia. Berkaitan dengan pengungkapan rahasia kedokteran
tersebut diatur dalam pasal 10 ayat (2) Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis sebagai berikut :
1. Informasi tentang identitas pasien, diagnosis, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan dapat dibuka dalam hal :
a. Untuk kepentingan kesehatan;
b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum
atas permintaan pengadilan;
c. Permintaan dan/ atau persetujuan pasien sendiri;
d. Permintaan institusi/ lembaga berdasarkan ketentuan perundang – undangan; dan
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien.
2. Pengertian Hak atas Privasi terbagi atas beberapa faktor, diantaranya :
a. Faktor Privasi
Ada perbedaan jenis kelamin dalam privasi, dalam suatu penelitian pria lebih
memilih ruangan yang terdapat tiga orang sedangkan wanita tidak
mempermasalahkan isi dalam ruangan itu. Menurut Maeshall perbedaan dalam
latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan privasi.
b. Faktor Situasional
Kepuasan akan kebutuhan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar
lingkungan mengijinkan orang – orang di dalamnya untuk mandiri.
c. Faktor Budaya
Pada penelitian tiap – tiap budaya tidak ditemukan perbedaan dalam banyaknya
privasi yang diinginkan tetapi berbeda dalam cara bagaimana mereka
mendapatkan privasi. Misalnya rumah orang jawa tidak terdapat pagar dan
menghadap ke jalan, tinggal dirumah kecil dengan dinding dari bambu terdiri
dari keluarga tunggal anak ayah dan ibu.
anak, ayah dan ibu.
C. Kebijakan Rumah Sakit Tentang Upaya Perlindungan Harta Milik Pasien
Pengertian Perlindungan Harta Milik Pasien adalah proses menjaga atau perbuatan untuk
melindungi harta benda, berlaku untuk pasien rawat jalan dan rawat inap dimana dalam
hal ini pasien mengenakan perhiasan atau barang berharga lainnya dan sedang dalam
kondisi akan dilakukan tindakan pelayanan medis.
Rumah Sakit Umum
MULIA MEDICAL CENTER
(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

D. Kebijakan Perlindungan terhadap Kekerasan Fisik


Kelompok beresiko yang terutama menjadi tanggung jawab adalah pasien bayi, anak –
anak, pasien usia lanjut, pasien disabilitas, ibu hamil, pasien pasca bedah, pasien koma
(gangguan kesadaran) dan lainnya yang kurang atau yang tidak mampu melindungi
dirinya sendiri. Langkah – langkah untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik, terdiri
dari :
1. Rumah Sakit mengidentifikasi kelompok beresiko;
2. Rumah Sakit memeriksa individu yang tidak memiliki identitas;
3. Rumah Sakit memonitor lokasi terpencil atau terisolasi.
Pelaksanaan perlindungan pasien dari kekerasan fisik diatur dengan standar prosedur
operasional yang telah ditetapkan.

E. Kebijakan Komunikasi Efektif untuk Mendorong Keterlibatan Pasien dan Keluarganya


dalam Proses Pelayanan
Rumah sakit menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,
dan dapat dipahami penerima, yang kegunaannya untuk mengurangi kesalahan dan
menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Bentuk komunikasi yang rawan kesalahan
diantaranya adalah instruksi untuk penatalaksanaan pasien yang diberikan secara lisan
atau melalui telepon. Bentuk lainnya berupa pelaporan hasil tes abnormal, misalnya
petugas laboratorium menelepon ke ruang perawatan untuk melaporkan hasil tes pasien.
Rumah sakit perlu menyusun kebijakan dan atau prosedur untuk mengatur pemberian
perintah/ pesan secara lisan dan lewat telepon.
1. Kebijakan dan atau prosedur itu harus memuat:
a. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dicatat si penerima;
b. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dibaca – ulang si
penerima;
c. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi perintah atau
hasil tes;
d. Pelaksanaan yang konsisten dari verifikasi tepat – tidaknya komunikasi lisan dan
lewat telepon;
e. Alternatif yang diperbolehkan bila proses membaca ulang tidak selalu
dimungkinkan, misalnya di ruang operasi dan dalam situasi darurat dibagian
Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau Unit Perawatan Intensif (NICU/ PICU/
HCU).
Rumah Sakit Umum
MULIA MEDICAL CENTER
(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

2. Faktor yang dapat mendukung komunikasi efektif :


a. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan;
b. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada;
c. Kualitas komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien.
3. Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif yaitu:
a. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
tidak efektif;
b. Tidak dapat membuat keputusan dengan klien/ keluarga;
c. Tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan;
d. Tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien serta memberikan
pendidikan kesehatan.
4. Adapun aspek yang harus dibangun dalam komunikasi efektif adalah :
a. Kejelasan
Dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara jelas, sehingga mudah
diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan
kebenaran informasi yang disampaikan.
c. Konteks
Maksudnya bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan
keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau
sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan
dengan tata krama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan
dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan
bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.

F. Kebijakan Memperoleh Second Opinion Di Dalam atau Di Luar Rumah Sakit


1. Second Opinion merupakan hak dasar pasien yang diatur dalam peraturan dan
perundang – undangan yang berlaku;
2. Rumah sakit wajib memberi peluang dan memfasilitasi baik secara administrasi
maupun kelengkapan dokumen yang dibutuhkan pasien dalam mendapatkan hak
Rumah Sakit Umum
MULIA MEDICAL CENTER
(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

second opinion;
3. Rumah Sakit menyediakan kelengkapan administrasi untuk keperluan permintaan
second opinion dari pasien atau keluarga yang sah menurut hukum;
4. Dokter yang merawat atau dokter mewakili rumah sakit membuat rekomendasi
tertulis yang menyetujui pasien atau keluarga yang mewakili untuk mendapatkan hak
second opinion;
5. Dokter yang ditunjuk oleh pasien atau rumah sakit membuat surat persetujuan untuk
menjawab hak pasien untuk mendapatkan tugas profesional sesuai dengan etika dan
hukum yang berlaku;
6. Hasil second opinion dibuatkan dalam bentuk rekomendasi yang disampaikan dalam
bentuk lisan dan tertulis pada pasien atau keluarga yang sah menurut hukum.

G. Kebijakan Persetujuan Tindakan Kedokteran


1. Ketentuan Umum
a. Persetujuan tindakan adalah pernyataan setuju (consent) atau ijin dari seseorang
(pasien) yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary)
tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah
mendapatkan informasi cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud;
b. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak – anak
kandung atau saudara – saudara kandung atau pengampunya.
2. Persetujuan dan Penjelasan
a. Persetujuan :
1) Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapat persetujuan;
2) Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun lisan;
3) Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat penjelasan yang diperlukan
tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan;
4) Setiap tindakan kedokteran yang mengandung resiko tinggi harus
memperoleh persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan;
5) Tindakan kedokteran yang tidak termasuk dalam ketentuan dapat diberikan
secara lisan;
6) Persetujuan tertulis dibuat dalam bentuk pernyataan yang tertuang dalam
formulir Tindakan Kedokteran;
7) Persetujuan dapat diberikan dalam bentuk ucapan setuju atau bentuk
gerakan menganggukkan kepala yang dapat diartikan sebagai ucapan setuju;
8) Dalam hal persetujuan lisan yang diberikan sebagaimana dimaksud pada
poin 3 dianggap meragukan, maka dapat dimintakan persetujuan tertulis;
Rumah Sakit Umum
MULIA MEDICAL CENTER
(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

9) Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/ atau
mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran;
10) Keputusan untuk melakukan tindakan kedokteran diputuskan oleh Dokter
dan dicatat dalam rekam medis;
11) Dalam hal dilakukannya tindakan kedokteran, Dokter atau Dokter Gigi
wajib memberikan penjelasan sesegera mungkin kepada pasien setelah
pasien sadar atau kepada keluarga terdekat;
12) Pemberian persetujuan tindakan kedokteran tidak menghapuskan tanggung
jawab gugat hukum dalam hal terbukti adanya kelalaian dalam melakukan
tindakan kedokteran yang mengakibatkan kerugian pada pasien.

b. Penjelasan :
1) Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada
pasien dan/ atau keluarga terdekat, baik diminta maupun tidak diminta;
2) Dalam hal pasien adalah anak – anak atau orang yang tidak sadar,
penjelasan diberikan kepada keluarga atau pengantar;
3) Penjelasan tentang tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada poin 1
sekurang – kurangnya mencakup :
a) Tujuan tindakan kedokteran yang dapat berupa tujuan preventif,
diagnostik, terapeutik ataupun rehabilitative;
b) Tata cara pelaksanaan tindakan apa yang akan dialami pasien selama
dan sesudah tindakan, serta efek samping atau ketidaknyamanan yang
mungkin terjadi;
c) Alternatif tindakan lain berikut kelebihan dan kekurangannya
dibandingkan dengan tindakan yang direncanakannya;
d) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masing – masing
tindakan;
e) Perluasan tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keadaan
darurat akibat risiko dan komplikasi tersebut atau keadaan tidak terduga
lainnya;
4) Penjelasan tentang risiko dan komplikasi tindakan kedokteran adalah semua
risiko dan komplikasi yang dapat terjadi mengikuti tindakan kedokteran
yang dilakukan kecuali:
a) Risiko dan komplikasi yang sudah menjadi pengetahuan umum;
b) Risiko dan komplikasi yang sangat jarang terjadi atau dampaknya
sangat ringan;
c) Risiko dan komplikasi yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya.
5) Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelum dimintakan
Rumah Sakit Umum
MULIA MEDICAL CENTER
(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

persetujuan tindakan kedokteran adalah:


a) Dalam keadaan gawat darurat (emergensi), dimana dokter harus segera
bertindak untuk menyelamatkan jiwa;
b) Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa
menghadapi situasi dirinya.

3. Tujuan Persetujuan Tindakan Kedokteran:


a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang
sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya
yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya;
b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan
bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada
setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko (Permenkes No.
290/MENKES/Per/III/2008 Pasal 3).

H. Kebijakan
1. Kebijakan Identifikasi Nilai – nilai Kepercayaan Pasien Dalam Pelayanan
a. Pengertian : melindungi dan meningkatkan suatu keyakinan dan kepercayaan
yang menjadi dasar bagi seseorang atau kelompok orang untuk memilih tindakan
atau memilih sesuatu yang bermakna untuk kehidupannya.
b. Tujuan : Memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi,
sensitifitas dan kepedulian.
2. Kebijakan Pemberian Informasi Termasuk Rencana Pengobatan
a. Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan, yang berupa data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan, aturan, standar,
norma, pedoman atau acuan yang diharapkan dapat diketahui, dipahami,
diyakini dan diimplementasikan oleh komunikan.
b. Tujuannya :
1) Sebagai pedoman dalam melakukan informasi kesehatan;
2) Memahami bagaimana cara proses melakukan informasi agar dapat berjalan
dengan lancar sesuai prosedur yang ada;
3) Agar pasien dan keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan
proses perawatan, sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih
cepat;
4) Pasien dan keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahami
pentingnya mengikuti rejimen pengobatan yang telah ditetapkan, sehingga
dapat meningkatkan motivasi untruk berperan aktif dalam menjalani terapi
obat.
Rumah Sakit Umum
MULIA MEDICAL CENTER
(MMC)
Jl. Pasir Putih Bletok RT 002 RW 001 Kecamatan Bungatan Situbondo
Telp. (0338) 3977777 email : mmcsitubondo@gmail.com

3. Kebijakan Penetapan DPJP


a. Setiap pasien yang berobat di Rumah Sakit Umum Mulia Medical Center
(MMC) harus memiliki DPJP;
b. Apabila pasien berobat di Unit Rawat Jalan maka DPJP nya adalah Dokter
Klinik terkait;
c. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap maka DPJP nya adalah
Dokter Jaga IGD;
d. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah Dokter Spesialis disiplin
yang sesuai;
e. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari satu orang Dokter Spesialis maka
harus ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP
tambahan;
f. Kewajiban DPJP antara lain :
1) Memberikan penjelasan medis kepada keluarga atas kemajuan atau kondisi
pasien;
2) Mengisi resume rekam medis pasien;
3) Menjawab pertanyaan pihak ketiga atas kondisi pasien.
4. Kebijakan Penjelasan dan Persetujuan Umum
Persetujuan Umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas administrasi untuk
memastikan bahwa informasi terkait proses pemeriksaan, perawatan, dan pengobatan
yang diberikan sudah diterima dan dimengerti oleh pasien dan keluarga, serta
mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga terdekat.

Ditetapkan di : Situbondo
Pada tanggal :

Direktur

dr. Suparno

Anda mungkin juga menyukai