1. Perjanjian Internasional merupakan sumber utama hukum internasional. Negara sebagai
salah satu subyek hukum internasional dapat mengikatkan diri dan tunduk kepada Perjanjian Internasional. adapun Suksesi Negara adalah merupakan peristiwa peralihan kedaulatan dari suatu negara ke negara lainnya yang menimbulkan beberapa akibat hukum termasuk terhadap perjanjian internasional. Selain menimbulkan akibat hukum, suksesi negara juga dikenal menimbulkan dua subjek dalam peristiwanya yakni predecessor state dan successor state. Namun berdasarkan definisi secara umum serta beberapa kasus mengenai negara melakukan suksesi negara, successor state diartikan sebagai negara yang mewarisi hak dan kewajiban dari predecessor state secara penuh. 2. Penunjukan wakil dalam perundingan ini biasanya dilakukan melalui surat kuasa yang dikeluarkan oleh presiden atau perdana mentri yang memberikan kuasa kepada satu atau beberapa wakil pemerintahan untuk menandatangani,menyatakan,atau mengikatkan diri dalam perjanjian. Sedangkan pendekatan dalam pembuatan pejanjian ada 3 yaitu (perundingan,penerimaan naskah/adopsi,persetujuan atau penandatanganan perjanjian). 3. Full powers atau surat kuasa yang dikeluarkan oleh presiden atau perdana mentri untuk menunjuk perwakilan diplomatic pemerintah diatur dalam pasal 2 dan 7 dalam konvensi wina 1969. 4. Perundingan antar sesama diplomatic kemudian penentuan batas Negara dan yang terakhir penandatanganan perjanjian ( kesepakatan batas laut Indonesia-Singapura). 5. Selain di praktekan oleh rasulullah, perjanjian internasional juga tertulis didalam alquran yakni dalam surah al-anfal ayat 58.turunya alquran jauh sebelum terjadinya perjanjian internasional dari barat yang saat ini digunakan sebagai referensi dalam membuat perjanjian padahal didalm islam ada 2 perjanjian yang terkenal yakni perjanjian hudaibiyah dan piagam madinah.