Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH USHUL FIQIH

AL-QUR'AN DAN METODOLOGINYA


Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok 5
Dosen pengampu : Anwar Rosadi, M.Pd

Disusun oleh :

Nisa Kamila
M.Iqbal Renaldy

SEKOLAH TINGGI IMAM SYAFEI 2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai.

Tak lupa, penulis juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi baik dalam memberikan gagasan dan pandangan maupun dukungan finansial.

Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tambahan
kepada para pembaca. Bahkan, lebih dari itu, kami berharap agar isi makalah ini dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari pembaca.

Penulis sadar bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, terutama karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran konstruktif dari pembaca untuk membantu meningkatkan kualitas makalah ini.

BANDUNG, NOVEMBER 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN

A)Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an merupakan wahyu Allah dan sekaligus sebagai pedoman atau panduan hidup bagi
umat manusia. banyak ilmu yang lahir dari Al-Qur’an, baik itu yang berhubungan langsung
dengannya seperti ulumul Qur’an, Ilmu Tafsir dan yang lainnya, atau tidak berhubungan
langsung namun terinspirasi dari Al-Qur’an seperti ilmu alam,ilmu ekonomi, dan yang lainnya.
Al-Qur’an menekankan pada kebutuhan manusia untuk mendengar, menyadari, merefleksikan,
menghayati dan memahami, maka Al-Qur’an sudah seharusnya bisa menjawab berbagai
problematika yang terjadi di masyarakat
Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai sumber dari segala hal terutama
sumber dari hukum islam itu sendiri, yaitu perintah dan juga larangan, apabila terjadi suatu
kejadian maka pertama kali yang harus dicari adalah sumber hukumnya dalam Al-Quran.
B)Rumusan Masalah
1.Apa pengertian Al-Qur'an
2.Bagaimana kedudukan Al-Qur'an sebagai sumber hukum islam
3.Apa saja hukum-hukum yang dijelaskan dalam Al-Qur'an
4.Metodologi apa saja yang digunakan Al-Qur'an dalam menjelaskan hukum-hukum syariah
5.Apa saja Kaidah -kaidah Ushuliyyah yang terikat dengan al - Qur'an
BAB II PEMBAHASAN
A) Pengertian Al-Qur'an
Al-Qur'an pertama kali di turunkan kepada Rasulullah SAW. Ketika beliau sedang
bertafakur diGua Hira pada tanggal 17 Ramadhan bertepatan dengan 6 Agustus 611 M. Sejak itu,
tanggal 17 Ramadhan deperingati sebagai Nuzulil Qur’an oleh umat islam, Al-Qur’an diturunkan
secara berangsur -angsur selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.
1)Al-Qur'an Menurut Bahasa
Ditinjau dari segi bahasa, Al-Qur’an berasal dari bahasa arab yakni bentuk jamak dari isim
masdar dari kata ‫ قرأ – يقرأ أ – قرآنا‬atau qara’a-yaqro’u-qur’anan yang mengandung arti bacaan
atau sesuatu yang di baca berulang-ulang.
2)Al-Quran Menurut Istilah
kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat, dan
disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah SWT dengan perantara malaikat jibril.
3)Al-Qur'an Menurut Para Ulama
Berikut ini merupakan pengertian Al-Qur’an menurut beberapa ahli yakni diantaranya
adalah Syeikh Muhammad Khudari Beik, Muhammad Ali As-Shabuni, dan Dr Subhi as-Salih.
Berikut Penjelasannya:

a. Syeikh Muhammad Khudari Beik


Menurut Syeikh Muhammad Khudari Beik, Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT dalam
bentuk berbahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dipahami isinya dan
disampaikan kepada umatnya dengan cara mutawatir ditulis dalam mushaf yang dimulai dari
surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.
b. Muhammad Ali As-Shabuni
Menurut Muhammad Ali As-Shabuni Al-Qur’an merupakan friman Allah SWT yang tiada
tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang merupakan penutup para nabi dan
rasul, dengan perantara malaikat jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf yang disampaikan kepada
kita secara mutawatir. Mempelajari dan membaca Al-Qur’an merupakan ibadah dan Al-Qur’an
dimulai dari surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas.
c. Dr. Subhi As-Salih
Menurut Dr.Subhi As-Salih Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang merupakan
mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw yang ditulis dalam mushaf, diriwayatkan
secara mutawatir dan membacanya bernilai ibadah.
Dari penjelasan pengertian Al-Qur’an diatas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan
wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat
jibril dan disampaikan dengan jalan mutawatir, ditulis dalam mushaf dan membacanya
merupakan ibadah.

2
4)Fungsi Al-Qur'an
Adapun fungsi dan peran dari Al-Qur’an diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Al-Huda (Sebagai petunjuk) Q.S. Al-Baqarah 2 : 185, Q.S. Al-Fusilat 41 : 44
b. Al-Furqon (Sebagai Pembeda)
c. Sumber Pokok Dari Ajaran Agama Islam
d. Sebagai Peringatan dan Pelajaran Bagi Manusia
e. Asy Syifa (Sebagai Penyembuh) Q.S. Al-Isra 17 : 82

B) Kedudukan Al-Qur'an Sebagai Sumber Hukum Islam


Mayoritas kandungan Al-Quran merupakan dasar-dasar hukum dan pengetahuan,manusialah
yang berperan sekaligus bertugas menganalisa, merinci, dan membuat garis besar kebenaran Al-
Quran agar dapat dijadikan sumber penyelesaian masalah kehidupan manusia. Pada zaman
Rasulullah, sumber hukum Islam ada dua yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Rasulullah selalu
menunggu Wahyu untuk menjelaskan sebuah kasus tertentu, namum apabila Wahyu tidak turun,
maka beliau menetapkan hukum tersebut melalui sabdanya, yang kemudian dikenal dengan
hadits.
Sebagai sumber hukum islam pertama dan utama, Al-Quran berperan penting dalam rangka
penetapan hukum islam terutama setelah meninggalnya Rasulullah SAW,
1.Hukum Islam
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber kepada nilai-nilai keislaman, yang dibentuk
dari sumber dalil-dalil agama islam. Hukum itu bisa berarti ketetapan, kesepakatan,
anjuran,larangan, dan sebagainya. Hukum Islam hanya ditunjukkan kepada orang-orang yang
beragama Islam dan tidak ditunjukkan kepada orang yang non-Islam. Jika ada orang Islam yang
melanggarhukum Islam, orang itu harus diadili sesuai dengan ketentuan dalil-dalil agama Islam
termasuk hukum pidana dan hukum perdata, dan itu wajib ditaati.
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki?, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (Agamanya)?” (QS. Al-Maidah : 50)
Ada beberapa sumber yang menjadi landasan dalam membuat ketetapan hukum
Islam.Sumber-sumber tersebut adalah sebagai berikut :
a. Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci umat $slam yang diturunkan kepada nabi terakhirMuhammad
SAW melalui malaikat Jibril. Kandungan-kandungan hukum dalam Al-Quran berisi perintah,
larangan, anjuran, dan ketentuan. Al-Quran menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya
manusia menjalani kehidupannya agar tercipta masyarakat yang madani. Maka dari itu, ayat-ayat
Al-Quran inilah yang menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu hukum.
b. Hadis
Hadis adalah segala sesuatu yang berlandaskan pada Rasulullah SAW berupa perkataan,
perilaku, dan sifat beliau. Hadis adalah sumber hukum yang paling kuat setelah Al-Quran.

c. Ijma Ulama
Ijma ulama adalah kesepakatan para ulama untuk mengambil keputusan berdasarkan dalil-
dalil Al-Quran atau hadis. Para ulama mengambil ijma karena dalam Al-Quran ataupun hadis ada
beberapa hal yang tidak dijelaskan secara teperinci. Dalam kondisi ini para ulama mengadakan
rapat dan membuat kesepakatan untuk dijadikan ketetapan hukum.
d. Qiyas
Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya dalam Al-Quran ataupun
hadis dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan sesuatu yang hendak diketahui
hukumnya.

C) Hukum-Hukum Dalam Al-Qur'an


Sebagai sumber hukum yang utama, Al-Quran memuat sisi-sisi hukum yang mencakup
berbagai bidang. Secara garis besar Al-Quran memuat tiga sisi pokok hukum yaitu:
a.Hukum-hukum I’tiqadiyah
yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban orang mukallaf, meliputi keimanan
kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, hari kiamat dan ketetapan Allah
(Qadha dan Qadar).
b.Hukum-hukum moral dan akhlaq
yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan prilaku orang mukallaf guna menghiasi
dirinya dengan sifat-sifat keutamaan (Fadail al a’mal ) dan menjauhkan diri dari segala sifat
tercela yang menyebabkan kehinaan.
c.Hukum-hukum amaliyah
yakni segala aturan hukum yang berkaitan dengan segala perbuatan, perjanjian dan
muamalah sesama manusia. Segi hukum inilah yang lazimnya disebut dengan fiqh Al-Quran dan
itulah yang dicapai dan dikembangkan oleh ilmu ushul fiqih.

D) Metodologi Al-Qur'an Dalam Menjelaskan Hukum-Hukum Syariah


Allah SWT menjelaskan beragam hal di dalam Al-Qu’ran sebagai petunjuk bagi umat Islam.
Salah satunya adalah dalil yang bermuatan hukum, di mana terdapat tiga metode yang digunakan
Al-Qur'an dalam menjelaskan hukum-hukum Nya yaitu :
1. Juz’i (terperinci)
yaitu ayat yang menjelaskan hukum secara terperinci tanpa harus dijelaskan lagi oleh hadis
Nabi, sehingga dapat dilaksanakan oleh manusia tanpa mempertanyakan nya, seperti ayat tentang
sanksi terhadap kejahatan zina dalam surat An-Nur(24):4
“Orang-orang yang menuduh (berzina terhadap) perempuan yang baik-baik dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (para penuduh itu) delapan puluh kali
dan janganlah kamu menerima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang-
orang yang fasik.” (Q.S. An-Nur(24):4)
Penjelasan dalam ayat tersebut sudah bisa di simpulkan, dan tidak mungkin adanya pemahaman
lain.
2. Kulli (umum)
Yaitu ayat yang menjelaskan hukum secara garis besar sehingga masih butuh penjelasan
lebih lanjut untuk memahaminya,penjelaskan lebih terperinci dari ayat tersebut bisaanya akan di
jelaskan oleh Nabi melalui hadisnya, sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda,
namun terkadang ada hadis Nabi yang masih samar sehingga tetap menimbulkan pemahaman
yang berbeda.
3. Isyarah,
Dalam Al-Qur’an juga terkandung ayat-ayat yang memberikan isyarat, atau maksud lain dari
ayat yang tertulis seperti dalam surat Al-Isra ayat 23-24

Anda mungkin juga menyukai