Anda di halaman 1dari 4

Unrealistic Expectations

Negative Attitude

Lack of Adaptability

Low Self-Esteem

Lack of Motivation

Poor Coping Skills


Internal
Factor
Lack of Initiative

Perfectionism

Workaholism

Failure to Set Boundaries

Lack of Engagement

Resistance to Feedback

Low Work Poor Leadership


Satisfaction
Lack of Recognition
Limited Career Growth
Opportunities
Inadequate Compensation

Poor Work-Life Balance

Unhealthy Work Environment


External
Unclear Job Expectations
Factor
Inadequate Resources

Lack of Work Autonomy

Poor Work-Life Balance

Job Insecurity

Inadequate Social Support

Ineffective Communication
Faktor Internal dari dalam diri pegawai

Harapan yang Tidak Realistis: Karyawan mungkin memiliki ekspektasi yang tidak realistis mengenai pekerjaan, perkembangan karier, atau lingkungan tempat kerja mereka.
Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan tersebut, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan.

Sikap Negatif: Sikap atau pandangan negatif yang konsisten dapat memengaruhi cara pandang karyawan terhadap pekerjaan dan rekan kerja mereka, yang berujung pada
ketidakpuasan.

Kurangnya Kemampuan Beradaptasi: Ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan di tempat kerja, seperti teknologi, proses, atau struktur tim yang baru, dapat
menyebabkan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan.

Harga Diri yang Rendah: Karyawan dengan harga diri yang rendah mungkin kesulitan untuk percaya diri dengan kemampuan mereka, sehingga menimbulkan ketidakpuasan,
terutama jika mereka menganggap pekerjaan mereka tidak memenuhi standar mereka sendiri.

Kurangnya Motivasi: Motivasi yang rendah untuk bekerja dengan baik dalam pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpuasan, karena karyawan mungkin merasa tidak puas
dan tidak terlibat.

Kemampuan Mengatasi Masalah yang Buruk: Karyawan yang kesulitan mengatasi stres, tekanan, atau kritik mungkin merasa sulit untuk mengatasi tantangan di tempat
kerja, yang menyebabkan ketidakpuasan.

Kurangnya Inisiatif: Karyawan yang tidak berinisiatif untuk meningkatkan keterampilan mereka, mengomunikasikan masalah, atau mencari peluang untuk berkembang
mungkin merasa stagnan dan tidak puas dengan peran mereka.

Perfeksionisme: Berusaha mencapai kesempurnaan dalam setiap tugas dapat menyebabkan ketidakpuasan, terutama jika individu merasa bahwa pekerjaan mereka tidak
pernah cukup baik.

Kecanduan kerja: Terlalu fokus pada pekerjaan hingga mengorbankan kehidupan pribadi dapat menyebabkan kelelahan dan ketidakpuasan dalam jangka panjang.
Kegagalan untuk Menetapkan Batasan: Karyawan yang mengalami kesulitan dalam menentukan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mungkin merasa
kewalahan dan tidak puas karena stres yang terus menerus terkait dengan pekerjaan.

Kurangnya Keterlibatan: Ketidakterlibatan dari tugas-tugas pekerjaan dan rekan kerja dapat menyebabkan rasa terisolasi dan ketidakpuasan.

Resistensi terhadap Umpan Balik: Karyawan yang menolak umpan balik yang konstruktif atau tidak mau meningkatkan keterampilan mereka mungkin merasa sulit untuk
maju dalam karier mereka, yang mengarah pada ketidakpuasan.

Faktor Eksternal (dari Perusahaan spt lingkungan, dll)

Kepemimpinan yang buruk: Manajemen yang tidak efektif atau tidak mendukung dapat menyebabkan rendahnya kepuasan kerja. Kurangnya komunikasi yang jelas, panduan
yang tidak memadai, dan kurangnya penghargaan dari atasan dapat berkontribusi pada ketidakpuasan.

Kurangnya Pengakuan: Karyawan yang merasa upaya mereka tidak diperhatikan atau tidak dihargai cenderung tidak puas. Pengakuan dan penghargaan yang teratur atas
pekerjaan yang dilakukan dengan baik dapat berdampak signifikan terhadap kepuasan kerja.

Kesempatan Pengembangan Karier yang Terbatas: Karyawan sering kali mencari peluang untuk kemajuan karir dan pengembangan profesional. Jika prospek pertumbuhan di
dalam perusahaan terbatas, karyawan mungkin akan merasa stagnan dan tidak puas.

Kompensasi yang Tidak Memadai: Gaji dan tunjangan yang tidak sesuai dengan harapan karyawan atau standar industri dapat menyebabkan ketidakpuasan. Kompensasi
yang adil dan kompetitif sangat penting untuk kepuasan kerja.

Keseimbangan Kehidupan Kerja yang Buruk: Karyawan yang bekerja terlalu keras tanpa memberikan waktu yang cukup untuk kehidupan pribadi dan relaksasi dapat
menyebabkan kelelahan dan ketidakpuasan kerja.

Lingkungan Kerja yang Tidak Sehat: Budaya tempat kerja yang beracun, yang ditandai dengan pelecehan, diskriminasi, intimidasi, atau kurangnya kerja sama tim, dapat
sangat memengaruhi kepuasan kerja.
Ekspektasi Pekerjaan yang Tidak Jelas: Ketika karyawan tidak jelas dengan peran dan tanggung jawab mereka, hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakpuasan.
Deskripsi dan ekspektasi pekerjaan yang jelas sangat penting untuk kepuasan dan produktivitas.

Sumber Daya yang Tidak Memadai: Alat, perlengkapan, atau dukungan yang tidak memadai untuk melakukan pekerjaan secara efisien dapat membuat karyawan frustasi
dan menghambat kepuasan kerja mereka.

Kurangnya Otonomi Kerja: Manajemen mikro dan kurangnya otonomi dapat membuat karyawan merasa kurang dihargai dan tidak puas. Mengizinkan karyawan untuk
memiliki kendali dan kekuasaan dalam mengambil keputusan atas pekerjaan mereka dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Keseimbangan Kehidupan Kerja yang Buruk: Membebani karyawan dengan beban kerja yang berlebihan, tenggat waktu yang tidak realistis, atau lembur terus-menerus
dapat menyebabkan stres dan ketidakpuasan karena ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Ketidakamanan Pekerjaan: Ketakutan akan kehilangan pekerjaan karena perampingan, merger, atau ketidakpastian ekonomi dapat menyebabkan stres dan ketidakpuasan
yang signifikan di antara karyawan.

Dukungan Sosial yang Tidak Memadai: Kurangnya interaksi sosial yang positif dan dukungan dari rekan kerja dan atasan dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan
ketidakpuasan.

Komunikasi yang Tidak Efektif: Komunikasi yang buruk di dalam organisasi dapat menyebabkan kesalahpahaman, kebingungan, dan ketidakpuasan di antara karyawan.

Anda mungkin juga menyukai