Anda di halaman 1dari 1

WOC MENINGOENSIFALITIS

Definisi Patofisiologi
Meningitis adalah infeksi akut pada selaput meningen
(selaput yang menutupi otak dan medula spinalis) Kerusakan neurologis disebabkan oleh invasi langsung dan penghancuran
(Nelson, 2020). Encephalitis adalah infeksi virus pada jaringan saraf oleh pembelahan virus secara aktif dan/atau oleh reaksi
otak (Elizabeth, 2019). Meningoencephalitis adalah hospes terhadap antigen virus, kebanyakan penghancuran saraf mungkin
peradangan pada selaput meningen dan jaringan otak. karena invasi virus secara langsung, sedangkan respons jaringan hospes
yang hebat mengakibatkan demielinasi dan penghancuran vaskuler serta
perivaskuler (Nelson, 2020).
Etiologi

a. Infeksi Virus
1. Dari orang ke orang: morbili, gondong, rubella,
Manisfestasi Klinis
kelompok enterovirus, kelompok herpes, kelompok
1. Peningkatan tekanan
pox, influenza A dan B (David, 2018).
intrakranial seperti : sakit
2. Lewat arthropoda: Eastern equine, Western equine,
kepala, penurunan kesadaran,
Dengue, Colorado tick fever (Muttaqin, 2018). Penyakit Campak dan muntah.
b. Infeksi Non Virus
Bakterial: meningitis tuberkulosa dan bakterial sering Cacar Air Herpes
2. Demam akibat infeksi (respon nyeri
mempunyai komponen ensefalitis, Spirocheta: sifilis, Bronkhopneumonia
terhadap cahaya).
leptospirosis. Jamur: kriptococus, histoplasmosis,
3. Kaku kuduk.
aspergilosis, mukomikosis, kandidosis,
koksidiodomikosis, Protozoa: plasmodium,
4. Kejang dan gerakan abnormal
tripanosoma, toksoplasma. Virus/Bakteri masuk (Elizabeth, 2019).
c. Pasca Infeksi jaringan otak
1. Campak
2. Rubella
3. VariselaVirus Pox
4. Vacinia (David, 2018)
MENINGOENSEFALITIS

Pemeriksaan Diagnostik
1. Uji Serologi Edema
2. Pungsi lumbal Pembentukan Reaksi Iritasi Korteks Kerusakan Kerusakan
3. CT-Scan Transudst & Kuman Cerebal Area Saraf V saraf IX
4. Hasil Laborat Eksudat Fokal
Patogen
5. Kultur Urine Gangguan Perfusi
Jaringan Cerebal
Sulit mengunyah sulit makan
Penatalaksanaan
1. Antibiotik
2. Pengurangan cahaya ruangan, Resiko Trauma ,
kebisingan dan tamu Suhu Tubuh Meningkat
Resiko kejang
3. Nyeri kepala diatasi dengan Kesadaran berulang, Nyeri
istirahat dan analgesik Menurun Akut Ketidakseimbangan
4. Asetamenofen dianjurkan nutrisi kurang dari
Defisit Cairan
untuk demam kebutuhan tubuh
Penumpukan
Secreet
PENGKAJIAN Hipovolemik
1. Identitas Pasien ( Nama, No
RM,Usia,alamat,Dx medis)
2. Riwayat Pengkajian Bersihan Jalan Nafas
(Keluhan Utama,Pengkajian Tidak Efektif
Fisik Head To toe) Gangguan Mobilitas Fisik
3. Riwayat Penyakit (Riwayat
Penyakit dahulu,Riwayat
Penyakit Sekarang,riwayat Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan Presepsi
SDKI
Gangguan Perfusi Jaringan Cerebal Tidak
Efektif Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x... diharapkan
SDKI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x... SDKI
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
diharapkan 2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
1. Perfusi jaringan adekuat Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x...
diharapkan 3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
2. Kesadaran composmentis 4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi
1. Batuk Efektif
2. Produksi spuntum menurun 5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
SIKI 6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
3. Tidak ada suara nafas tambahan
1. Tirah baring dg posisi kepala datar 4. Pola nafas efktif
SIKI
2. Bantu aktifitas pasien
3. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 1. Kaji adanya alergi makanan
SIKI 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
4. Kolaborasi
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
a. Berikan cairan IVFD 1. Monitor pola nafas, frekuensi dan saturasi O2 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
b. Berikan asupan cairan melalui 2. Monitor bunyi nafas tambhan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
NGT 3. Ajarkan teknik batuk efektif CBerikan substansi gulaYakinkan diet yang dimakan
c. Berikan O2 4. Suvtion jika perlu mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasiBerikan
d. Berikan obat 5. Kolborasi obat makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

DAFTAR PUSTAKA

Harsono. Meningitis tuberkulosa. Buku Ajar Neurologi Klinis : Perhimpunan Dokter


sepesialsis Saraf Indonesia Edisi ke 3. Yogyakarta : Gadjah Mada University 2019.

Nelson. Standar Layanan Keperawatan Anak. Jakarta. 2020

Elizabeth. Faktor-faktor penyebab meningitis pada anak. Bandung 2019.

Anda mungkin juga menyukai