Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AL-QUR’AN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Tafsir 1

Dosen Pengampu : Yuliana Dethan, M.Ag

Disusun Oleh : Fauziah Lailaturrohmah (10123031)

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR'AN DAN TAFSIR SEKOLAH TINGGI ILMU


SHUFFAH AL QUR'AN ABDULLAH BIN MAS'UD ONLINE

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr. wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "Al-Qur’an" tepat waktu. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Yuliana Dethan, M.Ag selaku dosen pengampu mata
kuliah Tafsir 1. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang "Al-Qur’an".

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuliana Dethan, M.Ag selaku dosen
pengampu mata kuliah Tafsir 1. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang membantu proses penyusunan makalah ini hingga selesai.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................1
BAB II ..............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................................2
1. Pengertian Al-Qur’an ............................................................................................................2
2. fungsi al-Qur’an ....................................................................................................................2
3. Waktu diturunkannya Al-Qur’an..........................................................................................5
BAB III.............................................................................................................................................9
PENUTUP ........................................................................................................................................9
KESIMPULAN .............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang menerapkan aqidah, syariat dan akhlak yang tidak dapat
terpisahkan satu sama lain. Di dalam syariah terdapat dasar-dasar hukum yang mengatur
hubungan dengan Allah maupun sesama manusia. Adapun dasar-dasar hukum dalam islam
yaitu al-qur’an, al-hadis,ijma’, dan qiyas.
Al-Qur’ an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang disampaikan melalui malaikat jibril yang tersusun atas mushaf-mushaf dan
yang membacaanya bernilai ibadah.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai fungsi dan kedudukan al-
Qur’an dalam islam. Hal ini menjadi sangat menarik untuk dibahas karena al-Qur’an
merupakan kitab suci dalam agama islam serta sebagai dasar-dasar hukum islam yang
utama dan sekaligus langsung dari Allah yang mempunyai fungsi serta kedudukan penting
dalam agama islam

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Al-Qur’an?
2. Apa Maksud Dari Fungsi Al-Qur’an Sebagai Obat?
3. Kapan Al Qur’an Diturunkan?

1
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Al-Qur’an

Di kalangan para ulama dijumpai adanya perbedaan pendapat tentang pengertian


al-Qur’an baik dari bahasa maupun istilah.
Menurut bahasa, As-Syafi’i misalnya mengatakan bahwa Al-Qur’an bukan berasal
dari kata apa pun, bukan isim musytaq,melainkan nama kitabAllah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. Sementara Al-Farra berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an
merupakan jamak dari kata qarinah yang berarti bukti, kaitan, karena dilihat dari segi
makna dan kandungannya ayat-ayat al-Qur’an itu satu sama lain saling berkaitan dan al-
Qur’an membuktikan kebenaran. Selanjutnya Musa Al-Asy’ari mengatakan bahwa lafadz
al-Qur’an diambil dari akar kataal-qar’u yang berarti mengumpulkan, menggabungkan
sesuatu atas yang lain, karena surah-surah, ayat-ayat, dan huruf-huruf dalam al-Qur’an
dikumpulkan dan digabung menjadi satu dalam mushaf al-Qur’an.
Sedangkan secara istilah, menurut Ulama Mutakallimin (ahli teologiislam), al-
Qur’an adalah kalam Allah yang qodim, bukan makhluk dan terbebas dari sifat-sifat
kebendaan. Sedangkan menurut Ulama Ushuliyyah, Fuqaha, dan Ahli Bahasa, al-Qur’an
adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, yang di awal surah al-
Fatihah dan di akhiri dengan surah an- Nass.

2. fungsi al-Qur’an
a. fungsi al-Qur’an sebagai obat
pada QS al isra ayat 82 yang berbunyi:
‫ارا‬ َّ ‫َونُنز ُل ِم َن الْقُرْ آ ِن َما ه َُو شِ فَاء َو َر حْ َمة لِلْ ُمؤْ ِمنِي َن َوال يَ ِزيدُ ال‬
ً ‫ظالِمِي َن ِإال خَ َس‬
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi pena­war dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian.”
Menurut ibnu katsir dalam tafsirnya, Allah Swt. menyebutkan tentang kitab yang
diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya Nabi Muhammad Saw., yaitu Al-Qur'an yang

2
tidak datang kepa-danya kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya; yang
diturun-kan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji. Sesungguhnya Al-
Qur'an itu adalah penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, yakni dapat
melenyapkan berbagai penyakit hati, antara lain keraguan, kemunafikan,
kemusyrikan, dan menyimpang dari perkara yang hak serta cenderung kepada hal
yang batil. Al-Qur'an pun merupakan rahmat ba-gi mereka, karena dengan Al-
Qur'an dapat dipertebal keimanan, hikmah dapat diperoleh, dan kebaikan d apat
dijumpai padanya serta akan menam-bah kecintaan kepadanya. Hal seperti ini
tidaklah dapat diperoleh kecuali oleh orang yang beriman kepada Al-Qur'an,
membenarkannya, dan mengikuti petunjuknya. Maka Al-Qur'an akan menjadi
penyembuh dan rahmat baginya.
Adapun orang kafir, yaitu orang yang menganiaya dirinya sendiri dengan
kekafirannya, tiadalah mendengarkan Al-Qur'an menambahkan kepadanya
melainkan hanya kejauhan dan kekufuran serta bencana akibat kekafirannya, bukan
karena Al-Qur'annya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah
SWT.
Sedangkan menurut hamka pada tafsir Al-Aar bahwa di dalam al-Quran ada obat-
obat dan rahmat bagi orang yang beriman. Banyak penyakit yang bisa disembuhkan
oleh al-Quran. Dan memang banyak penyakit yang menyerang jiwa manusia, dapat
di Surat Al-lsra' (Ayat 82-84) sembuhkan oleh ayat-ayat al-Quran. Kesombongan
adalah penyakit. Maka kalau dengan seksama dibaca ayat-ayat yang menyatakan
kebesaran dan kekuasaan llahi, akan sembuhlah penyakit sombong itu. Kita akan
insaf bahwa kita ini hanya makhluk kecil, yang berasal dari setitik mani. Hasad atau
dengki adalah penyakit. Maka kalau kita baca ayat-ayat yang menerangkan bahwa
perbedaan bawaan bakat manusia tidak sama, namun sebahagian tetap memerlukan
yang lain, beransurlah hilang penyakit dengki itu. Sungguh banyak penyakit jiwa
dapat disembuhkan oleh ayat-ayat al-Quran. Penyakit putusasa, malas, bodoh,
mementingkan diri sendiri, rasa tamak, "mata keranjang" dan sebagainya. Ulama-
ulama tafsir kadang-kadang menyebut juga bahwa penyakit badan pun bisa
disembuhkan dengan ayat-ayat al-Quran sampai ada ditulisi ayat-ayat al-Quran dan
digantungkan di tubuh. Tetapi cara yang begini sudah jauh sekali menyimpang dari

3
tujuan ayat ini.Sungguh demikian diakui juga dalam ilmu tabib moden bahwa
banyak juga penyakit tubuh berasal dari sakit jiwa. Timbullah ilmu pengobatan
psichosomatik menyelidiki penyakit dari si sakit misalnya kekecewaan-
kekecewaan, kegagalan dan lain-lain yang kian lama kian mempengaruhi badan
kasar. Bukankah karena kesusahan hati nafas jadi sesak dan segala penyakit badan
pun terasa. Penyakit di badan diobat dengan obat biasa. Tetapi penyakit di jiwa
dengan apa diobat kalau bukan dengan resep yang mengenai jiwa pula. Sebab itu
ahli psichosomatik dapat menyelidik dan mengobat penyakit pada tubuh kasar
dengan terlebih dahulu mengobati kekecewaan jiwa tadi. Ahli-ahli kejiwaan Islam,
seumpama: lmam Ghazali, Ibnu Hazm, lbnu Maskawaihi, Ibnu Sina, Ibnu Taimiyah
dan lain-lain banyak membicarakan Ilmu Thibb ar-ruhoni - ketabiban rohani itu.
Ahli psichosomatik di Indonesia, yaitu Prof. Dr. Aulia yakin bahwa apabila seorang
sakit benar-benar kembali kepada ajaran agamanya, amat diharap sakitnya akan
sembuh. Beliau berpendapat betapa besar pengaruh ajaran Tauhid, yang
mengandung ikhlas, sabar, ridha, tawakkal dan taubat, besar pengaruhnya
mengobat sakit merana jiwa seorang Muslim. Dan beliau juga amat menganjurkan
berobat dengan sembahyang dan doa. Orang Kristen pun disuruhnya taat dalam
agamanya. Tetapi ujung ayat ini melanjutkan: "Dan tidaklah menambah untuk
orangorang yang aniaya, selain kerugian." (ujung ayat82). Orang yang aniaya ialah
yang menganiaya diri sendiri sebab membiarkan jiwa terus-menerus dalam
kegelapan. Penyakit jiwa mereka jadi bertambah merana, mereka tidak mau
mengobat jiwa dengan al-Quran, dengan si tawar - si dingin yang didatangkan dari
langit. Maka pada ayat selanjutnya diterangkan gejala-gejala dari jiwa yang sakit
itu, yang sangat memerlukan obat: "Dan bila Kami berikan nikmat kepada manusia,
dia pun berpaling dan menjauhkan diri." (pangkal ayat 83). Dia berpaling daripada
kebenaran danlupa kepada Yang Memberikan nikmat, bahkan sengaja dia
menjauhkan diri daripada jalan-jalan yang benar. Dirasanya seakan-akan agama itu
akan mengikat kebebasannya. Dia hidup seperti "lintah yang kegenangan air". Dia
tidak mensyukuri nikmat itu, bahkan dia bersikap seakan-akan nikmat itu adalah
buah usaha dan kecerdikannya sendiri. Padahal Tuhan Allah itu mudah saja
memberi dan semudah itu pula mencabut nikmatnya. "Dan apabila menimpa akan

4
kejahatan, dia pun sangat berputusasa. " (ujung ayat 83). Mengapa timbul putusasa
setelah kejahatan, atau sesuatu yang tidak diingini terjadi? Seumpama angin yang
telah berkisar. Atau seumpama panas yang disangka akan sampai petang, rupanya
hujan pun turun tengah hari. Mengapa putusasa? Betapa tidak akan putusasa?
Padahal dari semula jiwanya tidak terlatih akan berhubungan dengan Khaliqnya.
Putusasa adalah gelaja dari penyakit jiwa yang salah melimpah kepada dirinya itu,
jiwanya kosong daripada alat buat menyambut, dan setelah nikmat itu dicabut,
bertambah kosong jiwa. Sehingga tidak tahu lagi apa yang akan diperbuatnya. Ayat
83 ini bertali dengan ayat yang sebelumnya, menjadi peringatan bagi manusia agar
“Al-Quran inilah obat! Dia adalah laksana "resep" dari kehidupan. Induk obat ialah
syukur ketika nikmat datang dan sabar jika cobaan datang menimpa. Begitulah jiwa
baru sihat. Selamat dunia dan akhirat. Di dunia ialah hati yang terang dan
kegembiraan hidup, dan di akhirat ialah nikmat kurnia Allah yang berlipat-ganda.

3. Waktu diturunkannya Al-Qur’an

‫َش ِهدَ ِمنْكُ ُم ال َّش ْه َر فَلْيَ صُ ْمهُ َو َم ْن كَا َن‬ ‫اس َوبَ ِيِّ ٰنت ِِّم َن الْهُ ٰدى َوالْفُرْ قَا ِن فَ َم ْن‬ ِ َّ‫ِي اُنْ ِز َل فِيْهِ الْقُرْ ٰا ُن هُدًى لِِّلن‬
ْ ‫َش ْه ُر َر َم ضَا َن الَّذ‬
‫ع ٰلى َما‬ َ ‫َولِتُكْ ِملُوا الْ ِعدَّةَ َولِتُكَ ِبِّ ُروا ه‬
َ ‫ّٰللا‬ ‫ّٰللا ِبكُ ُم الْ ُي س َْر َو َال ي ُِريْدُ ِبكُ ُم ا ْل ُع س َْر‬
ُ ‫خَر ي ُِريْدُ ه‬َ ُ‫ع ٰلى َسفَر فَ ِعدَّة ِِّم ْن اَيَّام ا‬ َ ‫َم ِريْ ضًا اَ ْو‬
١ ‫هَ ٰدىكُ ْم َولَ َع َّل ُك ْم تَ ْشكُ ُر ْو َن‬
‫۝‬

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang
hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau
bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu
tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki
kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur”.

Menurut ibnu katsir dalam tafsirnya, Allah Swt. memuji bulan Ramadan di antara bulan-
bulan lainnya, karena Dia telah memilihnya di antara semua bulan sebagai bulan yang
padanya diturunkan Al-Qur'an yang agung. Sebagaimana Allah mengkhususkan bulan
Ramadan sebagai bulan diturunkan-Nya Al-Qur'an, sesungguhnya telah disebutkan oleh
5
hadis bahwa pada bulan Ramadan pula kitab Allah lainnya diturunkan kepada para nabi
Sebelum Nabi Muhammad Saw.

Imam Ahmad ibnu Hambal mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id maula
Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Imran Abul Awwam, dari Qatadah, dari
Abul Falih, dari Wasilah (yakni Ibnul Asqa), bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Lembaran-lembaran Nabi Ibrahim diturunkan pada permulaan malam
Ramadan dan kitab Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadan, dan kitab Injil
diturunkan pada tanggal tiga belas Ramadan, sedangkan Al-Qur'an diturunkan pada
tanggal dua puluh empat Ramadan.
Telah diriwayatkan pula melalui hadis Jabir ibnu Abdullah yang di dalamnya disebutkan:

ِ ْ ‫ َو‬،َ‫َأ َّن ال َّزبُو َر ُأنْ ِزلَ لثنتَي عَشْ َر َة [لَيْلَةً] َلَتْ مِنْ َر َمضَان‬
،‫اْلنْ ِجيلُ لِثَ َمانِي عَشْ َر َة‬

Bahwa kitab Zabur diturunkan pada tanggal dua belas Ramadan, dan kitab Injil
diturunkan pada tanggal delapan belasnya.
Sedangkan kalimat selanjutnya sama dengan hadis di atas. Demikianlah menurut riwayat
Ibnu Murdawaih.
Adapun lembaran-lembaran atau suhuf, kitab Taurat, Zabur, dan Injil, masing-masing
diturunkan kepada nabi yang bersangkutan secara sekaligus. Lain halnya dengan Al-
Qur'an, diturunkan sekaligus hanya dari Baitul 'Izzah ke langit dunia; hal ini terjadi pada
bulan Ramadan, yaitu di malam Lailatul Qadar. Seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

ِ َ‫ِإنَّا َأنْ َزلْنا ُه فِي لَيْلَةِ الْق‬


‫دْر‬

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam penuh kemuliaan.


(Al-Qadar: 1)

ٍ‫ِإنَّا َأنْ َزلْنا ُه فِي لَيْلَةٍ ُمبا َركَة‬

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati. (Ad-Dukhan: 3)


Setelah itu Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah Saw. secara bertahap sesuai dengan
kejadian-kejadiannya.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan bukan hanya oleh seorang perawi saja, dari
Ibnu Abbas. Seperti yang diriwayatkan oleh Israil, dari As-Saddi, dari Muhammad ibnu

6
Abul Mujalid, dari Miqsam, dari Ibnu Abbas.
Disebutkan bahwa Atiyyah ibnul Aswad pernah berkata kepada Ibnu Abbas bahwa di
dalam hatinya terdapat keraguan mengenai firman-Nya: Bulan Ramadan, bulan yang di
dalamnya diturunkan Al-Qur'an. (Al-Baqarah: 185); Firman-Nya: Sesungguhnya Kami
menurunkannya (Al-Qur'an) pada suatu malam yang diberkahi. (Ad-Dukhan: 3); Serta
firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam penuh
kemuliaan. (Al-Qadar. 1) Sedangkan Al-Qur'an ada yang diturunkan pada bulan Syawal,
ada yang dalam bulan Zul-Qa'dah, ada yang dalam bulan Zul-Hijjah, ada yang dalam bulan
Muharram, ada yang dalam bulan Safar, ada pula yang diturunkan dalam bulan Rabi'. Maka
Ibnu Abbas menjawab, "Sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan dalam bulan Ramadan, yaitu
dalam malam yang penuh dengan kemuliaan (Lailatul Qadar), dan dalam malam yang
penuh dengan keberkahan secara sekaligus, kemudian diturunkan lagi sesuai dengan
kejadian-kejadiannya secara berangsur-angsur dalam bulan dan hari yang berbeda-beda."
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih.
Sedangkan di dalam riwayat Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, disebutkan bahwa Ibnu
Abbas mengatakan, "Al-Qur'an diturunkan pada pertengahan bulan Ramadan ke langit
dunia dari tempat asalnya, yaitu Baitul 'Izzah. Kemudian diturunkan kepada Rasulullah
Saw. selama dua puluh tahun untuk menjawab perkataan manusia."
Di dalam riwayat Ikrimah, dari Ibnu Abbas, disebutkan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada
bulan Ramadan (yaitu di malam Lailatul Qadar) ke langit dunia secara sekaligus.
Sesungguhnya Allah Swt. berfirman kepada Nabi-Nya menurut apa yang dikehendaki-
Nya, dan tidak sekali-kali orang-orang musyrik mendatangkan suatu perumpamaan untuk
mendebat Nabi Saw. melainkan Allah Swt. mendatangkan jawabannya.

Sedangkan menurut hamka pada tafsir Al-AZhar, Pada bulan itulah puasa itu diwajibkan.
"Yang diturunkan padanya Al-Quran." Yaitu mula turunnya al-Quran yang mengandung
114 Surat, terdiri dari 6,236 ayat itu ialah dalam bulan Ramadhan. Meskipun ada pertikaian
ahli-ahli Hadis atau riwayat tentang tanggal dan harinya, tetapi tidak ada selisih bahwa
permulaan turunnya ialah dalam bulan Ramadhan. Penting sekali al-Quran yang mula turun
di bulan Ramadhan itu bagi manusia, khususnya bagi orang yang beriman. Sebab dia
adalah meniadi petunjuk baqi manusia menuju Shirathal Mustaqim, menempuh sabilillah
atau Jalan Allah. Al-Quran itu yang membebaskan mereka daripada meraba-raba dalam

7
kegelapan. "Dan penjelasan dari petunjuk." Oleh karena al-Quran adalah petunjuk yang
dahulu daripadanya. Artinya. diapun memberi penielasan lagi dari isi ajaran Musa dan Isa
dan Nabi-nabi yang lain. Dan iuga dalam al-Quran sendiri ada petunjuk yang umum
sifatnya (ijmal), lalu datang uraiannya (tafshil). Apalah lagi akhlak Nabi s.a.w. itu sendiri
adalah menurut contoh yang dititahkan alQuran, maka sikap hidup beliaupun membawa
bayyinat, penelasan dan keterangan daripada al-Quran. pembeda yaitu al-Furqan,
penyisihkan dan penyaring dan penapis di antara yang hak dengan yang batil, yang baik
dengan yang buruk, yang halal dengan yang haram. Lantaran itu sesuai sekali apabila di
bulan itu ditetapkan perintah ibadat puasa. untuk orang yang beriman, sebab hidup mereka
adalah berpandukan al-Quran. Dengan demikian bertambah yakinlah kita bahwa al-Quran
memang wahyu, bukan buatan dari Muhammad saja.

8
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia
dalam mengarahkan kehidupannya. Al-Qur'an bukanlah sebagai buku kesehatan, akan tetapi Al-
Qur'an merupakan kitab petunjuk bagi manusia agar selamat baik dunia dan akhirat. Al-Qur'an
juga memuat informasi tentang obat bagi manusia yang dijelaskan lewat salah satu ayat yang suda
disebutkan di atas. Al-Qur'an juga mengandung ayat-ayat sains dan isyarat-isyarat ilmiah. Untuk
memahami dan menafsirkan Al-Qur'an dibutuhkan berbagai macam ilmu guna untuk mengungkap
makna yang terkandung dalam Al-Qur'an.

Al-Qur'an pertama turun pada bulan ramadhan secara bertahap sesuai dengan kejadian
kejadiannya. Al-Qur'an diturunkan mengandung 114 surat dan 6236 ayat menurut tafsir Al Azhar,
meskipun ada pertikaian tanggal dan harinya tetapi tidak ada selisih bahwa turunnya ialah dalam
bulan ramadhan.

9
DAFTAR PUSTAKA

(2015, april 24). Retrieved from http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-


185.html

AMRULTAH, P. D. (1989). Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PUSTAKA NASIONAL PTE LTD.

Fitrianto, F. (2012). Retrieved from academia.edu:


https://www.academia.edu/9187974/makalah_al_quran

10

Anda mungkin juga menyukai