MAKALAH
MUKJIZAT DAN SUNATULLAH, MAAD DAN AKHERAT
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
yang berjudul “ Hadist Dan Unsur-Unsurnya “ dapat tersusun sampai dengan selesai.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Ulumul Hadist. Selain itu makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya hadist bagi pembaca dan juga bagi
penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bpk. Selaku guru mata pelajaran Ulumul
Hadist. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari penyusun
maupun materinya, kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
2.1
2
jawabannya di kitab Allah?” Mu’adz berkata “ aku akan memutuskannya dengan
sunnah.” Rasul selanjutnya bertanya lagi “ Bagaimana jika engkau tidak
menemukannya dalam sunnah dan tidak juha dalah kitab? ” Mu’adz menjawab “ Aku
akan berijtihad dengan mempergunakan akalku.” Rasulullah menepuk dada Mu’adz
seraya berkata “ Alhamdulillah atas taufik yang telah di anugrahkan Allah kepada
utusan Rasul-Nya.”
Argumen diatas menjelaskan bahwa, kedudukan Al Qur’an dan Hadist hakikatnya
sama-sama berasal dari wahyu Allah SWT. Karena, keduanya adalah seiring dan
sejalan.
Ibn Hazmin berkomentar, bahwa ketika kita menjelaskan Al Qur’an sebagai
hukum syara, maka di dalam Al Qur’an itu terdapat keterangan Allah SWT yang
mewajibkan kita untuk mentaati Rasulullah SAW. Hal tersebut termdapat dalam surat
An-Najm : 3-4 :
٤ ۙ اِ ۡن ُه َو اِاَّل َو ۡح ٌى يُّ ٰۡحوى٣ َو َما يَ ۡن ِط ُق َع ِن ا َۡهل ٰوى
Artinya : Dan tidaklah yang diucapkan beliau itu (Al Qur’an) menurut hawa nafsunya,
ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang di wahyukannya (kepadanya).
Dari ayat di atas, dapat di paham bahwa Allah SWT serta disampaikannya kepada
Rasulul SAW terbagi dua, yaitu :
Pertama : Wahyu yang mathluw, yang bersifat mukjizat, yaitu Al Qur’an
Al Karim.
Kedua : Wahyu yang marwi dan ghayr matluw, yang tidak bersifat mukjizat,
yaitu khabar yang datang pada Rasulullah SAW yang berfungsi
menjelaskan apa yang datang dari Allah SWT
3
BAB III
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kedudukan Hadist menurut jumhur ulama merupakan posisi kedua setalah Al-Qur’an,
walaupun begitu hal tersebut tdak mengurangi nilai hadist, karena keduanya Al Qur’an
dan Hadist pada hakkatnya sama-sama berasal dari wahyu Allah SWT.
Dalam surat An Najm ayat 3-4 dapat disimpulkan bahwa Allah SWT serta di sampakinnya
kepada Rasullullah SAW terbagi dua:
Pertama : Wahyu yang mathluw, yang bersifat mukjizat yaitu Al Qur’an Al Karim
Kedua : Wahyu yang marwi dan ghairu mathluw, tidak bersifat mukjizat yaitu khabar
yang datang pada Rasulullah yang berfungsi menjelaskan apa yang datang
dari Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
4
5