Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan hadirat Tuhan Yesus Kristus karena perkenaan-
Nyalah sehingga makalah Bahasa Indonesia ini bisa kami susun .

Makalah ini mengangkat dan mengungkapkan berbagai konsep dan teori yang berkaitan
dengan Usaha Kecil yang ada dalam masyarakat.

Kami menyadari adanya kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini baik dalam
penyajian, ulasan maupun penggunaan kata-kata atau isitilah yang kurang tepat. Untuk semua itu
kami dengan segala kerendahan hati dan keterbukaan sangat mengharapkan kritik, masukan, dan
saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan kualitas dan bobot dari makalah ini.

Untuk itu , kami ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga


makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Tentena, 09 Juni 2010

Syallom,
Azmi Tumonggi
Eka Pratiwi
Frits
Hari Tangkere
Momensen

i
UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan yang baik ini, perkenankanlah kami mengungkapkan rasa terima kasih

yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Liliane Kolu, M.Pd selaku

Dosen Bahasa Indonesia Universitas Kristen Tentena yang telah berkenan memberikan kesempatan

kepada kami mahasiswa Fakultas Ekonomi Semester Dua UNKRIT untuk bisa menyusun makalah ini.

Terima kasih atas masukan dan arahan yang diberikan selama ini.

Ucapan terima kasih juga kepada kakak dan adik kami yang sudah banyak memberikan

saran dan masukan untuk kami.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………….. i

UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………. 1

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………….. 2

1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………………………. 2

1.3 TUJUAN……………………………………………………………………………………………….………….. 2

1.4 MANFAAT PENELITIAN…………………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………. 3

2.1 DEFINISI………………………………………………………………………………………………………….

2.2 KONSTRIBUSI SOSIAL-EKONOMI USAHA KECIL………………………………………………. 2

2.4 KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN USAHA KECIL…………………………………………….

2.5 BAGAIMANA MENJADI PEMILIK USAHA KECIL……………………………………………….

2.6 MEMBUKA USAHA KECIL………………………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………

3.2 SARAN……………………………………………………………………………………………………………..

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kegiatan manusia sehari-hari dapat kita kelompokkan dalam dua kategori yaitu ekonomi dan non-

ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan,

sedangkan non-ekonomi adalah kegiatan yang tidak bermotif keuntungan.

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan usaha atau bisnis yang tujuannya untuk mencari

keuntungan. Dalam makalah ini kita akan membahas tentang definisi usaha kecil, konstribusi social-

ekonominya, jenis-jenisnya, keberhasilannya, menjadi pemilik usaha kecil dan cara membuka usaha

tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang menjadi kriteria untuk usaha kecil ?

2. Bagaimana peranan dari usaha kecil di bidang sosial-ekonomi di sebuah Negara ?

3. Apa yang merupakan factor-faktor keberhasilan dan penyebab kegagalan dari usaha kecil ?

4. Bagaimana caranya menjadi pemilik usaha kecil ?

5. Pada kondisi yang bagaimana usaha kecil lebih menguntungkan disbanding usaha besar ?

6. Apa langkah-langkah untuk membuka usaha baru ?

1.3 TUJUAN MAKALAH


Sejalan dengan kerangka rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah akan
dirumuskan :
1. Mendeskripsikan kepada

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Bagi kebanyakan orang, usaha kecil itu biasanya diasosiasikan dengan toko onderdil (suku cadang

kendaraan), usaha potong rambut, salon kecantikan,bengkel motor, pedagang eceran/took

pengecer, grosir,usaha katering, biro jasa atau took bunga. Usaha semacam itu biasanya dikelola oleh

sejumlah orang yang terikat dengan hubungan kekeluargaan / kekerabatan.

Namun demikian, pengertian “kecil” itu pada hakikatnya bersifat relatif. Pernyataan ini

dikemukakan oleh Schoell,et.al. (1993 : 164) yang memberikan contoh toko grosir disebut kecil jika

dibandingkan dengan jaringan supermarket raksasa Kroger, akan tetapi Kroger sendiri disebut kecil

dibandingkan dengan General motor. Selain pendapatan penjualan tahunan dan jumlah karyawan ,

criteria lainnya yang banyak digunakan untuk menilai ukuran atau skala usaha meliputi aset,

kekayaan bersih dan pangsa pasar.

Sebuah organisasi di Amerika Serikat – The Committee on Economic Development – yang

melakukan riset dan merumuskan rekomendasi kebijakan mengenai isu-isu ekonomi nasional dan

internasional menyebutkan bahwa perusahaan kecil adalah usaha yang memenuhi dua atau lebih

kriteria berikut ini :

a. Pihak pemilik mengelola perusahaan

b. Seorang atau sekelompok kecil menyediakan pembiayaan

c. Pihak pemilik dan para karyawan tinggal berdekatan dengan perusahaan

d. Perusahaan itu kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam industry yang sama, diukur

menurut aset, jumlah karyawan atau pendapatan penjualan

2.2 KONTRIBUSI SOSIAL-EKONOMI USAHA KECIL

Peranan dari usaha kecil di bidang sosial-ekonomi di berbagai Negara terbukti cukup besar

sebagaimana tercermin dari perspektif di bawah ini :

v
 Membuka lapangan kerja yang luas dan bersifat fleksibel – baik bagi laki-laki maupun

perempuan untuk segala umur dan penuh waktu maupun paruh waktu.

 Banyak produk baru yang bisa dikembangkan melalui teknologi baru seperti semikonduktor,

robot, dan penyambung plasma.

 Menjadi pemasok penting bagi perusahaan besar dalam bentuk suku cadang dan jasa-jasa yang

dibutuhkan.

 Membuka peluang bagi orang yang memiliki obsesi kuat, tekad besar dan pekerja keras untuk

menjadi pemimpin (bos) untuk usahanya.

Inkubator usaha dapat berperan dalam merintis dan mengembangkan usaha baru. Inkubator

usaha ini difasilitasi oleh badan pemerintah, kalangan universitas, kelompok investor swasta dengan

jalan menyediakan sewa rumah, kantor pelayanan bersama dan bimbingan manajemen. Tujuan

didirikannya incubator ini yaitu untuk membantu pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya

sampai bisa beroperasi secara mandiri.

2.3 JENIS USAHA KECIL

Usaha kecil dapat dijumpai pada semua jenis industri. Yang paling populer berturut-turut adalah

perdagangan eceran, jasa, konstruksi, perdagangan besar dan industri. Pada usaha perdagangan

eceran, beberapa berskala relative besar seperti Wal-Mart dan Safeway yang peranannya cukup

signifikan dalam total penjualan , tetapi puluhan ribu usaha kecil bergerak dalam bisnis seperti

bakery, kartu, CD, pakaian jadi, perhiasan dan masih banyak lagi.

Industri jasa tidak didominasi oleh usaha besar. Penyedia jasa seperti usaha potong rambut,

rumah makan, binatu, ahli gigi dan bengkel motor (otomotif) pada umumnya merupakan usaha kecil

dan pasarnya lokal (terbatas). Yang wilayahnya lebih luas hanya asuransi dan perbankan. Industri jasa

ini kebanyakan merupakan operasi berskala kecil dan bersifat padat karya. Mereka hanya

membutuhkan jumlah modal terbatas sehingga merupakan usaha yang mudah untuk dimasuki para

pebisnis.

vi
Usaha kecil di bidang industry konstruksi merupakan perusahaan local yang membangun

perumahan, kompleks apartemen, kolam renang, jalan raya, rumah took (ruko) dan rumah kantor

(rukan). Perdagangan besar banyak diusahakan oleh perusahaan kecil, misalnya grosir produk dan

alat kecantikan. Industri pengolahan (manufakturing) merupakan industri terkonsentrasi di mana

sebagian besar pendapatan penjualan dihasilkan oleh perusahaan besar dalam jumlah yang relative

sedikit. Namun demikian terdapat ribuan usaha kecil yang menghasilkan produk dari bahan mentah

dan beroperasi dalam wilayh terbatas (local). Contoh dari jenis usaha terakhir ini adalah usaha

penggergajian kayu.

2.4 KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN USAHA KECIL

Usaha kecil dan perusahaan besar berbeda dalam sumber daya, kemampuan dan misi. Sebagian

orang memulai usaha mereka dengan harapan untuk berkehidupan dengan lebih baik dengan

melakukan pekerjaan yang diinginkan, bukannya bekerja untuk kepentingan orang lain. Mereka lebih

peduli pada bagaimana usaha tersebut sesuai dengan gaya hidup yang diinginkan. Ribuan took

dimiliki oleh orang yang tertarik, terutama pada kepuasan dan harga diri yang timbul dari hubungan

pribadi dengan para pelanggan mereka. Sebaliknya, banyak juga pemilik usaha kecil yang tertarik

terutama pada pertumbuhan usaha. Mereka tidak menginginkan tetap menjadi usaha kecil dan

mereka sering berpaling kepada pemodal ventura (Venture Capitalist) untuk membiayai

pengembangan usaha secara tepat.

Faktor-Faktor Keberhasilan

Faktor-faktor yang menunjukkan kekuatan utama dari perusahaan kecil adalah sebagai berikut :

 Fleksibilitas lebih besar.

 Lebih banyak perhatian secara pribadi terhadap pelanggan dan karyawan.

 Biaya tetap lebih rendah

 Motivasi pemilik lebih besar.

Faktor-Faktor Keberhasilan
vii
Berdasarkan hasil studinya, The Dun & Bradstreet Corporation telah mengidentifikasi factor-faktor

penyebab kegagalan usaha kecil sebagai berikut :

 Kelalaian (kebiasaan buruk, kesehatan kurang baik, masalah perkawinan)

 Bencana (pencurian, kebakaran, kematian pemilik)

 Penyelewengan (penggelapan, perjanjian palsu)

 Faktor-faktor ekonomis (tingkat bunga tinggi, kehilangan pasar)

 Pengalaman (tidak cakap, kurangnya pengalaman manajerial)

 Penjualan (lemah daya saing, kesulitan persediaan, lokasi kurang baik)

 Biaya (hutang institusi yang memberatkan, biaya operasi yang tinggi)

 Pelanggan (kesulitan dalam piutang, terlalu sedikit pelanggan)

 Aset (Aset tetap yang berlebihan, ekspansi yang terlalu besar)

 Modal (kontrak yang memberatkan, penarikan yang berlebihan, kapasitas awal yang kurang

memadai)

Dapat ditambahkan pula, bahwa berdasarkan studi di Amerika Serikat yang dilakukan pada

tahun 1991 dapat disimpulkan bahwa ada 2 penyebab utama yang mengakibatkan kegagalan

usaha kecil, yaitu :

 Manajemen yang kurang baik. Faktor ini merupakan penyebab nomor satu. Faktor

ini meliputi persiapan yang kurang untuk mengelola usaha, kegagalan untuk belajar

dari pengalaman dan optimism yang tak terkendali (tidak realistis).

 Kurangnya pembiayaan. Banyak pengusaha yang memulai usahanya dengan modal

yang terlalu kecil dan sedikitnya sumber daya. Sumber utama untuk perusahaan baru

adalah sumber daya pribadi dari pemilik. Sumber utama yang kedua adalah lembaga

keuangan. Pengusaha yang memulai usaha dengan dana tidak memadai sulit untuk

memperoleh kredit. Kreditur menganggap bahwa pengusaha tidak memiliki dana

sendiri yang cukup memadai untuk diinvestasikan pada bisnis yang bersangkutan.

2.5 BAGAIMANA MENJADI PEMILIK USAHA KECIL

Seseorang dapat menjadi pemilik usaha kecil melalui salah satu dari cara berikut ini :
viii
 Mengambil alih usaha keluarga. Seringkali terjadi sebuah perusahaan diambil alih oleh

anggota keluarga, kadang-kadang oleh orang yang telah dibesarkan di dunia bisnis. Orang

semacam ini sudah siap dan mengambil alih ketika pemilik sebelumnya meninggal dunia atau

tidak lagi mampu atau bersedia untuk mengelola perusahaan. Mungkin pula orang yang

mengambil alih belum bekerja di perusahaan dan pengambilalihan berlangsung dalam waktu

singkat. Seseorang yang merasa berkewajiban untuk mengambil alih tetapi tidak siap berbuat

untuk itu, biasanya mengalami kegagalan.

 Membeli perusahaan yang sudah ada. Banyak orang yang memasuki bisnis dengan cara

membeli perusahaan yang sudah berjalan. Dalam hal ini terlebih dahulu perlu diketahui

mengapa pemiliknya ingin menjual perusahaan. Jika pemiliknya ingin pension, teliti dahulu

keuntungan perusahaan selama beberapa tahun terakhir. Jika kinerjanya baik, maka perlu

mencapai kesepakatan di mana pihak penjual membantu pembeli dalam mendalami bisnis

mulai dari dasarnya. Mungkin pula pemilik perusahaan berusaha untuk membebaskan diri

dari bisnis yang selama ini ternyata kurang menguntungkan. Dalam hal ini perlu diteliti

mengapa perusahaan tersebut tidak menguntungkan , yaitu apakah disebabkan oleh masalah

produk atau jasa yang dihasilkan atau manajemen yang kurang baik. Langkah apa yang

diambil untuk memperbaiki perusahaan ? Seringkali pembeli membayar premi harga untuk

perusahaan yang bagus, karena lebih mudah dan resikonya lebih kecil dibandingkan memulai

usaha dari nol.

 Membuka usaha baru. Memulai usaha baru dalam hal tertentu lebih baik dibandingkan

membeli usaha yang sudah berjalan. Pemilik dapat membangun perusahaan mulai dari

bawah. Tidak dijumpai masalah yang disebabkan oleh pelanggan yang tak puas, keusangan

pabrik atau lokasi usaha yang tidak menguntungkan dan piutang ragu-ragu. Selain itu juga

tidak perlu membayar premi harga kepada pemilik lama. Akan tetapi, dengan cara ini tidak

ada basis pelanggan sebagai awal operasi

 2.6 MEMBUKA USAHA KECIL

ix
Ada sejumlah kondisi di mana bentuk usaha kecil lebih menguntungkan disbanding

perusahaan besar, yaitu jika :

 Sebuah produk tidak bersifat produksi missal berskala besar,

 Kenyamanan konsumen lebih penting daripada harga pemilihan,

 Permintaan atau penawaran berfluktuasi secara musiman,

 Penjualan potensial di sebuah pasar tidak cukup besar untuk mengundang sebuah

perusahaan besar,

 Perusahaan-perusahaan besar saling bersaing satu sama lain untuk sebuah segmen

pasar yang besar dan mengabaikan satu atau lebih segmen yang lebih kecil, dan

 Barang atau jasa yang ditawarkan membutuhkan perhatian pribadi terhadap

konsumen yang besar dari pihak penjual.

x
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan-pembahasan sebelumnya kita menemukan berbagai masalah-

masalah yang kita temui yang pertama, bagaimana peranan usaha kecil di bidang sosial ekonomi

dalam sebuah Negara; Kedua, faktor-faktor keberhasilan dan penyebab kegagalan usaha kecil ;

ketiga, bagaimana menjadi pemilik usaha kecil ; empat, kondisi yang bagaimana usaha kecil lebih

menguntungkan dibanding usaha besar dan langkah-langkah untuk membuka usaha baru

Berdasarkan masalah-masalah di atas dapat disimpulkan bahwa usaha

xi

Anda mungkin juga menyukai