Anda di halaman 1dari 3

Nama : Haikal Noor El Fajri

NPM : 110110170222

Mata Kuliah : Hukum Lingkungan

Kelas :D

PEMBANGUNAN HUKUM LINGKUNGAN

I. Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan baru menarik perhatian dunia setelah diselenggarakannya
Konferensi PBB tentang lingkungan hidup manusia pada tanggal 5-16 Juni 1972 di
Stockholm, Swedia.

Dewan Ekonomi dan Sosial PBB meninjau dan mempelajari pelaksanaan


Program pembanguna internasional ke-1 sebagai tanda terwujudnya cita-cita
pembangunan di dunia yang secera semesta atau utuh-menyeluruh yang meliputi
segenap dan seluruh kehidupan dan penghidupan secara lengkap dan bulat.
II. Deklarasi Lingkungan Hidup Manusia 1972.
Akibat pembangunan di segala bidang timbul lah efek samping yang berakibat
negatif pada lingkungan. Akibat efek samping negatif yang merusak lingkungan PBB
mencoba menanggulanginya melalui sarana penyelengaraan Konferensi PBB Tentang
Lingkungan Hidup Manusia pada tahun 1972 di Swedia. Pada akhir konferensi para
delegasi menyepakati dan mensahkan Deklarasi Lingkungan Hidup Manusia 1972.
Selain deklarasi itu ada juga 109 rekomendasi untuk menerapkan asas-asas yang
terdapat dalam deklarasi tersebut yang kemudian disusun dalam Action Plan On The
Human Environement yang terdiri atas 3 komponen dasar, yaitu: 1) Komponen dasar
assesment; 2) Komponen dasar management; 3) Komponen dasar supporting.
III. Hukum Lingkungan
Seperti halnya masalah lingkungan dalam corak dan sifat-sifatnya secara
modern baru dikembangkan sejak 1972, maka sudahlah sewajarnya jika hukum
lingkungan secara modern juga baru mulai tumbuh berkembang sesudah waktu itu.
Pada waktu lampau juga sesungguhnya sudah terdapat sejenis hukum
lingkungan seperti salah satunya, yaitu Undang-Undang Perlindungan Alam tahun
1941.
IV. Hukum Lingkungan Modern
Hukum lingkungan modern menetapkan ketentuan dan norma-norma guna
mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk melindungi Lingkungan dari
kerusakan dan kemerosotan mutunya demi untuk menjamin kelestariannya agar dapat
secara langsun terus-menerus digunakan oleh generasi sekarang maupun generasi-
generasi mendatang.
V. Mengisi Program Pembangunan Hukum Lingkungan
Dalam melaksanakan mengisi program pembangunan hukum lingkungan di
Indonesia adalah salah satunya diisi oleh kebijakan menteri kehakiman yang
menyatakan bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan hukum lingkungan
modern dalam rangka melaksanakan REPELITA II.
Karena Indonesia membutuhkan bantuan teknis pada bidang hukum
lingkungan yang menyeluruh maka oleh Menteri Kehakiman diputuskan bahwa
Sekretaris Kementrian Kehakiman melakukan sebuah “perjalanan studi” ke negara-
negara eropa, Amerika, Asia, dan Australia dari tahun 1975-1976.
Pada tahun 1976 tim riset dari Kementrian Kehakiman telah mengumpulkan
cukub bahan tambahan informasi dan perbandingan di bidang hukum lingkungan.
VI. Peningkatan Pembangunan Hukum Lingkungan

Pada tahun 2000-an terdapat 4 pokok masalah lingkungan yang bersumber


kepada:

1) Kependudukan

2) Kemiskinan

3) Kekotoran dan kerusakan

4) Kebijaksanaan

Karena pokok masalahnya meningkat daripada REPELITA II maka


diadakanlah REPELITA III yang menggariskan kebijaksanaan pembangunan yang
dipadukan dengan pengembangan lingkunga hidup, demi untuk memperluas dimensi
pembangunan itu sendiri.
Sejak permulaan Pelaksanaan REPELITA III di tahun 1978, Menteri Emil
Salim telah berhasil menggerakkan segenap aparatur pemerintah baik di pusat
maupun di daerah-daerah dan seluruh masyarakat ke arah pengembangan kesadaran
lingkungan, khususnya dengan meningkatkan partisipasi mereka dengan aktif.
Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan di bidang lingkungan hidup yang kini
masih dan sedang berlaku di Indonesia, menghasilkan: 1) 22 undang-undang; 2) 38
PP; 3) 5 Keppres; 4) 2 Inpres; 5) 45 Keputusan Menteri; 6) Pengairan;
7)Pertambangan

Anda mungkin juga menyukai