Oleh:
NURHAYANTI
PO.71.24.12.30.469
Segala puji bagi allah SWT berkat rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “hubungan kadar heomoglobin (HB) dan
paritas dengan berat badan bayi baru lahir di PKM Singkut Tahun 2023” Sholawat serta
salam selalu tercurah kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat,dan para pengikutnya yang senantiasa istikomah dalam sunnahnya
hingga akhir zaman.
Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis banyak sekali mendapatkan bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Rusmimpong, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Jambi.
2. Ibu Yuli Suryanti, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jambi.
3. Ibu Enny Susilawati, M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jambi
4. Ibu Nuraidah, S. Pd, M. Kes selaku dosen pengampuh mata kuliah motode penelitian
dan biostatistik.
5. Seluruh staf dosen program studi sarjana terapan Jurusan Kebidanan Poltekkes Jambi
atas ilmu, do’a dan dorongan serta semangatnya.
6. Kepada sahabat dan teman-teman yang selalu memberi semangat, bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam penyusunan
penelitian ini, oleh sebab itu penulis mohon kritik dan sarannya guna perbaikan
dikemudian hari. Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di kebidanan.
Jambi, 2023
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian s................................................................................ 4
E. Ruang Lingkup ........................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir (BBL) adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang
manusia yang lahir dari dalam Rahim seorang ibu. Sedangkan menurut kamus
kedokteran Ronald (2003) bayi baru lahir (BBL) adalah masa kehidupan bayi
pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim (Heryani,
2019:16).
Bayi baru lahir (BBL) disebut dengan neonatus yang merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37-
42 minggu dan berat badan antara 2500-4000 gram (Dewi,Vivian, 2013: 1).
menyatakan bahwa prevelensi bayi dengan BBLR di dunia yaitu 15,5% atau
sekitar 20 juta bayi yang lahir setiap tahun, sekitar 96,5% di antaranya terjadi di
pada tahun 2025 mendatang dan sejauh ini sudah terjadi penurunan angka bayi
BBLR di banding tahun 2012 sebelumnya yaitu sebesar 2,9%. Data tersebut
menunjukan telah terjadi pengurangan dari tahun 2012-2019 yaitu dari 20 juta bayi
1
2
memiliki presentase angka kejadian BBLR paling rendah provinsi jambi yaitu
Pada data Dinas Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2020 jumlah bayi dengan
BBLR sebanyak 1.057 bayi 1,81% bayi yang lahir dengan berat lahir rendah
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi berat badan lahir tidak
normal antara lain seperti ibu hamil yang mengalami anemia, ibu hamil yang
menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu muda < 20 tahun,
terlalu tua > 35 tahun, terlalu dekat jaraknya nya 2 tahun dan terlalu banyak
anaknya > 3). Sebanyak 54,2 per 1000 perempuan di bawah usia 20 tahun telah
per 1000 kelahiran hidup, hal ini di perkuat oleh data yang menunjukkan masih
adanya umum perkawinan pertama pada usia sangat muda (< 20 tahun) sebanyak
46,7
Bayi dengan berat lahir rendah memiliki dua komplikasi yang mungkin
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah ialah
mungkin terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah ialah gangguan
B. Rumusan Masalah
ini adalah:
1. Bagaimana gambaran berat badan bayi baru lahir di PKM Singkut Tahun
2023.
2. Bagaimana gambaran kadar hemoglobin (HB) pada ibu hamil TM III di PKM
3. Bagaimana gambaran paritas pada ibu hamil di PKM Singkut Tahun 2023.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran berat badan bayi baru lahir di PKM Singkut
Tahun 2023.
b. Untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin (HB) pada ibu hamil TM III
c. Untuk mengetahui gambaran paritas pada ibu hamil di PKM Singkut Tahun
2023.
D. Manfaat Penelitian
berguna untuk dijadikan acuan bagi civitas akademik dan bagi peneliti untuk
E. Ruang Lingkup
berhubungan dengan berat badan bayi baru lahir di PKM Singkut pada tahun
2023. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir (BBL) mulai bulan
oktober 2023, sampel diambil dengan teknik total sampling di PKM Singkut
bayi lahir (BBL) pada saat kehamilan, analisis yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi
square.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan TM III
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis, setiap wanita
yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang sehat maka besar
sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan menurut
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
trimester ke 2 dimulai dari 13-27 minggu dan trimester ke 3 dimulai dari 28-40
2018: 52).
6
7
konsepsi (janin, plasenta dan cairan amniotik), dan hipertrofi beberapa jaringan
ekstravaskular). Sebagian besar protein terdapat pada janin, tetapi terdapat juga pada
uterus, darah, plasenta dan payudara. Sebaiknya sebagian besar deposit lemak
terdapat pada jaringan adiposa maternal, terutama region gluteal dan paha atas, dan
juga janin yang merupakan satu-satunya hal penting utama lainnya (Myles, 2009:
199-200).
dari 300 ml pada 20 minggu, hingga puncaknya 1.000 ml pada minggu ke 35,
kemudian mengalami sedikit penurunan, berat uterus bertambah lebih cepat pada 20
minggu pertama. Berat payudara dan volume darah meningkat secara stabil selama
kehamilan, sebagian besar lemak yang diperoleh disimpan pada 30 minggu pertama,
sebagian besar cairan di retensi pada 30 minggu pertama tetapi meskipun tidak
terjadi edema klinis 2 hingga 3 liter cairan ekstraselular mengalami retensi pada 10
Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9
kg diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan
dengan resiko komplikasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat
8
badan bayi lahir rendah (BBLR). Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan
berat badan. Tingkat edema, laju metabolik, asupan diet, muntah dan diare,
etnisitas, hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini di dasarkan
pada indeks masa tubuh kehamilan (Body mass index (BMI)), yang menggambarkan
perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan ibu. Secara umum,
pertumbuhan optimal bayi yang belum lahir terjadi jika ibu yang memiliki BMI
prakehamilan rendah (≤ 20) megalami peningkatan berat badan lebih banyak, dan
ibu yang memiliki BMI tinggi (≥ 27) peningkatan berat badan lebih sedikit dari
pada ibu yang memasuki kehamilan dengan berat badan sehat. Wanita yang
bernutrisi baik dengan BMI prakehamilan normal dan kehamilan tanpa komplikasi
akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal, rata-rata peningkatan berat
badan gestasional adalah antara 11 sampai 16 kg, tetapi variabilitasnya sangat besar
(Myles,2009: 200).
Setiap wanita hamil mengalami penambahan berat badan yang berarti janin
juga tumbuh dan berkembang. Tetapi, berapa rata-rata kenaikan berat badan selama
hamil, secara umum kenaikan berat badan berkisar 11 kg. lebih tepatnya, berikut ini
2021:88).
9
Tabel 2.1
Presentase penambahan berat badan selama hamil menurut BMI
hitung berdasarkan kategori berat badan ibu sebelum hamil (Body Index / BMI)
seperti berikut :
Berat badan
( Tinggi Badan x Tinggi Badan )
Sumber : Asuhan pada Kehamilan (Sutanto Andina Vita, Fitriana Yuni, 2021:88-89).
10
Kata gizi berasal dari bahasa arab yaitu ghidza, yang berarti makanan. Ilmu
gizi biasanya berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia, pengertian gizi di
bedakan pada masa lalu dan sekarang. Pada masa lalu gizi banyak di hubungkan
tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh). Sementara saat ini
gizi selain untuk kesehatan, jika di kaitkan dengan potensi ekonomi seseorang
karena gizi selain untuk kesehatan, juga di kaitkan dengan perkembangan otak,
Adapun kebutuhan gizi pada ibu hamil menurut (Hutahaenan, 2013:5 8-62) di
antaranya:
Kebutuhan energi pada ibu hamil bergantung pada berat badan sebelum
300 kalori pada trimester II dan III. Dampak kekurangan energi adalah
adalah hidrat arang seperti beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian, dan lain-
lain.
b. Protein
Sebanyak 2/3 dari protein yang di konsumsi sebaiknya berasal dari protein
terdapat pada daging, ikan, unggas, telur, kerang, dan sumber protein nabati
c. Lemak
Lemak besar sekali manfaatnya untuk cadangan energi tubuh dan agar
tubuh ibu tidak mudah merasa lelah. Pertumbuhan dan perkembangan janin
lemak merupakan sumber tenaga yang vital, selain itu juga di gunakan untuk
dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III, tubuh ibu hamil
setelah bayi lahir. Makanan ibu sebelum dan selama kehamilan berperan
penting dalam ketersediaan asam lemak esensial pada simpanan jaringan lemak
1) Asam lemak omega 3, yaitu asam lemak linoleat yang terdiri atas asam
a) DHA merupakan 50% dari asam lemak yang ada di jaringan otak dan
retina.
b) DHA merupakan 2/3 dari asam lemak yang ada di sel penerimaan cahaya
dan retina.
2) Asam lemak omega 6, yaitu asam lemak linoleat (LNA), yang di dalam
tubuh dikonversi menjadi asam lemak arakidonat. Fungsi asam lemak omega
d. Vitamin
penting pada metabolism protein. Dalam bahan makanan asam folat dapat
13
diperoleh dari hati, sereal, kacang kering, asparagus, bayam, jus, jeruk, dan
efek tabung neural jika di konsumsi sebelum dan selama 6 minggu pertama
kehamilan.
2) Vitamin B6 (Piridoksin).
kehamilan dan juga ketuban pecah dini (KPD). Vitamin C berguna untuk
dan pembuluh darah. Fungsi lain dapat meningkat absorbsi suplemen besi
4) Vitamin A.
tulang, juga penting untuk kesehatan mata, kulit, rambut, dan juga mencegah
tulang wajah, kepala, otak dan jantung. Sumber vitamin A banyak terdapat
pada minyak ikan, kuning telur, wortel, sayuran berwarna hijau, dan buah-
ibu hmail 200 RE (retional ekivalen) hari lebih tinggi dari pada ibu tidak
hamil.
5) Vitamin D.
fosfor yang berguna untuk meneralisai tulang dan gigi. Sumber vitamin D
banyak terdapat pada kuning telur, susu, produk susu, dan juga di buat
6) Vitamin E.
pada pertumbuhan sel, jaringan, dan integrasi sel darah merah, ibu hamil
7) Vitamin K.
e. Mineral
1) Kalsium (Ca).
ibu hamil 0,08 gram dan sebagian besar untuk perkembangan tulang janin.
Bila asupan kalsium kurang, maka kebutuhan kalsium akan di ambil dari gigi
dan tulang ibu, kondisi tersebut tak jarang membuat ibu hamil yang kurang
asupan kalsium mengalami karies gigi ataupun keropos serta diikuti dengan
demikian ibu yang sering hamil cenderung terjadi defisiensi akibatnya janin
menderita kelainan tulang dan gigi. Sumber kalsium terdapat pada susu dan
produk susu (Yogurt dan keju), ikan, kacang-kacangan, tahu, tempe, dan
sayur berdaun hijau. Konsumsi kalsium yang di anjurkan untuk ibu hamil
2) Fasfor.
pembentukan rangka dan gigi janin serta kenaikan metabolisme kalsium ibu.
Jika jumlah didalam tubuh tidak seimbang sering mengakibatkan kram pada
tungkai.
Zat besi merupakan zat yang sangat esensial bagi tubuh. Zat besi
darah ibu dan kadar HB) yang man diperlukan untuk mencegah terjadinya
anemia. Asupan yang tinggi dan berlebihan pada zat besi juga tidak baik
karena dapat mengakibatkan konstipasi (sulit buang air besar) dan nausea
(mual muntah).
16
Zat besi paling baik di konsumsi di antara waktu makan bersama jus
jeruk. Konsumsi kopi, teh, dan susu dapat mengurangi absorbs zat besi,
sehingga sebaiknya menghindari meminum kopi, teh, ataupun susu jika akan
mengkonsumsi zat besi (Fe). Sumber zat besi banyak terdapat pada daging
4) Seng (Zn).
ditemukan pada persalinan abnormal dan berat badan lahir rendah (BBLR ≤
2.500 gram). Sumber Zn terdapat pada kerang dan danging, kadar Zn yang
dibutuhkan pada ibu hamil yaitu sebanyak 20 mg/hari atau lebih besar 5 mg
5) Flour.
pertumbuhan tulang dan gigi. Bila kurang dari kebutuhan, maka gigi tidak
terbentuk dengan sempurna dan jika kadar flour berlebih maka warna dan
6) Yodium.
7) Natrium.
keseimbangan cairan tubuh pada ibu hamil. Natrium pada ibu hamil
bertambah sekitar 3,3 gram per minggu sehingga ibu hamil cenderung
menderita anemia.
Bayi baru lahir (BBL) disebut dengan neonatus yang merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37-42 minggu dan
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari umur kehamilan 37
(Maternity, Dainty, dkk, 2018: 2). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan
berikut :
18
dan pada laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
11) Refleks Moro atau gerak memeluk jika dikagetkan sudah baik.
13) Refleks rooting mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
c. Tanda bahaya pada bayi baru lahir menurut Kemenkes RI (2020: 37).
1) Bayi dingin
2) Lemah
5) Muntah-muntah
19
6) Sesak napas
7) Diare
8) Kejang
9) Demam/panas tinggi
12) Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah
Untuk BBL cukup bulan dengan air ketuban jernih yang langsung
manajemen BBL normal. Jika bayi kurang bulan (<37 minggu/259 hari)
atau bayi lebih bulan (≥ 42 minggu/283 hari) dan atau air ketuban
bercampur mekonium dan atau tidak bernapas atau megap – megap dan
atau tonus otot tidak baik lakukan manajemen BBL dengan asfiksia.
20
Tabel: 2.2
Nilai Apgar (NA)
Tanda N: 0 N: 1 N: 2 NA
Seuruh tubuh
Appearance Badn merah,
Pucat kemerah –
(warna kulit) ekstremitas biru
merahan
Pulse rate
Tidak
(frekuensi Kurang dari 100 Lebih dari 100
ada
nadi)
Grimace
Tidak Sedikit gerakan
(reaksi Batuk/bersin
ada mimik (grimace)
rangsangan)
Activity Tidak Ekstremitas dalam
Gerakan aktif
(tonus otot) ada sedikit fleksi
Respiration Tidak
Lemah/tidak teratur Baik/menangis
(pernapasan) ada
Jumlah
(Sumber: Prawirohardjo, 2002: 249)
Catatan:
NA 1 menit lebih/sama dengan 7 tidak perlu resusitasi
NA 1 menit 4-6 bag and mask ventilation
NA 1 menit 0-3 lakukan intubasi
Penyesuaian paling kritis yang harus dialami oleh bayi baru lahir
diganti oleh cairan yang mengisi traktus respiratorius sampai alveoli. Pada
kelahiran pervaginam normal, sejumlah kecil cairan keluar dari trakea dan
paru-paru bayi. Dalam satu jam pertama bayi, sistem limfatik paru secara
bayi memperoleh oksigen yang cukup. Tarikan napas pertama terjadi. Hal
pendinginan, bunyi, cahaya, dan sensasi lain yang berkaitan dengan proses
berlebihan dalam satu menit setelah bayi lahir, sehingga bayi mulai
menjadi karakteristik bayi baru lahir normal yang cukup bulan. Setelah
pernapasan mulai berfungsi, napas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur,
bervariasi dari 30 sampai 60 kali per menit, disertai apnea singkat (kurang
dari 15 detik). Periode apnea singkat ini paling sering terjadi selama siklus
tidur aktif. Durasi dan frekuensi apnea menurun seiring peningkatan usia.
Periode apnea lebih dari 15 detik harus dievaluasi (Bobak et al, 2004: 364).
bayi lahir. Foramen ovale, duktusar teriosus, dan duktus venosus menutup.
jantung dan masuk ke jantung kiri, sehingga tekanan dalam atrium kiri
dan memotong tali pusat membuat arteri umbilikalis, vena umbilikalis, dan
umbilikalis, dan arteri hepatika menjadi ligamen (Bobak et al, 2004: 364).
jantung dan masuk ke jantung kiri, sehingga tekanan dalam atrium kiri
dengan variasi berkisar antara 120 dan 160 kali/menit. Frekuensi saat
bayi tidur berbeda dari frekuensi saat bayi bangun. Pada usia satu
minggu, frekuensi denyut jantung bayi rata-rata ialah 128 kali/menit saat
tidur dan 163 kali/menit saat bangun. Pada usia satu bulan, frekuensi
138 kali/menit saat tidur dan 167 kali/menit saat bangun. Aritmia sinus
(denyut jantung yang tidak teratur) pada usia ini dapat dipersepsikan
kerja pompa jantung. Bunyi jantung terdengar sebagai suara “lub, dub,
lub, dub.” Bunyi “lub” dikaitkan dengan penutupan katup mitral dan
penutupan katup aortik dan katup pulmoner pada akhir sistol. Bunyi
bunyi jantung kedua. Siklus normal jantung bermula dari sistol. Bunyi
memiliki intensitas yang lebih besar dari bunyi jantung orang dewasa.
Bunyi pertama dibedakan dari bunyi jantung kedua karena bunyi ini
lebih keras dan lebih redup, sedangkan bunyi jantung kedua memiliki
terdengar pada periode neonatal tidak bermakna patologis dan lebih dari
puncak kepala dan bokong. Titik impuls maksimum pada bayi baru lahir
midklavikular.
diastolik rata-rata ialah 42. Tekanan darah berbeda dari hari ke hari
110 ml/kg selama beberapa hari pertama dan meningkat dua kali lipat
pada akhir tahun pertama. Secara proposional, bayi baru lahir memiliki
volume darah sekitar 10% lebih besar dan memiliki jumlah sel darah
merah hampir 20% lebih banyak dari pada orang dewasa. Akan tetapi,
darah bayi baru lahir mengandung volume plasma sekitar 20% lebih
Bayi prematur memiliki volume darah yang relatif lebih besar dari pada
bayi baru lahir cukup bulan. Hal ini disebabkan bayi prematur memiliki
proporsi volume plasma yang lebih besar, bukan sel darah merah yang
lebih banyak.
baru lahir. Tindakan klem yang terlambat akan meningkat volume darah
saat. Karena hipotalamus bayi masih belum matur, pengaturan suhu belum
efisien, dan bayi masih rentan terhadap hipotermia, terutama jika terpajan
dingin atau aliran udara dingin, saat basah, saat sulit bergerak bebas, atau
saat kekurangan nutrisi. Bayi yang kedinginan tidak dapat menggigil, oleh
Suhu inti normal bayi sekitar 36-37 oC. Bayi aterm, memakai baju
dan sehat dapat mempertahankan suhu tubuh dengan baik sehingga dapat
ketika bayi terpajan oleh sumber panas radian. Dapat berkeringat dapat
4) Perubahan Gastrointestinal
Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan
refleks gumoh dan batuk yang matang sudah mulai terbentuk dengan baik
pada saat lahir. Kemampuan bayi cukup bulan menerima dan menelan
sehingga mudah gumoh terutama bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas
lambung akan bertambah bersamaam dengan tambah umur. Usus bayi masih
belum matang sehingga tidak mampu melindungi diri dari zat berbahaya,
kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air dibanding
dewasa sehingga bahaya diare menjadi serius pada bayi baru lahir
5) Perubahan ginjal.
hingga setelah lahir. Urin bayi encer, berwarna kekuning-kuningan dan tidak
berbau. Warna coklat dapat disebabkan oleh lendir bebas membrane mukosa
dan udara asam akan hilang setelah bayi banyak minum. Garam asam urat
dapat menimbulkan warna merah jambu pada urine, namun hal ini tidak
tubular terbatas. Bayi tidak mampu mengencerkan urine dengan baik saat
yang tinggi rendah dalam darah. Urine dibuang dengan cara mengosongkan
kandung kemih secara reflek. Urine pertama dibuang saat lahir dan dalam
6) Perubahan Imun
IgG, IgA, dan IgM, dan dari ketiga imunoglobin tersebut, hanya IgG yang
kekebalan terhadap infeksi virus yang spesifik. Pada saat lahir, kadar IgG
bayi sama atau sedikit lebih tinggi dari ibu. Ini memberikan kekebalan pasif
a. Pengertian BBLR
Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang
dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Bayi yang berada di
1). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (Rukiyah Ai Yeyeh,dkk,2022: 5).
Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR (Atikah, Cahyo, 2017:
sempurna
punggung
terun
g) Rajah telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk
a) Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi baratnya kurang
d) Bila kurang bulan, jaringan payudara kecil, putting kecil, bila cukup
e) Bayi perempuan bila cukup bulan, labia mayora akan menutupi labia
minora
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah mempunyai ciri-ciri (Atikah,
3) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari
30 cm
skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
9) Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemat
10) Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif pertumbuhan ototdan jaringan
d. Diagnosa BBLR
perhatikan adalah :
e. Klasifikasi BBLR
b) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), bayi lahir 100-1500 gram
c) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat bayi kurang dari 1000
gram
32
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau di
SMK).
b) Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
kehamilanny (KMK)
a) Hipotermi.
b) Hipoglikemia.
c) Asfiksia, Sepsis.
d) Hiperbilirubinemia.
e) Trauma kelahiran.
f) Kelainan kongenital.
h) Pneumonia Aspirasi.
Semakin muda usia kehamlan semakin besar resiko jangka pendek dan jangka
panjang yang akan terjadi. Berikut ini adalah faktor – faktor yang berhubungan
dengan bayi BBLR secara umum (Atikah, Cahyo, 2017: 5-7), di antaranya :
1) Faktor Ibu
Penyakit
malaria, TORCH.
Ibu :
c) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
34
e) Kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah, yang ternyata lebih tinggi bila di bandingkan dengan bayi yang lahir
Sebab Lain :
a) Ibu perokok.
2) Faktor Janin
c) Disautonomia familial.
d) Radiasi.
f) Aplasia pancreas.
3) Faktor Plasenta
d) Infark.
4) Faktor Lingkungan
b) Terkena radiasi.
a) Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, gameli
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui
suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Menurut hasil
penelitian (Nur Rosmala, dkk, 2016) tentang analisis faktor resiko kejadian
berat badan lahir rendah (BBLR) di RSU Anutapura Palu. Faktor-faktor yang
a. Umur ibu
Menurut hasil penelitian (Azizah Elsa Nur, dkk, 2021) tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di
RSUD DR. Soekardjo di Tasikmalaya. Usia ibu yang < dari 20 tahun atau > 35
tahun lebih banyak terdapat pada kelompok control (20,4 %) di banding dengan
proporsi usia ibu > 20 tahun dan < 35 tahun. Kehamilan pada usia remaja < dari
zat gizi pada masa tubuh berkembang remaja sangat di butuhkan oleh tubuhnya
sendiri.
Kehamilan remaja dengan usia < dari 20 tahun mempunyai resiko seperti
antepartum. Selain ibu yang melahirkan dengan usia > 35 tahun tidak di
anjurkan dan sangat berbahaya, mengingat pada wanita yang hamil pada umur
yang lebih dari 35 tahun menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
Hal ini disebabkan karena munculnya masalah kesehatan kronis. Ibu berumur
> 35 tahun juga perlu energi yang besar karena fungsi organ yang semakin
b. Jarak kehamilan
kesehatan ibu dan merupakan faktor-faktor resiko terjadinya berat badan lahir
rendah (BBLR), tumbuh kembang bayi lebih lambat, pendidikan anak lebih
rendah dan nutrisi kurang. jarak kehamilan < 2 tahun dapat menimbulkan
pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat
persalinan karena keadan rahim belum pulih dengan baik. Ibu dengan kelahiran
terlalu dekat < 2 tahun akan mengalami peningkatan resiko terhadap kejadian
perdarahan pada trimester III, termasuk juka karena plasenta previa, anemia dan
yang sangat pendek dan jarak sangat penjangmenjadi faktor resiko terjdinya
iibu melahirkan BBLR, faktor resiko ibu hamil hubungannya dengan BBLR
38
didapatkan resiko relative 1,32 pada primipara dan resiko relative 1,48 pada ibu
c. Paritas
seorang ibu, baik pernah melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi.
dikatakan tinggi bila seorang ibu yang melahirkan anak ke empat atau lebih.
Seorang wanita yang sudah mempunyai 3 anak dan terjadi kehamilan lagi,
darah/anemia, terjadinya pendarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang
maupun melintang.
menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus hal ini akan
mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainya.
Molekul HB terdiri dari globin apoprotein dan empat gugus heme, suatu
molekul organik dengan satu atom besi. Hb adalah protein yang kaya akan zat
besi memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Melalui fungsi ini maka
39
Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen di dalam sel darah merah, yang
memberi warna merah pada sel darah merah (Atikah, 2018: 7).
Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat dan membawa O2 dari
keperluan seluruh sel tubuh akan oksigen tiap saat, yang jumlahnya besar,
senyawa ini tidak cukup untuk dibawa dalam keadaan terlarut secara fisik saja
di dalam air, yang dalam hal ini cairan serum. Kelarutan oksigen secara fisik di
dalam darah sangat dipengaruhi oleh tekanan parsial dari gas ini (PO2) serta
oleh suhu. Kedua faktor ini merupakan faktor lingkungan yang sangat mudah
akan oksigen dalam jumlah yang besar secara terus menerus, bila tubuh hanya
mengandalkan kedua faktor ini. Harus ada suatu mekanisme lain, yang sedikit
atau banyak membebaskan tubuh untuk membebaskan dari dari kedua faktor
status gizi ibu hamil. Kehamilan normal terjadi penurunan sedikit kon-sentrasi
tingginya kadar hemoglobin ibu hamil. Kadar hemoglobin ibu hamil yang tinggi
40
normal.
yang diterima secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0gr per 100
milimeter untuk wanita tidak hamil dan kurang dari 10,0gr per 100 milimeter
Anemia adalah kondisi medis di mana jumlah sel darah merah atau
pada laki-laki dan perempuan, untuk pria anemia di definisikan sebagai kadar
hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita kurang dari 12,0
curah jantung. Upaya ini meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan
memindahkan oksigen dan nutrisi yang cukup ke janin. Kadar HB yang tinggi
Menurut hasil penelitian Kamiliah dkk (2021) tentang anemia ibu hamil
dan efeknya pada bayi. Dampak yang mengkin terjadi pada ibu hamil yang
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi bayi yang lahir
dengan berat badan yang kurang dari 2500 gram. Bayi BBLR memiliki
tingkat kerentanan penyakit dan organ vital yang tingg saat lahir, pada tahun
6,2 %. Angka ini telah memenuhi target RPJMN 2019 yakni 8%, namun
begitu, dengan selisih angka yang kecil peningkatakan dapat terjadi dengan
diperhatikan.
3) Kelahiran Prematur.
37 minggu di dalam kandungan ibu, bayi yang lahir dengan ibu anemia
memiliki resiko 4,5% kali lebih tinggi lahir secara prematur dari ibu yang
tidak anemia.
42
4) Kematian Janin.
kandungan. Ibu dengan anemia memiliki resiko bayi lahir mati lebih tinggi
dari pada ibu yang tidak anemia, resiko ini juga menigkat jika ibu memiliki
bayi bertahan hidup dalam waktu kurang dari 28 hari setelah dilahirkan,
kasus kematian bayi baru lahir ditentukan oleh derajat keparahan anemia
yang diderita oleh ibu semaikin tinggi tingkat keparahannya maka semakin
tinggi resiko kematian bayi baru lahir ≤ 28 hari, resiko ini juga meningkat
jika ibu memiliki status gizi yang kurang (IMT ≤ 18 kg/m2), secara spesifik
jika ibu terkena anemia di trimester pertama maka resiko ini lebih tinggi di
gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah (BBLR), lahir
premature, sehingga bisa berdampak pada rendahnya status gizi pada bayi. Bayi
yang kekurangan gizi akan mengalami gangguan tumbuh kembang secara fisik,
mental, sosial, dan intelektual yang sifatnya menetap dan terus dibawa hingga
daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Menurut badan kesehatan dunia
WHO dan UNICEF terjadinya gagal tumbuh akibat kurang gizi pada masa bayi
43
Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan status gizi
ibu sebelum dan selama kehamilan, gizi yang terkandung pada seorang ibu pada
sedang dikandung. Bila gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil,
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat dengan berat badan
Seorang ibu hamil yang akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat
kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun, sampai saat ini
masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi, khususnya gizi kurang
seperti kurangnya energy kronis (KEK) dan anemia gizi. Anemia atau kurang
darah sering di kaitkan dengan kondisi lemah, letih dan lesu akibat kurangnya
kandungan zat besi di dalam darah. Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh
memerlukan zat besi dalam tubuh tinggi, seperti saat hamil, menyusui, masa
pertumbuhan anak dan balita dan pada masa puber. Sebab lainya adalah
2021:114).
Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai resiko kesakitan
yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan, disbanding dengan ibu
yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi yang
44
hidupnya. Selain itu juga akan mengakibat resiko kesakitan dan kematian bayi
kehamilan, kehamilan ganda, hipertensi dan anemia dengan kejadian bayi berat
badan bayi. Hasil penelitian ini di dukung dengan penelitian yang di lakukan
oleh (Darmayanti, dkk 2010) bahwa usia kehamilan < 37 minggu beresiko 12,7
diantaranya adalah diabetes melitus gestasional (DMG), cacar air, dan penyakit
infeksi TORCH. Penyakit DMG adalah peningkatan glukosa yang dimulai atau
baru ditemukan pada waktu hamil. Pada ibu akan meningkatkan risiko
makrosomi (Prawirohardjo, 2008). Dan hal yang beru dengan kehamilan seperti
45
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Sumber: Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Anak Pra Sekolah (Heryani, 2019: 496)
BAB III
HIPOTESIS
A. kerangkan Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin di teliti (Notoatmojo, 2012).
Adapun faktor yang berkaitan pada penelitian ini di bagi menjadi 2 variabel,
dalam penelitian ini adalah kadar hemoglobin (HB) dan paritas serta sebagai variabel
dependen berat badan bayi baru lahir. Faktor di atas di ambil oleh peneliti di
karenakan kejadian BBLR yang di sebabkan oleh variabel yang di sebutkan masih
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
46
47
tersebut dapat di ukur dengan menggunkan alat ukur (instrument). Definisi variabel
ini sangat penting agar pengukuran dan pengumpulan variabel tersebut tidak berubah-
rubah antara sumber data (Responden) yang satu dengan responden yang lain
(Notoatmodjo, 2012: 83). Definisi operasional dapat dilihat pada table 3.1 sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Definisi Operasional (DO)
C. Hipotesis
hipotesis ini di rumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel bebas dan
hipotesis ini merupakan pertanyan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo, 2018: 84).
1. Ada hubungan antara usia ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir di PKM
2. Ada hubungan antara kadar hemoglobin (HB) pada ibu hamil TM III dengan berat
3. Ada hubungan antara paritas ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir PKM
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah rancangan yang bersifat desktiptif analitik dengan
hemoglobin (HB) dan paritas dengan berat badan bayi baru lahir.
2024.
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti dan
memiliki sifat-sifat yang sama, populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil
yang akan melahirkan dan berat badan bayi baru lahir (BBL).
2. Sampel
teliti dan di anggap mewakili keseluruh objek. Pada penelitian ini sampel total
sampling yaitu seluruh ibu hamil yang akan melahirkan dan berat badan bayi
lahir (BBL).
49
50
D. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
2. Instrument Penelitian
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang di
badan ibu, penimbangan berat badan ibu, dan melakukan penimbangan berat
badan bayi 1 jam setelah lahir, dengan cara mencatat hasil pemeriksaan
penelitian ini di laksanakan pada bulan oktober 2023 - Juni 2024 di PKM
Singkut, yang di lakukan oleh peneliti sendiri dan di bantu oleh beberapa tim.
E. Pengelolahan Data
selanjutnya data tersebut di olah melalui tahap demi tahap sebagai berikut
lakukan peng kodean yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
2) Kode 0 = BBLR
2) Kode 0 = anemia
c. Paritas
3. Scorring
yang telah di beri kode, dan selanjutnya memberikan nilai dan bobot pada data
tersebut.
c. Paritas
masukkan kedalam software compute. Data yang telah di periksa dan di beri
F. Analisis Data
1. Analisi Univariat
yaitu umur ibu, jarak kehamilan, paritas, kadar hemoglobin (HB), status gizi ibu
hamil, usia kehamilan dan penyakit selama kehamilan serta varisbel dependen
yaitu berat badan bayi baru lahir yang merupakan data numerik.
53
2. Analisis Bivariat
hipotesa pada penelitian ini diterima yaitu adanya hubungan antara faktor-
faktor tersebut dengan kejadian berat badan bayi baru lahir di RSU Rimbo
Medika Jambi.
DAFTAR PUSTAKA
Andalas, 2014
Buku Goresan Tangan Spesialis Kandungan. Sibuku media. Yogyakarta: vi+306
hlm
Azizah Nur Elsa, dkk. (2021). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi berat
lahir rendah di RSUD DR SOEKARDJO Kota Tasikmalaya. Jurnal Komunitas
Indonesia 17 (1), 284-294
Evasari Erlyna, Nurmala Elsa, (2015). Hubungan umur, paritas dan status gizi ibu dengan
kejadian BBLR. Jurnal Obstretika Scientia, 4 (2).
Heriani, Camelia Rini, (2021). Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian berat
badan lahir rendah (BBLR). Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 14 (1). 116-
122
Indrasari Nelly, (2012). Faktor resiko pada kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR).
Jurnal Keperawatan, 8 (2). 114-123
Myles, 2009
Buku Ajar Bidan Myles, Ed.14. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: xv, 1055
hlm
Notoatmodjo, 2018
Metodelogi Penelitian Kesehatan, Penerbin Rineka Cipta. Jakarta:xix + 243 hlm
Nur Rosmala, dkk, (2013). Analisis faktor risiko kejadian beyi berat lahir rendah (BBLR)
di RSU Anutapura Palu. Jurnal Preventif, 7 (1). 1-64
Proverawati, 2018
Anemia dan Anemia Kehamilan. Penerbit Nuha Medika. Yogyakarta: xii 144
Purwanto Anjas Dwi, Wahyuni Chatarina Umbul. (2016), Hubungan antara usia
kehamilan, kehamilan ganda, hipertensi dan anemia dengan kejadian BBLR. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 4 (3), 349-359
Wahyuni Winda, dkk. (2020). Hubungan usia ibu, paritas dan kadar hemoglobin dengan
kejadian (BBLR) di RSU Siti Fatimah Provinsi Sumatra Selatan. Jurnal
Keperawatan Sriwijaya, 8 (2). 1-11.