Anda di halaman 1dari 10

EPIDURAL HEMATOM

EDH : terkumpulnya darah antara durameter dan tengkorak. EDH


dapat terjadi dalam kepala atau dalam spinal
Dari kasus cedera kepala 2% adalah EDH, 5-15% pd kasus ckb
EDH dapat bersifat akut atau kronik.
 akut 58%,
 subakut 31%,
 kronik 11%.
EPIDEMIOLOGI : Di USA, EDH 2% kasus ( hampir 40.000 kasus /
tahun , laki-laki : wanita = 4:1. jarang pada anak < 2 thn & > 60 thn.
Angka Morbiditas & Mortalitas
 Morbiditas & Mortalitas : 5 - 50%.
 Tingkat kesadaran awal terhdp operasi berkorelasi dg rerata
angka kematian
 0 % untuk penderita yang sadar
 9% untuk penderita yang mengantuk
 20% untuk penderita yang koma.
 EDH bilateral mortalitas rata-rata 15-20%
 EDH pada fossa posterior mortalitas rata-rata 26%.
PATOFISIOLOGI
 Sering terjadi ditemporal bila salah satu cab A.meningea
media robek bila fraktur di daerah tsb
 Dapat di daerah frontal atau oksipital
 Hematoma >> ditemporal à tekanan pada lob temporalis
otak kearah bawah & dalam à bag med lobus mengalami
herniasi di bawah pinggiran tentorium à timbulnya tanda-
tanda neurologi.
 Tekanan dari herniasi unkus pd sirkulasi arteria di formatio
retikularis di medulla oblongata àhilangnya kesadaran
 Terdapat nuclei saraf cranial ketiga (okulomotorius).
Tekanan à dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata.
 Tekanan pada lintasan kortikospinalis yang berjalan naik
pada daerah ini àkelemahan motorik kontralateral,
hiperefleks & tanda babinski positif.
 Makin membesarnya hematoma, maka seluruh isi otak akan
terdorong kearah yang berlawanan à TIK yang besar.

Dekompresi Emergensi
 Lakukan burr hole.
 Pada pasien dg penurunan kesadaran yg cepat dg klinik
adanya ancaman herniasi
 Lakukan burr hole pada sisi yang pupilnya dilatasi, burr hole
2 jari dari tragus telinga dan 3 jari di atas tragus telinga.

Operasi di lakukan bila terdapat :


 Volume hematom > 30 ml ( pustaka lain > 44 ml).
 Keadaan pasien memburuk.
 Pendorongan garis tengah > 3 mm
Indikasi operasi di bidang bedah saraf adalah untuk life saving dan
untuk fungsional saving. Jika untuk keduanya tujuan tsb maka
operasinya menjadi operasi emergenci.
Indikasi untuk life saving adalah jika lesi desak ruang bervolume :
 > 25 cc à desak ruang supra tentorial
 > 10 cc à desak ruang infratentorial
 > 5 cc à desak ruang thalamus
Sedangkan indikasi evakuasi life saving adalah efek masa yang
signifikan :
 Penurunan klinis
 Efek massa dengan volume > 20 cc dengan midline shift > 5
mm dengan penurunan klinis yang progresif.
 Tebal epidural hematoma > 1 cm dengan midline shift > 5
mm dengan penurunan klinis yang progresif.

Prognosis tergantung pada :


 Lokasi ( infratentorial lebih jelek )
 Besar
 Kesadaran saat masuk kamar operasi.
Jika ditangani dg cepat prognosis baik, karena kerusakan otak
secara menyeluruh dapat dibatasi.
Angka kematian berkisar antara 7-15%
Angka kecacatan 5-10%
Prognosis sangat buruk pada pasien yang mengalami koma sebelum
operasi.
VOLUME HEMATOME
4/3 x 22/7 x 1/2 (diameter maksimal x tinggi) x jumlah foto hematom cc
= 4,19 x 1/2 .....

Weaning
1. GCS > 8
2. Fi O2 40 - 50 %
3. Rasio PO2/Fi O2 > 300
4. RR turunkan 2 poin/20 mnt spi 4 mnt

TRIAS CUSHING PD TIK


 hipertensi
 bradipnea
 bradikardia => ADO tetap rendah

CRANIOTOMY :
 fr depresif terbuka cranium
 Luka tembus cranium
 Prolapsus cerebri / herniasi
 Hematoma Intra Cranial
 TRAUMA TERTUTUP
- Fr impresif (depressed fr)
- Perdarahan Epidural
- Perdarahan Subdural
- Perdarahan Intracerebral
- Operasi decompresi mis. Pd contusio brt & edem cerebri
 TRAUMA TERBUKA
- Perlukaan craniocerebral : tdpt luka kulit, fr multiple, dura
yg robek dg lacerasi otak
- Liquorhoea
- Pneumoencephali
- Corpus Alienum
- Luka tembak
KRITERIA INTUBASI : (manual neuroanesthesia 1989, Sperry RJ et al)
 gcs < 8
 rr irregular atau rr < 10 or > 40/mnt
 tidal vol < 3,5 ml/kgbb
 vital capacity < 15 ml/kgbb
 PaO2 < 70 mmhg
 PaCO2 > 50 mmhg

GLASGOW COMA SCALE (GCS) :


EYE :
- Spontan 4
- Thd suara 3
- Thd nyeri 2
- Tidak ada 1

MOVEMENT :
- Ikut perintah 6
- Melokalisir nyeri 5
- Flexi nomal 4
- Flexi abnormal (decortikasi) 3
- Extensi abnormal (decerebrasi) 2
- Tidak ada (flacid) 1

VERBAL :
- Berorientasi baik 5
- Bicara kacau 4
- Kata2 tak teratur 3
- Suara tak jelas 2
- Tidak ada 1
GLASGOW COMA SCALE (GCS) PADA ANAK :
Respon membuka mata :
- Spontan 4
- Atas perintah 3
- Rangsang nyeri 2
- Tidak ada respon 1

Respon motorik :
- Bergerak spontan 6
- Melokalisir nyeri 5
- Gerakan menghindar 4
- Flexi abnormal (decortikasi) 3
- Extensi abnormal (decerebrasi) 2
- Tidak ada respons (flacid) 1

RESPON VERBAL :
- Kata2 yg tepat, senyum 5
- Menangis (msh dpt dibujuk) 4
- Menangis trs menerus 3
- Sgt gelisah (restless), agitasi 2
- Tidak ada respon 1

RESULTS : 14 - 15 : Ringan
9 - 13 : Sedang
<9 : Berat

CHILDREN COMA SCALE :


Aktifitas Okuler :
- Mengikuti/mengejar 4
- Pupil reaktif & otot extraokuler utuh 3
- Pupil fixed & ggn otot extraokuler 2
- Pupil fixed & kelumpuhan otot ex okuler 1

AKTIFITAS LISAN :
- Menangis 3
- Bernafas spontan 2
- Apneu 1
AKTIFITAS MOTORIK :
- Flexi & Extensi 4
- Menarik krn rangsang nyeri 3
- Hipertonik 2
- Flacid 1

SCALA COMA Pd bayi


MEMBUKA MATA :
- Spontan 4
- Thd suara 3
- Thd nyeri 2
- Tidak ada 1

LISAN
- Mengoceh 5
- Menangis sedih 4
- Menangis krn sakit 3
- Mengerang krn sakit 2
- Tidak ada 1

MOTORIK
- Gerakan spontan normal 6
- Menarik krn sentuhan 5
- Menarik krn sakit 4
- Flexi abnormal 3
- Extensi abnormal 2
- Tidak ada 1

DIFUSE AXONAL INJURY (DAI)


RINGAN :
1. Koma berakhir < 24 jam
2. Sembuh dg ggn memori ringan

SEDANG
1. Koma sampai 1 minggu
2. Gerakan motorik tak terarah
3. Sembuh dg ggn motorik ringan
4. Sembuh dg ggn motorik sedang
BERAT :
1. Koma > 1 minggu
2. Tanda2 ggn batang otak yg nyata
3. Ggn fungsi otonom (hipertensi, hiperhidrasi, hiperpirexia)
4. 50 %  mati
5. Bila sembuh gangguan motorik berat  ggn memory nyata

DAI tipe I :
 Koma < 6 jam
 Tidak ada mid line shape

DAI tipe II :
 Koma > 6 jam
 Tanpa kelainan sistemik
 Mid line shape < 5 mm
DAI tipe III :
1. Koma > 6 jam
2. Dengan kelainan sistemik
3. Mid line shape > 5 mm

TRIAS CUSHING
1. Hipertensi
2. Bradikardi
3. Nafas cepat
Dapat disertai demam / hipertermia

MANITOL
INDIKASI :
1. Oedem cerebri
2. Herniasi acut yg akan craniotomi
- Perubahan kesadaran
- Pupil anisokor
- Hemiparese
- Decortikasi / decerebrasi
- GCS turun cepat > 2 point
3. Untuk menaikkan tekanan darah
DOSIS :
1. 1 gr/kgBB dlm sediaan 20 %
(20 gr/dl  100 cc)
1. Mis : BB 50 kg  50 gr  250 cc
1. Dr. Ed : 150 cc  2 x 1 (tts cpt)
2. Lasix 1 ml/kgBB (1 amp=40 ml)

KONTRA INDIKASI :
1. SDH
2. TD < 100 mmHg (Hipotensi)
3. Nefrotoksik
Difus Injury berdasarkan CT Scan
Category Initial CT findings
Diffuse Injury I No vissible pathology
Diffuse Injury II Cisterns are present; midline shift < 5mm
and/or lesion densities present, no high or
mixed density lesion > 25 ml, may include
bone fragmens and foreign bodies
Diffuse Injury III (swelling) Cisterns are compressed or absent midline
shift 0-5 mm, no high or mixed density
lesion > 25 ml
Diffuse Injury IV (Shift) Midline shift > 5 mm, no high or mixed
density lesion > 25 ml
Evacuated mass Any lesion surgically evacuated
Nonevacuated mass High or mixed density lesion > 25 ml, not
surgically evacuated

Difus Injury berdasarkan CT Scan


 Kesadaran menurun (GCS<15).
 Ada Skull Fraktur .
 Nyeri kepala hebat dan muntah menetap.
 Cedera penetrasi.
 Kejang.
 Defisit neurologi (lateralisasi).

Indikasi Rawat Inap:


• CT Scan tidak ada
• CT Scan abnormal
• Semua cedera tembus
• Riwayat hilang kesadaran >15’
• Kesadaran menurun
• Sakit kepala sedang-berat
• Intoksikasi alkohol/obat
• Fraktur tengkorak
• Rhinorea/Otorea
• Cedera multipel bermakna
• Amnesia
• Tidak ada keluarga di rumah
• Tidak mungkin kembali ke RS segera
Penatalaksaan TC secara umum
• Observasi GCS dan Tanda Vital (T,N,R,S)
• Head up 300
• O2 lembab 4-6 liter/m
• IVFD NaCl 0,9% (30-40cc/kgBB perhari)
• Antibiotik (Ceftriaxone)
• Analgetik (Tramadol)
• Antagonis H2 reseptor (Ranitidin)
• K/P : Manitol, Anti Konvulsan
• Pasang NGT,Kateter
• Penunjang :
 Nutrisi.
 Atasi hipertermia.
 Mobilisasi dini/fisioterapi.
Penatalaksanaan TTIK
Terapi Konservatif:
 Posisi : Head up 30 0.
 Hiperventilasi ringan 15-30 menit
 Mild hipothermi
 Manitol 20% dosis 0,25 - 2 gr/Kg BB/kali pemberian tiap 4 – 6 jam.
 Barbiturate (thiopentone)
Terapi operatif
• Craniotomi evakuasi
• Diversi LCS
• Dekompresi

Indikasi operasi :
• Depressed fraktur > 1 tabula
• Midline shift > 5mm
• Perdarahan Intrakranial (EDH/SDH/ICH) > 25cc
• Cedera penetrasi

Anda mungkin juga menyukai